KULTUR JARINGAN
KELOMPOK :4
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkatnya saya dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Pengenalan Labolatorium Kultur Jaringan” . Penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.
Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan.
Penyusun menyadari dalam penulisan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penyusun menerima masukan, kritik, dan saran. Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun
ISI
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya
sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan
bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
c. Ruang Transfer
Teknik kultur jaringan dapat berlangsung dengan baik apabila dilakukan dibawah kondisi
laboratorium yang sangat steril. Oleh karena itu, pemindahan atau transfer biakan dikerjakan
dalam ruang transfer steril atau laminar air flow. Laminar air flow yang digunakan dalam
kultur jaringan tanaman adalah tipe horizontal dan dirancang dengan mempunyai ruangan
yang bebas dari partikel debu yang halus dan dilengkapi dengan sinar ultra violet (UV) serta
unit penyaring udara. Penyaring udara harus mempunyai filter udara dengan efisiensi tinggi
atau ”high-efficiency particulate air” (HEPA filter). HEPA filter harus mempunyai pori
sekitar 0.3 µm dengan efisiensi kerja berkisar 99.97 – 99.99%. Semua permukaan ruang kerja
dalam laminar harus dirancang dan mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga debu
dan mikroorganisme tidak dapat berakumulasi dan permukaan tempat kerja dapat mudah
dibersihkan dan didesinfeksi. Laminar air flow cabinet biasanya disteriliasi permukaannya
dengan 70% alkohol (v/v). Penggunaan alkohol asam (70% v/v, pH 2.0) mungkin lebih
efektif sebagai desinfektan, jarang digunakan karena memiliki efek korosif pada permukaan
logam. Semua alat dibenamkan pada larutan 70 – 80% (v/v) ethanol dan dipanasi dengan
lampu spiritus sebelum digunakan. Agar aman, sebaiknya wadah yang mengandung alkohol
untuk pemanasan (flaming) diletakkan pada suatu wadah dengan dasar yang berat. Ini
mencegah jatuhnya wadah alkohol akibat tersenggol secara tidak sengaja yang dapat
menyebabkan kebakaran dalam laminar. Sebagai aturan umum alkohol yang tersisa dibuang
pada beaker glass setelah melalukan pengkulturan.
d. Ruang Kultur
Dalam kultur jaringan, pertumbuhan eksplan atau inokulum diusahakan dalam
lingkungan aseptik dan terkendali. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa setiap langkah
dalam pelaksanaanya harus dilakukan dalam laboratorium. Laboratorium yang efektif
merupakan salah satu unsur penting yang ikut menentukan keberhasilan suatu kegiatan, baik
untuk keperluan peneletian, maupun produksi. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya
mempunyai pembagian ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan
terpisah satu dengan yang lainya, tetapi juga saling berhubungan dan mudah dicapai.
Semua jenis kultur harus disimpan dalam tempat yang terkontrol baik temperatur,
sirkulasi udara, kelembaban maupun kualitas dan lamanya cahaya. Faktor-faktor lingkungan
tersebut akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan diferensiasi biakan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kultur protoplas, suspensi sel dan kultur anther adalah
yang paling sensitif terhadap kondisi lingkungan. Suhu ruang kultur untuk pertumbuhan
umumnya berkisar antara 15o – 30oC, dengan fluktuasi kurang dari ±0.5oC; akan tetapi
kisaran suhu yang lebih besar mungkin diperlukan untuk tujuan percobaan. Ruang kultur
harus mempunyai pencahayaan hingga 10.000 lux. Suhu dan cahaya harus dapat diprogram
selama 24 jam. Ventilasi udara harus baik dengan kelembaban berkisar 20-98%.
C. ALAT DAN FUNGSINYA YANG DIGUNAKAN DALAM KULTUR JARINGAN
1. Peralatan gelas (gelas ukur, erlenmeyer) atau stainless steel untuk memanaskan dan
melarutkan media
2. Alat sterilisasi dengan tekanan uap (autoclave) untuk sterilisasi basah
3. pH meter untuk mengukur pH
4. Timbangan (analitical dan bench top loading) untuk mengukur massa larutan stock
5. Gelas ukur gradual untuk persiapan larutan stock
6. Botol kultur dengan penutupnya sebagai tempat menyimpan media dah eksplan
7. Dispenser
8. Alat diseksi (spatula, scalpel (pinset), forcep, gunting)
9. Refrigerator penyimpanan larutan media atau stock, Freezer dan desikator
10. Distiling unit atau water deionizer
11. Oven untuk sterilisasi kering
12. Autoclave untuk sterilisasi media
13. Pipet ukur
14. Shaker untuk mix larutan stock
15. Laminar air flow untuk Sterilisasi , bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan
harus dalam keadaan steril dan menghindari adanya kontaminasi.
16. Desinfektan
17. Hot plate yang dilengkapi stirrer atau kompor gas
18. Stirrer dengan magnetic stirrer.
19. Water bath yang dilengkapi pengatur suhu