Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitu saluran panjang yang merentang dari
mulut sampai anus, dan organ – organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung
empedu, dan pancreas.
Proses pencernaan melibatkan enzim – enzim sekretorik yang spesifik untuk berbagai makanan
dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana, lemak menjadi asam lemak
bebas dan monogliserida, serta protein menjadi asam amino.
Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari
nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan
kimia, dan meliputi proses – proses berikut :
3) Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4) Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung.
5) Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik.
6) Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6 Anus.
1. Mulut (oris)
Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh tulang rahang dan langit-
langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang
bawah.
a. Gigi (dentis)
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah
makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama
pertumbuhan dan per- kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari
gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi
pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20,
dengan susunan sebagai berikut.
1) Mahkota Gigi : dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin (tulang gigi).
3) Rongga gigi ; berada di bagian dalam gigi. Di dalamnya terdapat pembuluh darah, jaringan
ikat, dan jaringan saraf.
b. Lidah (lingua)
Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal membolak-balikkan
makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan makanan, sebagai indera pengecap,
dan membantu dalam berbicara.
Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa (papila). ada tiga
bentuk papila, yaitu:
1) Papila fungiformis
2) Papila filiformis.
3) Papila serkumvalata
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin atau amylase dan ion
natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium.
4) zat buangan
1) Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian
depan.
3) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas mulut depan
telinga.
Esofagus merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan faring dengan
lambung (gaster). Yang panjang kira – kira 25 cm, diameter 2,5 cm. pH cairannya 5 – 6.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.
Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak
peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya
kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara me- manjang dan
melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara
dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk
ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan.
Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip
gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung.
Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga
makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
Lambung terdapat di dalam rongga perut di sebelah bawah difragma, berupa kantong
penyimpanan makanan. Lambung terdiri dari tiga bagian :kardiak (bagian atas), fundus (bagian
tengah) dan pilorus (bagian akhir). Lambung melakukan gerakan peristaltik dan pendular untuk
meremas dan mengaduk makanan yang masuk. Di dalam lambung terdapat kelenjar yang
menghasilkan enzim pencernaan seperti asam khlorida (HCl), enzim pepsindan enzim
renin. Enzim ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di dalam lambung karena terlalu asam
(pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan berada di lambung kira-kira 3 sampai 4 jam atau sampai 7
jam untuk bahan makanan yang mengandung banyak lemak. Makanan yang sudah hancur sedikit
demi sedikit masuk ke usus halus.
b. Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu) dari air
susu.
a. Penyimpan makanan
b. Memproduksi kimus
c. Digesti protein
d. Memproduksi mucus
e. Memproduksi glikoprotein
f. Penyerapan
Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan yang
panjangnya sekitar 6 m berdiameter sekitar 2,5 cm. sedangkan pHnya 6,3 – 7,6. Dinding usus
halus terdiri atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, dan tunika serosa. Tunica
muscularis merupakan bagian yang menyebabkan gerakan usus halus.
Fungsi usus halus :
a. Mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan
enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam hati.
a. Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum panjangnya sekitar 25 cm, diameternya 5 cm.
c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Panjangnya sekitar 2 m sampai 2,5 m, diameternya
2,5 cm.
a. Mengabsorbsi 80 % sampai 90 % air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah
kimus dari cairan menjadi massa semipadat.
b. Memproduksi mucus
b. Kolon. Pada kolon terjadi gerakan mencampur isi kolon dengan gerakan mendorong.
1) Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke tepi bawah hati disebelah kanan
dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
2) Kolon transversum ; merentang menyilang abdomen ke bawah hati dan lambung sampai ke
tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura spienik.
3) Kolon desendens; merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid
berbentuk S yang bermuara di rectum.
c. Rectum. Merupakan tempat penampungan sementara feses sebelum dibuang melalui anus.
Yang panjangnya 12 – 13 cm.
6. Anus
Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Pada anus terdapat dua macam otot,
yaitu:
Proses pengeluaran feses di sebut defekasi. Setelah retum terenggang karena terisi penuh, timbul
keinginan untuk defekasi.
C. KELENJAR PENCERNAAN
Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan
dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia diantaranya :
2) kelenjar lambung,
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah
telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva
keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu
serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut.Saliva mengandung enzim
ptialin atau amilase ludah.
2. Kelenjar lambung
3. Kantong empedu
Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu
dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu
dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon
kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.
4. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim
pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim
lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.
Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua
belas jari).
5. Kelenjar di usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase),
enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease sertalipase. Pengeluaran enzim-
enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.
1. Ingesti
3. Peristaltik
4. Digesti
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi satuan-
satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem
pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul besar yang tidak dapat
menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah
atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.
5. Absorpsi
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi
bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau
limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.
6. Defekasi
Pembuangan, maksudnya proses eliminasi atau pengeluaran zat-zat makanan yang tidak
diperlukan tubuh.
1. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja
secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran
darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal
tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih
sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati –amilase,ataua ptyalin,
dan enzim enzim pengubah disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat
yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan
dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula
(malthosa-sukrosa-laktosa). Deangn adanya amylase (ptialin) yang bercampur dengan makanan
didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan
terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati
sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dan dinding usus yang
mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah pati akan
berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus berlangsung pemecahan:
Kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak terganggunya alat-alat
pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara
90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.
2. Metabolisme protein
Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap
melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama
halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah
menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam
saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam
mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung, media atau
cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung)
bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya
pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam
usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi
sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim
pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein
dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yang terdiri atas lebih
asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu carboxy
peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—memerlukan air pada
perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein
menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap diserap melalui
dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-zat
makanan tadi sebbagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap
didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya
faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada
gangguan kesehatan tubuh.
Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu
rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat
penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia,
akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro yang lebih siap diserap
dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi menyerapan Fe
(zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan
kalsium. (f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral
Fe.
Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan melalui
system pori-pori, (proses pasif difusi) yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosa
dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari
konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan
aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adnya energy atau energy transport yang
dependen, yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme) dengan prinsip
agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati dinding usus.
3. Metabolisme lemak
Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan bentuk
lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang
belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang sudah
teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan masuk dalam uss
halus.
Didalam usus halus itu lemak yang teremulsi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan
pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat dalam tubuh
adalah bervariasi, sangat tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh yang benar-benar sehat
sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak tidak terjadi.
Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai
(jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak.
1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil
dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi,
lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, gigi
geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan
merupakan pencernaan mekanik.
Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang
dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya saliva(air ludah) dan getah
lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran pencernaan seperti gerakan
peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan
makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).
2. Pencernaan Kimiawi
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana
ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang
membutuhkan.
Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu
dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja padasubstrat lain. Molekul
enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim
yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-
macam enzim pencernaan yaitu :
a. Enzim ptialin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi
enzimptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
b. Enzim amilase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Kerja
enzim amilase yaitu :
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat
atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini
menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.
c. Enzim maltase
d. Enzim pepsin
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.
e. Enzim tripsin
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar
didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuhmikroorganisme tertentu
yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khloridayang tidak stabil dan cenderung
berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.
h. Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan
berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau
telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu
yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk
suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsiini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana lagi.
i. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas
jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat
sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang
berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu
dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah
molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih
kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh
cairan getah bening (limfe).
Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi enzim
pencernaan tidak ikut diproses.
D. MOTILITAS
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,
otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan
pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar
secara permanen setelah mengalami distensi.
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan
mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan
sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan
berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya
gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur
ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus
halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat
lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan
kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan
dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.
Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu
lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar
saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan
longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi
saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat
di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas
kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur
DAFTAR PUSTAKA
Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Sherwood, Lauralee., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.