Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS IDK
DOSEN PEMBIMBING: Susan Irawan, S.Kep., Ners., MAN

Disusun oleh:

Faradila Putri Nirmala (191FK03102)


Puji Nabila (191FK03112)
Sinta Faujiah Astuti (191FK03113)
Tia Priliantini (191FK03114)
Yeni Sumiyati (191FK03104)

Tingkat 1/C
Kelompok H(3)

PRORAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah anatomi dan fisiologi
sistem pencernaan yang dimudahkan oleh-Nya. Tanpa pertolongan dan keridhoan-
Nya mungkin kami tidak bias menyelesaikan makalah ini.
Kami menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber buku yang telah
kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana
dan mudah di mengerti oleh pembaca. Selain itu, kami memperoleh sumber dari
beberapa buku pilihan, kami pun memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
telah membantu penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Aamiin

Bandung, 24 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Definisi Sistem Pencernaan ...................................................................................... 3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ............................................................... 4
2.2.1 Mulut ................................................................................................................. 5
2.2.2 Faring (Tenggorokan) ....................................................................................... 8
2.2.3 Esofagus (Kerongkongan)................................................................................. 9
2.2.4 Lambung dan Kelenjar Lambung ................................................................... 10
2.2.5 Pankreas .......................................................................................................... 13
2.2.6 Empedu ........................................................................................................... 14
2.2.7 Hati.................................................................................................................. 16
2.2.8 Usus halus ....................................................................................................... 18
2.2.9 Usus besar ....................................................................................................... 20
2.2.10 Rektum dan Anus ............................................................................................ 23
2.3 Enzim-enzim Percernaan ........................................................................................ 24
BAB III................................................................................................................................... 34
PENUTUP.............................................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 34
3.2 Saran ....................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang
terbentang mulai dari mulut (oral) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan
terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang
tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri
dari Oral(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung),
usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri
dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas,
kelenjar getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang
terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan
tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem penecernaan?
1.2.2 Bagaimana Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan?
1.2.3 Apa saja enzim enzim dalam pencernaan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definsi sistem pencernaan
1.3.2 Untuk mengetahui Anatomi dan fisiologi sistem Penecernaan dan
Metabolisme

1
1.3.3 Untuk mengetahui enzim-enzim dalam pencernaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Pencernaan

Sistem-sistem tubuh mempertahankan homeostasis. Sistem pencernaan


berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrient, air, dan elektrolit dari
lingkungan eksternal ke lingkungan internal.

Homeostasis penting bagi kehidupan sel-sel. Sel-sel membentuk system


tubuh. Sel memerlukan pasokan nutrient yang terus menerus untuk menunjang
reaksi kimiawi penghasil energi;

Makanan + O2 CO2 + H2O + Energi

Fungsi normal sel juga bergantung pada ketersediaan air dan berbagai
elektrolit.

Untuk mempertahankan homesostasis, molekul-molekul nutrient yang sudah


habis terpakai untuk menghasilkan energi harus secara terus menerus diganti oleh
nutrient baru yang kaya energi.

Sistem pencernaan terdiri dan saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba


muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ
aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas.
Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
gastrointestinai.

3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
1. Kelenjar ludah
21. Sekum
2. Parotis
22. Appendiks/Umbai
3. Submandibularis
cacing
(bawah rahang)
23. Rektum/Poros usus
4. Sublingualis (bawah
24. Anus
lidah)

4
2.2.1 Mulut

Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya


makanan dan air pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan
umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Mulut atau oris terdiri atas dua bagian yaitu 1. Bagian luar
yang sempit atau vestibula dimana terdapat didalamnya gusi, gigi,
bibir dan pipi ; 2. Bagian rongga mulut dalam yaitu rongga mulut
yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,platum dan mandubularis
di sebelah belakang bersambung dengan faring. Diluar mulut ditutupi
oleh kulit dan didalamnya ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).
Mekanisme sistem pencernaan di mulut yaitu makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri

5
secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.
Didalam rongga mulut terdapat gigi, kelenjar ludah, dan lidah.
a. Gigi
Gigi terdapat 2 macam yaitu:
1. Gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-
7 bulan dan lengkap pada umur 2 ½ tahun jumlahnya 20
buah terdiri atas: 8 buah gigi seri (dens insisivus),4 buah
gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare).
2. Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun
jumlahnya 32 buah terdiri atas: 8 buah gigi susu (dens
insisivus),
Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk
memutuskan makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
b. Kelenjar ludah
Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus
yang bernama duktus (saluran) wartoni dan stensoni . Kelenjar
ludah ada 2 yaitu kelenjar submaksilaris(kelenjar ludah bawah
rahang) yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian
tengah dan kelenjar sublingualis (Kelenjar ludah bawah lidah)
yang terdapat di bagian depan dibawah lidah.
Kelenjar ludah dihasilkan didalam rongga mulut. Disekitar rongga
mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
1. Kelenjar parotis terdapat di bawah depan telinga diantara
prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular,duktus
stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke
rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator)

6
2. Kelenjar submaksilaris terletak di bawah rongga mulut
bagian belakang,duktus wartoni, bermuara di rongga mulut
dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjar sublingualis terletak di bawah selaput lendir dasar
rongga mulut.
c. Lidah
Lidah terdiri atas otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput
lendir, kerja otot lidah dapat digerakkan ke segala arah. Lidah
dibagi menjadi 3 bagian yaitu radiks lingua (pangkal lidah),
dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah). Pada
pangkal lidah belakang terdapat epiglottis yang berfungsi untuk
menutup jalannya napas pada waktu menelan makanan. Di
punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf
pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat
pada bagian kira-kira di tengah,jika lidah digerakkan ke atas
makan akan terlihat selaput lendir.Pada pertengahan flika
sublingual terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris dan
glandula sublingualis.
Fungsi Lidah:
1. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi
dan gigi
2. Mencampur makanan dengan ludah
3. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
4. Untuk berbicara
5. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
6. Untuk merasakan dingin dan panas.

7
2.2.2 Faring (Tenggorokan)

Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan


kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari:
1. Bagian superior
Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga
2. Bagian media
Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah
3. Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

8
2.2.3 Esofagus (Kerongkongan)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata


yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari
bahasa Yunani: oeso – “membawa”, dan phagus – “memakan”)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1. bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2. bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3. serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Esofagus adalah tuba muskular, panjangnya sekitar 9 sampai 10
inci (25 cm) dan berdiameter 1 inci (2,54 cm). Esofagus berawal pada
area laringofaring, melewati diafragma dan hiatus esofagus (lubang)
pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh, dan membuka ke arah
lambung. Fungsi Esofagus yaitu menggerakkan makanan dan faring ke
lambung melalui gerak peristalsis. Mukosa esofagus memproduksi
sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus.
Esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.

9
2.2.4 Lambung dan Kelenjar Lambung

Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian


superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian,
kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran
dan bentuknya bervariasi dan satu individu ke individu lain. Regia-
regia lambung terdiri dan bagian jantung, fundus. badan organ, dan
bagian pilorus.
1. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan
esofagus dan lambung (pertemuan gastroesofagus).
2. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut
esofagus.
3. Badan lambung adalah bagman yang terdilatasi di bawah
fundus, yang membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi
medial badan lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil: tepi
lateral badan lambung yang konveks disebut kurvatur besar.
4. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung
dan membuka ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke
mulut pylorus yang dikelilingi sfingter pilorus muskular tebal.
Histologi dinding lambung. Ada tiga lapisan jaringan dasar
(mukosa. submukosa, dan jaringan muskularis) beserta modifikasinya.

10
1. Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung
mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan
otot tambahan ini membantu keefektifan pencampuran dan
penghancuran isi lambung.
2. Mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang
menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding
lambung. Ruga terlihat saat lambung kosong dan akan
menghalus saat lambung meregang terisi makanan.
3. Ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang
bermuara pada sekitar 15 juta kelenjar lambung. Kelenjar
lambung yang dinamakan sesuai letaknya, menghasilkan 2 L
sampai 3 L cairan lambung. Cairan lambung mengandung
enzim-enzim pencernaan, asam kiorida, mukus, garam-
garaman, dan air.
Fungsi lambung yaitu sebagai berikut:
1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal
memungkinkan adanya interval waktu yang panjang antara saat
makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah
besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah
saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam
kehidupan dan dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan
sedikit dan sering.
2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan
terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair, berkadar
asam tinggi yang berasal dan bolus) dan mendorongnya ke
dalam duodenom.
3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui
sekresi tripsin dan asam klorida.

11
4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dan kelenjar
membentuk barier setehal 1 mm untuk melindungi lambung
terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.
5. Produksi faktor intrinsik
a. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel
parietal.
b. Vitamin B12, didapat dan makanan yang dicerna di
lambung, terikat pada faktor intrinsik. Kompleks faktor
intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus,
tempat vitamin B12 diabsorbsi.
6. Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung
hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol
diabsorpsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air
terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.
Jenis kelenjar lambung.
1. Kelenjar jantung ini hanya mensekresi mukus.
2. Kelenjar fundus (lambung) terdiri dan tiga jenis sel.
a. Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen,
prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini mensekresi lipase
dan renin lambung, yang kurang penting.
b. Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor
intrinsik; Dalam pembuatan HCl, CO2 bergerak ke
dalam sel untuk berikatan dengan air dan membentuk
asam karbonat (H2CO3) dalam reaksi yang dikatalis
oleh anhidrase karbonik; H2CO3 terionisasi untuk
membentuk H+ dan HCO3. Ion bikarbonat keluar dan
sel untuk digantikan ion klorida (Cl) dan memasuki
sirkulasi sistemik; Ion hidrogen, bersama ion klorida,
secara aktif terpompa ke dalam lambung.

12
c. Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua
kelenjar lambung. Se! ini mensekresi barier mukus
setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan oleh HC1 atau autodigesti.
3. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar
ini mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang
berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
Di dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan
enzim yaitu:
1. Amylase saliva melanjutkan pencernaan amilum di bagian
fundus
2. Pepsin membantu pemecahan protein
3. Lipase membantu pemecahan lipid susu (terutama pada bayi
dan anak)
4. Rennin membantu pencernaan susu pada bayi. Rennin dan
kalsium menyebabkan koagulasi susu, sehingga lebih lama
berada di lambung untuk dicerna
2.2.5 Pankreas
Dari lambung kimus dilanjutkan ke usus halus untuk dicerna
lebih lanjut. Sekret yang membantu pencernaan tidak hanya berasal
dari usus halus sendiri, tetapi juga dari pancreas, hati, dan kandung
empedu. Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2. Pulau pankreas, menghasilkan hormone

13
Cara Kerja Pankreas yaitu dengan Pankreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
2.2.6 Empedu
Anatomi sekresi empedu
1. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli
empedu yang kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan
kiri.
2. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik
komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus dan
kandung empedu dan keluar dan hati sebagai duktus empedu
komunis.
3. Duktus empedu komunis, bersama dengan duktus pankreas.
bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di
kandung empedu.
Komposisi empedu. Empedu adalah larutan berwarna kuning
kehijauan terdiri dan 97% air, pigmen empedu dan garam-garam
empedu.
a. Pigmen empedu terdiri dan bilirubin (hijau) dan bilirubin
(kuning). Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin
yang dilepas dan sel darah merah terdisintegrasi; Pigmen
utamanya adalah bulirubin yang memberikan warna kuning
pada urine dan feses; Jaundice, atau warna kekuningan pada

14
jaringan, merupakan akibat dan peningkatan kadar bilirubin
darah, ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati dan dapat
disebabkan oleh kerusakan sel hati (hepatitis), peningkatan
dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh
batu empedu.
b. Garam-garam empedu terbentuk dan asam empedu yang
berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah disekresi
ke dalam usus, garam tersebut, direabsorpsi dan ileum bagian
bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali. Peristiwa ini
dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Fungsi garam empedu dalam usus halus.
1. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globulus
lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan
globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas
untuk kerja enzim.
2. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat
terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus
membran sel.
3. Pengeluaran kolesterol dan tubuh. Garam empedu berikatan
dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil
disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.
Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur
oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan hormon (sekretin dan
CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pankreas. Saat
asam lemak dan asam amino mencapai usus halus, CCK dilepas untuk
mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi.
Cairan empedu kemudian didorong ice dalam duodenum.

15
2.2.7 Hati

Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah


kerangka iga. Beratnya 1500 g (3 Ibs) dan pada kondisi hidup
berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati
menerima darah teroksigenasi dan arteri hepatika dan darah yang tidak
terokrigenasi tetapi kaya akan nutrien dan vena portal hepatika. Hati
terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.
1. Lobus kanan hati lebih besar dan lobus kirinya dan memiliki
tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus
kuadratus.
2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dan lobus kiri. Di
antara kedua lobus terdapat porta hepatic, jalur masuk dan
keluar pembuluh darah. saraf dan duktus.
3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan
beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga dimensi.
Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempenglempeng
sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena
portal, arteri hepatika, dan duktus empedu membentuk sebuah
lobulus portal.
Fungsi utama hati
1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam
emulsifikasi dan absorpsi lemak.

16
2. Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan
karbohidrat tercerna.
a. Hati berperan penting dalam mempertahankan
homeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa
dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali
menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
b. Hati mengurai protein dan sel-sel tubuh dan sel darah
merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dan asam
amino berlebih dan sisa nitrogen.
c. Hati menyintesis lemak dan karbohidrat dan protein,
dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.
d. Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel
(lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid).
e. Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor
pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin
dad produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya
ke dalam empedu.
3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan
tembaga, serta vitamin larut lemak (A. D. E, dan K), dan hati
menyimpan toksin tertentu (contohnya pestisida) serta obat
yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan.
4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan
dektosifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat
asing yang terdistintegrasi dalam darah.
5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati
menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama
saat tidur.

17
6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar
30% curah jantung dan, bersama dengan limpa, mengatur
volume darah yang diperlukan tubuh.
2.2.8 Usus halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran


pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding
usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-
pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas : lapisan mukosa ( sebelah dalam ),
lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke
usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

18
dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus ini memiliki panjang
sekitar 25 cm,berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada
lengkungan ini terdapat pancreas. Pada bagian kanan duodenum
terdapat selpaut lendir yang membukit di sebut papila vateri.. pada
papila vateri bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan
saluran pakreas (duktus wirsungi/ duktus pankreatikus).
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua
belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus
dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Cara Kerja usus
duodenum yaitu Lambung melepaskan makanan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari
usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis
yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus
dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat

19
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet
dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan
usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
“lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari
bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
2.2.9 Usus besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus


antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah
menyerap air dari feses. Fungsi usus besar yaitu :
1. Usus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan
elektrolit dan kimus yang tersisa dan mengubah kimus dan
cairan menjadi massa semi padat.
2. Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak
mengandung enzim atau hormon pencernaan.

20
3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah
kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi
tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi
vitamin (K. riboflavin, tiamin) dan berbagai gas.
4. Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.
a. Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi
padatnya adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai
3% adalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dan
sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak.
b. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau
serat dan selulosa yang tidak tercerna. Warna coklat
berasal dari pigmen empedu: bau berasal dari kerja
bakteri.
Usus besar terdiri dari :
1. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”)


dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung
pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum
yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
2. Umbai Cacing (Appendix)

21
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan
pada usus buntu. Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau
dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada
tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran
sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai
cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang
(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Apendiks
berfungsi dalam sistem limfatik.
1. Kolon asendens (kanan)
Panjangnya sekitar 13 cm terletak di bawah abdomen
sebelah kanan, membujur keatas dari dari ileum ke bawah hati.
2. Kolon transversum
Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon
desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat
fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
3. Kolon desendens (kiri)
Panjangnya sekitar 25 cm ,terletak di bawah abdomen
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis
sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid
4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

22
Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon desendens,
terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya
menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan
rectum
2.2.10 Rektum dan Anus

1. Rectum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

23
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air
besar.
2. Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Anus terletak di dasar pelvis,
dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter.
a. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menuruti
kehendak.
b. Sfingter levator ani , bekerja juga tidak menuruti kehendak
c. Sfingter ani eksternus ( sebelah bawah), bekerja menuruti
kehendak.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagiannya lagi dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar) , yang merupakan fungsi utama anus.
2.3 Enzim-enzim Percernaan
Di dalam tubuh manusia, terdapat suatu kelenjar yang memiliki fungsi
untuk membantu tubuh menjalankan fungsinya. Kelenjar tersebut di namakan
dengan enzim. Terletak di seluruh tubuh manusia, baik dari tulang tengkorak
sampai dengan ekstrimitas. Umumnya enzim bekerja untuk meningkatkan
kualitas kerja tubuh, membantu memproses sesuatu atau membantu dalam
mempercepat pemrosesan tersebut.
Menurut American Pocket Medical Dictionary, "enzim" didefinisikan
sebagai a senyawa organik, seringkali merupakan protein, yang mampu
mempercepat atau memproduksi dengan cara katalitik beberapa mengubah
substrat yang sering spesifik. Dokter medis serta ahli gizi dan ilmuwan yang
tertarik pada enzim makanan menerima definisi umum semacam itu. Mereka

24
sepakat bahwa manusia, Hewan dan tumbuhan tersusun dari sel dengan
berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar sel selaput. Semua aktivitas
ini membutuhkan adanya enzim agar berfungsi. Tanpa enzim tidak akan ada
aktivitas seluler (Howel, 1982).
Pada manusia, kita memiliki enzim yang berbeda dalam sistem yang
berbeda. Mereka yang peduli dengan pencernaan adalah dikenal sebagai
enzim pencernaan yang disekresikan oleh kelenjar khusus atau sel mukosa
sepanjang pencernaan jalan. Fungsi utamanya adalah memetabolisme
makanan yang tertelan sehingga komponennya bisa diserap dan dimanfaatkan
oleh tubuh kita. Seluruh proses pencernaan, penyerapan dan pemanfaatan ini
dikenal sebagai "asimilasi".
Menurut Samain et al, (1980), enzim pencernaan diproduksi dan
disekresikan dari hampir semua bagian sistem pencernaan: kelenjar ludah,
kelenjar lingual, perut, pankreas, hati dan usus mukosa. Seringkali langkah
terakhir pencernaan terjadi di villi enterocytes. Ini enzim hampir semua
hidrolase. Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut oleh amilase saliva dan
berlanjut di usus kecil oleh amilase pankreas dan usus dan mukosa oligo dan
disakarida. Beberapa karakteristik umum dari enzim pencernaan adalah:
1. Mereka berfungsi paling baik pada pH dan suhu tertentu
2. Mudah dihancurkan oleh suhu tinggi, seperti memasak dan
pengolahan makanan, dan
3. Setelah hancur, dapat dihasilkan kembali

Makanan terutama terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin,


mineral dan trace elemen. Mekanisme asimilasi yang tepat (pencernaan,
penyerapan dan pemanfaatan) sangat rumit, dan enzim pencernaan berperan
penting dalam proses ini. Klasifikasi enzim pencernaan menjadi empat
kelompok utama (Howel, 1982) yakni:

25
1. Enzim karbohidrat; mencerna karbohidrat yang mungkin
monosakarida sederhana (glukosa, fruktosa dan galaktosa),
disakarida (sukrosa, laktosa dan maltosa) atau polisakarida
kompleks (pati dan serat). Produk akhir adalah monosakarida.
2. Enzim protease; mencerna protein yang kemudian dipecah
menjadi protease, pepton, polipeptida, dipeptida dan akhirnya
produk akhir, asam amino.
3. Enzim lipase; Lemak digest, yang terdiri dari lemak netral
(trigliserida), fosfolipid dan kolesterol. Produk akhir utama
pencernaan lemak adalah asam lemak dan gliserida itu tidak
larut dalam air, hanya dengan bantuan asam empedu yang
mayoritas lemaknya diserap melalui sel epitel usus ke dalam
sistem limfatik melalui laktasi villi Sekitar 10% asam lemak
diserap ke dalam darah portal dan dibawa ke hati untuk
metabolisme lebih lanjut. Chylomicrons adalah partikel kecil
lemak yang terbentuk dalam darah selama pencernaan lemak
Chylomicrons ditutupi dengan lapisan protein yang membuat
Chylomicrons hidrofilik (larut), memungkinkan tingkat
stabilitas suspensi tertentu dalam media cairan (darah).
4. Enzim selulase; mencerna selulosa, karbohidrat kompleks
yang membentuk kerangka tanaman struktur (serat). Ini tidak
memainkan peran penting dalam manusia dan tidak ditemukan
dalam endogen sekresi enzim pencernaan manusia. Ini
mungkin enzim penting dalam herbivora hewan..
5. Enzim laktase; Untuk mencerna susu dan produk susu lainnya
seperti keju

Menurut Sari (2015) enzim pencernaan melakukan kinerja di daerah


organ organ pencernaan. Organ pencernaan akan berguna untuk memecah

26
makanan menjadi bahan bahan memiliki ukuran lebih kecil. Fungsinya adalah
agar lebih mudah dalam melakukan pengolahan. Sehingga tubuh bisa
menyerap sari sari kandungan dan manfaat dari makanan tersebut. Organ yang
berperan penting dalam saluran pencernaan mulut, kerongkongan atau di
kenal dengan eoesophagus, lambung, usus halus, sus besar, anus.

a. Mulut
Segala subtansi yang ada di dalam mulut dan segala bentuk
sistem pencernaan yang memiliki fungsi untuk memecah makanan. Di
dalam organ mulut terdapat enzim yang di namakan dengan enzim
amilase. Fungsi enzim amilase adalah untuk memecah amilum dan
glikogen menjadi gula yang lebih sederhana seperti disakarida atau
maltose.
1. Enzim amilase atau ptialin
Mulai dari nasi yang mengandung karbohidrat serta ada zat
gula. Amylase berfungsi memecah zat amilum atau glikogen dari
makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Sifat dari
amylase adalah netral. Bisa di simpulkan bahwa derajat keasaman atau
ph dari enzim ini tergolong normal. Ia bisa merasakan makanan mana
yang pedas, asam, basa, pahit, kecut, dan lain sebagainya.
Selain, membantu melancarkan proses pencernaan makanan
fungsi enzim, juga membantu dalam penginderaan rasa makanan.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan di kunyah oleh gigi.
Kemudian di bolak balik dengan menggunakan bagian bagian lidah,
yang mana di perlancar dan di perhalus kelejar air ludah. Enzim dalam
air ludah di sini juga membantu dalam melancarkan proses
pencernaan. Kemudian dengan bantuan dari gigi dan lidah,
membentuk gerakan peristaltic. Bantuan dari gerakan ini yang
memudahkan makanan masuk ke dalam korongkongan.

27
b. Lambung
Setelah berasal dari dalam mulut, maka makan akan
melanjutkan perjalanannya ke dalam lambung, pH lambung adalah 4.
Segala substansi yang
ada di lambung dan sistem pencernaan berguna untuk memecah
makanan yang masih dalam keadaan kasar dari atas atau perut.
1. Enzim pepsin
Terdapat enzim pepsin di sana. Fungsinya adalah untuk
membantu memecah protein menjadi pepton. Jadi ketika makanan
yang bentuknya masih kasar, akan memasuki lambung dan di
cerna di sana. Jika ada makanan yang memiliki kandungan
protein, akan di cerna dan di bantu proses pencernaannya oleh
enzim pepsin. Tujuannya adalah berguna untuk mengubahnya
menjadi pepton, yakni merupakan senyawa protein yang memiliki
ikatan lebih sederhana
2. Enzim renin
Selain enzim pepsin, dalam lambung juga terdapat enzim
rennin. Fungsinya adalah membantu tubuh untuk mencerna
makanan yang berasal dari protein susu menjadi kasein. Nah jadi
begini analoginya, dalam susu terdapat beberapa zat makanan
yang berbeda susunan dan ikatan proteinnya. Focus utama dari
enzim rennin ini adalah membantu pengolahan kaseinogen atau
protein susu di ubah menjadi bentuk yang sederhana, yakni
menjadi kasein. Bahan protein dari susu ini tidak serta merta di
ubah saja. Namun juga di bantu dalam penyimpanannya, yakni
dengan cara di endapkan menjadi kasein susu.
3. Asam klorida (HCl)
Entah dari enzim rennin maupun pepsin, semuanya tidak
akan bisa aktif jika belum di aktifkan. Maka siapakah yang paling

28
berperan penting di sini? Jawabannya adalah asam klorida atau
HCl. Sebenarnya setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh,
akan di olah dan di cek dahulu. Manakah yang masih
mengandung bakteri, nantinya akan mengganggu proses
pencernaan? Sebab bakteri ini akan mati dalam keadaan yang
terlalu asam. Oleh sebab itu, HCl ini berada di dalam urutan
terdepan ketika makanan masuk. Setelah dari HCL memberikan
laporan bahwa makanan sudah aman untuk diproses, maka
tahapan selanjutnya adalah mengaktifkan beberapa enzim yang
bisa bekerja di dalam suasana asam. Salah satunya adalah enzim
rennin dan pepsin.
c. Pancreas
Meskipun tidak secara langsung mengolah makanan, tapi
enzim-enzim yang berasal dari produksi pancreas memainkan peranan
penting. Enzim ini bekerja dalam lingkungan basa. Terdiri dari enzim
amylase, enzim lipase steapsin, serta enzim tripsin.
1. Enzim amilase Seperti pada organ mulut tadi, enzim amylase
ini merupakan produk dari pancreas. Sehingga baik bekerja di
mana pun, memiliki fungsi yang sama. Yakni dengan mengubah
amilum menjadi bentuk yang sederhana seperti maltose maupun
glukosa. Bahasa sederhananya adalah mengubah polisakarida
atau ikatan gula yang kompleks menjadi glukosa dengan ikatan
yang lebih sederhana.
2. Enzim Lipase steapsin Selanjutnya ada enzim lipase steapsin
yang membantu untuk pengolahan makanan di dalam
pemrosesan di usus. Fungsi dari enzim ini adalah untuk
membantu mengemulsikan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak. Keadaan lemak yang seperti ini akan lebih mudah di
serap khasiatnya oleh tubuh. Sebab bentuk lemak sudah lebih

29
sederhana. Lemak yang sudah di serap ini akan berubah bentuk
menjadi energi. Jika energi yang di gunakan sudah memenuhi
kebutuhan, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lain.
Misalnya dalam bentuk glukogen yang di simpan di bawah
bagian bagian kulit.
3. Enzim tripsin Lanjutan dari enzim yang sudah bekerja baik di
dalam lambung, yakni enzim pepton. Fungsi utamanya dari
enzim ini adalah membantu makanan yang diproses di dalam
tubuh yang sudah di olah menjadi pepton (ikatan protein yang
lebih sederhana) menjadi polipeptida atau biasa di kenal dengan
nama asam amino. Nah dari asam amino ini protein sudah
berubah ikatan dan structural yang lebih sederhana lagi .
4. Enzim kimotripsin. Enzim kimotripsin ini memiliki manfaat
yang hampir sama dengan enzim tripsin ini sendiri. Yakni
membantu untuk mengubah protein menjadi asam amino atau
protein dalam bentuk yang lebih sederhana.
5. Enzim disakarase Di namakan dengan enzim disakarase karena
enzim ini memecah dua molekul ikatan disakarida menjadi
bentuk sakarida yang lebih sederhana atau satu ikatan saja.
Enzim disakarida ini di bagi menjadi 3 bantuk. Antara lain
adalah :Enzim disakarida maltase, pada enzim ini membantu
maltose menjadi glukosa dan glukosa atau dua glukosa. Enzim
disakarida sukrase, pada enzim ini membantu sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Biasanya berguna untuk memecah gula
yang terdapat pada buah buahan atau di sebut dengan gula buah.
Enzim disakarida lactase, pada enzim ini mmbantu laktosa
untuk mengubah bentuk menjadi glukosa dan galaktosa dan
glukosa.

30
d. Usus
Ketika makanan sudah memasuki zona usus manusia, maka
sesuangguhnya makanan sudah masuk ke dalam lingkungan basa.
Sebab bagian usus mansia memiliki derajat keasaman lebih dari 7.
Beberapa pakar menyebutkan angka 10 menjadi angka ph pada
lingkungan ini. Sama seperti beberapa organ yang sudah di sebutkan
tadi, bahwa di sini malah lebih kompleks dalam memecahkan
makanan dan memprosesnya menjadi lebih sederhana.
1. Enzim enterokinase Enzim ini menjadi enzim yang istimewa.
Sebab secara khusus yang membantu untuk mengubah
tripsinogen (salah satu jenis dari protein) menjadi bentuk
tripsin. Bukankah sama dengan yang ada di pancreas tadi?
Benar. Memang sebenarnya dari enzim enterokinase lah yang
membantu untuk mengaktivkan kerja dari enzim tripsin yang
ada di pancreas tadi. Inilah mengapa ia di sebut dengan agen
khusus.
2. Enzim maltase Yakni membantu untuk mengubah bentuk
maltose menjadi bentuk glukosa. Tadi sudah di jelaskan di
dalam pancreas fungsi dari enzim amylase yang berguna untuk
membantu mengubah amilum menjadi maltose. Nah jadi dari
enzim maltase ini melanjutkan kinerja enzim ini agar bahan
makanan yang awalnya dari amilum berubah menjadi bentuk
yang sederhana, yakni menjadi glukosa.
3. Enzim lactase Sedangkan dari enzim lactase ini memiliki
kinerja yang sedikit mirip dengan enzim rennin. Yakni menjadi
enzim special pengolah dari bahan dasar makanan susu. Jika
enzim rennin tadi lebih berperan dalam pengolahan protein
susu, namun jika enzim lactase ini lebih pada gula susu.
Fungsinya adalah untuk mengubah laktosa atau biasa di kenal

31
dengan gula susu menjadi bentuk lebih sederhana dan sama
seperti gula gula lainnya yakni glukosa dan galaktosa. Nah dari
gula inilah yang bisa di serap oleh tubuh. Kemudian bisa di
gunakan oleh tubuh, di serap dan berguna sebagai sumber
energi untuk melakukan aktivitas (Sari, 2015).
4. Enzim sukrase Selain bahan makanan yang berasal dari susu,
masih ada bahan makanan yang di istimewakan. Salah satunya
adalah buah buahan. Jadi dalam buah terdapat zat gula yang di
namakan sukrosa. Nah pengolahannya juga berbeda dengan
gula gula lainnya. Yakni menggunakan enzim sucrose.
Fungsinya adalah mengubah sukrosa (gula buah buahan)
menjadi glukosa dan fruktosa atau gula yang lebih sederhana.
Gula yang lebih sederhana inilah yang akan di serap oleh
tubuh, dan di metabolism agar bisa di gunakan oleh tubuh.
5. Enzim peptidase Enzim ini bekerja dalam lingkungan protein.
Yakni dengan mengubah polipeptida atau bisa di kenal dengan
protein ikatan rangkap dan kompleks menjadi asam amino.
Jika bahan sudah menjadi asam amino, maka pengolahan
protein ini juga semakin mudah. Setelah itu akan berguna
untuk membantu memperbaiki sel yang rusak, menggantinya
dengan kualitas sel yang lebih baik. Sehingga tubuh anda juga
akan lebih sehat.
6. Enzim lipase usus Sifat dari enzim ini adalah membantu untuk
mengubah lemak yang masih dalam bentuk makro molekul
menjadi molekul yang lebih sederhana atau asam lemak dan
gliserol. Enzim lipase ini sama seperti enzim lipase yang ada di
dalam pancreas. Hanya saja letaknya berada di dalam usus,
yang berada di lingkungan basa. Makana yang masuk ke dalam

32
usus, yang mengandung zat lemak akan di emulsikan, di
proses, dan di olah dengan bantuan enzim lipase usus ini.
7. Enzim erepsin atau dipeptidase Merupakan enzim yang sangat
baik untuk membantu bahan makanan di rubah menjadi
sederhana. Yakni dengan mengubah dipeptida atau biasa di
kenal dengan pepton (protein ikatan kompleks) menjadi asam
amino yang memiliki kandungan lebih sederhana. Asam amino
ini memiliki bentuk lebih mudah di cerna oleh tubuh, sehingga
akan mudah di serap dan di berdaya gunakan. Dari asam amino
inilah yang akan membantu tubuh untuk memperbaiki sel
tubuh menjadi lebih baik bentuknya.
8. Enzim disakarase Sedangkan enzim ini memiliki fungsi yang
lebih berada dalam ranah karbohidrat dan zat gula. Fungsinya
adalah untuk mengubah disakarida atau zat gula yang masih
memiliki ikatan ganda menjadi gula yang memiliki ikatan
tunggal atau biasa di sebut dengan nama monosakarida.
Dengan bentuk sakarida yang lebih sederhana, karbohidrat
akan lebih mudah di cerna dan di serap oleh tubuh. Keadaan ini
akan menguntungkan tubuh saat melakukan metabolisme.

33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem-sistem tubuh mempertahankan homeostasis. Sistem
pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrient, air,
dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal.
Homeostasis penting bagi kehidupan sel-sel. Sel-sel membentuk
system tubuh. Sel memerlukan pasokan nutrient yang terus menerus untuk
menunjang reaksi kimiawi penghasil energi
Untuk mempertahankan homesostasis, molekul-molekul nutrient yang
sudah habis terpakai untuk menghasilkan energi harus secara terus menerus
diganti oleh nutrient baru yang kaya energi.
Sistem pencernaan terdiri dan saluran pencernaan (alimentar), yaitu
tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-
organ aksesoris, seperti gigi,
3.2 Saran
Semoga dalam penyusunan makalah berikutnya, penyusun lebih baik
dan lebih teliti dari sebelumnya. Dan menjadikan makalah ini sebagai suatu
manfaat.

34
DAFTAR PUSTAKA
IrmaRiyanti.https://www.academia.edu/12790060/ANATOMI_FISIOLOGI_
SISTEM_PENCERNAAN diakses pada hari Minggu 24 November 2019 pada
pukul 10.00 WIB.
FeranisaRamdania,2016.https://id.scribd.com/document/326215535/Anatomi-
dan-fisiologi-siste-pencernaan. Diakses pada hari Minggu 24 November 2019
pada pukul 10.30 WIB.
Widia, lidia. 2015. anatomi fisiologi dan siklus kegidupan manusia.
Yogyakarta: Nuha medika.
Campbell, Neil A. 2009. Biologi jilid 1 edisi delapan. Jakarta : Erlangga
Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press.

35

Anda mungkin juga menyukai