Anda di halaman 1dari 36

1.

Pengertian Sistem Pencernaan Pada


Manusia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari
makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan
enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu
terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan
pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1.1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan
atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

1.2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut.
Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung
merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi.
Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

1.3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan
kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar
karena yang mengaturnya adalah enzim.

1.4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic
capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

1.5. Penyingkiran

Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui
defekasi.

2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada


Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

2.1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran
pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah :
mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan
dibuang keluar tubuh melalui anus.

2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar
pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan
makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati
dan pankreas.

3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada


Manusia
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah
rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai
cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus

4. Proses Pencernaan Makanan Dalam


Sistem Pencernaan Pada Manusia
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu
proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim
ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung
zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu
37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun
ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan
melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:

 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan
akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut
yang berasal dari pankreas:

1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh
usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung
empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu
mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam
hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi,
pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan.
Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar
di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam
lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak
mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.

5. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam,
di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan
nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia.
Diantaranya:

5.1. Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga
karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

5.2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke
dalam tubuh melalui air atau makanan.

5.3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita
diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung
bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju
makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan
bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada
penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.

5.4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami
seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras.
Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga
karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak
memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah
gangguan ini.

5.5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah
adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.

5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar


anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan
ini.

5.7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah,
dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu
karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

5.8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela
yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

5.9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput
lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis.
Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat
merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan
rusak.

5.10. Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan
tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma.
Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan
pada umumnya menyerang anak-anak.

6. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


Terdapat 6 organ utama dalam sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah 6 organ pencernaan
manusia beserta bagian-bagiannya.

6.1. Mulut
Mulut adalah pintu masuk makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut,
kelenjar ludah, dan gigi. Jadi fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan
makanan, mencerna makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan
makanan. Di dalam mulut terjadi pencernaan mekanis (dengan gigi dan lidah) dan
pencernaan kimiawi (dengan ludah yang mengandung enzim ptialin). Berikut adalah
gambar anatomi mulut beserta bagian-bagiannya:

Mulut terdiri dari:


1. Langit-langit
2. Gigi
3. Gusi
4. Tulang langit-langit
5. Pembuluh darah dan saraf langit-langit
6. Amandel
7. Lidah
8. Anak lidah
6.2. Kerongkongan

Kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan lambung. Kerongkongan disebut


juga esofagus. Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot. Otot pada
kerongkongan berfungsi untuk membawa makanan dari mulut ke lambung dengan
menggunakan gerak peristaltik. Berikut adalah gambar anatomi kerongkongan
beserta bagian-bagiannya:

Kerongkongan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:


1. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.
2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot
polos.
3. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.
6.3. Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi untuk mencerna berbagai zat-zat
makanan. Letak lambung berada di bawah sekat rongga badan. Di dalam lambung
terjadi pencernaan kimiawi dengan menggunakan enzim pepsin, enzim renin, enzim
lipase, dan asam lambung (HCl). Berikut adalah gambar anatomi lambung beserta
bagian-bagiannya:

Lambung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kardiak, fundus, dan pilorus. Di ujung
bagian atas lambung yang berbatasan dengan kerongkongan terdapat sfingter yang
berfungsi untuk menjaga makanan agar tidak keluar dari lambung dan dimuntahkan
kembali. Sedangkan di bagian bawah yang berbatasan dengan usus dua belas jari
disebut sfingter pilorus.

6.4. Usus Halus

Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Disini juga terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim disakarase, enzim erepsin,
dan enzim lipase. Sari-sari makanan diserap melalui jonjot-jonjot usus yang disebut
vili. Seluruh sari makanan kecuali asam lemak dan gliserol diangkut melalui vena
porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh
limfa. Berikut adalah gambar anatomi usus halus beserta bagian-bagiannya:
Di usus halus juga terdapat duodendum (usus dua belas jari), jejunum, dan ileum.

6.5. Usus Besar

Usus besar adalah usus yang terbesar. Fungsi usus besar adalah untuk memilah
kembali hasil pencernaan. Disini terjadi penyerapan air dengan jumlah yang terbesar
daripada organ lain dan terjadi proses pembusukan sisa-sisa makanan dengan
bantuan bakteri. Berikut adalah gambar anatomi usus besar beserta bagian-
bagiannya:
Struktur usus besar terdiri dari:
1. Usus buntu
2. Kolon asedens (kolon naik)
3. Kolon transversum (kolon datar)
4. Kolon desendens (kolon turun)
5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
6.6. Anus

Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di
anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus.
Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi
(buang air besar). Berikut adalah gambar anatomi anus beserta bagian-bagiannya:
Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah untuk
membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk menyimpan
feses sementara waktu.
SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN

A. Pengertian Sistem Digestion (Sistem Pencernaan)


Sistem Digestion atau sistem pencernaan adalah rangkaian organ visceral dari kelenjar-

kelenjar yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk pencernaan, absorbsi dan metabolisme

makanan. Sistem pencernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan yang pertama

pengolahan makanan dan tahapan kedua adalah proses perombakan makanan meenjadi molekul-

molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.

B. Sistem Pencernaan Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh cavum

oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukran yang berbeda.

Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.

Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).

Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-

langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada

katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak

menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak

begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.

2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan sekresi

alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai

gudang pencernaan.

3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian

muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir
dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan

dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan

katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih

sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin,

eripsin dan protein. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan

makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaliis.

Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar

menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.

4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan

diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:

duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus

mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa

penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan

masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.

5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan

6. Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi,

dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas yang

memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati

berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati

berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna

kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang

dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan

saluran gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak.

Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum).

Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

C. Sistem Pencernaan Reptil

System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada umumnya

reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar

ludah, pancreas dan hati.

1. Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk

keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi itu dapat

dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang,

dan gigi pleurodont, bengkok kea rah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan

gigi halus yang disebut dentes palatine. Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang

bawah. Dan khusus pada ular berbisaakan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat

pada ronggamulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak

mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut

terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau

bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih hidup di air misalnya

buaya bagian belakang dari lingua terdapat satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan

menutup sehingga cavum oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu

membuka mulut pada waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada reptilian
pemakan insekta memiliki lidah yang dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura

lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang

terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang

sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah

menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison

yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi

tersebut.

2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari

rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.

3. Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak kecil yatu

piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran

pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan.

Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.

4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi

proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran

usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan,

ekskresi dan reproduksi.

Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati

ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang

berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas

pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna

kekuning-kuningan.
D. Sistem Pencernaan Aves

Sistematis pencernaan makanan pada burung :

Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →

Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →

Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:

 Paruh : Mengambil makanan.

 Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok

 Tembolok : Menyimpan makanan sementara.

 Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.

 Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.

 Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.

 Pankreas : Menghasilkan enzim.

 Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah pada dinding

usus halus.

 Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.

 Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.

 Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.

 Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :

- Pencernaan usus.

- Saluran uretra dari ginjal

- Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.

Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju

kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut

tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya

mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan

secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung

pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan

makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna

makanan secara mekanis.

Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh

pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-

sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-

punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna

untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar

kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

E. Sistem Pencernaan Pisces

1. Mulut

Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng

dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,

diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan

menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara
mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai

alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.

2. Rongga mulut

Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini

berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga

mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel

permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir

(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga

terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.

3. Faring

Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ

pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.

4. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir

untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan

garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun

ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang

dan rectum (proses osmoregulasi)

5. Lambung

Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila

dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan

fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus

yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara

kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus

makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan

usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.

6. Usus ( intestinum)

Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan

bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan

7. Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit

dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen

tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.

8. Kloaka

Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.

Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ

tersebut.

9. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak

di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh

dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,

posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan

bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan
buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim

pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.

Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya

(lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.

Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan.

Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.

Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus

depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan

berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk

menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi

sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan

empedu.

Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam

proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di

antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara

ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan

pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.

Proses Pencernaan

Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan

berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau

dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap

untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk

menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga
mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang

kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal

pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja

aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga

mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah

terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.

Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran

pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu

pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi

pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton

(polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga

hormon entergastron.

Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.

Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu

sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah

empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong

empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi

emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.

Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan

memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim

amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk

mempertinggi produksi getah pankreas.


Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah

lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam

amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam

makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak

keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

F. Sistem Pencernaan Mamalia

1. Sistem Pencernaan Pada Manusia

a) Mulut

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.

Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan

lengkap yang berakhir di anus.

Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

 Gigi (dens)

 Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat

membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:

1. sebagai indera pengecap/perasa

2. mengaduk makanan di dalam rongga mulut

3. membantu proses penelanan

4. membantu membersihkan mulut

5. membantu bersuara/berbicara

 Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah


Gambar 5 : Mulut

b) Esofagus atau kerongkongan

Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir

dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan

proses peristaltik.

Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut –

pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian

superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot

halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

c) Lambung

Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga

badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil

sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia,

fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan .

Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang

berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.

Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis,

dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti

enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar

perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang

dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat

ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa
nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan

otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot,

yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot

tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik

menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi

sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk

mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet

[goblet cell], sel parietalparietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi untuk

memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim

pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung

[Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel

parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam

lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsin

dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut

tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada

sel tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan

getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan

menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin,

musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan

enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein

menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.
Renin2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud

cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim

khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein

digumpalkan oleh Ca. Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan

menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian

pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus

yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat

asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika

tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan

membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang,

pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang

bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan

yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati

pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna

efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

1. Esofagus

2. Kardia

3. Fundus

4. Selaput lender

5. Otot lapisan

6. Lambung mukosa

7. Tubuh perut
8. Pilorik antrum

9. Pilorus

10. 10. Usus dua belas jari (duodenum)

d) Usus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara

lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),

usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua

muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

 Usus dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum) adalah bagian dari usus halus yang

terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus

dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,

yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang

normal berkisar pada derajat sembilan.

Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di butuhkan dalam proses pencernaan, antara

lain :

1. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;

2. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;

3. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;

4. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;

5. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;


6. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;

7. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;

8. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

 Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus

halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia

dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus

kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam

usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas

permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni

berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,

yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan

usus penyerapan secara makroskopis.

e) Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, )duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki

pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-

garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.

f) Anus

Proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.

Glandula digestoria (kelenjar pencernaaan) :

a. Glandula salivarae kelenjar ludah

b. Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum

(terutama intestinum tenue)


c. Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna kecoklat-coklatan terletak di sebaelah kanan

dibawah diafragma, terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang

mengeluarkan sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari sini akan keluar ductus cysticus

yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus pancreaticus bersama membentuk ductus

cholidocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.

d. Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari duodenum

berwarna merah muda, bersaluran yang disebut ductus pancreaticus yang akhirnya bersatu

dengan ductus cysticus membentuk ductus cholidocus. Saluran yang terakhir itu akan

menuangkan sekresinya ke duodenum. Kecuali itu pada pancreas terdapat sel yang disebut

insulae langerhensi (island of langerheng) menghasilkan sekresi (hormone) berupa insulin yang

berlangsung masuk pembuluh darah.

2. Pencernaan pada Hewan Ruminansia

Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan

yang mencerna makanannya dalam dua langkah:

1. Dengan menelan bahan mentah

2. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi.

 Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang ( monogastrik) tetapi lebih

dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan berperut banyak

Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya Terlihat pada susunan dan

fungsi gigi serta lambung.

Hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.


1) Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan pencuci.

Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.

2) Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.

3) Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema

Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian

selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena

makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.

Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :

1) Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)

2) Retikulum (perut jala)

3) Omasum (perut masam)

4) Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya). contoh hewan ruminansia

adalah sapi, dll.

Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :

1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli

rumput.

2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.

3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.

4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor), Retikulum,

Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan

enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas

mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang

kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak

mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak

dibandingkan dengan manusia

 Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan

berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.

 Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.

 Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu

berdilatasi (mernbesar).

 Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.

 Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut.

 Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan

dimamah kembali (kedua kali).

 Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu

1. rumen

2. retikulum

3. omasum
4. abomasum

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan

alamiahnya.

 Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.

 Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.

 Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang

sementara bagi makanan yang tertelan.

 Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim

selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.

 Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan

dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).

 Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.

 Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum.

 Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan

bolus.

 Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di

tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim

 Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa

menjadi asam lemak.

 Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah,

akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein

bagi hewan pemamah biak.


 Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada

manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada

sapi untuk fermentasi seluIosa.

 Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum

yang banyak mengandung bakteri.

 Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.

 Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan

selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.

 Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum

yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

 Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.

 Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan

dicernakan lagi oleh kelinci.

 Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum

karnivora.

 Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya

berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung

dengan cepat.

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu

dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
 Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna

selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4

yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

 Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme

bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik

akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

 Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan

ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama

sekali tidak mengandung ptyalin).

 Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.

 Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung.

 Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga

dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.

 Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak

terbang.

 Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan

protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.

 Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.

 Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang

kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.

 Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula

karbohidrat.

Enzim-enzim tersebut adalah


1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa

3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis

2. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri

3. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik

4. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dengan

bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.

Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang

sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan

fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.

Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk

menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).

Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut

makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar

yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan

ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan

bolus secara kimiawi oleh enzim

Anda mungkin juga menyukai