Anda di halaman 1dari 0

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PENGENALAN PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS KULTUR


JARINGAN










OLEH
INDRA FAUZI SABBAN





LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013




BORANG
No. Dokumen
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI Halaman
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS LABOLATORIUM KULTUR
JARINGAN


I. DASAR TEORI

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri,fungi dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim
dan alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman
lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman
dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan
yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam
waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh
bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur
jaringan adalah:
a. Pembuatan media
b. Inisiasi
c. Sterilisasi
d. Multiplikasi
e. Pengakaran
f. Aklimatisasi
Hal tersebut juga berlaku sama fungsinya dengan media buatan dalam
kondisi in vitro/steril, dimana di dalam media buatan fungsi tanah digantikan
oleh agar-agar yang berfungsi memadatkan media. Selain itu media buatan
tersebut juga diperkaya dengan nutrisi berupa unsure-unsur makro, mikro,
vitamin, gula dan zat pengatur tumbuh yang disesuaikan dengan tujuan
pertumbuhan yang diinginkan. Sterilisasi media tanaman buatan mutlak
dilakukan untuk membebaskan pengaruh merugikan dari kontaminan seperti
bakteri, jamur dan virus, bahkan serangga mikro sepertimites (tungau) dan
thrips.
Oleh karena itu, laboratorium harus diatur sedemikian rupa sehingga ada
tingkatan sterilisasi ruangan sesuai dengan tahapan kerja, termasuk prosedur
keluar masuknya pekerja di dalam laboratorium tersebut. Tahapan-tahapan
kerja di dalam laboratorium kultur jaringan di bagi dalam 4 kelompok yaitu:
a. Persiapan;
Tahap awal kerja kultur jaringan, dimulai dari penyiapan tanaman
sebagai sumber eksplan yang di tanam di green house, kemudian menyipkan
alat-alat, botol-botol kultur dan pembuatan medium (meracik, merebus dan
membaginya ke dalam botol-botol sampai pada sterilisasi).
b. Inokulasi
Meliputi sterilisasi, pengambilan/pengirisan bagian tanaman yang akan
dijadikan sebagai eksplan, kemudian menanamnya di dalam atau di atas
medium buatan yang telah disediakan. Untuk inokulasi eksplan ini
diperlukan kondisi yang absolute
c. Pemeliharaan
Setelah diinokulasi, botol kultur diletakkan di rak-rak pemeliharaan di
ruang incubator untuk diikuti pertumbuhan dan perkembangannya sampai
menjadi plantlet. Untuk pemeliharaan tersebut dibutuhkan ruang yang tidak
perlu steril tetapi harus bersih, dengan pengatur suhu (25-28)
0
C, dan
pencahayaan dengan lampu TL (1000-3000) lux.

d. Aklimatisasi
Merupakan proses penyesuaian/adaptasi plantlet dari kondisi heterotrof
di dalam botol kultur menjadi autotrof yang dapat di tanam pada kondisi
alamiahnya di tanah. Proses aklimatisasi dilaksanakan di dalam green
house dengan memberikan perlakuan kelembaban, intensitas cahaya dan
temperature. Setelah melampaui masa aklimatisasi, tanaman dapat di bawa
keluar dari green house untuk di tanam di lapangan.
Masing-masing tahapan pekerjaan tersebut harus terpisah satu dengan
lainnya dan dengan menggunakan peralatan tersendiri. Berdasarkan
adanya urutan tahapan kerja seperti in atas, maka dasar penataan ruang
laboratorium adalah urutan kegiatan dan sterilisasi ruangan. Oleh karena itu
pembagian ruang laboratorium yang baik meliputi:
a. Ruang persiapan
b. Ruang transfer (inokulasi) atau ruang steril
c. Ruang kultur (incubator dan ruang plantlet)
d. Ruang aklimatisasi
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-
alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dan lain-lain. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
graph seperti thermograph, barograph.
Berdasarkan uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan
alat ini sehingga praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan
dalam laboratorium kultur jaringan dan cara-cara penggunaan alat tersebut.

II. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggambarkan skema umum
laboratorium kultur jaringan, prinsip, fungsi ruang serta peralatan yang dalam
laboratorium.

III. METODE
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013 pukul 08.00
WIB selesai bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada.
B. Prosedur Kerja
Dosen pengampuh matakuliah memberikan penjelasan tentang fungsi
dan cara penggunaan alat di laboratorium. Perhatikan perbedaan antara alat
yang satu dengan yang lain, didokumentasikan dan catat spesifikasi dari
setiap alat yang diterangkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan Laboratorium Bioteknologi
NO NAMA ALAT FUNGSI SPESIFIKASI MERK
1 pH Meter
Untuk mengukur pH
suatu larutan yang
akan digunakan
dalam pembuatan
media tumbuh
jaringan tumbuhan
-

MARTINI
INSTRUMEN
2
Shaker
Inkubator
Untuk mengaduk
koloni bakteri atau
menhomogenkan
larutan dengan suhu
tertentu
-
3 Autoclave
Untuk mensterilkan
bahan, alat, dan
media yang akan
digunakan dalam
pembiakan kultur
jaringan
- TOMY
4
Microwave
Oven
Untuk memanaskan
bahan
-
5 Entkas
Tempat pengerjaan
kultur jaringan dalam
kondisi steril
-
6 Laminar air flow
Tempat pengerjaan
kultur jaringan dalam
kondisi steril
ESCO
7 Rumah kaca
Tempat Pembiakan
tumbuhan yang butuh
cahaya
- -
8 Incubator
Sebagai tempat
pengeraman sel
Suhu 0-
450C
Kecepatan 0-
1200 rpm
HERAEUS
9
Timbangan
semi analitik
Untuk menimbang
bahan
Ketelitian
sampai 2
angka
dibelakang
koma
METTLER
TOLEDO
10
Timbangan
analitik
Untuk menimbang
bahan
Ketelitian
sampai 4
angka
dibelakang
koma
METTLER
TOLEDO
11
Mikroskop
infertid
floresens
Pengecatan DAPI
400 x
NIKON
DIAPHOT 200
12 Hot Plate Stirrer
Untuk pemanas
larutan dan
menghomogenkan
larutan
BENCHMARK
B. Pembahasan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni, seperti biokimia, komputer, biologi
molekuler, mikrobiologi, dan genetika. Dengan kata lain, bioteknologi adalah
ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa.
Pada masa kini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinasi DNA, kloning, dan lain-
lain. Salah satu hasil penerapan bioteknologi saat ini yang sangat berkembang
yaitu kultur jaringan.
Kultur jaringan dalam baha asing disebut sebagai tissue culture. Dimana
kultur adalah budidaya, dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan
suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti
induknya.
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi atau prinsip kerja
setiap alat yang ada di laboratorium kultur jaringan. Alat-alat yang terdapat di
labolatorium kultur jaringan antara lain, sebagai berikut:

1. PH Meter Statis
PH meter statis merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat
keasaman dan kebasahan dari suatu zat. PH meter juga memberikan hasil
yang akurat sehingga PH meter sering dipakai di labolatorium- labolatorium,
contohnya untuk mengukur derajat keasaman dan kebasaan dari suatu media
kultur.

Gambar 1. PH Meter Statis

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas
yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang
tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif.
Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion
hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi
sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat
tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan. Skema
elektroda pH meter akan mengukur potensial listrik antara Merkuri Klorid (HgCl)
pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan
larutan di dalam gelas elektroda serta petensial antara larutan dan elektroda
perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda
gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalent yang lainnya untuk
menetapkan nilai pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi
potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan
HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk
menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya.
Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsure
natrium. Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan tersambung
dengan gelembung kaca yang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan KCl yang
buffer ph 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl
2
)
dihubungkan ke dalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh elektrik
yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas
pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas. Pada
kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor
temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara
elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu
kesatuan.

2. Hotplate Stirrer


Gambar 2. Hot Plate Stirrer

Hotplate Stirrer merupakan alat yang memiliki fungsi ganda dimana selain
untuk memanaskan suatu zat atau larutan Hotplate Stirrer juga bisa digunakan
untuk menghomogenkan suatu larutan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri
SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan
kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai
425
o
C. Alat ini digunakan untuk mengocok media cair sambil dipanasi. Alat ini
juga dapat dipakai untuk melarutkan ferri tartrat yang tidak mudah dilarutkan.
Dilakukan dengan cara menambah air pada ferri tartrat lalu meletakkannya di
atas hot plate. Setelah dihubungkan dengan arus listik, alat ini akan
menghomogenkan sekaligus memanaskannya.


Cara penggunaan Hotplate Stirrer
a. Hubungkan aliran listrik ke Hotplate Stirrer
b. Letakan alat gelas seperti erlenmeyer yang telah berisi bahan kimia
yang akan dihomogenkan di atas lempeng mamer. Masukkan magnet
ke dalam erlenmeyer.
c. Untuk pengadukan, hidupkan tombol stir. Lampu indikator akan
menyala berwarna hijau. Kecepatan pengadukan dapat disesuaikan
dengan memutar tombol.
d. Apabila memerlukan pemanasan dapat dengan menghidupkan
tombol heat. Lampu indikator akan menyala berwarna merah.
e. Setelah selesai, matikan tombol yang dihidupkan. Pastikan lampu
indikator mati.
f. Tuliskan kondisi alat saat anda matikan (baik/rusak) dalam Log Book
Penggunaan Alat
g. Segera laporkan kepada laboran apabila terdapat ketidaknormalan
penggunaan alat saat digunakan.

3. Autoklaf
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit (Wikipedia, 2013). Alat-alat yang berupa glass
ware maupun dissecding kit sebelum digunakan harus disterilkan dulu.
Demikian juga medium yang sudah dimasukan dalam botol medium harus
disterilkan juga. Dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri dan
mikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (12
0
C) dan tekanan uap air yang
besar (1,5 kg/cm
2
) selama 15 menit (Hendaryono, 2008).

Gambar 3. Autoklaf

Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak,
pressure cooier, sebab alat ini merupakan suah bejana yang diisi air dan ditutup
rapat-rapat. Autoklaf (Hendaryono, 2008).
4. Mikrowave

Gambar 4. Mikrowave

Microwave atau gelombang mikro adalah salah satu gelombang
elektromagnet dalam spektrum gelombang elektromagnet. Gelombang ini tidak
dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya jauh lebih besar dari
panjang gelombang cahaya. Gelombang mikro dapat digunakan sebagai
pemanas makanan karena memiliki tiga buah sifat dasar yang menjadi dasar
prinsip kerja oven microwave. Pertama, gelombang mikro akan dipantulkan
oleh bahan logam seperti baja atau besi. Kedua, gelombang ini dapat
menembus bahan non logam tanpa memanaskannya. Terakhir adalah
gelombang ini akan diserap oleh air.
Pada dasarnya fungsi utama oven microwave adalah sama dengan kompor
yaitu menaikkan suhu makanan. Secara lebih terperinci, tahapan dalam proses
pemanasan di dalam oven microwave adalah sebagai berikut: magnetron yang
terdapat di dalam oven microwave memancarkan gelombang mikro ke dalam
oven microwave. Magnetron adalah sejenis tabung hampa penghasil
gelombang mikro. Sebagai gelombang elektromagnetik, gelombang mikro yang
merambat membawa energi yang cukup untuk memanaskan cairan pada
makanan.
Kemudian gelombang mikro tersebut akan terperangkap di dalam oven
microwave karena terlindung oleh dinding oven microwave yang terbuat dari
logam. Selanjutnya apabila gelombang mikro mengenai cairan, maka energi
gelombang mikro ini akan diserap oleh cairan tersebut sehingga makanan bisa
matang. Zat makanan lain yang juga akan menyerap panas oven microwave
adalah gula, garam dan lemak.
Berikut adalah cara kerja dari sebuah microwave oven dalam memanaskan
sebuah objek:
a. Arus listrik bolak-balik dengan beda potensial rendah dan arus searah
dengan beda potensial tinggi diubah dalam bentuk arus searah.
b. Magnetron menggunakan arus ini untuk menghasilkan gelombang mikro
dengan frekuensi 2,45 GHz.
c. Gelombang mikro diarahkan oleh sebuah antenna pada bagian atas
magnetron ke dalam sebuah waveguide.
d. Waveguide meneruskan gelombang mikro ke sebuah alat yang
menyerupai kipas, disebut dengan stirrer. Stirrer menyebarkan
gelombang mikro di dalam ruang oven.
e. Gelombang mikro ini kemudian dipantulkan oleh dinding dalam oven dan
diserap oleh molekul-molekul makanan.
f. Karena setiap gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan
negatif, molekul-molekul makanan didesak kedepan dan kebelakang
selama 2 kali kecepatan frekuensi gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali
dalam setiap detik.

5. Mikroskop
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat
oleh mata (wikipedia, 2013). Dari hasil yang didapatkan dari penjelasan tentang
mikroskop di labolatorium bioteknologi ini yaitu mikroskop stereo dan mikroskop
invertil. Cara kerja dari kedia mikroksop ini tidak berbeda jauh dengan cara
penggunaan mikroskop pada umumnya, yang membedakan hanya hasil yang
dinampakkan dari mikroskop itu sendiri.

Gambar 5. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai
perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.

Gambar 6. Hasil Dari Mikroskop Stereo
Mikroskop terbalik sebenarnya mikroskop terbalik. Ini melibatkan melihat
sampel dari posisi terbalik yang membantu pemirsa melihat gambar tegak
sampel. Mikroskop ini berguna untuk melihat kultur sel cair. Juga membantu
melihat spesimen tebal atau besar jelas.


Gambar 7. Mikroskop Infertid Floresens

6. Timbangan
Timbangan didefenisikan sebagai suatu alat untuk menentukan masa suatu
benda dengan memanfaatkan gaya gravitasi yang berkerja pada benda
tersebut (Purnama, 2010). Tinbangan memiliki bermacam-macam jenis yang
sesuai dengan kebutuhan, dalam praktikum ini didemonstrasikan penggunaan
timbangan dilaboratorium kultur jaringan ini yaitu timbangan analitik, timbangan
semi analitik, dan timbangan kasar. Ketiga timbangan ini memiliki fungsi dan
peran masing-masing.
Timbangan analitik merupakan timbangan dengan tingkat akurasi paling
tinggi, memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat
atau benda sampai batas 0,0001 g atau 0,1 mg.
Timbangan analittik memiliki prinsip kerja yaitu dengan penggunaan sumber
tegangan listrik yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum
digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang
tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.


Cara kerja neraca analitik adalah sebagai berikut:
a) Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water pass
(dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di
water pass tepat berada di tengah).
b) Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas.
Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan
dengan menggunakan etanol/alkohol.
c) Ditancapkan stop kontak pada stavolt.
d) Ditekan tombol On kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
e) Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan
membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi
perhitungan karena neraca analitik ini sangat peka.
f) Ditutup kaca neraca analitik.
g) Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.
h) Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak
begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkan atau mengurangi
bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.
i) Ditutup kaca.
j) Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-
ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
k) Diambil bahan yang telah ditimbang.
l) Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca
analitik.
m) Dilepas stop kontak dari stavolt.
n) Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas.
Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan
dengan menggunakan etanol/alkohol.
Selain timbangan analitik, labolatorium kultur memiliki timbangan semi
analitik dan timbangan kasar. Timbangan semi analitik dan timbangan kasar
memiliki fungsi dan prinsip kerja yang mirip dengan timbangan analitik atau
timbangan pada umumnya, dari timbangan ini yang membedakan hanyala pada
tingkat akurasi. Timbangan semi analitik memiliki tingkat akurasi hingga dua
angka dibelakang koma (0,00) dalam gram, sedangkan timbangan kasar
memiliki tingkat akurasi lebih rendah dibandingkan dengan kedua timbangan
ini, timbangan kasar ini memiliki ketelitian satu angka (0) dalam gram maupun
kilo gram.


Gambar 8. (a. Timbangan Analitik, b. Timbangan Semi Analitik, c. Timbangan Kasar)

7. Laminar Air Flow

Gambar 9. Laminar Air Flow

Laminar Air Flow (LAF) atau dapat juga disebut Biological Safety Cabinet
(BSC) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis. LAF mempunyai
pola pengaturan dan penyaring aliran udara serta aplikasi sinar UV-C dengan
panjang gelombang 253.7 nm (nanometer) beberapa jam sebelum digunakan,
sehingga lingkungan di dalam LAF menjadi steril (Lifepatch, 2012). Pada
Laminar Air Flow, terdapat dua macam filter:
a) Pre-filter, yang menggunakan saringan pertama terhadap debu-debu dan
benda-benda yang kasar. Pori-porinya kira-kira 5 mm sehingga
efisiensinya dapat mencapai 95 mm untuk objek-objek yang 5 mm.
b) HEPA filter dengan pori-pori 0.3 (m dan terdapat pada bidang keluar
udara kearah
(a) (b) (c)
Prinsip Kerja dari Laminar Air Flow (LAF) adalah sebagai berikut :
a. Laminar Air Flow digunakan sebagai meja kerja steril untuk
kegiatan inokulasi/ penanaman.
b. Laminar Air Flow mengutamakan adanya hembusan udara steril
yang digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.
c. Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow harus dinyalakan minimal
30 menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar alat
dan ruang kerja tersebut terjamin kesterilannya.
d. Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya
yang berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai
penerang.
e. Agar Laminar Air Flow dapat difungsikan setiap saat,
pemeliharaan dan perawatan alat harus selalu dilakukan.
8. Enkas

Gambar 10. Enkas

Enkas merupakan sarana pengganti laminar air flow (LAF) yang umumnya
dipakai dalam skala laboraturium sederhana, enkas ini merupakan tipe
sederhana dari LAF yang ditujukan untuk skala rumahan. Fungsi enkas mirip
dengan laminar air flow yang membedakan hanya lah proses sterilisasi pada
kedua alat tersebut. Didalam entkas diberi formalin tablet untuk membunuh
bakteri dan jamur yang ada didalamnya. Lubang tempat memasukan alat dan
bahan di beri saluran dari kain nilon yang ujung diberi karet,sehingga tetap
tertutup rapat untuk menghindari masuknya bakteri dan jamur, ketika
hendakmemasukan maka karet dapat direnggangkan (Rian, 2009).

Prinsip kerja Enkas adalah sebagai berikut:
a) Sebelum bekerja, cuci tangan dengan aseptik. Bersihkan entkas dengan
spritus atau alkohol 95 %.
b) Masukan alat dan bahan, sebelum dimasukan ke dalam enkas, terlebih
dahulu sterilkan alat dan bahan tersebut dengan cara disemprot spritus
atau alkohol 95 % hingga merata satu persatu.
c) Tangan dipakaikan sarung tangan lalu disemprotkan alkohol untuk
mengsterilkan, lalu dimasukan dalam enkas dan mulai melakukan
pekerjaan kultur jaringan.

9. Shaker
Shaker merupakan alat penggojong yang putarannya dapat diatur menurut
kemauan kita. Kecepatan putaran bisa dikerjakan adalah 120 rpm. Alat ini
memiliki fungsi untuk menumbuhkan kalus pada eskplan anggrek atau untuk
membentuk protokormus dari kalus berbagai jaringan tanaman.
Prinsip kerja shaker adalah motor berputar untuk menggerakkan tuas, dan tuas
tersebut dihubungkan dengan poros yang terhubung dengan sebuah plat.
Ketika motor berputar, secara otomatis mekanik shaker bisa langsung
menggerakkan plat tersebut.


Gambar 11. Rotating Shaker

Rotating shaker adalah suatu alat yang digunakan untuk gemetar solusi
dalam labu berbentuk kerucut. Hal ini memiliki aplikasi luas dalam lembaga
penelitian, lokalnya. Kimia dan laboratorium. Rotating shaker ini dibangun pada
frame sudut besi tebal. Benda ini dilengkapi dengan disukaret neoprene
disesuaikan untuk memegang thermos kerucut kapasitas yang berbeda.
Rotating shaker ini terdiri pengontrol kecepatan untuk mengontrol kecepatan
gemetar. Rotating shaker merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk
larutan dalam erlenmeyar. Rotary shaker digunakan untuk menghomogenkan
larutan. Prinsip kerjanya yaitu tabung reaksi yang berisi larutan ditaruh dilubang
pada shaker kemudian menekan tombol ON dengan mengatur kecepatannya.

Gambar 12. Incubating Shaker
Incubating shaker adalah bentuk lain dari rotating shaker, tapi memiliki fungsi
yang sama, tetapi incubating shaker memiliki kelebihan yaitu bisa untuk
mengatur suhu.
10. Incubator
Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan
memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan
suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2) dan
kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat penting untuk
banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi
molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik.
Cara penggunaan inkubator heraeus adalah sebagai berikut:
a) Hubungkan kabel inkubator ke sumber listrik 220 Volt
b) Hidupkan inkubator dengan memutar tombol ke kanan dari posisi
mati (O) ke posisi hidup (I)
c) Pengaturan suhu dilakukan dengan menekan tombol (
0
C) lalu tekan
tombol (+) untuk menaikkan dan tombol (-) untuk menurunkan suhu,
apabila suhu sudah sesuai dengan yang diinginkan tekan sekali lagi
tombol (
0
C)
d) Buka pintu inkubator dengan menggeser gagang pintu ke kanan
(atas) lalu tarik keluar, kemudian buka kaca bagian dalam
e) Masukakan dan susun secara teratur peralaatan atau bahan yang
diinkubasikan pada rak
f) Tutup rapat pintu kaca bagian dalam dengan menekan ujung pinggir
pintu bagian tengah hingga bunyi klik(karena bertemunya logam pada
pinggir pintu kaca dengan logam bagian dalam yang mengandung
magnet
g) Mengakhiri penggunaan inkubator dengan memutar kembali tombol
ob ke kiri hingga posisi off
h) Lepaskan kabel listrik inkubator dari sumber listrik
i) Tuliskan kondisi alat saat anda matikan (baik/rusak) dalam buku
penggunaan alat
j) Segera laporkan pada laboran apabila terdapat ketidaknormalan
penggunaan alat
Pelaksanaan kerja kultur jaringan tumbuhan memiliki tahapan-tahapan dan
urutan kerja yang khusus. Oleh karena itu laboratorium harus diatur sedemikian
rupa sehingga ada tingkatan sterilitas ruangan sesuai dengan tahapan kerja,
termasuk alur keluar-masuknya pekerjaan didalam laboratorium (Ari, 2013).
Masing-masing tahapan pekerjaan tersebut harus terpisah satu dengan lainnya
dan menggunakan perelatan tersendiri. Oleh karena itu pembagian ruangan
laboratorium, dari penjelasan yang diberikan pembagiaan ruangan dalam
laboratorium kultur jaringan di Fakultas Biologi UGM meliput
1. Ruang Reparasi medium

Gambar 13. Ruangan Reparasi Medium
Ruang reparasi medium merupakan ruangan yang dibuat dengan tujuan
pembuatan medium untuk kultur jarinagn tumbuhan. Dalam ruangan ini akan
dilakukan proses persiapan alat dan bahan, menimbang, dan pembuatan media
kultur.

2. Ruang steril/transfer

Gambar 14. Ruang Steril

Ruang steril dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a) Semua kegiatan aseptis dimulai disini
b) Kegiatan yang dilakukan meliputi: sterilisasi, isolasi bagian-bagian
tanaman dan penanaman ekplan dalam medium.
c) Kegiatan subkultur, sterilisasi medium dengan ultrafiltrasi juga
dilakukan di ruangan ini
d) Ruangan ini mutlak harus steril

3. Ruang inkubasi/kultur

Gambar 15. Ruang Inkubator

Ruang kultur dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
a) Ruang kultur merupakan ruangan yang senantiasa harus dijaga
kebersihannya. Orang-orang yang tidak berkepentingan dilarang
masuk.
b) Pemeliharaan eksplan dilakukan diruangan ini
c) Kultur yang telah tumbuh dan memperbnyak diri, secara teratur
dilakukan sub kultur.
d) Didalam ruangan ruangan ini, unsure lingkungan terutama cahaya
harus diperhatikan dengan baik antara lain yaitu: kualitas, lama
penyinaran dan intensitas cahaya. Temperature juga harus
diperhatikan

4. Ruang administrasi
Ruang administrasi merupakan ruangan yang dirancang untuk keperluan
administrasi laboratorium dan sebagai tempat pencatatan semua hasil
penelitian dilakukan diruangan ini.

V. SIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebuah laboratorium
kultur jaringan tumbuhan harus memiliki standar kinerja meliputi pembagian
ruangan yang sesuai dengan alur kerja dari kultur jaringan tumbuhan, serta
memiliki alat-alat yang mendukung kinerja dari kultur jaringan tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Alat, Labor. 2013. CO
2
Incubator. http://www.alatlabor.com/article/detail/65/co2-
inkubator-inkubator (Diakses 28 November 2013).
Anonim. 2002. Pengertian Bioteknologi.
web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7h.pdf (Diakses 28 November
2013).
Anonim. 2002. Bab XII. web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7i.pdf (Diakses 28
November 2013).
Anonim. ____. Fungsi dan Cara Kerja PH Meter.
http://www.bimbingan.org/fungsi-dan-cara-kerja-ph-meter.htm (Diakses
28 November 2013).
Engineeringtown. ___. Oven Microwave.
http://www.engineeringtown.com/kids/index.php/kamu-harus-tahu/50-
bagaimana-cara-kerja-oven-microwave (Diakses 28 November 2013).
Hendaryono, Daisy P. Sriyanti dan Wijayani, Ari. 2008. Teknik Kultur Jaringan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta (Diakses 28 November 2013).
Indriyanto, Ari. 2013. Intrumen Perlengkapan dan Peralatan Teknis
Laboratorium Kultur Jaringan. Fakultas Biologi UGM. Yougayakarta.
Lifepatch. 2012. Laminar Air Flow. http://lifepatch.org/DIY_Laminar_Air_Flow
(Diakses 29 November 2013).
Nafsi. 2011. Teknik Laboratorium Mikrobiologi. Jurusan Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Purnama. 2010. Teori Timbangan.
metrologilegal.files.wordpress.com/.../massa-3-2010-teori-
timbangan.pdf (Diakses 28 November 2013).
Rian. 2009. Ruang Kultur Sederhana.
http://r4j4w4li.wordpress.com/2009/06/13/ruang-kultur-sederhana/
(Diakses 29 November 2013).
Scribd.___. Neraca Analitik. www.scribd.com/doc/91687623/NERACA-
ANALITIK (Diakses 28 November 2013).
Tugasku4u. 2013. Microwave. http://www.tugasku4u.com/2013/05/microwave-
oven.html (Diakses 28 November 2013).
Wikipedia. 2013. Kultur Jaringan. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop
(Diakses 29 November 2013).
Wordpress. 2009. Teori Dasar Kultur Jaringan.
leqi.files.wordpress.com/2009/02/teori-dasar-kultur-jaringan-
tanaman.pdf (Diakses 28 November 2013).
Wordpress.____. Sejarah Kultur Jaringan Tumbuhan 1.
p4ndhit.files.wordpress.com/.../sejarah-kultur-jaringan-tumbuhan1.pdf
(Diakses 29 November 2013).
Yulianingrum, Tri. 2012. Kultur Jaringan.
triliaiyum.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/kultur-jaringan.pdf (Diakses 28
November 2013).

Anda mungkin juga menyukai