Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM

KULTUR JARINGAN TTUMBUHAN

(Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan)

Oleh

Dimaz Irawan

1717021087

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Pengenalan dan Penggunaan Alat

Tanggal Percobaan : 05 Oktober 2020

Tempat Percobaan : Laboratorium Botani I

Nama : Dimaz Irawan

NPM :1717021087

Kelompok : 1 (satu)

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan : Biologi

Bandar Lampung, 13 desember 2020


Mengetahui
Asisten

Ni Made Nada Elsika


NPM. 1617021097
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi merupakan pemanfaatan makhluk hidup untuk mengubah bahan


menjadi produk dan jasa dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.
Tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang besar, sedangkan hewan memiliki
sifat totipotensi yang kecil, tapi pada saat fase embrio hewan memiliki sifat
totipotensi yang besar.

Kultur jaringan adalah menumbuhkan sel atau jaringan pada medium tertentu
dalam kondisi suci hama(aseptis), melalui kultur sel perbanyakan
tumbuhan/hewan dapat dilakukan secara cepat, jumlahnya terbatas, hemat
tempat dan waktu, serta memiliki sifat identik. Perbanyakan itu melalui teknik
kloning (reproduksi sexual). Kultur sel tumbuhan dapat ditumbuhkan menjadi
individu baru, sedangkan kultur sel hewan tidak bisa.

Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan harus steril. Maka dari itu
dalam laboratorium bioteknologi terdapat ruangan- ruangan khusus yaitu ruang
sterilisasi, ruang media, laboratorium, ruang dokumentasi, dan laboratorium
produksi kultur. Dalam ruang sterilisasi terdapat botol kultur, cawan petridish,
oven, tabung reaksi, autoclave, kompor listrik, dan inkubator. Dalam ruang
media terdapat botol-botol kultur yang berisi media yang tempatkan pada rak
penyimpanan khusus. Dalam laboratorium terdapat timbangan analitik dan
pipet micron. Dalam ruang dokumentasi terdapat pH meter. Dan dalam
laboratorium produksi kultur terdapat laminar air flow.
Maka berdasarkan hal tersebut di atas, perlu di lakukan pengenalan alat-alat
dalam pembuatan media kultur jaringan. Hal ini di harapkan dapat membantu
jalannya praktikum selanjutnya yaitu pembuatan media.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu dapat mengenal dan menggunakan alat
alat laboratorium yang ada di laboratorium kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Bioteknologi adalah penerapan suatu prinsip-prinsip biologi, biokimia dan


rekayasa dalam pengolahan bahan dan memanfaatkan agensia jasad hidup dan
komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
pertanian memiliki laboratorium tempat dimana kegiatan pembiakan dan
perakitan tanaman dilakukan. Dalam laboratorium tersebut terdapat berbagai
macam alat yang memiliki fungsi cara penggunaan yang beranekaragam
(Choudhary, 2008).

Laboratorium bioteknologi biasanya memiliki jumlah ruang yang berbeda-beda


ada yang dibagi menjadi 3 ruangan hingga menjadi 5 ruangan. Namun
sebenarnya ada pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan
kegiatan-kegiatannya yaitu ruangan persiapan kultur jaringan, ruangan
tanam, ruangan inkubasi atau penyimpanan, ruangan tempat
penyimpanan media dan ruangan tempat menimbang bahan (Halman, 2005).

Melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran


ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur
jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur
jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki ruang persiapan yang di
dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave,
oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer,
gelas piala, batang pengaduk dari gelas dan wadah kultur), alat untuk mencuci
(washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood,
destilator dan kereta dorong, ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar
air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-
alat steril dan timbangan kecil, ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur
dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk
mengontrol temperatur, mikroskop binokuler dan shaker (Barahima, 2011).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan
informasi tertulis, biasanya diberi tambahan grap seperti thermograph,
barograph (Yulita, 2012).

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan


perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang
salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya
kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat
dan bahan di laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium
seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai
petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat dan menyimpan alat (Yuwono
triwibowo, 2008).

Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur


jaringan yaitu timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air
flow dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan
resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur
dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilakukan pada Senin, 05 Oktober 2020 pukul 07.30-08.40 WIB di
Laboratorium Botani Fakultas MIPA Biologi Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Laminar Air Flow
(LAF), autoclave, oven, rak kultur, kulkas, cawan petri, botol kultur, gelas ukur,
bunsen, pipet tetes, pinset, erlen meyer, dan hot plate.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah bahan kimia.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melihat dan mengamati alat satu persatu,dan mendengarkan
mencatat keterangan yang diberikan oleh dosen tentang alat yang diamati
2. Mahasiswa menggambarkan alat satu persatu dan memberinya nama
3. Mahasiswa memberikan keterangan tentang kegunaan alat dan cara kerja
4. mahasiswa menyerahkan hasil pengamatan alat-alat yang dibuat dalam bentuk
gambar yang dilengkapi keterangan gambar dan cara kerja alat secukupnya
IV. PEMBAHASAN

Pembahasan

Pada laboratorium kultur jaringan, terbagi beberapa ruang, yaitu ruang persiapan,
ruang tanam, ruang inkubasi, ruang media , dan ruang timbang. Ruang persiapan
salah satu ruang tempat dimana kita akan mempersiapkan segala peralatan dan media
yang akan dikultur. Pada ruang persiapan terdapat alat alat seperti lemari pendingin,
hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu ukur, pipet volume,
erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk
mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, destilator, dan
alat lainnya yang diperlukan saat persiapan. Semua alat – alat yang digunakan harus
dalam keadaan steril.

Ruang tanam adalah tempat dimana eksplant ditanam kedalam botol. Pada ruang ini
terdapat Laminar Air Flow, pisau scapel, selotipe, penyemprot alkohol, pisau atau
gunting dan tissue. Alat utama pada ruang transfer adalah laminar air flow. Laminar
air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain
dalam kultur jaringan.

Ruang inkubasi adalah ruang tempat eksplan tumbuh sampai menjadi tumbuhan baru.
eksplan sudah tertanam pada media kultur didalam botol kultur yang sudah ditutupi
selotipe bening dan siap dipindah kan ke ruang kultur atau ruang tumbuh. Ruang
kultur yang dilengkapi dengan rak kultur, lampu neon, dan AC untuk men gontrol
temperatur. Botol – botol kultur akan disimpan di rak kultur dengan pencahayaan
lampu neon.

Ruang media merupakan tempat yang berfungsi untuk meletakkan media yang telah
di sterilisasi. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta kebersihannya harus
dijaga. Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari sebelum
digunakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi media tanam apakah steril atau ter-
kontaminasi jamur/bakteri.

Ruang timbang merupakan tempat penimbangan media. Ruang ini berisi stok bahan-
bahan kimia, timbangan analitik, magnetik stirer dan lemari es. Setiap komposisi
larutan stok dan medium harus ditimbang dulu menggunakan timbangan analitik.

Berikut tabel alat alat laboratorium kultur jaringan :

No Nama Alat Gambar Fungsi


Sebagai tempat untuk
menkulturkan atau menanam
eksplan

1 Botol Kultur

untuk menutup media atau botol


kultur agar tidak terkontaminasi
oleh cendawan, terkadang juga
digunakan untuk penutup parsel
atau buah-buahan.

2 Wrapping
plastik

sebagai media perkembangan


mikroorganisme

3 Cawan
Petridish
untuk menanam eksplan ke dalam
botol dalam kondisi steril atau
melakukan sub kultur yang
dilengkapi dengan blower dan
lampu UV

4 Laminar Air
Flow

untuk mensterilkan media, baik


media agar atau pun media cair.
Juga dapat digunakan untuk
sterilisasi tanah atau kompos yang
akan digunakan untuk media
tanaman.
5 Autoclave

untuk homogen dan juga untuk


pemanas. Hot plate juga
merupakan alat untuk mencampur
dan memasak media kultur.Hot
plate digunakan untuk memasak
segala macam bahan nutrisi
6 Hotplate dengan melibatkan pengaduk dan
pemanas.
Digunakan untuk sterilisasi botol
kultur, gunting, pinset, pisau, dan
lain sebagainya yang digunakan
dalam kultur jaringan

7 Oven

mesin pengguncang, yang


digunakan dalam proses
perbanyakan sel atau
pertumbuhan PLB (Protocrm
8 Shaker Likes Body) dalam kegiatan
kultur jaringan, setelah
dilakukan inokulasi eksplan.

Untuk mengambil eksplan

9 Pinset
Untuk menuangkan atau
mempersiapkan bahan kimia dan
aquades dalam pembuatan
media.

10 Gelas Ukur

11 Botol pijit Untuk menabahkan cairan atau


untuk membilas wadah/ alat lain

12 erlenmeyer Berfungsi untuk wadah


menyimpan media yang sudah
dibuat
13 kulkas Untuk menyimpan kelebihan
larutan stok atau media lain agar
lebih tahan lama.

14 scapel Berfungsi untuk memotong


eksplan

15 vortex Untuk menghomogenkan larutan


16 Rak botol Untuk meletakan dan
kultur menyimpan botol kultur yang
telah selesai digunakan

Penggunaan alat laminar air flow (LAF) yaitu dimulai dengan menyalakan lampu
UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Ketika sudah
menggunakan laminar air flow, hindarkan sinarnya dari badan dan mata. Seteleah
itu, siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Kemudian, alat-alat
yang dimasukkan ke dalam laminar air flow cabinet, disemprot terlebih dahulu
dengan alkohol 70% atau spiritus. Selanjutnya, meja dan dinding dalam LAF
disemprot dengan alkohol 70% atau dengan spiritus untuk mensterilkan LAF.
Setelah steril semua, maka blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air
flow. Lalu, nyalakan lampu dalam LAF dan LAF sudah siap untuk digunakan.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Pada ruang persiapan terdapat alat-alat seperti lemari pendingin, hotplate,


mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu ukur, pipet volume,
erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk
mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, destilator,
dan alat lainnya.
2. Pada ruang tanam terdapat Laminar Air Flow, pisau scapel, selotipe, penyemprot
alkohol, pisau atau gunting dan tissue.
3. Di ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur, lampu neon, dan AC untuk
mengontrol temperature.
4. Ruang timbang berisi stok bahan-bahan kimia, timbangan analitik, magnetik stirer
dan lemari es.
5. Autoclave dan laminar air flow sangat berperan penting dalam proses kultur
jaringan karena untuk mensterilisasikan semua alat dan bahan.
DAFTAR PUSTAKA

Barahima Abbas. 2011. Prinsip dasar teknik kultur jaringan. Alfabeta. Bandung.

Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan dan keamanan laboratorium kimia.


Yudsitira. Jakarta.

Halman. 2005. Manfaat teknik kultur jaringan pada tanaman. Universitas Gadjah
Mada Press. Jakarta.

Yulita. 2012. Pengenalan alat laboratorium bioteknologi. Fakultas Pertanian.


Universitas Hasanuddin.

Yuwono Triwibowo. 2008. Bioteknologi pertanian. Universitas Gadjah Mada Press.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai