Anda di halaman 1dari 13

Nama : Muhammad Suherwin

Nirm : 01.01.19.091

Kelas : Tan VI Reguler

SOAL LATIHAN BAB 1


1. Jelaskan prinsip dasar dalam kegiatan kulturjaringan!
Pada kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yang jelas yaitu :

i. Bahan tanam yangtotipotensi


Menurut Santoso dan Nursandi (2003), kultur jaringan mengandung
duaprinsip dasar yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya
yangterkendali. Totipotensi sel merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa
setiapsel hidup memiliki potensi genetik untuk menghasilkan organisme yang
lengkap(Hartman et al. 1990). Asnawati et al. (2002) menyatakan bahwa totipotensi
selmerupakan kemampuan setiap sel untuk tumbuh dan berkembang pada
lingkunganyang sesuai dengan membawa karakter masing-masing yang
independen. Denganmengisolasi setiap sel dari tanaman dan meregenerasikannya
pada media yangsesuai maka akan diperoleh tanaman baru yang membawa karakter
dari masing-masing sel tersebut. Santoso dan Nursandi (2003) menyatakan bahwa
dengan sifattotipotensi ini, sel, jaringan, organ yang digunakan akan dapat
berkembang sesuaiarahan dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Sifat
totippotensi lebih banyakdimiliki oleh bagian tanaman yang masih juvenile, muda,
dan banyak dijumpai padadaerah-daerah meristem tanaman.

ii. Budidaya yang terkendali (SterilisasiBudidaya)


Perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman
menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.Sifat bahan yang
totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan. Prinsip dasar
budidaya yang terkendali meliputi :

1) Keadaan media tempattumbuh


2) Lingkungan yang mempengaruhi
3) Keharusansterilisasi
2. Jelaskanbagaimanaperananperkembangan llmu dan teknologi dalam
pengembangan penelitian dan aplikasi kultur jaringan dalam kehidupanmanusia!
Jawab:
 1902, Haberlandt mulai melakukan praktek kultur jaringan tanaman dengan
mengkultur kultur sel-sel tanaman pada larutan hara untuk hidroponik + sukrosa +
asparagin dan mengamati ukuran sel meningkat namun tidak dapat membelah. Sel
tanaman tersebut hanya bertahan hidup selam 20hari.
 1939, Gautheret dan Nobecourt melakukan kultur jaringan pada wortel (Daucus
carota) sedangkan White melakukan penelitian pada tembakau (Nicotiana tabacum)
dan berhasil membuat kultur kalus yang berkesinambungan dengan menambahkan
auksin padamedia.

3. Jelaskan bagaimana peranan kultur jaringan dalam meningkatkan kesejaterahan


manusia dan berikan contohnya minimal4!

Kultur jaringan ini sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Misalnya, pada bidang pertanian ketika seorang petani menggunakan teknik kultur
jaringan, maka saat musim panen akan memperoleh hasil panen dengan kualitas unggul
serta dengan jumlah yang banyak. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan agar dapat
melestarikan tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi maupun tanaman
langka. Dalam kultur jaringan memiliki beberapa tujuan dan peranan nya diantaranya untuk
memperoleh bibit tanaman yang sama dengan induknya atau bahkan lebih baik daripada
induknya, efisiensi dalam waktu karena waktu yang dibutuhkan relatif singkat, memperoleh
jumlah tanaman yang banyak dan seragam, dan memperoleh bibit tanaman yang bebas
penyakit karena dibesarkan di lingkungan steril. Penerapan kultur jaringan memiliki
beberapa keuntungan untukmanusia.

Penerapan teknologi kultur jaringan pada pertanian adalah sebagai berikut.

 Mendapatkan tanaman yang baru dalam waktu yang relatif singkat


 Memperoleh tanaman baru yang bersifatunggul
 Jumlah yang dihasilkan banyak dan tidakterbatas
 Bibit terhindar dari hama penyakit
Perkembangbiakan dapat dilakukan secara tepat dan hematwaktu

Pengadaan bibir tidak tergantungmusim.

4. Jelaskan bagaimana peranan kultur jaringan dalam konservasitumbuhan!

Jawab: Dalam bidang konsevasi tanaman hutan, teknik kultur jaringan mempunyai
potensi yang sangat besar untuk koleksi, pertukaran, dan pelestarian plasma nutfah.
Dalam bidang pemuliaan tanaman hutan, kultur jaringan dapat menghasilkan bibit
tanaman yang sehat dan secara genetis identik dengan induknya, memberikan jaminan
suplai dalam jumlah dan tidak tergantung musim buah, memberikan penampilan
dengan keseragaman tinggi, serta mudah ditransportasikan dalam jarak jauh dengan
jumlah besar dan biaya yang lebih rendah. Beberapa spesies tanaman hutan di
Indonesia telah mulai dikembangkan dengan menerapkan teknik kultur jaringan, baik
untuk tujuan konservasi maupun inisiasi dalam program pemuliaan tanaman hutan,
bahkan beberapa spesies telah dikembangkan dalam skala komersial untuk
pengembangan hutan tanaman industri (HTI) maupun hutan rakyat (HR).

Pada tahun 2004 telah dikembangkan kultur jaringan untuk meningkatkan hasil
tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat terutama tanaman yang bersatus endangered
(terancam punah) atau tanaman yang lambat pertumbuhannya atau sulit berkembang.
Kultur jaringan dapat meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder yang
bekhasiat obat seperti obat kanker. Kultur jaringan juga dapat membantu konservasi
secara ex-situ dari berbagai tanaman yang terancam punah. Beberapa diantaranya:
Plumbago zeylanica L., Nicotiana tabacum L., Artemisia absinthium L., Rosa
damascena Mill., Althea rosea L., Stevia rebaudiana Bertoni., Jatropha curcas L.,
Phalaenopsis, Piper nigrum L., Solanum tuberosum L., Araucaria heterophylla Salisb.
Franco., Taxus wallichiana Zucc., dan Taxus wallichiana.

Penerapan konservasi in-vitro dapat dilakukan melalui penyimpanan dalam


keadaan tumbuh (jangka pendek), penyimpanan pertumbuhan minimal (jangka pendek
dan menengah) dan penyimpanan dengan pembekuan (jangka panjang). Melalui teknik
in-vitro pertumbuhan minimal, bahan tanaman dapat disimpan dalam waktu hingga 20
tahun.
LATIHAN SOAL BAB 2
Berikut ini merupakan gambar desain laboratorium untuk kultur jaringan tumbuhan dan
rak untuk inkubasi.

A. Laboratorium

B. Ruanginkubator
1. Autoklaf
2. Tempatcuci
3. Mejakerja

4. Rerigator
5. Dindingkabinet
6. Ruangpemindahan

7. Tutupinkubasi
Bandingkanlah gambar di tersebut dengan fasilitas yang ada di laboratorium FKIP.
1. Jelaskan bagian-bagian yang harus dibenahi pada laboratorium Dasar Polbangtan
Medan sehingga dihasilkan laboratorium yang memenuhi standar untuk
pengerjaan kultur jaringan.
Jawab:

1. Syarat Laboratorium KulturJaringan

 alat dan bahanlengkap.


 ruang kerja dan alat kerja harussteril.
 ruang inkubator terpisah dengan ruang inokubasi dan ruangpersiapan.
 fasilitas listrik dan airbaik.
 tersedia tempat khusus untuk membersihkan bahan yang sudahterkontaminasi.
 tersedia lemariasam.
 tersedia bak penampungan limbah (sisa penggunaan bahan kimia untuksterililasi)
o Kondisi di dalam laboratorium mutlak harus bersih, baik lantai, dinding,
meja, alat-alat yang digunakan dan udara(steril)

o Bebasdebu

o Ada tempat pencucian dan penyimpanan alat-alatlab

o Suhu, kelembaban dan cahaya dalam keadaan terkontrol (bisadikontrol)

2. .Penataan di Laboratorium PolbangtanMedan

o RuangPersiapan

o Ruang trasfer (inokulasi) atau ruangsteril

o Ruang kultur (inkubator atauplantlet)

o Ruangaklimatisasi

3. Ruang Persiapan 1. Ruang Persiapan - Berfungsi juga sebagai ruang untuk mencuci
alat atau bahan - Biasanya dibagi menjadi beberapa ruang kecil yang digunakan
untuk menyimpan media dan alat yang sudah steril - Digunakan sebagai tempat
untuk mempersiapkan eksplan, media dan alat-alat.

4. Ruang Persiapan Ruang preparasi a. Ruang Preparasi - Berfungsi juga sebagai


ruang untuk mencuci alat atau bahan - Biasanya dibagi menjadi beberapa ruang
kecil yang digunakan untuk menyimpan media dan alat yang sudah steril -
Digunakan sebagai tempat untuk mempersiapkan eksplan, media dan alat-alat.
Pencucian eksplan Pemotongan bagian tanaman yang tidak digunakan Perlakuan
awal untuk mengurangi kontaminan di permukaan tanaman

5. Ruang Persiapan Ruang preparasi Alat yang digunakan dalam ruang persiapan :
Oven Strirrer Alat gelas standar ( labu takar, erlenmeyer, botol kultur, dll) Lemari
alat Rak pengering Alat potong (Spatula, pisau, scalpel, pinsel dll) Bidistilled water
Autoclave Bunsen Kompor gasdll

6. Ruang Transfer - Ruangan dimana semua kegiatan aseptis dimulai - Kegiatannya


adalah sterilisasi, yaitu isolasi bagian-bagian tanaman dan penanaman eksplan -
Ruangan ini mutlak harus steril, bebas debu, dan hewan kecil. Alat yang digunakan
dalam ruang transfer : Laminar Air Flow (peralatan utama untuk melakukan
pekerjaan aseptis) Dissecting microscope Pinset yang selalu disemprot dengan
alkohol 70% Alat potong Milipore filter Hand Sprayer Bunsenburner.
7. Ruang Kultur 3. Ruang Kultur - Ruang besar untuk meletakkan hasil kultur -
Memelihara eksplan yang telah ditanam pada media yang steril. - Kultur yang telah
tumbuh dan memperbanyak diri, secara teratur akan di subkultur, tergantung jenis
eksplan dan tipe kultur - Botol kultur ditempatkan dirak terbuka dengan penyinaran
lampu fluorescent - Yang harus diperhatikan adalah:

 Kualitas cahaya - Cahaya putih meupakan cahaya yang baik untuk pertumbuhan
kultur - Lampu fluorescent (neon/tl) biasa digunakan sebagai sumber cahaya dalam
ruang kultur - Alasan penggunaan lampu kultur adalah lebih hemat energi, bentuk
lampu yang memungkinkan penyebaran cahaya yang baik, dan panas yang
dikeluarkan relatifrendah

 Intensitas cahaya - Intensitas yang baik dari lampu fluorescent adalah antara lux -
Intensitas cahaya diatur dengan menempatkan sejumlah lampu dengan kekuatan
tertentu pada jarak cm dari tabung kultur c. Lama penyinaran - Berapa lama cahaya
yang harus diberikan pada eksplan sehingga berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan sangat bergantung dari jenis tanmaan dan respon yang diinginkan -
Untuk proses morfogenesis, umumnya diperlukan cahaya terus menerus - Untuk
induksi kalus, tidak memerlukan pencahayaan - Pertumbuhan plantlet, umumnya
memerlukan pernyinaran selama jam

 Temperatur - Temperatur yang baik adalah pada suhu o C - Ruangan harus tertutup
dan seminimal mungkin diakses orang - Pengaturan suhu menggunakan AC -
Beberapa perlakuan khusus kadang-kadang memerlukan suhu rendah oC

Yang harus dibenahi dalam laboraturium di polbangtan medan yaitu :

1. Membuat SOP (Standart OperatingProcedure)


Dalam mengerjakan kultur jaringan orang yang bekerja atau sedang
mempraktikannnya adalah orang yag erbeda beda kecuali ibu dan penjaga lab,maka
perlu dibuat SOP setiap ruangan supaya setiap oang yang baru masuk dalam lab
mengetahui hal yang diperhatikan sebelum masuk lab.

2. Kebersihan dan sterilisasiruangan


Laboratorium Polbangtan Medan setiap hari harus disapu dan di pel. Sapu dan
tongkat pel yang digunakan harus berbeda antara sapu untuk ruangan inokubasi dan
ruangan inokubator.Saat di pel lantai harus benar benar bersih dengan menggunakan
Lisol,baclyn dan air. Laboraturium di polbangtan medan bias terbilang laboraturium
yang banyak debu dan kotoran syarat agar keberhasilan kultur jaringan yaitu
ruangan harus bersih. Laboratorium diusahakan semaksimal mungkin bebas dari
debu, karena debu adalah sumber kontaminan yang paling potensial. Untuk
meminimalisasi kontaminasi yang disebabkan oleh debu maka laboratoriapat
dirangcang menjadi ruangan tertutup tanpa ada ventilasi. Jendela- jendela dapat
dibuat permanen dari kaca (tidak bisa dibuka), namun masih memungkinkan
ditembus olehcahaya.
3. RuanganTerkontrol
Ruangan kultur jaringan sebaiknya dilengkapi dengan pengatur suhu udara
(dipasang Air Conditioner/AC) sehingga suhu ruangan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Suhu ruangan di dalam laboratorium kultur jaringan berkisar 16-19°C.

4. SDM yangSteril
Setiap orang yang akan masuk laboratorium harus mandi sebelum masuk
kedalam Lab,Mengganti pakaian mulai dari dalam sampai luar dengan pakaian
yang sudah steril atau sudah dicuci dengan bersih,melepas sepatunya dan
menggantinya dengan alas kaki yang ada didalam laboratorium dan harus
mengenakan jas praktikum Memakai masker,sarung tangan dll. Kebersihan
laboratorium secara umum sangat menentukan keberhasilan kerja kulturjaringan.

2. Jelaskan alternatif yang kamu tempuh jika peralatan-peralatan seperti di atas tidak
ada, padahal kamu harus melakukan penelitian pembuatan kultur jaringan.
Jawab: Memang dalam melakukan metode kultur jaringan agak mahal dan rumit
dikarenakan peralatan dan media yang diperlukan sangat khusus. Karena untuk mencapai
keberhasilan dalam menumbuhkan sel atau jaringan dibutuhkan fasilitas yang memadai
seperti Laboratutium dimana suhu dan kelembapan dapat diatur dan peralatan yang
menunjang pelaksanaan serta kesterilan dalam melakukan kultur jaringan merupakan hal
yang utama, ketika ada mikroorganisme yang masuk dalam proses kultur jaringan maka
akan membuat kegagalan. Sehingga untuk dilakukan dirumah sendiri sangat sulit walaupun
mahal dan rumit tanaman baru yang dihasilkan dari kultur jaringan kualitasnya mungkin
lebih baik dari induknya serta dengan jumlah tanaman dihasilkan dari kultur jaringan juga
banyak. untuk produksi rumah tangga namun hanya tanaman tertentu serta sterilisasi nya
tidak serupa dengan laboraturium dan cenderung memilki potensi gagal yang besar.
LATIHAN SOAL BAB 3
Berikut ini merupakan jenis tanaman yang akan diperbanyak dengan menggunakan
kultur jaringan dengan berbagaitujuan.
1. Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman sayur maupun sumber
karbohidrat. Hingga saat ini serangan dari jamur terutama Phytoptora mengakibarkan
merosotnya produksi kentang. Untuk mendapatkan bibit unggul dapat dilakukan
dengan mikropropagasisederhana.
2. Anggrek bulan (Phalenopsis sp.) merupakan tanaman hias yang menghasilkan bunga
yang menarik, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pembiakan secara
dengan biji secara alami sangat sulit karena kotiledonnya sangat kecil sehingga
memerlukan simbiosis dengan jamur. Untuk mendapatkan bibit yang seragam dalam
waktu yang relatif singkat dilakukan kulturjaringan.
3. Taxus sp. merupakan tanaman yang mengahasilkan senyawa taxol yangbermanfaat
sebagai obat anti kanker khususnya kanker payudara. Di alam tumbuhan tersebut
sangat lambat pertumbuhannya dan sulit bereproduksi secara alami. Untuk
menghasilkan taxol maka kultur sel merupakan alternatif yang potensial.
4. Hau hapur (Dryobalanops sp.) merupakan tanaman penghasil kayu yang sangat
bagus dan merupakan tanaman endemik khususnya pesisir Barat Sumatera terutama
Sumatera Utara. Ilegal logging secara besar-besaran di Sumatra Utara pada tahun
1980-an mengakibatkan kelangkaan tanaman tersebut, sehingga terdaftar dalam
Cites II IUCN. Untuk mendapatkan bibit di alam sangat sulit, maka alternatif yang
baik dapat dilakukan dengan kulturjaringan.
Jelaskan media yang cocok digunakan untuk beberapa kasus tersebut di atas dan berikan
alasannya

JAWABAN BAB 3

1. TanamanKentang
Umbi kentang adalah umbi batang, oleh karena itu stek in vitro/stek mikro dapat
dimanipulasi untuk membentuk umbi mikro dengan jalan mengatur suhu, lamanya
penyinaran dan komposisi media. Dalam perbaikan sistem perbenihan kentang ada
beberapa teknik yang dapat digunakan, dan salah satu di antaranya ialah perbanyakan
mikropropagasi baik yang menghasilkan materi berupa plantlet atau umbi mikro. Dengan
umbi mikro ini dapat membantu dalam pemecahan tingginya tingkat kegagalan aklimatisasi
plantlet.

Selain itu umbi mikro ini mempunyai beberapa keuntungan seperti penanganan lebih
mudah untuk penyimpanan materi dan penanaman. Keberhasilan pembentukan umbi mikro
secara in vitro pada awalnya tergantung pada kemampuan memproduksi umbi secara
konvensional (Wattimena 1983; Hussey and Stacey 1981). Terbetuknya umbi mikro
kentang ini dimulai dari membengkaknya ujung stolon yang tumbuh dari ketiak daun. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pembentuka umbi mikro kentang yaitu temperatur
ruang kultur, waktu penyinaran/fotoperiode, konsentrasi sumber karbohidrat, zat pengatur
tumbuh yang dipergunakan dan kandungan nitrogen pada media tumbuh.

2. TanamanAnggrek
Media Knudson dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang ditanam
di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari
Nitrat. Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH 4+ disamping 8.5
mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek.
Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan untuk perkembangan protocorm.
3. Taxus sp
Media WPM (Woody Plant Medium) yang dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada
tahun 1981, merupakan media dengan konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS.
Media diperuntukkan khusus tanaman berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi
sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat pada media WPM. Saat ini WPM banyak
digunakan untuk perbanyakan tanaman hias berperawakan perdu dan pohon-pohon. Pada
umumnya media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan.
Resep media dasar adalah resep kombinasi zat yang mengandung hara esensial (makro
dan mikro), sumber energi dan vitamin. Dalam teknik kultur jaringan dikenal puluhan
macam media dasar. Penamaan resep media dasar pada umumnya diambil dari nama
penemunya atau peneliti yang menggunakan pertama kali dalam kultur khusus dan
memperoleh suatu hasil yang pentingartinya.

4. HauHapur
Media WPM (Woody Plant Medium) yang dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada
tahun 1981, merupakan media dengan konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS.
Media diperuntukkan khusus tanaman berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi
sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat pada media WPM. Saat ini WPM banyak
digunakan untuk perbanyakan tanaman hias berperawakan perdu dan pohon-pohon. Pada
umumnya media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan.
Resep media dasar adalah resep kombinasi zat yang mengandung hara esensial (makro
dan mikro), sumber energi dan vitamin. Dalam teknik kultur jaringan dikenal puluhan
macam media dasar. Penamaan resep media dasar pada umumnya diambil dari nama
penemunya atau peneliti yang menggunakan pertama kali dalam kultur khusus dan
memperoleh suatu hasil yang pentingartinya.
LATIHAN SOAL BAB 4

Pegagan atau yang dikenal dengan Centella asiatica merupakan sala satu jenis
tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Indonesia untuk
mengatasi berbagai penyakit dan merupakan bahan baku untuk berbagai jenis jamu
tradisional. Beberapa penelitian menunjukka bahwa asiatikosida merupakan senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan pegagan secara alami. Selain
dihasilkan oleh tanaman secara in-vivo ternyata dari berbagai laporan penelitian senyawa
tersebut dapat dihasilkan melalui kultur in-vitro seperti kultur kalus.
1) Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat kultur kalus
kultur jaringanmeliputi:
a. Tahap persiapan (pemilihan eksplan danalasannya).
b. Tahap pembuatan media ( pemilihan media dan zat pengatur tumbuh yang
digunakan)
c. Tahap inokulasi eksplan dan subkultur
JAWABAN SOAL BAB 4

A. TahapPersiapan
Tanaman yang digunakanuntuk kultur jaringan ini adalah Pegagan (Centella asiatica). Pada
proses ini dilakukan di Laminar air fow dengan tujuan untuk mensterilisasikan ekplan dan
alat yang akan dipakai. Semua peralatan baik alat pembuatan media (botol kultur) dan alat
inokulasi eksplan (cawan petri, scalpel blade, gunting eksplan, pinset, kertas saring dan
tissue) dilakukan sterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan autoklaf dengan suhu 121oC
tekanan 1,5 atm selama 20 menit.

Tahap sterilisasi eksplan

1. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam air detergen, lalu bilas


2. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam larutan fungisida lalubilas
3. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam larutan NaOCL 30% lalubilas
4. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam larutan NaOCL 10% lalubilas
5. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam airsteril.
6. Tanaman eksplan dimasukkan kedalam larutan bakterisida lalubilas
7. Setelah diperlakukan langkah-langkah di atas tanaman eksplan baru dimasukkan
kedalam cawanpetri.
B. Tahap pembuatanmedia

Dalam tahapan pembuatan media ini, bahan yang digunakan antara lain adalah :
 4,43 gram mediaMS
 30 gramgula
 7 gramagar-agar
 1 liter aquades danZPT

Langkah-langkah pembuatan media antara lain :

a. Ditimbang bahan-bahannya:
Pembuatan larutan stok :
1 ppm = 1 mg/L
1000 ppm = 100m/L = 10 mg/100Ml
b. Ditimbang ZPT
Perhitungan konsentrasi ZPT:
1 ppm 1 BBBA = V1.M1 = V2.M2
= 1000.1 =V2.100
V2 = 1000/100 = 1OML
c. Dihomogenkan
d. Diukur Ph5,6-5,8
e. Ditambahkanagar
f. Dipanaskan hingga mendidih di ataskompor
g. Dituangkan kedalam botol kultursecukupnya
h. Ditutup dengan plastik dankaret
i. Disterilisasi dalam Autoklaf ( 15 menit, 1 atm, 121 oC)
j. Diinkubasi dalamruang
C. Tahap inokulasi eksplan dan subkultur
Inokulasi

a) Sterilisai eksplan dilakukan di laminar airflow


b) Siapkan pinset, pisau pembeda, eksplan, bunsen, alkohol
c) Sterikan dahulu tangan dan peralatan yang akan digunakan dan gunakan
masker
d) Celupkan pinset dan pisau pemotong kedalam larutan alkohol kemudian
celupkan dalam larutanaquades
e) Lakukan pemanasan dengan bunsen lalu celupkan dalam aquades
f) Buka toples yang berisikan tanaman eksplan
g) Ambil tanaman eksplan, jepit dengan pinset lalu tutup toples menggunakan
plastik dan ikat dengankaret
h) Potong dengan pisau pemotong lakukan pemotongan dengan tidak merusak
tanaman eksplantersebut
Subkultur

a) Ambil toples yang telah tersedia agar-agar lalu buka denganbunsen


b) Masukkan tanaman eksplan yang telah dipotong dengan pinsetsteril
c) Tutup toples menggunakan plastik dan ikat dengankaret.

Anda mungkin juga menyukai