Oleh:
Dr. Muji Rahayu S.P., M.P.
Hardian Ningsih S.P., M.P.
Ir. Sukaya M.Si
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
bimbingan-Nya, sehingga buku petunjuk praktikum Kultur Jaringan dapat
tersusun. Buku petunjuk praktikum kultur jaringan ini bermanfaat sebagai buku
acuan pelaksdanaan praktikum kultur jaringan tanaman. Buku ini berisi mengenai
hal-hal dasar tentang pelaksanaan praktikum serta beberapa landasan teori yang
perlu diperhatikan dalam praktikum kultur jaringan. Buku petunjuk praktikum ini
disusun untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum kultur
jaringan dasar tanaman.
Penulis menyadari bahawa buku petunjuk praktiukm Kultur Jaringan
Tanaman ini masih jauh sempurna, sehingga untuk perbaikan penyusunan
berikutnya penulis minta saran serta kritik demi perbaikan buku ini. Akhir kata
penulis berharap buku Petuntujk Praktikum Kultur Jaringan Tanaman dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa dan pihak-pihak yang membutuhkan.
2
TIM KULTUR JARINGAN
Iistikharoh (H0717065)
Linda Sholikhatul M (H0717080)
Setiyani Fauziah (H3318041)
Wahyu Dwi Yuliyanti (H3318045)
Laboran:
Wangi Satutik
Joko Prihanto
3
DAFTAR ISI
4
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI ALAT
A. Pendahuluan
Teknik kultur jaringan yang paling penting dilakukan adalah sterilisasi alat
dan pembuatan media kultur. Sterilisasi adalah usaha membebaskan bahan dan
alat dari mikroorganisme. Media kultur yang tepat yaitu yang mengandung
nutrisi atau zat-zat yang diperlukan oleh eksplan untuk petumbuhan dan
perkembangan jaringan.
Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik penumbuhan bagian tanaman
berupa potongan jaringan atau organ tanaman yang dipisahkan dari
lingkungan alami dalam suatu media buatan secara aseptik (Ayabe dan Sumi
1998, AboEl. Nil 1977). Apabila eksplan yang berupa potongan sel, jaringan,
atau organ tadi dapat beradaptasi dengan baik pada media buatan maka
eksplan tersebut akan mampu mengadakan proliferasi sel dan tumbuh menjadi
tanaman baru yang utuh/membentuk plantlet. Hal ini sesuai dengan teori sel
Schleiden dan Schwann (1838-1939) yang menyatakan bahwa sel merupakan
unit biologis terkecil yang mempunyai totipotensi atau kemampuan untuk
dapat berdiferensiasi membentuk tanaman utuh.
Prinsip teknik kultur jaringan, bahan dan peralatan yang digunakan harus
pada keadaan steril. Hal ini dapat disebabkan karena peralatan yang tidak
steril kemungkinan akan menjadi sumber kontaminasi sehingga dapat
menggagalkan proses kultur jaringan. Tindakan sterilisasi dilakukan minimal
± 45 menit. Selain formalin yang dapat digunakan untuk sterilisasi adalah
alkohol 90%.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan yang harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-
alat yang juga steril. Sterilisasi tediri dari dua macam, yaitu sterilisasi
peralatan dan media kultur jaringan; dan juga sterilisasi eksplan atau bahan
tanam. Sterilisasi peralatan kultur dapat menggunakan autoclave. Peralatan
yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam autoclave selama ± 45 menit
sebelum digunakan. Untuk menghindari kontaminasi sebelum penggunaan,
5
peralatan dapat disimpan di dalam oven pada suhu tertentu. Sedangkan untuk
media kultur, sterilisasi dapat menggunakan filter berdiameter kecil atau
dengan irradiasi.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui metode dan macam strelilisasi dalam kultur jaringan yang
meliputi sterilisasi alat, ruang dan eksplan
2. Mengetahui fungsi dari alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
kultur jaringan
C. Alat – alat dalam Laboratorium
1. Peralatan untuk penanaman :
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Lampu bunsen
Petridish
Botol-botol kultur
Kertas buram
Tissue
Plastik wrap
Peralatan diseksi, yaitu pinset besar/kecil, pisau scaple, mata pisau,
gunting eksplan
Botol Sprayer
2. Peralatan untuk pembuatan media :
Timbangan Analitik
Botol kultur
Hot plate stirer
Magnetik stirer
pH meter
Erlenmeyer
Pipet
Kertas label
3. Peralatan untuk sterilisasi :
Autoclave : digunakan untuk sterilisasi media dan peralatan diseksi
6
Oven : digunakan untuk menyimpan alat – alat diseksi seperti pinset,
pisau scalpel, gunting, petridish, kertas buram, dan tissue
4. Sterilisasi Alat
a. Cuci botol kultur dengan menggunakan sabun
b. Gosok bagian dalam dan luar botol kultur sampai bersih
c. Cuci tutup botol kultur dengan sabun
d. Lalu bilas dengan menggunakan air mengalir
e. Telungkupkan botol kultur yang telah dicuci diatas meja
f. Tiriskan selama 1-2 hari, lalu masukkan botol tersebut ke dalam
kardus dan tutp rapat menggunakan koran
g. Alat-alat penanaman, yaitu petridish dan peralatan diseksi (pinset,
pisau scaple, gunting kultur, spatula) dibungkus dengan kertas,
kemudian disterilisasi di dalam autoklaf pada tekanan 1,5 kg/cm2
selama 45 menit. Setelah disterilisasi, alat-alat tersebut disimpan di
dalam oven.
7
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA
A. Pendahuluan
Kultur jaringan, media merupakan salah satu factor utama dalam
keberhasilan kultur. Media kultur jaringan tanaman harus berisi semua zat
yang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan yang ditanam. Media
kultur jaringan memiliki karakteristik masing-masing. Artinya tidak semua
media dapat digunakan pada semua kultur tanaman. Karena beberapa media
yang ada memiliki perbedaan kandungan dan konsentrasi zat-zat yang
diperlukan atau digunakan pada kultur.
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan
stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan
bahan-¬bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu
sering menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di
dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah
terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi.
Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok
yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok
yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
2. Mengetahui langkah – langkah dalam pembuatan stok makro nutrien,
mikro nutrien, larutan buffer (Fe-EDTA), vitamin dan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT).
C. Alat dan Bahan
1. Peralatan untuk pembuatan media, meliputi :
Timbangan Analitik
Botol kultur
Hot plate stirer
Magnetik stirer
pH meter
8
Erlenmeyer
Pipet
Kertas label
2. Bahan-bahan untuk pembuatan media
a. Media Murashige and Skoog (MS)
b. Aquadest
c. Larutan stok, terdiri atas :
- unsur hara makro 50 ml/l
- unsur hara mikro 10 ml/l
- vitamin 50 ml/l
- Fe-EDTA 50 ml/l
- ZPT
d. Agar-agar 8 gr/l
e. Gula 30 gr/l
f. NaOH 1 N dan HCl 1 N
D. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Stok
Bahan-bahan kimia komponen media dibutuhkan dalam jumlah yang
relatif kecil, oleh karena itu bahan-bahan tersebut disediakan dalam bentuk
larutan yang disebut sebagai larutan stok.
Larutan stok merupakan larutan bahan-bahan komponen media yang
besarnya telah dikalikan menjadi beberapa konsentrasi. Sehingga larutan
stok ini berfungsi untuk memudahkan penimbangan dan menghindari
kesalahan penimbangan bahan-bahan yang diperlukan dalam jumah yang
relatif kecil.
Langkah-langkah pembuatan larutan stok , meliputi :
a. Larutan stok media
1) Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi, misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali konsentrasi.
9
2) Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest dengan
volume tertentu, misalnya 500 ml.
3) Memasukkan masing-masing larutan ke dalam botol dan
menyimpannya ke dalam refrigerator.
b. Larutan stok zat pengatur tumbuh
Zat pengatur tumbuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
sekali. Biasanya zat pengatur tumbuh ini dibuat dengan kepekatan 1-10
mg/ml. Cara membuat larutan stok masing-masing ZPT adalah sebagai
berikut :
1) Menghitung kebutuhan bahan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml
adalah sebagai berikut :
100 ppm = 100 mg/l
= 30 mg/0,3 l
= 30 mg/300 ml
2) Melarutkan bahan dengan Alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP.
3) Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol dan
menyimpannya ke dalam refrigerator.
2. Pembuatan Media
Media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Berbagai komposisi media
kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang dikulturkan. Contohnya komposisi Knudson
C (1946), Heller (1953), Nitsch dan Nitsch (1972), Gamborg dkk. B5
(1976), Linsmaier dan Skoog-LS (1965), Murashige dan Skoog-MS
(1962) serta woody plant medium-WPM (Lloyd dan McCown 1980).
Komponen media kultur yang lengkap sebagai berikut :
Air distilata (akuades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solven.
Hara-hara makro dan mikro.
Gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi.
Vitamin, asam amino dan bahan organik lain.
10
Zat pengatur tumbuh.
Suplemen berupa bahan-bahan alami, jika diperlukan.
Agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media (Yusnita 2004).
11
ACARA III
INISIASI TANAMAN (JERUK NIPIS DAN KUNYIT)
A. Pendahuluan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ
yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol
kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang
lengkap. Dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh
Schleiden dan Schwann, yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah
bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di
dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara
normal melalui biji atau spora (Supriatun 2011).
Keuntungan penggunaan kultur jaringan diantaranya adalah dapat
menghasilkan bibit yang banyak dan seragam dalam waktu singkat dengan
penggunaan ruangan yang sedikit. Selain itu juga memungkinkan untuk
memperoleh bibit yang bebas penyakit. Berdasarkan dari hal tersebut maka,
calon peneliti melakukan perbanyakan tanaman melon secara in vitro dengan
teknik organogenesis tanaman melon. Menurut Gunawan (1992)
Organogenesis adalah proses perkembangan pucuk atau akar adventif dari
dalam sel-sel tanaman tersebut.
Salah satu teknik alternatif untuk memperoleh bibit yang baik dan dapat
dikembangkan secara luas di Indonesia dengan harga murah adalah teknik
kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan
organ, serta menumbuhkan dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap
kembali. Perbanyakan tanaman secara in vitro antara lain dapat dilakukan
12
melalui embryogenesis somatik, regenerasi organ adventif, pembentukan
cabang aksilar dan kultur buku tunggal (Pierik 1987).
B. Tujuan Praktikum
Praktikum Kultur Jaringan Inisiasi Tanaman ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui cara sterilisasi dari eksplan biji jeruk nipis, dan kunyit
b. Mempelajari cara Inisiasi biji jeruk nipis, dan kunyit
13
c. Setelah itu, rendam eksplan dalam larutan fungisida dan bakterisida
selama ± 15 menit
d. Membilas eksplan dengan air hingga bersih
e. Merendam eksplan dalam larutan tween selama ±15 menit
f. Membilas kembali eksplan dengan aquades hingga bersih dan
simpan di dalam wadah/botol yang sudah disiapkan
Penanaman/inisiasi
a. Menyiapkan dan membersihkan LAF dengan alkohol (dengan cara
disemprot ke seluruh bagian dalam LAF)
b. Memasukkan alat dan bahan penanaman yang digunakan ke dalam
LAF
c. Merendam eksplan ke dalam aquades sebanyak 2x
d. Merendam kembali eksplan ke dalam larutan clorox selama ± 2
menit
e. Menirirskan eksplan di atas petridish yang sudah dilapisi tissue
f. Melewatkan eksplan di atas api bunsen, kemudian tanam ke dalam
media kultur MS
g. Kemudian tutup rapat botol kultur dan lapisi dengan plastik wrap
h. Saat penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi
i. Menyimpan hasil kultur pada rak di ruang penyimpanan
2. Inisiasi Kunyit
Sterilisasi eksplan kunyit
a. Mempersiapkan eksplan kunyit
b. Mencuci eksplan dengan detergen dan dibilas dengan air mengalir
hingga bersih
c. Setelah itu, rendam eksplan dalam larutan fungisida dan bakterisida
selama ± 30 menit
d. Membilas eksplan dengan air hingga bersih
e. Merendam eksplan dalam larutan tween selama ±15 menit
14
f. Membilas kembali eksplan dengan aquades hingga bersih dan
simpan di dalam wadah/botol yang sudah disiapkan
Penanaman/inisiasi
a. Menyiapkan dan membersihkan LAF dengan alkohol (dengan cara
disemprot ke seluruh bagian dalam LAF)
b. Memasukkan alat dan bahan penanaman yang digunakan ke dalam
LAF
c. Merendam eksplan ke dalam aquades sebanyak 2x
d. Merendam kembali eksplan ke dalam larutan clorox selama ± 2
menit
e. Menirirskan eksplan di atas petridish yang sudah dilapisi tissue
f. Membersihkan dan memotong mata tunas kunyit dengan pisau
scaple
g. Melewatkan eksplan di atas api bunsen, kemudian tanam ke dalam
media kultur MS
h. Kemudian tutup rapat botol kultur dan lapisi dengan plastik wrap
i. Saat penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi
j. Menyimpan hasil kultur pada rak di ruang penyimpanan
15
ACARA IV
SUB KULTUR (ANGGREK DAN KENTANG HITAM)
A. Pendahuluan
Subkultur adalah usaha untuk mengganti media tanam kultur jaringan
dengan media yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan
kalus atau protokormus dapat terpenuhi. Subkultur merupakan salah satu
tahap dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Pada dasarnya
subkultur memotong, membelah dan menanam kembali eksplan yang telah
tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Pada dasarnya
subkultur merupakan tahap kegiatan yang relatif mudah dibandingkan dengan
kegiatan lain dalam kultur jaringan. Subkultur dilakukan karena beberapa
alasan berikut:
1. Tanaman sudah memenuhi atau sudah setinggi botol.
2. Tanaman sudah berada lama didalam botol sehingga pertumbuhannya
berkurang.
3. Tanaman mulai kekurangan hara.
4. Media dalam botol sudah mengering.
Subkultur merupakan suatu cara agar tanaman yang dikulturkan tetap
mendapatkan pasokan nutrisi dan sumber energi yang dibutuhkan. Keadaan
ini sangat dibutuhkan agar tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik yang akhirnya dapat diaktimalisasi kelingkungan. Kegiatan
subkultur dilakukan sesuai dengan jenis tanaman yang dikulturkan. Setiap
tanaman memiliki karakteristik dan kecepatan tumbuhyang berbeda-beda.
Sehingga cara dan waktu subkultur juga berbeda-beda. Tanaman yang harus
segera atau relatif cepat di subkultur adalah jenis pisang-pisangan, alokasia,
anggrek, dan sebagainya.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui teknik memindahkan atau sub-kultur tanaman secara in vitro
pada kultur jaringan anggrek dan kentang hitam.
C. Alat dan Bahan
a. LAFC
16
b. Lampu bunsen
c. Petridish
d. Botol kultur
e. Peralatan diseksi yaitu pinset dan pisau scaple yang dilengkapi dengan
mata pisau
f. Kertas buram
g. Tissue
h. Plastik wrap
1. Bahan
a. Planlet anggrek dan kentang hitam
b. Media kultur
c. Alkohol 70%
d. Spirtus
D. Cara Kerja
a. Menyiapkan dan memasukkan alat dan bahan ke dalam LAFC
b. Sub kultur Anggrek :
1. Mengeluarkan anggrek di atas petridish yang sudah dilapisi kertas
buram
2. Membersihkan planlet anggrek dari media yang menempel dan daun
serta akar yang sudah menguning
3. Tanam eksplan ke dalam media yang sudah disiapkan
4. Mengapi – apikan mulut botol kultur, kemudian tutup rapat botol kultur
dan lapisi dengan plastik wrap
5. Dalam 1 botol media bisa berisi 5 atau lebih tergantung dari besar
kecilnya planlet
6. Selama penanaman, mulut botol selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi
7. Menyimpan hasil kultur pada rak di ruang penyimpanan
c. Sub kultur kentang hitam :
1. Mengeluarkan kentang hitam di atas petridish yang sudah dilapisi kertas
buram
17
2. Membersihkan eksplan dari media yang menempel dan daun serta akar
yang sudah menguning
3. Potong ekplan per nodus menggunakan pisau scaple/gunting eksplan
4. Tanam eksplan ke dalam media yang sudah disiapkan
5. Mengapi – apikan mulut botol kultur, kemudian tutup rapat botol kultur
dan lapisi dengan plastik wrap
6. Dalam 1 botol media bisa berisi 5 atau lebih tergantung dari besar
kecilnya planlet
7. Selama penanaman, mulut botol selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi
8. Menyimpan hasil kultur pada rak di ruang penyimpanan
18
ACARA V
AKLIMATISASI
A. Pendahuluan
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi perbanyakan bibit
sehingga dalam waktu singkat diperoleh bibit dalam jumlah banyak (Rossa et
al. 2011). Kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuhkembangkan
bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan maupun organ dalam kondisi
aseptik secara in vitro. Teknik ini mampu memperbanyak tanaman dalam
jumlah besar dan dalam waktu relatif singkat. Oleh karena itu, perbanyakan
anggrek dengan teknik kultur jaringan memiliki potensi untuk dikembangkan.
Tahap akhir yang dilakukan setelah menanam eksplan dalam botol (in-
vitro) yaitu tahap aklimatisasi planlet. Aklimatisasi adalah memindahkan
planlet dari lingkungan yang terkendali (dalam botol) ke lingkungan yang
tidak terkendali (lapang). Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan
planlet ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan
kelembapan nisbi tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembabannya
diturunkan dan intensitas cahayanya dinaikkan (Yusnita 2003). Tahap ini
merupakan tahap yang kritis karena kondisi iklim di rumah kaca atau rumah
plastik dan di lapangan sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik aklimatisasi pada tahapan akhir dari kultur jaringan.
2. Meningkatkan pemahaman dan memberikan ketrampilan melakukan
aklimatisasi planlet anggrek, dan vanili.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pot/ cup plastik
2. Bahan
a. Planlet Anggrek dan Vanili
b. Media tanam → pakis, arang kayu, sabut kelapa, dan mos
sphagnum
c. Fungisida dan bakterisida
19
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan media tanam untuk aklimatisasi dengan campuran pakis,
arang kayu, sabut kelapa, atau mos sphagnum pada pot (gelas plastik)
sesuai kebutuhan.
2. Mengeluarkan planlet anggrek, dan vanili dari dalam botol dengan sangat
hati – hati.
3. Membersihkan planlet dari sisa – sisa media sampai bersih, bila perlu
dicuci dengan menggunakan air bersih.
4. Rendam planlet dengan fungisida dan bakterisida selama beberapa menit
dan tiriskan diatas koran
5. Tanam planlet pada media yang sudah disiapkan.
6. Menyimpan hasil aklimatisasi di screen house
7. Pemeliharaan hasil aklimatisasi dapat dilakukan dengan menjaga suhu dan
kelembaban, serta pemupukan setelah satu minggu
20
LAMPIRAN
21
FORMAT LAPORAN
HALAMAN DEPAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
C. Hasil
D. Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
II. PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI ALAT
III. INISIASI
IV. SUB KULTUR
V. AKLIMATISASI
22
Daftar Kelompok Praktikum Kultur Jaringan
D3 Hortikultura
23
D3 Agrofarmaka
Kelompok 17
Tika Dwi Ernawati
Verananda
Pramesthi
Viona Dwi F
Yovita Shellya
Rahmadini
24
Daftar Nama Coass Praktikum Kultur Jaringan 2021
No Nama NIM No HP Kelompok Praktikum
1. Iistikharoh H0717065 083862042590 1, 2, 3, 4
Linda Sholikhatul
2. H0717080 089685092911 14, 15, 16, 17
Mahmudah
3. Setiyani Fauziah H3318041 081246153099 5, 6, 7, 8
Wahyu Dwi
4. H3318045 085647732738 9, 10, 11, 12, 13
Yuliyanti
25