Anda di halaman 1dari 21

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN

Oleh:
Ir. Retno Bandriati Arni Putri, M.S.
dkk

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga buku petunjuk praktikum Teknologi Kultur Jaringan dapat tersusun. Buku petunjuk
praktikum Teknologi Kultur Jaringan ini bermanfaat sebagai buku acuan pelaksanaan
praktikum kultur jaringan tanaman. Buku ini berisi mengenai hal-hal dasar tentang
pelaksanaan praktikum serta beberapa landasan teori yang perlu diperhatikan dalam
praktikum Teknologi Kultur Jaringan. Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Teknologi Kultur Jaringan dasar tanaman.
Penulis menyadari bahawa buku petunjuk praktikum Teknologi Kultur Jaringan
tanaman ini masih jauh sempurna, sehingga untuk perbaikan penyusunan berikutnya penulis
minta saran serta kritik demi perbaikan buku ini. Akhir kata penulis berharap buku petunjuk
praktikum Teknologi Kultur Jaringan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan pihak-pihak
yang membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2022


Penulis

Ir. Retno Bandriati Arni Putri, M.S.


TIM KULTUR JARINGAN

Tim Dosen Kultur Jaringan:

Ir. Retna Bandriyati Arni Putri, M.S.


Prof. Dr. Ir. Endang Yuniastuti, M.Si.
Prof. Dr. Ir. Nandariyah, M.S.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.
Prof. Dr. Samanhudi, S.P, M.Si. IPM.
Dr. Muji Rahayu, S.P., M.P.
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc.
Ir. Sukaya, M.Si.
Andriyana Setyawati, S.P., M.P., Ph.D.

Tim Co-Assisten Kultur Jaringan:

Agustina Melani Widyowati


Amalia Nuril Firdaus
Christian Ardianto Wibowo
Jeffrizal Muhammad Fauzian
Lintang Astri Widowati
Muhammad Luthfi Akbar
Nia Gusniar
Novia Rahma Azzahra
Randy Prasetya Hartono
Triana Diah Nur Laili
Ulum Wiuda

Laboran:

Wangi Satutik
Joko Prihanto
ACARA I
PENGENALAN LABORATORIUM DAN STERILISASI ALAT

A. Pendahuluan

Menurut A Shornby, laboratorium adalah ruangan atau bangunan yang digunakan


untuk kegiatan penelitian ilmiah, eksperimen, pengujian, dll. Kultur jaringan adalah suatu
metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan, organ
serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik untuk beregenerasi menjadi tanaman baru
(Nursyamsi 2010). Teknik kultur jaringan menekankan lingkungan yang sesuai dan steril
agar eksplan dapat tumbuh dan berkembang. Laboratorium kultur jaringan memerlukan
kondisi aseptisitas yang sangat tinggi. Setiap tahapan atau prosedur dalam teknik kultur
jaringan juga harus dalam kondisi aseptik. Oleh karena itu, seluruh ruangan di dalam
laboratorium hendaknya dalam keadaan steril, terutama ruangan penanaman dan ruangan
inkubasi.
Cara meminimalisasi terjadinya kontaminasi pada laboratorium kultur jaringan
sebaiknya tempat ini dibangun di tempat yang memiliki udara bersih dan jauh dari
polutan. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya memiliki pembagian ruangan yang
berbeda karena dalam setiap tahapannya memiliki kondisi sterilisasi yang berbeda pula.
Ruangan-ruangan pada laboratorium kultur jaringan menghendaki beberapa ruangan
standar, namun dalam kenyataannya selalu dilakukan rnodifikasi sesuai kondisi.
Laboratorium Kultur Jaringan terdiri dari ruangan-ruangan yang dipisahkan
berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan (preparation area), ruang penanaman
(transfer area), dan ruang pertumbuhan/penyimpanan (growing area). Seberapa pun
luasnya laboratorium, ketiga ruang tersebut harus ada. Ketiga ruang di atas juga harus
terpisah dari kebun bibit dan green house untuk menghindari masuknya kontaminasi ke
dalam ruang kultur (Hartman et al. 1997).

B. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui ruang kerja dan alat–alat dalam laboratorium kultur jaringan.
b. Mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat kaca seperti
botol kultur, petridish, erlenmeyer.
C. Ruang Kerja dalam Laboratorium Kultur Jaringan
1. Ruang Persiapan
Ruang persiapan merupakan ruangan yang digunakan untuk persiapan dan
sterilisasi, penyimpanan alat–alat laboratorium, serta membersihkan alat–alat
laboratorium seperti petridish, gelas ukur, erlenmeyer, dll. Ruangan ini biasanya
dilengkapi dengan bak pencuci beserta saluran air dan lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan larutan stok atau larutan kimia. Terdapat alat–alat lain
seperti timbangan analitik, hot plate stirer, oven, autoclave, pH meter, dll.
2. Ruang Penanaman

Ruang penanaman merupakan ruangan yang memerlukan kondisi aseptisitas


yang tinggi. Ruang penanaman digunakan untuk inisiasi dan sub kultur yang
dilakukan dengan kondisi steril di dalam lemari kaca atau biasa disebut dengan
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC). Setiap melakukan kegiatan dalam LAFC
dianjurkan untuk mengenakan pakaian dan jas laboratorium yang bersih dan selalu
mensterilkan dengan alkohol.
3. Ruang Penyimpanan/Inkubasi

Ruang penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan hasil kultur yang


dilengkapi dengan lampu sebagai sumber cahaya dan temperatur yang terkontrol.
Ruangan ini biasanya berbentuk rak–rak yang terbuat dari kaca untuk meletakkan
botol – botol kultur hasil dari penanaman yang dilakukan di LAFC.
D. Alat–alat dalam laboratorium

1. Alat dan bahan untuk penanaman :


▪ Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
▪ Lampu bunsen
▪ Petridish
▪ Botol-botol kultur
▪ Peralatan diseksi, yaitu pinset besar/kecil, pisau scalpel, mata pisau, gunting
eksplan
▪ Sprayer
▪ Kertas buram
▪ Tissue
▪ Plastik wrap
2. Alat dan bahan untuk pembuatan media :
▪ Timbangan Analitik
▪ Botol kultur
▪ Hot plate stirer
▪ Magnetik stirer
▪ pH meter
▪ Erlenmeyer
▪ Pipet
▪ Kertas label
▪ Larutan stok
▪ Aquadest
▪ Gula
▪ Agar-agar
▪ NaOH 1N dan HCL 1N
3. Alat dan bahan untuk sterilisasi :
▪ Autoklaf: digunakan untuk sterilisasi media
▪ Oven: digunakan untuk sterilisasi dan menyimpan alat–alat diseksi seperti pinset,
pisau scalpel, gunting, petridish, kertas buram, dan tissue
▪ Alkohol: digunakan untuk sterilisasi diri dan alat
ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN MEDIA KULTUR DAN STERILISASI BAHAN

A. Pendahuluan

Teknik kultur jaringan yang paling penting dilakukan adalah sterilisasi alat dan
pembuatan media kultur. Sterilisasi adalah usaha membebaskan bahan dan alat dari
mikroorganisme. Media kultur yang tepat yaitu yang mengandung nutrisi atau zat-zat
yang diperlukan oleh eksplan untuk petumbuhan dan perkembangan jaringan.
Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik penumbuhan bagian tanaman berupa
potongan jaringan atau organ tanaman yang dipisahkan dari lingkungan alami dalam
suatu media buatan secara aseptik (Ayabe dan Sumi 1998, AboEl. Nil 1977). Apabila
eksplan yang berupa potongan sel, jaringan, atau organ dapat beradaptasi dengan baik
pada media buatan maka eksplan tersebut akan mampu mengadakan proliferasi sel dan
tumbuh menjadi tanaman baru yang utuh atau membentuk plantlet. Hal ini sesuai dengan
teori sel Schleiden dan Schwann (1838-1939) yang menyatakan bahwa sel merupakan
unit biologis terkecil yang mempunyai totipotensi atau kemampuan untuk dapat
berdiferensiasi membentuk tanaman utuh.
Prinsip teknik kultur jaringan, bahan, dan peralatan yang digunakan harus pada
keadaan steril. Hal ini dapat disebabkan karena peralatan yang tidak steril kemungkinan
akan menjadi sumber kontaminasi sehingga dapat menggagalkan proses kultur jaringan.
Tindakan sterilisasi dilakukan minimal ± 45 menit. Selain formalin yang dapat digunakan
untuk sterilisasi adalah alkohol 70%. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur
jaringan yang dilakukan di tempat steril, yaitu di laminar air flow dan menggunakan alat-
alat yang juga steril. Sterilisasi terdiri dari dua macam, yaitu sterilisasi peralatan dan
media kultur jaringan dan sterilisasi eksplan atau bahan tanam. Sterilisasi peralatan kultur
dapat menggunakan autoklaf. Peralatan yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam
autoklaf selama ± 45 menit sebelum digunakan.

B. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan larutan media kultur jaringan
b. Mengetahui ruang kerja dan cara setrilisasi alat–alat dalam laboratorium kultur jaringan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Peralatan untuk penanaman eksplan, meliputi :
▪ Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), lengkap dengan lampu bunsen yang berisi
spirtus.
▪ Petridish dan botol-botol kultur.
▪ Peralatan diseksi, yaitu pinset besar/kecil, pisau scalpel, gunting eksplan.
▪ Alat-alat penanaman, yaitu petridish dan peralatan diseksi dibungkus dengan
kertas, kemudian disterilisasi di dalam autoklaf pada tekanan 1,5 kg/cm2
selama 45 menit. Setelah disterilisasi, alat-alat tersebut disimpan di dalam
oven.
b. Peralatan untuk pembuatan media, meliputi :
▪ Timbangan Analitik
▪ Botol kultur
▪ Hot plate stirer
▪ Magnetik stirer
▪ pH meter
▪ Erlenmeyer
▪ Pipet
▪ Kertas label
D. Cara Kerja
1. Pembuatan Media
Media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan
tanaman secara kultur jaringan. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.
Contohnya komposisi Knudson C (1946), Heller (1953), Nitsch dan Nitsch (1972),
Gamborg dkk. B5 (1976), Linsmaier dan Skoog-LS (1965), Murashige dan Skoog-
MS (1962) serta woody plant medium-WPM (Lloyd dan McCown 1980). Komponen
media kultur yang lengkap sebagai berikut :
▪ Air distilata (akuades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solven.
▪ Hara-hara makro dan mikro.
▪ Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi.
▪ Vitamin, asam amino dan bahan organik lain.
▪ Zat pengatur tumbuh.
▪ Suplemen berupa bahan-bahan alami, jika diperlukan.
▪ Agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media (Yusnita 2004).
- Langkah-langkah pembuatan media MS (1 liter) adalah sebagai berikut :
a. Letakkan glass beaker ke atas hot plate stirrer
b. Masukkan magnetic stirrer ke dalam glass beaker
c. Tuangkan aquadest ke dalam glass beaker secukupnya
d. Nyalakan stirrer dan atur kecepatannya
e. Memasukkan larutan stok dan ZPT dengan takaran seperti berikut :
1) Stok Makro = 50 ml/L
2) Stok Mikro = 10 ml/L
3) Stok Vitamin = 50 ml/L
4) Stok Fe-EDTA = 50 ml/L
5) ZPT
a) BAP 2 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 ppm = 1000ml . 2 ppm
V1 . 100 = 2000
V1 = 20 m/L
f. Menimbang gula sebanyak 30 g/L, kemudian masukkan ke dalam glass beaker
hingga gula larut
g. Matikan stirrer
h. Menambahkan aquadest hingga volume yang diinginkan
i. Menyalakan stirrer
j. Mengukur pH hingga bernilai 6,2
Menaikkan nilai pH → ditambahkan NaOH
Menurunkan nilai pH → ditambahkan HCL
k. Menimbang agar-agar sebanyak 8 g/L, kemudian masukkan ke dalam glass
beaker
l. Nyalakan pemanas pada hot plate stirrer, tunggu hingga mendidih
m. Menuangkan larutan media ke dalam botol kultur kemudian tutup botol
n. Sterilisasi media dengan autoclave
o. Menyimpan media pada rak penyimpan media yang bertujuan untuk
mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
ACARA III
INISIASI

A. Pendahuluan

Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril,
ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Dasar teori yang digunakan adalah teori
totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann, yang menyatakan bahwa teori
totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, apabila
dibudidayakan di dalam media yang sesuai, dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak normal melalui
biji atau spora (Supriatun 2011). Keuntungan penggunaan kultur jaringan diantaranya
adalah dapat menghasilkan bibit yang banyak dan seragam dalam waktu singkat dengan
penggunaan ruangan yang sedikit. Selain itu juga memungkinkan untuk memperoleh
bibit yang bebas penyakit. Menurut Gunawan (1992), organogenesis adalah proses
perkembangan pucuk atau akar adventif dari dalam sel-sel tanaman tersebut.
Salah satu teknik alternatif untuk memperoleh bibit yang baik dan dapat
dikembangkan secara luas di Indonesia dengan harga murah adalah teknik kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkan dalam kondisi
aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap kembali.

A. Tujuan Praktikum
Praktikum Teknologi Kultur Jaringan acara Inisiasi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara sterilisasi dari bahan Inisiasi
2. Mengetahui cara penanaman/inisiasi dari berbagai eksplan
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. LAFC (Laminar Air Flow Cabinet)
b. Lampu bunsen
c. Botol kultur
d. Petridish
e. Pinset
f. Pisau scalpel yang dilengkapi dengan mata pisau
g. Sprayer
h. Kertas buram
i. Tissue
j. Plastik wrap
2. Bahan
a. Eksplan :
1) Kultur organ: Lidah Mertua (Sansevieria)
b. Media kultur MS dan ZPT (BAP 2 ppm)
c. Clorox 100%
d. Aquadest steril
e. Spirtus
f. Detergen
g. Alkohol 70%
C. Cara kerja
1. Kultur organ: Lidah Mertua (Sansevieria)
a. Mempersiapkan eksplan Sansevieria
b. Sterilisasi eksplan
1) Potong bagian tanaman Sansevieria yang akan digunakan (daun) dan bersihkan
dari kotoran.
2) Cuci eksplan menggunakan detergen lalu bilas dengan air mengalir hingga bersih.
3) Bilas menggunakan aquadest.
4) Masukkan ke dalam botol untuk ditanam di dalam LAF.
c. Penanaman eksplan Sansevieria
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan serta membersihkan LAF.
2) Eksplan yang telah steril diletakkan di dalam LAF.
3) Merendam eksplan ke dalam aquadest steril.
4) Mengambil eksplan lalu masukkan ke dalam clorox 100% dan rendam hingga
bekas potongan berubah menjadi layu.
5) Mengangkat lalu letakkan pada petridish.
6) Memotong eksplan dengan ukuran 1 cm.
7) Tanam eksplan pada media di dalam botol kultur dengan posisi vertikal dengan
salah satu sisi potongan atau luka ditancapkan di media, lalu tutup dan bungkus
dengan plastic wrap dan diberi label.
d. Pemeliharaan bahan tanam
1) Menempatkan botol-botol media bersisi eksplan di rak-rak kultur.
2) Melakukan penyemprotan botol-botol kultur dengan alkohol 2 hari sekali untuk
mencegah kontaminasi.
ACARA IV
SUBKULTUR

A. Pendahuluan
Subkultur adalah usaha untuk mengganti media tanam kultur jaringan dengan media
yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus atau protokormus dapat
terpenuhi. Subkultur merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan tanaman melalui
kultur jaringan. Pada dasarnya subkultur memotong, membelah dan menanam kembali
eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Pada
dasarnya subkultur merupakan tahap kegiatan yang relatif mudah dibandingkan dengan
kegiatan lain dalam kultur jaringan. Subkultur dilakukan karena beberapa alasan berikut:
1. Tanaman sudah memenuhi atau sudah setinggi botol.
2. Tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga pertumbuhannya berkurang.
3. Tanaman mulai kekurangan hara.
4. Media dalam botol sudah mengering.
Subkultur merupakan suatu cara agar tanaman yang dikulturkan tetap mendapatkan
pasokan nutrisi dan sumber energi yang dibutuhkan. Keadaan ini sangat dibutuhkan agar
tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik yang akhirnya dapat
diaktimalisasi ke lingkungan. Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman
yang dikulturkan. Setiap tanaman memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuh yang
berbeda-beda. Sehingga cara dan waktu subkultur juga berbeda-beda. Tanaman yang
harus segera atau relatif cepat di subkultur adalah jenis pisang-pisangan, alokasia,
anggrek, dan sebagainya.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik memindahkan atau subkultur tanaman secara in vitro pada kultur
jaringan anggrek dan Nephentes.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan subkultur pada anggrek dan Nephentes
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. LAFC
b. Lampu bunsen
c. Petridish
d. Botol kultur
e. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau scalpel yang dilengkapi
dengan mata pisau
f. Kertas buram
g. Tissue
h. Plastik wrap
2. Bahan
a. Planlet
1) Nephentes spp.
b. Media kultur
c. Alkohol 70%
d. Spirtus
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan dan memasukkan alat dan bahan ke dalam LAFC
2. Lakukan subkultur (dilakukan dalam LAFC)
a. Mengeluarkan eksplan kultur Nephentes spp. pada petridish.
b. Membersihkan eksplan dari media yang ada, akar pada eksplan tidak boleh
dihilangkan hanya dibersihkan dari bagian yang mati.
c. Memotong batang eksplan dari pangkal batang keatas dengan ukuran 2 cm.
3. Penanaman eksplan
a. Membuka plastik botol media kultur.
b. Mengambil eksplan dan menanamnya di media subkultur dengan pinset. Satu botol
kultur diisi 3-5 tanaman. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
c. Selama penanaman, mulut botol harus dekat api untuk menghindari kontaminasi.
d. Tutup dan bungkus dengan plastic wrap dan diberi label.
4. Pemeliharaan
a. Botol media berisi eksplan ditempatkan di rak kultur.
b. Lingkungan di luar botol harus dijaga suhu, kelembaban, dan cahayanya.
c. Penyemprotan botol-botol kultur dengan alkohol dilakukan 2 hari sekali untuk
menjaga dari kontaminasi.
5. Pengamatan selama 2 minggu, yang diamati:
a. Saat muncul akar, tunas, daun, dan kalus (HST), diamati setiap hari.
b. Jumlah akar, tunas, dan daun diamati satu minggu sekali.
c. Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus), dilakukan pada akhir pengamatan.
d. Presentase keberhasilan dilakukan pada akhir pengamatan.
ACARA V
AKLIMATISASI

A. Pendahuluan

Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi perbanyakan bibit sehingga


dalam waktu singkat diperoleh bibit dalam jumlah banyak (Rossa et al. 2011). Kultur
jaringan tanaman merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman, baik
berupa sel, jaringan maupun organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Teknik ini
mampu memperbanyak tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif singkat.
Oleh karena itu, perbanyakan anggrek dengan teknik kultur jaringan memiliki potensi
untuk dikembangkan.
Tahap akhir yang dilakukan setelah menanam eksplan dalam botol (in-vitro)
yaitu tahap aklimatisasi planlet. Aklimatisasi adalah memindahkan planlet dari
lingkungan yang terkendali (dalam botol) ke lingkungan yang tidak terkendali
(lapang). Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet ke media aklimatisasi
dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan nisbi tinggi, kemudian secara
berangsur-angsur kelembapannya diturunkan dan intensitas cahayanya dinaikkan
(Yusnita 2003). Tahap ini merupakan tahap yang kritis karena kondisi iklim di rumah
kaca atau rumah plastik dan di lapangan sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol
kultur.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik aklimatisasi pada tahapan akhir dari kultur jaringan.
2. Meningkatkan pemahaman dan memberikan ketrampilan melakukan aklimatisasi
planlet.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pot atau cup plastik
2. Bahan
a. Planlet Anggrek
b. Media tanam berupa mos spagnum dan arang kayu.
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan media tanam untuk aklimatisasi dengan mos spagnum dan arang
kayu dengan perbandingan 2:3 pada pot (gelas plastik) sesuai kebutuhan.
2. Mengeluarkan planlet Anggrek dari dalam botol dengan hati-hati.
3. Membersihkan planlet dari sisa – sisa media sampai bersih, dicuci dengan
menggunakan air bersih.
4. Merendam planlet Anggrek pada larutan bakterisida dan fungisida selama 10
menit. Kemudian planlet dikeringkan.
5. Tanam planlet pada media yang sudah disiapkan.
6. Menyimpan hasil aklimatisasi di screen house.
7. Pemeliharaan hasil aklimatisasi dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari.
8. Pengamatan dilakukan selama satu bulan.
FORMAT LAPORAN
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
I. PENGENALAN LABORATORIUM DAN ALAT
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Hasil ......................................................................................................
1. Tabel Pengenalan Alat di Laboratorium Kultur Jaringan ...................
2. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
II. PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
III. INISIASI TANAMAN
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan pustaka ....................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
IV. SUB KULTUR
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
V. AKLIMATISASI
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR KELOMPOK KULTUR JARINGAN

KELOMPOK 30 KELOMPOK 31 KELOMPOK 32 KELOMPOK 33 KELOMPOK 34


Desy Fitriana Lintang Prima C Yuslana Devinta Ilmi Khoirunisa Hamida Rahmawati
Zul Afifa
Rianisa `Ashafira Miftakhul Aulia I Lindia Thien R Yunitadewi Safila Safinatunnajah
Nilna Amanatul
Safrilla Rahma M Alfida Neelam Kkn Aulia Nugrahani M Illiyyin Putuhana
Vannisa Diva
Septiana Rizka S Pradita Anggun C Fahdilah Cahya N Azzmi Shabira Yulistania
Windasari A Siva Aisyah Azzuri Dinda Salma F Siskana Bernike Endah Pratiwi
Fiqi Zalekha
Rahma Eka K Mughofir Oviza

KELOMPOK 35 KELOMPOK 36 KELOMPOK 37 KELOMPOK 38 KELOMPOK 39


Nafa Eka
Salma Nur Fa Afradila Rohmah Awanda Elrita P Setiawati Alfiatus Sa`Diyah
Emilia Dian Ghina Cintantya
Arlisa Sevaratya Fatimatuzzahra R Shafira Pm Viana Ismara
Rahmita Kamila Fadhila Tsintana
M Dhiya' Choirunnisa Tina Safitri Arinda Brilian T Salsabiila
Sukarti Sakti Nafi Satur
Malvin Prima S Gracia Cita C Utari Rohmah Tasya Umi Pertiwi
Luluk Sri Javita Muhammad Ilham
A Anggraheni Dewi S Maulana Panca W F Lukluk Nur Hidayah
Ikhsan Adi
Ariyono Nathania Almira C Deva Fitriana Cn

KELOMPOK 40 KELOMPOK 41 KELOMPOK 42 KELOMPOK 43 KELOMPOK 44


Imanda Fadhilah
U Alifia Sausan Shafira Nurul Lulu F Qorisha Lutfia P Hilmi Uulul Azmi
Nur Isna Aprilia Fitria Iga Mawarni Ayu Nawang W Chusnunnia Niken Renawati
Hasna Azkia M Alya Febriyanti N Dewi Oktaviyani Irbah Tuhfahillah Andinawati Dwita K
Amelia Uswatun
Miftah Nur H Rizka Dwi Agustina Mirsyaffi Thahira K Fajria Ayuni Perwita
Farah Khalisha Meiriana Nur
Putri Sintiya Tri Handayani Bahtiar Arddun A Elisa Hidayatul C Maulida
DAFTAR NAMA COASS KULTUR JARINGAN
No. Nama NIM NO HP KELOMPOK
1. Agustina Melani Widyowati H0719002 089654740653 30
2. Amalia Nuril Firdaus H0719009 087836451641 31
3. Christian Ardianto Wibowo H0719044 081228544583 32
4. Jeffrizal Muhammad Fauzian H0719097 081326051259 33
5. Lintang Astri Widowati H0719109 081392265470 34
6. M. Lutfi Akbar H0719129 081383734839 35
7. Nia Gusniar H0719135 085735992192 36
8. Novia Rahma Azzahra H0719136 088239167675 37, 41
9. Randy Prasetya Hartanto H0719152 0895363105886 38, 42
10. Triana Diah Nur Laili H0719180 085236107842 39, 43
11. Ulum Wiuda Rachmawati H0719181 081225751713 40, 44

JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM


No. Kegiatan Oktober November
2022 2022
Minggu ke- Minggu ke-
I II III IV V I II III IV V
1. Asistensi
2. Pengenalan Laboratorium dan Alat
3. Pembuatan Larutan STOK, Media, dan
Sterilisasi Alat
4. Inisiasi Tanaman
5. Subkultur
6. Aklimatisasi
7. Responsi

Anda mungkin juga menyukai