Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan
terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang
tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri dari
Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus
halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari
Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar
getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan
tubuh.Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang
terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan
dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Sistem Pencernaan Pada Bayi


Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah

mencapai kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan


tampak oleh adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak.
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan
dari rongga mulut ke lambung. Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat
lintang yang berhubungan dengan otot-otot faring, sedangkan 2/3 bagian bawah
adalah otot polos. Esofagus menyempit pada 3 tempat, yaitu setinggi tulang rawan
krikoid yang merupakan sfingter, rongga dada bagian tengah akibat penekanan
oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat sfingter), dan pada hiatus
esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter). Pembuluh vena
esofagus bagian bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena porta. Di
sebelah dorsal kanan esofagus terdapat duktus torasikus.lambung merupakan
bagian sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan duodenum.
Lambung terbagi menjadi 2 bagian, proksimal terdiri dari fundus dan korpus,
sedangkan bagian distalnya adalah antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi
lambung adalah peredaran darahnya yang sangat kaya dengan pembuluh nadi
besar di depan kurvatura mayor dan minor serta dalam dinding lambung1.
Pada bagian distal lambung terdapat selaput lingkar yang disebut pilorus
yang berfungsi sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus
inidiperkuat oleh serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan

saraf.

Duodenum

mulai

pada

pilorus

dan

berakhir

pada

batas

duodenoyeyunal.pada cekungan duodenum setinggi vertebra l2 terdapat kepala


pankreas. Sekum pada anak berbentuk kerucut dan apendik berasal dari bagian
apek kiri. Selama masa anak-anak dinding lateral sekum membesar, sehingga
apendiks terletak pada bagian posterior dinding medial. Mukosa apendiks kaya
akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan akan berkurang setelah dewasa.
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua
permukaan yaitu permukaan diafragma da viseral. Pada waktu lahir ukuran hati
relatif dua kali lebih besar dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya
dapat dipalpasi dibawah iga. Waktu lahir berat hati sekitar 120 160 g. Kemudian
berat ini bertambah sesuai pertumbuhan anak. Pada umur 2 tahun berat hati
bertambah 2 kali lipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat, sedangkan
pada umur 9 tahun dan masa pubertas mencapai masing-masing 6 dan 10 kali
berat hati waktu lahir. Hati berada di rongga dada bawah dengan bagian atas
memotong garis mid klavikula kanan pada sela iga 5-6 dan memotong garis
aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas bawah berada 1 cm di bawah garis
lengkung iga bawah. Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen, di
belakang gaster, di dalam ruang retroperitoneal. Pankreas terbagi menjadi bagian
kepala/kaput, korpus, dan ekor. Di sebelah ekor kiri ekor pankreas terdapat hilus
limpa di arah kraniodorsal. Saluran pankreas wirsung dimulai dari ekor pankreas
sampai kaput pankreas, bergabung dengan saluran empedu di ampula hepatikopankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila vater. Saluran pankreas minor

santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di papila minor yang


terletak proksimal dari papila mayor.

2.2
1.

Anatomi Sistem Pencernaan


Rongga mulut/kavum oris pada rongga inilah mulai makanan dicerna
secara mekanis maupun kimiawi. Di dalamnya terdapat :1. Gigi/dens gigi
pada bayi berumur 6-7 bulan disebut gigi susu/gigi sulung, jumlah 20buah.
Terdiri atas:
a) Gigi seri/dens insisivus jumlah 8 buah, fungsi memotong makanan.
b) Gigi taring/dens kaninus jumlah 4 buah, fungsi mencabik makanan Gigi
geraham depan/premolare jumlah 8 buah, fungsi mengunyah makanan
umur 6-14 tahun gigi susu tanggal dan diganti dengan gigi tetap/gigi orang
dewasa,

jumlah

32

buah.

Yaitu

gigi

sulung+12

buah

gerahambelakang/molare. Rumus gigi sulung p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 p2 ;


c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 rumus gigi tetap m3 ; p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 m3 ;
p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 kalau diamati struktur luarnya, gigi
mempunyai bagian :
1. Mahkota gigi/puncak gigi/korona bagian gigi yang tampak dari luar
2. Akar gigi/radiks bagian gigi yang tertanam di dalam rahang
3. Leher gigi/kolum bagian gigi yang terlindung oleh gusi dan batas
mahkota dan akar gigi berdasarkan sayatan memanjang, gigi
mempunyai bagian:
4. Email bagian terluar dan terkeras dari puncak gigi, fungsi melindungi
tulang gigi. Jika email rusak, gigi rusak.
5. Tulang gigi tersusun atas dentin (jaringan berwarna kuning)
6. Sumsum gigi/rongga gigi/pulpadi dalam tulang gigi (pada sumsum gigi
terdapat serabut saraf danpembuluh darah)

7. Semen gigi/sementum bagian terluar dari akar gigi


c) Lidah/lingua fungsi :
1. Mengaduk makanan
2. Membersihkan mulut
3. Membantu bersuara
4. Mendorong makanan
5. Pengecap
d) Kelenjar air liur/kelenjar ludah/glandula salivales di dalam rongga mulut
bermuara 3 pasang kelenjar air liur :
a. Glandula parotis/kelenjar air liur dekat telinga menghasilkan getah
berbentuk air
b. Glandula submaksilaris/kelenjar air liur rahang bawah menghasilkan
getah mengandung air dan lender
c. Glandula sublingualis/kelenjar air liur bawah lidah menghasilkan getah
mengandung air dan lendir tiap hari, ke-3 kelenjar itu menyekresi 2,5
liter air liur fungsi air liur :
1. Memudahkan penelanan

dan

pencernaan

makanan,

ludah

berbentuk
lendir untuk menelan sedangkan yang berbentuk air untuk
2.

melarutkan makanan
Mencerna makanan secara kimiawi, dalam air liur terdapat enzim
amilase/ptialin untuk mengubah zat tepung/amilum menjadi

maltose
3. Melindungi selaput rongga mulut dari panas, dingin, asam dan basa
2. Tekak/faring faring, penghubung rongga mulut dengan kerongkongan. Pada
bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran
3.

pernapasan.
Kerongkongan/esofagus
saluran panjang yang menghubungkan faring dengan lambung. Panjang
esofagus + 20 cm dan lebar + 2 cm. Dinding kerongkongan terdiri atas :

1. Lapisan luar terdiri atas selaputjaringan ikat


2. Lapisan tengah berupa otot lapisan otot pada 2/3 bagian atas dari
esofagus berupa otot lurik sedangkan 1/3 bagian bawah berupa otot polos.
Lapisan otot terdiri atas :
a. lapisan otot memanjang
b. lapisan otot melingkar gerakan 2 otot ini menyebabkan gerakan
peristaltik (gerakan yang mendorong makanan dari rongga mulut
ke lambung+ selama 6 detik)
3. Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel
4. Lambung/ventrikel/gaster
di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Lambung,
pembesaran saluran pencernaan yang membentuk kantong besar yang
terletak di dalam rongga perut di sebelah kiri di bawah tulang rusuk
terakhir. Lambung dibagi menjadi :
1. Bagian atas dekat dengan hati/kardiak daerah pintu masuk makanan dari
kerongkongan
2. Bagian tengah yang menggantung/fundus bentuk bulat, menghasilkan
a.
b.
c.
d.

getah lambung. Getah lambung mengandung :


Air
Ion-ion garam organic
Musin/lender
Hcl/asam lambung

fungsi :

a) mengubah ph lambung sehingga asam, menyebabkan terbunuhnya


kuman makanan
b) mengaktifkan enzim getah lambung, misalnya pepsinogen menjadi
pepsin
c) mengatur membuka dan menutup klep antara lambung dan usus 12 jari
d) merangsang sekresi getah usus
e) Enzim-enzim pencernaan : renin pepsinogen
3. Bagian bawah dekat dengan usus halus/pylorus

dinding lambung terdiri atas :


1.lapisan otot melingkar
2.lapisan otot memanjang
3.lapisan otot menyerong
Kontraksi

otot

ini

bubur

disebut

buntu,

menghasilkan

menyebabkan

kim/chyme.

Pada

hormon

makanan
dinding

gastrin

untuk

teraduk

sehingga

lambung
memacu

terdapat
sekresi

terbentuk
kelenjar
getah

lambung
5. Usus halus/intestinum tenue
Di dalam usus terjadi pencernaan kimiawi (pencernaan dengan bantuan
enzim). Usus halus, saluran pencernaan terpanjang. Panjang usus halus + 8,25 m,
terdiri dari :
1. Usus 12 jari/duodenum, panjang + 0,25 m di dalam dinding usus ini
terdapat muara saluran bersama kantong empedu dan pankeas.

Kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan hati untuk


mengemulsikan lemak. Pankreas terletak dekat lambung menghasilkan
getah pankreas. Getah pankreas mengandung enzim :
a. Amilase fungsi mengubah zat tepung menjadi gula
b. Tripsinogen tripsinogen, enzim yang diaktifkan enzim enterokinase
yang dihasilkan usus halus. Tripsinogen menjadi tripsin. Fungsi untuk
mengubah protein menjadi pepsin dan asam amino
c. Lipase fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
2. Usus kosong/yeyenum, panjang + 7 m di dalam usus ini makanan
mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding
usus. Getah usus yang dihasilkan mengandung lendir dan bermacam
enzim yang dapat memecah molekul makanan menjadi sederhana. Di
dalam

usus

ini

makanan

menjadi

bubur

yang

lumat

dan encer.
3. Usus penyerapan/ileum, panjang + 1 m di dalam usus ini terjadi
penyerapan sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh
jonjot usus/vili, mengakibatkan permukaan ileum menjadi luas
sehingga

penyerapan

berjalan

baik.

Penyerapan

sari

makanan oleh usus halus disebut absorpsi.


4. Usus buntu/isekum
usus buntu, saluran buntu antara usus halus dan usus besar. Pada usus
buntu terdapat umbai cacing/apendik. Bila makanan masuk ke usus
buntu

maka

sukar

untuk

dapat

keluar. Bila

terjadi

maka

membahayakan usus buntu, karena bisa terjadi infeksi. Untuk


mencegah masuknya makanan ke usus buntu maka pada lubang
6.

menuju usus buntu terdapat klep cincin/empang bauhini.


Usus besar/intestinum krasum terdiri atas :
1. Usus tebal/kolon\

makanan yang tidak diserap ileum masuk ke kolon. Di dalam kolon,


sisa
makanan dibusukkan bakteri escherichia coli. Pada kolon juga terjadi
pengaturan kadar air. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke
rectum.
2. Poros usus/rectum
Lubang pelepasan/anus, lubang yang merupakan muara akhir dari
saluran pencernaan. Dinding anus terdiri atas :
1. Lapisan otot yang langsung membatasi lubang anus terdiri atas otot
lurik
2. Lapisan otot sebelah dalam terdiri atas otot polos Adaptasi Sistem
Gastrointestinal Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai
untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir,
sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini.

Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata
sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa
hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam untuk pemasukan
makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Spingter cardiac antara
esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur mengalami relaksasi
sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah diberikan.
Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada lambung belum
sempurna

BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar
bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area
permukaan untuk absorbsi lebih luas. Bising usus pada keadaan normal dapat
didengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi
menelan udara saat menangis dan sistem saraf simpatis merangsang peristaltik.
Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan
cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan
terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan sehingga meskipun saluran
cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam
setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K.
Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak
sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila
mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan
karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Amilase pankreas mengalami
defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa
mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal.
Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di
dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang
terdapat pada susu formula.
Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna
gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau,
dan lengket. Mekonium terkumpul dalam usus fetus sepanjang usia gestasi,
mengandung partikel-partikel dari cairan amnion seperti sel kulit dan rambut, sel-

sel yang terlepas dari saluran cerna, empedu dan sekresi usus yang lain. Feses
mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak
keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan
distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi .
Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional,
bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses
mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu.
Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi. Tabel
berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah
lahir.
Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan
Sebelum
-gastrointestinal relatif inaktif.

Setelah
- bayi dapat mengisap dan menelan,

-Fetus menelan cairan amnion dan mampu


Memperlihatkan

gerakan mengeliminasi

mencerna

dan

Asi

susu

dan

mengisap dan menelan dalam

formula.

uterus.

- bayi mudah menelan udara selama

- tidak ada makanan yang diterima makan dan menangis.


melalui G.I.T.

- peristaltik aktif pada bagian

- tidak terjadi pengeluaran feses.

abdomen yang lebih bawah karena

Pada keadaan hipoksis atau

bayi harus mengeluarkan feses.

distres, spingter anal relaksasi dan

Tidak adanya feses dalam 48 jam

mekonium
cairan

terlepas

kedalam pertama mengindikasikan obstruksi


isi usus.

amnion,

mengindikasikan

fetal

distres.
-

bayi

dapat

mengisap

dan

menelan, mampu mencerna dan


mengeliminasi

Asi

dan

susu

formula.
2.3 Pengertian Sistem pencernaan neonatus
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (pengunyahan,penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat
cair yang terbentang dari mulai mulut (oris) sampai anus. Bayi Baru Lahir (BBL,
newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsrobsi
makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini.
2.4 Faktor Yang Berperan dalam Sistem Pencernaan Neonatus
a. Organ Pencernaan
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
- Oris (mulut)
- Faring
- Esofagus (kerongkongan)
- Usus halus
- Usus besar
- Rektum
- Anus

b. Pembentukan Enzim Sistem Pencernaan pada Neonatus


Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak
sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila
mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan
karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Amilase pankreas mengalami
defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir.Sebagai akibat, BBL tidak
bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada
sereal. Kolostrum terutama kaya akan amilase mamaria. Perkembangan
aktifitas laktase berlangsung relatif lambat dan mencapai tingkat adekuat pada
usia gestasi 36 minggu, namun banyak bayi prematur dapat mencerna laktosa
dengan memuaskan karena laktosa yang diserap dapat dicerna oleh bakteri
kolon menjadi asam lemak rantai pendek, yang kemudian dapat diserap
sehingga energi dapat diselamatkan. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi
lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih
sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula.

Usus bayi baru lahir relative tidak matur.Sistem otot yang menyusun organ
tersebut lebih tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa
sehingga gelombang peristaltic tidak dapat diprediksikan.Lipatan dan vili
dinding usus belum erkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus
bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorbs
yang paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus
agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produk
enzimmikrovilus, seperti amylase, tripsin, dan lipase pancreas.Dukungan bidan
untuk pemberian makan segera pada bayi baru lahir membantu maturasi
kemampuan usus halus ini.

2.5 Adaptasi fisiologis sistem pencernaan neonatal


Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan,
mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah
melakukan fungsi ini.
a. Intrauteri
Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14
minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu.Cairan empedu
mulai diproduksi sejak akhir trimester pertama, diikuti denga seluruh enzimenzim pencernaan lainnya. Proses pencernaan belum terjadi secara aktif
(inaktif). Kebutukan janin akan nutrisi tidak dipenuhi dengan sistem
pencernaannya tetapi diperoleh dari plasenta. Refleks makan pada janin
didalam kandungan sudah mulai terlihat dari kegiatan menelan amnion dan
menghisap. Mekonium, isi yang utama terutama pada saluran pencernaan
janin, tampak mulai usia 16 minngu, mekonium tidak dikeluarkan selama

janin berada didalam uterus (tidak terjadi proses defekasi) hanya urin
mekonium karena peristaltik belum aktif kecuali pada fetal distres. Pada janin
yang mengalami fetal distres, terjadi penekanan pada abdomen dan spingter
anal mengalami relaksasi sehingga mekonium yang tersimpan dalam usus
keluar dan bercampur air ketuban. Enzim-enzim penting untuk mencerna
karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia
gestasi sudah mulai dibentuk untuk mempersiapkan kelahiran (kehidupan
janin ekstrauterin). Oksigenasi janin utama tetap berasal dari sirkulasi
maternal-fetal melalui plasenta dan tali pusat.
b. Ekstrauterine
Neonatus aterm mampu mencerna dan menyerap susu dari lahir. Faktor
pertumbuhan spesifik-spesies di air susu penting untuk mendorong
perkembangan pencernaan pasca natal. Usus neonatus memiliki kapasitas
pencernaan dan penyerapan yang imatur tetapi terdapat sejumlah mekanisme
kompensasi, terutama untuk bayi yang medapat air susu ibu. Spingter cardiac
antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immature, mengalami
relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah
diberikan. Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada
lambung belum sempurna.
Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata
sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama
beberapa hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam untuk
pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam.

BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap


besar bayi dan jika dibandingkan dengan orang dewasa.Keadaan ini
menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas.
Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen
dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan
system saraf simpatis merangsang peristaltic.
Saat lahir saluran cerna steril.Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar
dan cairan mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus
akan terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan sehingga meskipun
saluran cerna steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur
dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk
sintesa vitamin K.
c. Refleks Makan
Sejak lahir, seorang bayi normal dapat menghisap dari puting payudara,
menyalurkan air susu ke bagian belakang mulut dan menelannya selama 5-10
menit sambil bernafas normal. Terdapat program reflek dan perilaku bawaan,
yang menjadi semakin jelas dalam sekitar satu jam setelah persalinan,
termasuk kemampuan bergerak dari perut ibu ke payudara, aktifitas tangan
terkoordinasi, gerakan mencari puting payudara, melekat kepayudara, dan
makan secara rakus sebelum bayi tidur.
Sentuhan pada langit-langit memicu reflek menghisap. Neonatus
memperlihatkan kerja rahang ritmik, yang memicu tekanan negatif dan kerja
peristaltik lidah dan rahang memeras air susu dari payudara dan
memindahkannya kekerongkongan yang kemudian memicu reflek menelan.

Pada neonatus normal, refleks menyusu ini kuat saat lahir dan sudah tampak
pada bayi premature sejak usia sekitar 32 minggu (sekitar 1200g). Bayi yang
sangat prematur dan mereka yang beresiko sakit atau berat lahirnya sangat
rendah memperlihatkan penurunan yang mencolok atau tidak adanya refleks.
Bayi lain yang mengalami masalah makan misalnya mereka mengidap
gangguan fisik misalnya bibir atau langit-langit sumbing dan mereka yang
terkena sedasi atau analgesia obstetrik atau stres berat saat persalinan.
Reflek menghisap dan menelan dibantu oleh konfigurasi morfologis mulut
neonatus yang khusus, langit-langit lunaknya secara proporsional lebih
panjang.Neonatus juga memiliki refleks ekstrusi sebagai respon terhadap
adanya bahan padat atau setengah padat didalam mulutnya. Refleks ini hilang
pada usia 4-6 bulan dan diganti oleh suatu pola gerakan menggigit ritmik
yang bersamaan dengan tumbuhnya gigi pertama pada usia 7-9 bulan.
d. Defekasi
Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna
gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak
berbau, dan lengket.Pengeluaran mekonium, suatu campuran mukus, sel
epitel, asam lemak, dan pigmen empedu (yang menyebabkan warna khas
hitam kehijauan).
Mekonium berasal dari:
Sel-sel mukosadinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi

dan rontok
Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna,mulai dari
saliva sampai enzim-enzim pencernaan

Cairan

amnionyang

diminum

janin,

yang

kadang

juga

mengandung lanugo dan sel-sel dari kulit janin atau membran


amnion yang rontok.
Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah
lahir. Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus,
bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi.
Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional,
bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses
mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu.
Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe makanan yang didapat oleh bayi. Kolon
pada bayi baru lahir kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon orang
dewasa sehingga bayi baru lahir cenderung mengalami komplikasi kehilangan
cairan.Kondisi ini membuat penyakit diare kemungkinan besar menjadi serius
pada bayi muda.
Tabel berikut menjelaskan karaktertisik penting sistem pencernaan
sebelum dan setelah lahir.
Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran
kelahiran
Aspek
Sistem Gastrointestinal

Intrauteri
Relatif Inaktif

Ekstrauteri
Aktif

(tidak ada makanan yang (ada


diterima melalui organ masuk
Reflek makan

makanan

yang

melalui

organ

gastrointestinal)
gastrointestinal)
Sudah ada, bayi Menelan Ada dan semakin baik,

cairan

amnion

dan Bayi

sudah

memperlihatkan gerakan mencerna


menghisap
Refleks peristaltik dan Pada
Defekasi

abdomen

sehingga

dan

mengeliminasi ASI atau

bagian

peristaltik

mampu

tidak
tidak

susu formula
bawah Pada
bagian

bawah

refleks abdomen

peristaltik

aktif sudak

sehingga

aktif,

terjadi bayi mengeluarkan feses.

pengeluaran mekonium. Tidak adanya feses dalam


Kecuali pada fetal distres 48

jam

pertama

(air ketuban bercampur mengidikasikan obstruksi


mekonium)

isi usus

2.6 Perbedaan Antara Sistem Organ pada Gastrointestinal Bayi dan


Orang Dewasa
Sistem Pencernaan
Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah
mencapaikematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan
tampak oleh adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan
anak. Esofagus merupakan saluranyang menghubungkan dan menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung.Sepertiga atas esofagus
merupakan otot serat lintang yang berhubungan dengan otot-otot faring,
sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos.Esofagus menyempit pada
3tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan sfingter,

rongga dada bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus
utama kiri (tidak bersifatsfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma
(otot polos bagian ini bersifat sfingter).Pembuluh vena esofagus bagian
bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena porta.Di sebelah
dorsal

kanan

esofagus

terdapat

duktus

torasikus.lambung

merupakan bagian sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus


dan duodenum.Lambungterbagi menjadi 2 bagian, proksimal terdiri dari
fundus dan korpus, sedangkan bagiandistalnya adalah antrum. Ciri yang
menonjol pada anatomi lambung adalah peredarandarahnya yang sangat
kaya dengan pembuluh nadi besar di depan kurvatura mayor danminor
serta dalam dinding lambung.Pada bagian distal lambung terdapat selaput
lingkar yang disebut pilorus yang berfungsi sebagai sfingter untuk
mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus inidiperkuatoleh serabut otot
lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf.Duodenum mulai
pada

pilorus

dan

berakhir

pada

batas

duodenoyeyunal.pada

cekunganduodenum setinggi vertebra l2 terdapat kepala pankreas.Sekum


pada anak berbentuk kerucut dan apendik berasal dari bagian apek
kiri.Selama masa anak-anak dindinglateral sekum membesar, sehingga
apendiks terletak pada bagian posterior dindingmedial. Mukosa apendiks
kaya akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan akan berkurang
setelah dewasa.

BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Bahwa sistem pencernaan bayi belum berjalan dengan sempurna.Namun
reflek menghisap bayi sangat kuat sekali sampai dia berumur 4-6 bulan reflek itu
menghilang.Bayi sudah dapat menghisap dan menelan.Bayi belum bisa
mendapatkan karbohidrat karena system pencernaannya belum sempurna.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................

2.1 Sistem Pencernaan Pada Bayi...................................................


2.2 Anatomi Sistem Pencernaan.....................................................
2.3 Pengertian Sistem Pencernaan Neonatus.................................
2.4 Faktor Yang Berperan Dalam Sistem Pencernaan Neonatus...
2.5 adaptasi Fisiologi Sistem Pencernaan Neonatal.......................
2.6 Perbedaan Antara Sistem Organ Pada Gastrointestinal Bayi dan
Orang Dewasa ............................................................................
BAB 3. KESIMPULAN .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
4
13
13
15
21
23

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan refarat yang berjudul Fisiologi Sistem
Pencernaan Bayi. Penyusunan refarat ini sebagai salah satu tugas dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Pediatri di Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Aceh Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ade Saifan , Sp. A selaku
preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior pada Pediatri atas waktu
dan tenaga yang telah diluangkan untuk memberikan bimbingan, saran, arahan,
masukan, semangat, dan motivasi bagi penulis sehingga refarat ini dapat
diselesaikan, Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. Elly
Kusmayati ,Sp. A yang juga senantiasa membimbing penulis selama menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/ SMF pediatri.
Penulis menyadari bahwa refarat ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga refarat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lhokseumawe, febuari 2016

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, E 2006, Adaptasi sitem gastrointestinal bayi baru lahir dan feeding
setelah kelahiran jurnal keperawatan Sumatera Utara, Vol 2.
Stright, B, 2005, Keperawatan ibu dan bayi baru lahir, EGC, Jakarta
Aras, S, 2010, Asuhan pada bayi baru lahir, Diploma III Kebidanan , Universitas
Airlangga, Surabaya
Nelwati, 2011, Adaptasi sisiologis dan psikologis bayi baru lahir, S1 Fakultas
Keperawatan, Universitas Andalas, Padang.
Behrman, Kliegman, Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Pearce, E, Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, Gramedia, Jakarta
Hidayat, A, 2009, Asuhan Neonatus, Bayi dan balita, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai