Oleh:
Ir. Retno Bandriati Arni Putri, M.S.
dkk
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga buku petunjuk praktikum Teknologi Kultur Jaringan dapat tersusun. Buku petunjuk
praktikum Teknologi Kultur Jaringan ini bermanfaat sebagai buku acuan pelaksanaan
praktikum kultur jaringan tanaman. Buku ini berisi mengenai hal-hal dasar tentang
pelaksanaan praktikum serta beberapa landasan teori yang perlu diperhatikan dalam
praktikum Teknologi Kultur Jaringan. Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Teknologi Kultur Jaringan dasar tanaman.
Penulis menyadari bahawa buku petunjuk praktikum Teknologi Kultur Jaringan
tanaman ini masih jauh sempurna, sehingga untuk perbaikan penyusunan berikutnya penulis
minta saran serta kritik demi perbaikan buku ini. Akhir kata penulis berharap buku petunjuk
praktikum Teknologi Kultur Jaringan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan pihak-pihak
yang membutuhkan.
Laboran:
Wangi Satutik
Joko Prihanto
ACARA I
PENGENALAN LABORATORIUM DAN STERILISASI ALAT
A. Pendahuluan
B. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui ruang kerja dan alat–alat dalam laboratorium kultur jaringan.
b. Mengetahui prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat kaca seperti
botol kultur, petridish, erlenmeyer.
C. Ruang Kerja dalam Laboratorium Kultur Jaringan
1. Ruang Persiapan
Ruang persiapan merupakan ruangan yang digunakan untuk persiapan dan
sterilisasi, penyimpanan alat–alat laboratorium, serta membersihkan alat–alat
laboratorium seperti petridish, gelas ukur, erlenmeyer, dll. Ruangan ini biasanya
dilengkapi dengan bak pencuci beserta saluran air dan lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan larutan stok atau larutan kimia. Terdapat alat–alat lain
seperti timbangan analitik, hot plate stirer, oven, autoclave, pH meter, dll.
2. Ruang Penanaman
A. Pendahuluan
Teknik kultur jaringan yang paling penting dilakukan adalah sterilisasi alat dan
pembuatan media kultur. Sterilisasi adalah usaha membebaskan bahan dan alat dari
mikroorganisme. Media kultur yang tepat yaitu yang mengandung nutrisi atau zat-zat
yang diperlukan oleh eksplan untuk petumbuhan dan perkembangan jaringan.
Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik penumbuhan bagian tanaman berupa
potongan jaringan atau organ tanaman yang dipisahkan dari lingkungan alami dalam
suatu media buatan secara aseptik (Ayabe dan Sumi 1998, AboEl. Nil 1977). Apabila
eksplan yang berupa potongan sel, jaringan, atau organ dapat beradaptasi dengan baik
pada media buatan maka eksplan tersebut akan mampu mengadakan proliferasi sel dan
tumbuh menjadi tanaman baru yang utuh atau membentuk plantlet. Hal ini sesuai dengan
teori sel Schleiden dan Schwann (1838-1939) yang menyatakan bahwa sel merupakan
unit biologis terkecil yang mempunyai totipotensi atau kemampuan untuk dapat
berdiferensiasi membentuk tanaman utuh.
Prinsip teknik kultur jaringan, bahan, dan peralatan yang digunakan harus pada
keadaan steril. Hal ini dapat disebabkan karena peralatan yang tidak steril kemungkinan
akan menjadi sumber kontaminasi sehingga dapat menggagalkan proses kultur jaringan.
Tindakan sterilisasi dilakukan minimal ± 45 menit. Selain formalin yang dapat digunakan
untuk sterilisasi adalah alkohol 70%. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur
jaringan yang dilakukan di tempat steril, yaitu di laminar air flow dan menggunakan alat-
alat yang juga steril. Sterilisasi terdiri dari dua macam, yaitu sterilisasi peralatan dan
media kultur jaringan dan sterilisasi eksplan atau bahan tanam. Sterilisasi peralatan kultur
dapat menggunakan autoklaf. Peralatan yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam
autoklaf selama ± 45 menit sebelum digunakan.
B. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan larutan media kultur jaringan
b. Mengetahui ruang kerja dan cara setrilisasi alat–alat dalam laboratorium kultur jaringan.
A. Pendahuluan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril,
ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Dasar teori yang digunakan adalah teori
totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann, yang menyatakan bahwa teori
totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, apabila
dibudidayakan di dalam media yang sesuai, dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak normal melalui
biji atau spora (Supriatun 2011). Keuntungan penggunaan kultur jaringan diantaranya
adalah dapat menghasilkan bibit yang banyak dan seragam dalam waktu singkat dengan
penggunaan ruangan yang sedikit. Selain itu juga memungkinkan untuk memperoleh
bibit yang bebas penyakit. Menurut Gunawan (1992), organogenesis adalah proses
perkembangan pucuk atau akar adventif dari dalam sel-sel tanaman tersebut.
Salah satu teknik alternatif untuk memperoleh bibit yang baik dan dapat
dikembangkan secara luas di Indonesia dengan harga murah adalah teknik kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkan dalam kondisi
aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap kembali.
A. Tujuan Praktikum
Praktikum Teknologi Kultur Jaringan acara Inisiasi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara sterilisasi dari bahan Inisiasi
2. Mengetahui cara penanaman/inisiasi dari berbagai eksplan
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. LAFC (Laminar Air Flow Cabinet)
b. Lampu bunsen
c. Botol kultur
d. Petridish
e. Pinset
f. Pisau scalpel yang dilengkapi dengan mata pisau
g. Sprayer
h. Kertas buram
i. Tissue
j. Plastik wrap
2. Bahan
a. Eksplan :
1) Kultur organ: Lidah Mertua (Sansevieria)
b. Media kultur MS dan ZPT (BAP 2 ppm)
c. Clorox 100%
d. Aquadest steril
e. Spirtus
f. Detergen
g. Alkohol 70%
C. Cara kerja
1. Kultur organ: Lidah Mertua (Sansevieria)
a. Mempersiapkan eksplan Sansevieria
b. Sterilisasi eksplan
1) Potong bagian tanaman Sansevieria yang akan digunakan (daun) dan bersihkan
dari kotoran.
2) Cuci eksplan menggunakan detergen lalu bilas dengan air mengalir hingga bersih.
3) Bilas menggunakan aquadest.
4) Masukkan ke dalam botol untuk ditanam di dalam LAF.
c. Penanaman eksplan Sansevieria
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan serta membersihkan LAF.
2) Eksplan yang telah steril diletakkan di dalam LAF.
3) Merendam eksplan ke dalam aquadest steril.
4) Mengambil eksplan lalu masukkan ke dalam clorox 100% dan rendam hingga
bekas potongan berubah menjadi layu.
5) Mengangkat lalu letakkan pada petridish.
6) Memotong eksplan dengan ukuran 1 cm.
7) Tanam eksplan pada media di dalam botol kultur dengan posisi vertikal dengan
salah satu sisi potongan atau luka ditancapkan di media, lalu tutup dan bungkus
dengan plastic wrap dan diberi label.
d. Pemeliharaan bahan tanam
1) Menempatkan botol-botol media bersisi eksplan di rak-rak kultur.
2) Melakukan penyemprotan botol-botol kultur dengan alkohol 2 hari sekali untuk
mencegah kontaminasi.
ACARA IV
SUBKULTUR
A. Pendahuluan
Subkultur adalah usaha untuk mengganti media tanam kultur jaringan dengan media
yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus atau protokormus dapat
terpenuhi. Subkultur merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan tanaman melalui
kultur jaringan. Pada dasarnya subkultur memotong, membelah dan menanam kembali
eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Pada
dasarnya subkultur merupakan tahap kegiatan yang relatif mudah dibandingkan dengan
kegiatan lain dalam kultur jaringan. Subkultur dilakukan karena beberapa alasan berikut:
1. Tanaman sudah memenuhi atau sudah setinggi botol.
2. Tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga pertumbuhannya berkurang.
3. Tanaman mulai kekurangan hara.
4. Media dalam botol sudah mengering.
Subkultur merupakan suatu cara agar tanaman yang dikulturkan tetap mendapatkan
pasokan nutrisi dan sumber energi yang dibutuhkan. Keadaan ini sangat dibutuhkan agar
tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik yang akhirnya dapat
diaktimalisasi ke lingkungan. Kegiatan subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman
yang dikulturkan. Setiap tanaman memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuh yang
berbeda-beda. Sehingga cara dan waktu subkultur juga berbeda-beda. Tanaman yang
harus segera atau relatif cepat di subkultur adalah jenis pisang-pisangan, alokasia,
anggrek, dan sebagainya.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik memindahkan atau subkultur tanaman secara in vitro pada kultur
jaringan anggrek dan Nephentes.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan subkultur pada anggrek dan Nephentes
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. LAFC
b. Lampu bunsen
c. Petridish
d. Botol kultur
e. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau scalpel yang dilengkapi
dengan mata pisau
f. Kertas buram
g. Tissue
h. Plastik wrap
2. Bahan
a. Planlet
1) Nephentes spp.
b. Media kultur
c. Alkohol 70%
d. Spirtus
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan dan memasukkan alat dan bahan ke dalam LAFC
2. Lakukan subkultur (dilakukan dalam LAFC)
a. Mengeluarkan eksplan kultur Nephentes spp. pada petridish.
b. Membersihkan eksplan dari media yang ada, akar pada eksplan tidak boleh
dihilangkan hanya dibersihkan dari bagian yang mati.
c. Memotong batang eksplan dari pangkal batang keatas dengan ukuran 2 cm.
3. Penanaman eksplan
a. Membuka plastik botol media kultur.
b. Mengambil eksplan dan menanamnya di media subkultur dengan pinset. Satu botol
kultur diisi 3-5 tanaman. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar di atas api.
c. Selama penanaman, mulut botol harus dekat api untuk menghindari kontaminasi.
d. Tutup dan bungkus dengan plastic wrap dan diberi label.
4. Pemeliharaan
a. Botol media berisi eksplan ditempatkan di rak kultur.
b. Lingkungan di luar botol harus dijaga suhu, kelembaban, dan cahayanya.
c. Penyemprotan botol-botol kultur dengan alkohol dilakukan 2 hari sekali untuk
menjaga dari kontaminasi.
5. Pengamatan selama 2 minggu, yang diamati:
a. Saat muncul akar, tunas, daun, dan kalus (HST), diamati setiap hari.
b. Jumlah akar, tunas, dan daun diamati satu minggu sekali.
c. Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus), dilakukan pada akhir pengamatan.
d. Presentase keberhasilan dilakukan pada akhir pengamatan.
ACARA V
AKLIMATISASI
A. Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
III. INISIASI TANAMAN
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan pustaka ....................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
IV. SUB KULTUR
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
V. AKLIMATISASI
A. Pendahuluan ..........................................................................................
1. Latar Belakang ................................................................................
2. Tujuan Praktikum............................................................................
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................................
C. Metodologi ............................................................................................
D. Pembahasan ...........................................................................................
E. Kesimpulan dan Saran ...........................................................................
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR KELOMPOK KULTUR JARINGAN