&
OLEH:
SISKA APRILIA
BAB 1
SISTEM PENCERNAAN
Fungsi normal sel juga bergantung pada ketersediaan air dan berbagai elektrolit
untuk mempertahankan homesostasis, molekul-molekul nutrient yang sudah habis
terpakai untuk menghasilkan energi harus secara terus menerus diganti oleh
nutrient baru yang kaya energi.
Sistem pencernaan terdiri dan saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di
bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinai.
1.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah
rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus
1.2.2 FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Fungsi utama sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit
bagi tubuh dan nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung
secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut :
a. Dinding Saluran tersusun dan 4 lapisan jaringan dasar dan lumen (rongga sentral)
ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervariasi sesuai fungsi regia.
1) Mukosa (membran mukosa) tersusun dan tiga lapisan.
a) Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan
absorpsi. Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dan
epitelium skuarriosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan.
Lapisan ini terdiri dan epitelium kolumnar simpel dengan sel goblet di area
tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
b) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epitelium.
Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe, dan
beberapa jenis kelenjar.
c) Muskularis mukosa terdiri dan lapisan sirkular dalam yang tipis dan
lapisan otot polos longitudinal luar.
2) Submukosa terdiri dan jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut
saraf, serta sel-sel ganglion yang disebul pleksus Meissner (pleksus
submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.
3) Muskularis eksterna terdiri dan dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam
dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi
lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan
memperlebar lumen saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang
peristalsis yang menggerakkan isi saluran ke arah depan.
a) Muskularis eksterna terdiri dan otot rangka di mulut, faring, dan esofagus
atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya;
b) Pleksus Auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dan serabut saraf dan
sel ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan
longitudinal luar;
4) Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum
viseral. Lapisan ini terdiri dan membran serosa jaringan ikat renggang yang
dilapisi epitelium skuamosa simpel. Di bawah area diafragma dan dalam
lokasi tempat epitelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu
dengan jaringan ikat di sekitarnya area tersebut disebut sebagai adventisia.
b. Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membran serosa
terlebar dalam tubuh.
1) Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
2) Peritonium viseral rnembungkus organ dan terhubungkan ke penitoneum
parietal oleh berbagai lipatan.
3) Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara viseral dan penitoneum
parietal.
4) Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda
yang merefleks balik dan peritoneum viseral. Lipatan ini berfungsi untuk
mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke
dinding abdominal belakang. Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam
lipatan peritoneal.
a) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada
duodenum, lambung, dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperti
celemek di atas usus.
b) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dan
hati.
c) Mesokolon melekatkan kolon ke dinding abdominal belakang.
d) Ligamen falsiformis melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan
diafragma.
5) Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya
disebut retroperitoneal (di belakang peritoneum). Yang termasuk
retroperitoneal antara lain: pankreas. duodenum, ginjal, rektum, kandung
kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.
a. Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ
aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum
(bukal) terletak di antara gigi dan, bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga
oral utama dibatasi gigi dan gusi dibagian depan, palatum lunak dan keras di
bagian atas, lidah di bagian bawah, orofaring di bagian belakang.
1) Bibir tersusun dan otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini
berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara
(a) Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut,
kelenjar keringat serta kelenjar sebasea.
(b) Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian mi tampak
merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
(c) Permukaan dalam bibir adalah membran mukosa. Bagian frenulum labia
melekatkan membran mukosa pada gusi di garis tengah.
2) Pipi mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan
subjek abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan
sel-sel baru yang membelah dengan cepat.
3) Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan
dalani produksi wicara.
(a) Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar
lidah serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
(b) Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke
berbagai arah untuk membentuk sudut satu sama lain. mi memberikan
mobilitas yang besar pada lidah.
(c) Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada
permukaan dorsal lidah. Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah
menjadi kasar.
• Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki
kuncupkuncup pengecap.
• Sekresi berair dan kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah,
bercampur dengan makanan pada permukaan lidah dan
membantu pengecapan rasa.
(d) Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga
bagman belakang lidah.
4) Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dan
cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung
mukus.
a) Ada tiga pasang kelenjar saliva.
(1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar. terletak agak
ke bawah dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid
(Stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan
dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.
(2) Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih sebesar
kacang kenari dan terletak di permukaan dalam pada
mandibula serta
membuka melalui duktus Wharton menuju ke dasar mulut pada kedua
sisi frenulum lingua.
(3) Kelenjar sublingua terletak di dasar mulut dan membuka
melalui duktus sublingua kecil menuju ke dasar mulut.
b) Komposisi saliva. Saliva terutama terdiri dan sekresi serosa, yaitu 98%
air dan mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion (natrium,
klorida, bikarbonat, dan kalium), juga sekresi mukus yang lebih kental
dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotemn (musIn), ion, dan air.
c) Fungsi saliva
Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.
1.2.3.2 ESOFAGUS
a. Anatomi Lambung
1) Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak
pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dan satu
individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dan bagian jantung,
fundus. badan organ, dan bagian pilorus.
(a) Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan
lambung (pertemuan gastroesofagus).
(b) Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
(c) Badan lambung adalah bagman yang terdilatasi di bawah fundus, yang
membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang
konkaf disebut kurvatur kecil: tepi lateral badan lambung yang konveks
disebut kurvatur besar.
(d) Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pylorus yang
dikelilingi sfingter pilorus muskular tebal.
2) Histologi dinding lambung. Ada tiga lapisan jaringan dasar (mukosa.
submukosa, dan jaringan muskularis) beserta modifikasinya.
(1) Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung mengandung
lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot tambahan ini
membantu keefektifan pencampuran dan penghancuran isi lambung.
(2) Mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang menonjol
sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung. Ruga terlihat saat
lambung kosong dan akan menghalus saat lambung meregang terisi
makanan.
(3) Ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang bermuara
pada sekitar 15 juta kelenjar lambung. Kelenjar lambung yang dinamakan
sesuai letaknya, menghasilkan 2 L sampai 3 L cairan lambung. Cairan
lambung mengandung enzim-enzim pencernaan, asam kiorida, mukus,
garam-garaman, dan air.
b. Fungsi lambung
1) Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya
interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan
makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di
bagian bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam
kehidupan dan dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan
sering.
2) Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus
(massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dan bolus)
dan mendorongnya ke dalam duodenom.
3) Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan
asam klorida.
4) Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dan kelenjar membentuk barier
setehal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan
sekresinya sendiri.
5) Produksi faktor intrinsik
(1) Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.
(2) Vitamin B12, didapat dan makanan yang dicerna di lambung, terikat pada
faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus
halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi.
6) Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit.
Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung.
Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.
c. Sekresi lambung.
1) Jenis kelenjar lambung.
(1) Kelenjar jantung ini hanya mensekresi mukus.
(2) Kelenjar fundus (lambung) terdiri dan tiga jenis sel.
(1) Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekursor enzim pepsin.
Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung, yang kurang penting.
(2) Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik; Dalam
pembuatan HCl, CO2 bergerak ke dalam sel untuk berikatan dengan air
dan membentuk asam karbonat (H2CO3) dalam reaksi yang dikatalis oleh
anhidrase karbonik; H2CO3 terionisasi untuk membentuk H+ dan HCO3.
Ion bikarbonat keluar dan sel untuk digantikan ion klorida (Cl) dan
memasuki sirkulasi sistemik; Ion hidrogen, bersama ion klorida, secara
aktif terpompa ke dalam lambung.
(3) Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Se!
ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung
terhadap kerusakan oleh HC1 atau autodigesti.
(4) Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi mukus
dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi
lambung.
2) Tiga tahap sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya
stimulus. Faktor saraf dan hormon terlibat.
(1) Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya
makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang makanan,
dapat merangsang sekresi lambung.
(2) Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung
selama makanan masih ada.
(1) Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa
lambung dan memicu refleks lambung. Serabut aferen menjalar ke medula
melalui saraf vagus. Serabut eferen parasimpatis menjalar dalam vagus
menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HC1, enzim-enzim
pencernaan, dan gastrin.
(2) Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat
kimia (alkohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi lambung melalui
refleks lokal.
(3) Fungsi gastrin, antara lain :
a) Gastrin merangsang sekresi lambung.
b) Gastrin meningkatkan motilitas usus dan lambung.
c) Gastrin mengkonstriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi
sfingter pilorus.
d) Efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan
motilitas usus, juga termasuk fungsi gastrin.
(4) Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui
penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung. Jika
tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH lambung
rendah dan sekresi lambung terbatas. Makanan yang masuk ke lambung
memiliki efek pendaparan (buffering) yang mengakibatkan peningkatan
pH dan peningkatan sekresi lambung.
(3) Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus
halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.
(1) Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat
berlangsung selama beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh bagman atas
(duodenum) usus halus dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung.
(2) Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang
dihasilkan duodenum. Hormon ini, yang dibawa dalam sirkulasi menuju
lambung, disekresi sebagai respons terhadap asiditas lambung dengan pH
di bawah 2 dan jika ada makanan berlemak. Hormonhormon ini meliputi
gastric inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, kolesistokinin
(cholecystokinin (CCK), dan hormon pembersih enterogastron.
d. Digesti dalam lambung. Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak.
1) Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh
asam klorida (disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proleolitik, yang
hanya dapat bekerja dengan pH di bawah 5. Enzim ini menghidrolisis protein
menjadi polipeptida. Lambung janin memproduksi renin, enzim yang
mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannya untuk membentuk dadih
(curd).
2) Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu
menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH
yang rendah.
3) Karbohidrat. Amilase dalani saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja
pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam
lambung sampai asiditas lambung menembus holus. Lambung tidak
mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat
Gambar Lambung dengan gerakan peristaltik
a. Anatomi.
Usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai ke
katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang
lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada
mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.
1) Duodenum adalah bagian yang terpendek (25 cm sampai 30 cm). Duktus empedu
dan duktus pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum
beberapa sentimeter di bawah mulut pilorus.
2) Yeyunum adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1 sampai 1,5
m.
3) Ileum (2 m sampai 2,5 meter) merentang sampai menyatu dengan usus besar.
b. Motilitas. Gerakan usus harus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif,
dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan
secara refleks dikendalikan oleh SSO.
(1) Sel goblet terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel ini
memproduksi mukus pelindung.
3) Jaringan limfatik. Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus
untuk melindungi dinding usus terhadap invasi benda asing. Agregasi nodulus
limfe yang disebut bercak Peyer terdapat dalam ileum.
d. Fungsi usus halus
1) Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan
di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta
dibantu empedu dalam hati.
1.2.3.5 PRANKEAS
a) Anatomi
(1) Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam
darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam
memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang
mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan
membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus.
(2) CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap
lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dan lambung. CCK ini
menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas.
c) Komposisi cairan pankreas. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk
mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.
1.2.3.6 HATI
Ketika materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian besar
nutrien telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna.
Makanan biasa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran
pencernaan yang satu ke ujung lainnya : 2 sampai 6 jam di lambung, 6 sampai 8 jam di
usus halus, dan sisa waktunya berada di usus besar.
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethra
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris.Banyak pembuluh
darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.\
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora.Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus
Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal
terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat,
oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat
robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup
total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga
genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral
kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis.Dilapisi
epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir
dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri,
bawah dari sinus urogenitalis.Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior
dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah
sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi
orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus
profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani,
antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
b) Arteri ovarica, Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen
infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan
dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena
cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium.Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar
saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri- kanan.Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan
saraf. Terdiri dari korteks dan medula.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar
epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak
diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan
dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan
disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang
merupakan kulit, lapisan otot danlapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks
membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan
posterior. Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.Suplai
darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis
mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan
kanan.Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat
dan otot polos.testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm
sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci). Fungsi testis,
terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar
dari testis.Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.Epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi
matang dan bergerak menuju vas deferens.
2) Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar
45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek
posterior testis. Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati
chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas
deferen menuju ke duktus vesikula seminalis. Vas deferens tidak menempel pada
testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani (vesikula seminalis).
3) Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung
semen dengan uretra.Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.
4) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah
kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma.Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar Cowper.
1) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk- lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot.
Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5 x 3.5 x 4.5 cm. Lobus
media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang
secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius.
Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian
anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada
vas deferens, prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam
proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah
kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol,
garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah
cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat
Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra.Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali
(basa).
2.3 Organ R eproduksi Luar
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang
banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik.Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa.Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus
spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil
yang rongga- rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup )
adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang
diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi
jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum
dibawah pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh
septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk
membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau
eksitasi seksual