Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................x

DAFTAR ISI..........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.1

1.1 Latar
Belakang....1

1.2 Rumusan
Masalah...1

1.3 Tujuan dan


Manfaat....1

BAB II PEMBAHASAN..2

2.1 Karastristik hewan


reftilia..2

2.2 Ekologi hewan


reftilia...10

2.3 Klasifikasi hewan reftilia.


.....18

2.4 Mamfaat reftilia dalam


kehidupan.24

BAB III PENUTUP.26

1.
Kesimpulan..26
2. Saran
26

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum Wr.Wb

Segala pujian hanya tercurah kepada Sang Khalik yang telah


memberikan curahan kasing 7acert-Nya, yang tidak dapat di hitung
oleh jari-jemari manusia, bagaikan butiran-butiran pasir yang
behamparan di pesisir pantai dan melebihi bintang-bintang penyejuk
hati dengan pancaran cahaya yang langsung menusuk ke dalam jiwa
bagi yang mampu menghayati indahnya kehidupan ini. Semoga Allah
selalu meridloi apa yang kita pebuat, seperti orang-orang terdahulu.
kasih 7acert-Nya yang melimpah ruah kepada hambanya , semoga
selalu mengiringi langkah-langkah kaki kita, amin.

Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada kekasih


Allah, manusia sempurna tanpa celaan itu, manusia yang sempurna
tanpa kekurangan itu dan manusia yang maksum dari dosa. Yakni
baginda Sang Mataharinya dunia, kemasyhurannya sampai akhir
zaman, Nabi Muhammad SAW., semoga kelak kita mendapat syafaat
pertolongan dari beliau dan semoga Allah mempertemukan kita dalam
iman.
Ucapan terima kasih yang tidak mampu terucap kata- demi kata
dan tidak dapat tertuju satu persatu, secara umumnya saya ucapkan
terima kasih atas motivasi pencerarah jiwa ini yang telah di berikan
kepada saya, baik secara moril maupun material. Segala pengorbanan
dan curahan air mata yang membuat saya ingin selalu bangkit dan
bangkit, agar saya mampu menghapus permata yang mengalir lembut
di kedua pipi itu dengan sebuah senyuman yang terukir indah. Semoga
kelak saya bisa menjadi orang yang di harapkan dan semua amal
ibadah kita di terima di sisi Allah SWT., amin.

Anjani, 04 April 2017

Penulis

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup
besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala,
badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak,
karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas
Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri
umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan
pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan
pergantian kulit baik secara total maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya
pada anggota sub-ordo %acertil dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo
%acertilian. Sedangkan pada ordo %acertili dan %acertilian sisiknya %acert tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali
kelenjar kulit

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi
pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti
pada %acertil dan sebagian %acertilian. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai
umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya
pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.

Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:


Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya:
Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator,
Senyulong, dan Caiman).

BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit
bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar
reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-
paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur
sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.

Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi


untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik
dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban
tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang
kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin:
retum=melata) kelompok hewan yang sepanjang hidupnya
bernapas dengan paru-paru. Ciri khas kelas ini yang
membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
yang tertutupi dengan kulit kering dan sisik (siller,2009:256).
Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah sub
tropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-
tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit.
Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya
terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa,
sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut
dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan
ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-
karang atau pohon.

Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :

Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya


dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan
hanya sedikit.
Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing
dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat
cakar dan dapat digunakan untuk

berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan


menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal,
dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal
dan semua jenis ular.
Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi
rongga oksipital
Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah
sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling
terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval
bikonkaf dengan inti.
Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi
dengan respirasi kloaka.
Terdapat 12 pasang saraf cranial.
Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan
(poikilothermis).
Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya
besar mengandung kuning telur yang terbungkus
cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan
tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio
berkembang didalam tubuh betina.

Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki


diantaranya:

Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi


terhadap kehidupan di darat.
Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
Skeleton terdiri dari tulang sejati.
Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai
pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk
berkembang di darat.

1) UKURAN

Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari


kecil sampai berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa
sekarang, anaconda di Amerika Serikat dapat tumbuh sampai
990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh
285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos
mencapai panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan pada tahun
1821 di
3

Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops


dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal
Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian
besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan
panjang di bawah 30 cm.

2) STRUKTUR EKSTERNAL

Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher,


tubuh, dan ekor, angggota tubuh berukuran pendek dengan
sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar dan
begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi.
Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang
hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan
kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan
yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran
kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal
dibelakang pangkal kaki belakang.

3) SISTEM PERNAPASAN

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru.


Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh
lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar
masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke
paru-paru. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari
Amphibi.

Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi


oleh tulang rusuk. Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa
lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih
kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat
paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa
jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi
hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan
hewan tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 di
udara akan masuk

melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak =>
trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari
paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung
untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus =>
trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut =>
lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung
dapat ditutup ketika menyelam.

4) SISTEM PENCERNAAN

System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran


pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya
terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada
umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar
ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut.
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada
masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk
kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung
kearah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh
gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga
mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian.
Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya
berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada
tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian
pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan,
sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan
tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang
terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga
mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan
mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi
kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di
daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus)
5
Merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam
esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus)
Merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru
mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus
makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4. Intestinum
Terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya
menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk
dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan
Terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan
oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea.
Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna
coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah
kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan
duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-
kuningan.
5) SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit
dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk
mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di
darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
6) SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan
katak. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan,
ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah sinus
venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang
belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang
kaya O2.

dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel
kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat
lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi
sebagai berikut.

1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat


pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung
pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi
darah ganda. Darah dari vena yang kaya CO2 masuk ke jantung
melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel
kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari
paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke
ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui
aorta menuju ke seluruh tubuh.
7) SISTEM REPRODUKSI
Jantan
Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
Sepasang testis
Memiliki epididimis
Memiliki vas deferens
Betina
Memiliki sepasang ovarium
Memiliki saluran telur (oviduk)
Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular
garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di
dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh
dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak
di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan
sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang salaran
yang berhubungan dengan
7
testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju
vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan
dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-
balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin
betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui
oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi
akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan
mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan
basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat
yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur
terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan
kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar
hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan
ketika meletakkan telurnya.
8) SISTEM INDERA
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda-
beda, bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki
indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara
umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan,
pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a. indera penglihatan
Secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama
dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada
pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur
oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa
dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk
akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi
oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas
penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan
dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada
di atas kepalanya.

8
Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon.
Mata yang median ini tidak membentuk gambaran retina.
Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme
lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme
biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar
kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain
itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda.
Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang
telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di
belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada
di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran
telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan
tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis
ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal
getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. kemoreseptor khusus
1) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau
pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel
respirasi, maka fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini.
Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan
bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia
adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai
poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam
organ ini.
2) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga,
ia bisa merasakan mangsanya.
3) Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini
berupa lubang-

lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran


thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan
dengan panah warna merah. Sementara, panah berwarna hitam
menunjukkan lubang hidungnya.

B. Ekologi Reptile

Sebagian besar reptile, spesies dan individual, hidup di daerah tropis dan sub
tropis ; jumlah mereka berkurang dengan cepat ke arah kutub dan pada altitude yang
tinggi. Kura kura dan ular berjumlah lebih banyak pada daerah lembap seperti
Negara bagian sebelah tenggara dan kadal pada daerah kering seperti Amerika Barat
Daya.

Reptile menempati habitat yang sangat bervariasi. Piton dan boa yang besar
menempati daerah tropis, buaya di rawa rawa atau sungai atau di sepanjang pantai,
Penyu hidup di laut dan hanya naik ke pantai untuk bertelur. Kura kura terbesar dan
beberapa ular di laut, dan kura kura darat raksasa di pulau pulau oseania yang
kering. Sebagian besar kadal dan ular hidup di darat, tetapi beberapa memanjat batu
dan pohon. Sebagian besar ular merupakan jenis terestrial, tetapi terdapat beberapa
jenis yang hidup di tanah. Jenis ular yang paling berbisa merupakan ular air yang
hidup di laut. Selain itu ada juga jenis ular yang hidup di perairan tawar dan pada
pepohonan. Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis ular yang lebih banyak
dibandingkan dengan hutan temperat karena penetrasi cahaya matahari dan suhu yang
lebih rendah pada hutan temperat. Ular sering menggunakan liang tempat
bersembunyi hewan pengerat, dan beberapa kadal serta ular menggali tanah dengan
bantuan pelat yang menjorok (rostral) di moncong sebagian besar kura kura hidup
di dalam dan disekitar air, tetapi kura kura kotak menempati daerah terbuka di
hutan, dan kura kura darat menempati tanah kering semata mata.

A. Habitat masing masing ordo reptile

1. Ordo Squamata contohnya ular dan kadal

10

Ular merupakan salah satu reptilia yang paling sukses berkembang di


dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan
pemungkiman, sampai kelautan dapat ditemukan ular. Hanya saja sebagai mana
umumnya hewan berdarah dingin, ular tidak dapat ditemui di tempat tempat
tertentu seperti di puncak puncak gunung dan daerah padang salju atau kutub.
Ular juga tidak bisa ditemui di daerah Irlandia, Selandia Baru, Greenland, Pulau
pulau terisolasi di Pasifik seperti Hawai, serta samudra Atlantik. Banyak jenis ular
yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah
mengginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah
atau menyusup nyusup dibawah tumpukan bebatuan. Ada juga ular yang hidup
di sungai, rawa, danau, dan laut.

Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok


reptil. Banyak jenis kadal yang merupakan pemanjat pohon yang baik atau pelari
cepat. Beberapa diantaranya bahkan dapat berlari di atas dua kaki dengan aman
cepatnya, seperti halnya kadal tercepat di dunia:iguana berekor duri dari marga
Ctenosaura. Kadal-kadal tertentu, misalnya bunglon, dapat berganti warna sesuai
kondisi lingkungan. Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara
sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial).
Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon. Alih-alih sebagai predator
penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu
mangsa.

Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan
Serpentes/Ophidia.
a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang
extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic
girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau
Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah tropis.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
11
Familia : Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus)
Familia : Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis)
Familia : henoermatidae Species : kadal (Mouboya multifasciata)
Familia : varanidae Species : komodo (Varanus komodoensis) biawak (Voronus
salvator)
Klasifikasi Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis

2. Ordo Chelonia contohnya kura kura


Kura kura adalah hewan yang hidup di dua tempat yaitu di air dan di
darat. Kura kura membutuhkan pasir sebagai tempat untuk membuat sarangnya
saat akan bertelur dan membesarkan anak anaknya.

Kura-kura memiliki cirri khas, yaitu dilindungi rumah/batok.batok


tersebut dibagi menjadi dua, yaitu batok bagian atas (karapak) yang terdapat
bagian costral, neutral, marginal, dan figial. Dan batok bagian bawah
(plastron)yang terdapat bagian humeral (tempat keluar kaki depan), pactoral (plat
pada dada ), obdominal (plat pada perut), femoral(tempat keluar kaki belakang),
anal(tempat anus), gural (tempat keluar kepala)

Berikut ini beberapa tempat habitat alami kura kura :


a. Habitat kura kura di air (Akuatik)

12

Kura kura hidup di daerah perairan seperti laut, sungai, danau dan kolam.
Yang paling banyak di temukan di Indonesia adalah kura kura air tawar atau
Freshwater tortoises. Kura kura jenis ini memiliki selaput pada jari kakinya
yang memudahkan mereka untuk berenang dalam air dan tidak tenggelam. Jenis
kura kura ini antara lain : kura kura yang berleher panjang seperti kura kura
di Papua atau Chelodina novaequineae.

b. Habitat kura kura di darat (Terestrial)

Habitat kura kura yang satu ini sedikit unik yaitu di dataran seperti di
padang rumput, stepa (tanah yang luas dan kering) dan gurun pasir. Kura kura
darat atau Land Tortoises ini memang berbeda dengan kura kura air tawar.
Hidupnya lebih banyak di daratan ketimbang di air, namun tetap saja
membutuhkan air di sekitar tempat hidupnya. Kura kura jenis ini antara lain
adalah kura kura padang pasir atau Deserttortoises.

c. Habitat kura kura semi akuatik


Habitat kura kura ini menyukai dua tempat sekaligus yaitu daratan dan
air. Kura kura jenis ini sangat banyak populasinya di dunia. Kura kura jenis ini
antara lain kura kura Ambon atau Cuora amboinensis yang memiliki cangkang
atau punggung berbentuk kotak.

Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:


a. Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang
berdiameter 1 meter.
b. Familia : Tryonychidae Species : Geochelone gigantean.
Klasifikasi Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea)
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
13
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantean

3. Ordo Crocodilia / Loricata contohnya buaya


Klasifikasi Crocodylus porosus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus

Buaya adalah reptile bertubuh besar yang hidup di air. Buaya umumnya
menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah
lainya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Persebaran
buaya muara terluas di dunia. Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai.
Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utama adalah ikan walaupun sering
menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum.

4. Ordo Rhynchocepholia contohnya tuatara

Tuatara adalah hewan reptile yang berasal dari Selandia Baru yang
hidupnya di hutan dekat pesisir, atau semak-semak, area berbatu. Tuatara aktif
pada malam hari, meskipun pada siang hari sering berjemur di bawah sinar
matahari untuk menghangatkan tubuh mereka. Anakan bersembunyi di bawah
kayu dan batu, dan diurnal. Tuatara berkembang di temperature yang lebih
rendah dari pada yang di tleransi oleh kebanyakan reftil, dan hibermmate selama

14

musim dingin. Mereka tetap aktif pada temperatur serendah 5 C (41F),


sementara suhu lebih dari 28 C (82 F) umumnya fatal. Suhu tubuh optimal
untuk Tuatara adalah 16-21 C (61-70 F), terendah dari reptil apapun. Suhu
tubuh tuatara lebih rendah daripada reptil jenis lain berkisar 5,2-11,2 C (41-52
F) selama sehari, sedangkan kebanyakan reptil suhu tubuh sekitar 20 C (68 F).
Hasil suhu rendah tubuh karena metabolisme yang lebih lambat.

Klasifikasi Sphenodon punctatum :


Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatum (Jasin. 1984 : 282)

B. Aktivitas
Karena berdarah dingin reptile dipengaruhi secara mencolok oleh suhu
lingkungan. Pada daerah tropis, mereka aktif sepanjang tahun, tetapi di tempat
lain mereka mengalami priode dormansi tergantung pada lama dan tingkat
keparahan musim dingin. Kadal dan ular memasuki celah celah di tanah untuk
berhibernasi, ular derik dan beberapa ular lainnya bersarang secara kelompok di
gurun atau liang besar, dan kura kura air tawar pergi ke dasar kolam.

Reptile tidak dapat menahan kuantitas panas yang tidak terbatas.


Peningkatan suhu tubuh hingga lebih dari 45 C (113 F) dengan cepat
berpengaruh fatal. Karena tidak memiliki mekanisme untuk menghilangkan
panas, reptile segara terbunuh karena kelebihan panas seperti yang terjadi di
gurun dan daerah semi gurun yang tidak berpeneduh selama musim panas.

C. Makanan.
Sebagian besar reptile terutama memakan hewan ; kura kura darat, besar
15
dan kecil, beberapa penyu, dan beberapa kadal memakan vegetasi. Kadal dan ular
kecil memakan serangga dan invertebrate kecil lainnya, kura kura kecil
memakan invertebrate air, dan kadal besar, kura kura, ukar, dan buaya
menangkap berbagai macam vertebrata mulai dari ikan sampai mamalia. Boa, ular
raja, dan bebera ular lainnya melingkari mangsa vertebratanya dengan satu atau
lebih gulungan tubuh dan kemudian mengerut sampai mangsa mereka mati
karena kehabisan napas. Ular berbisa menyerang dengan taring mereka dan
menginjeksikan bisa kemudian korbanya mati dengan cepat. Makanan yang
diasup oleh reptile berjumlah kecil jika dibandingkan dengan jumlah makanan
yang dibutuhkan oleh burung atau mamalia.
D. Musuh.
Ular pembalap, ular raja, ular karang, ular kepala tembaga, dan bahkan
ular kecil berleher cincin memakan berbagai macam ular yang lain ; reputasi ular
raja adalah kebal terhadap bisa ular. Gagak, elang, dan bangau merupakan burung
paling penting yang menjadi predator reptile. Mamalia seperti sigung, raccoon,
badger, rubah, dan anjing hutan memakan reptile, dan beberapa bajing tanah
kadang kadang memakan kadal. Manusia membunuh banyak ular, dan
penghancuran hewan pengerat yang berbahaya oleh manusia dapat mengurangi
makanan untuk ular besar.
E. Masa Hidup.
Pada penangkaran, beberapa kura kura bertahan hidup dibawah 100
tahun, berbagai jenis kura kura hidup selama 20 90 tahun, kadang kadang
buaya dan ular besar hidup selama 25 40 tahun, dan sepesies yang lebih kecil
hidup beberapa tahun sampai 20 tatun atau lebih.
F. Hubungan Reptile dengan Manusia

Berbagai jenis ular dan kadal menguntungkan manusia karena memakan


hewan pengerat dan serangga berbahaya, tetapi beberapa ular memangsa telur
atau individu muda dari burung peliharaan, burung buruhan, dan burung
pengicau. Kulit buaya dan alligator telah lama digunakan sebagai bahan kulit
yang disukai, dan pada tahun tahun sekarang ini kulit ular besar dan kadal telah

16

dibuat menjadi sepatu, dompet, dam benda benda sejenisnya. Kura kura
dimanfaatkan terutama sebagai makanan. Daging kura kura hijau, baik segar
maupun kering, telah banyak diminta untuk kebutuhan tersebut sehingga
perikanannya pada pulau pulau tropis telah jauh berkurang. Kura kura kecil
menemukan beberapa kegunaan dalam laboratorium biologi, dan banyak yang
dijual ke toko hewan. Cangkang kura kura asli yang digunakan sebagai sisir dan
benda benda indah lainya diperoleh dari kura kura paruh elang.

C. Klasifikasi reftile

a. Ordo Rhyncochepalia
Ordo ini diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu
antara 210-220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe
tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang
dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari
makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo
Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal. Telurnya
ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas Reptilia
lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun .Anggota Ordo Rhynchocephalia
mempunyai satu familia yaitu Sphenodontidae dan hanya satu genus Sphenodon.
Genus ini terdiri dari duaspesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon
guntheri (Tuatara). Keduanya merupakan hewan endemik Selandia Baru.
b. Ordo Chelonia
Reptilia dengan skeleton yang sebagian bermodifikasi menjadi karapaks
(perisai dorsal) dan Plastron ( perisai ventral ). Rahang-rahang tidak bergigi, tetapi
berzat tanduk. Hidupnya di laut, di air tawar, atau di darat. Tubuhnya lebar.
Karapaks keras dan bersatu di sisi tubuh dengan plastron. Prisainya tertutup
dengan skutum polygonal. Tulang kuadrat tidak dapat di gerakkan. Rusuk telur di
letakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat hewan betina . Ada 263 spesies.
Contohnya adalah kura-kura berlukis ( Chrysemys picta ), dan kura-kura air
tawar (Chelydra serpentina), serta penyu (Caretta sp, Chelonian mydas).
17
A. Karakteristik Eksternal
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu itu
berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek-
moyang mamalia. Tubuhnya terlindung di antara karapaks dan plastron. Plastron
itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks
kurang memungkinkan pergerakan. Panjang tubuhnya 1 m, dengan berat 200
kg. Kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjol keluar diantara
karapaks dan plastron. Dua lubang hidung dekat ujung anterior kepala. Mata
lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membran niktitas.
Tidak ada telinga luar. membran impani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran
mulut terbentuk dari rahang berzat tanduk, tidak dengan gigi. Kakinya dengan
cakar. Dan lubang kloaka ventralnya berada pada bagian dasar lubang
B. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
Sistem skeleton Rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan
karapaks. Sabuk-sabuk pectoral dan pelvic berpola primitive, yaitu tersusun tiga
tulang. Sabuk pectoral terdiri dari scapula ( bersatu dengan karapaks),
prokorakoid, dan korakoid. Sabuk pelvic terdiri dari ilium (bersatu dengan
karapaks), tulna pubik, dan tulang iskium. Tulang tengkorak merupakan sebuah
kotak yang kompak dengan muskulatur rahang yang kuat.
C. Sistem Pencernaan
Tidak ada gigi. Ludah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem
pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan, esofagus berdinding tebal,
lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan empedu besar dan
pankreas.
D. Sistem Respirasi
Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin
kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-
paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus).
Laring dari kartilago yang terdapat di bagian ujung anterior trakea.

18
E. Sistem Sirkulasi
Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda
dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta
terpisah sejak keluar dari venttrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah
dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal
seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal
dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventarl
F. Sistem Eksresi
Penyu merupakan ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih
(ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih.
Kandung kemih berstruktur biiobat di sisi ventral dekat kloaka.
G. Sistem Saraf
Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu
lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada tambahan
saraf spinal dan saraf hypoglossal.
H. Sistem Sensori
Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori.
Terdapat kelenjar lakrimal ( air mata ), meatus auditori eksternal ( lubang telinga
luar ), dan membrane timpani yang terletak di bawah kulit dan melekat padanya.
I. Reproduksi dan Perkembangan
Organ kopulasi primitif, berupa penis beralur yang terbentuk dari dindig
kloaka. Telur dengan dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit,
diletakkan dalam lubang galian (oleh induknya) embrio terbungkus dalam
membrane disebut amnion, dan bernapas dengan allantois.
Contoh :
1. Chelonia mydas (penyu hijau)
2. Testuda gigantean (kuar-kura raksasa)
3. Chelydra serpentine (kura-kura air tawar)
c. Ordo Crocodilia
Ordo crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di
19
diantara reptil lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang
tersusun berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari
bahan tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi
runcing bertipe gigi poliodont. Mata kecil terletak dibagian kepala yang menonjol
di dorsal-lateral. Pipil vertical dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit
yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya Nampak seperti celah.
Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengakapi dengan
suatu penutupdari otot yang dapat berkontraksi secara otomatispada saat buaya
menyelam. Lubang telinga terdapat disebelah caudal mata tertutup oleh lipatan
kulit. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari empat dan berselaput. Tungkai depan berjari 5
tanpa selaput. Jantung uaya mempunyai 4 ruang namun sekat antar ventrikel
kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah.
Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan
poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur disiang hari untuk menjaga
suhu tubuhnya. Mereka berburu dimalam hari. Bersifat ovipar, betina membuat
sarang dengan menggali lubang ditanah untuk menyimpan telur. Ordo Crocodilia
mempunyai 3 familia yaitu: Alligatoridae, Crocodilydae, Gavialidae.
a. Famili aligatoridae
Famili aligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul
dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat
pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup
hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat, dapat mencapai umur
maksimal 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah. Memiliki lempeng tulang pada
pinggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar
berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk family ini adalah:
Genus Aligator : Alligator mississippiensis, Alligator sinensis
Genus Caiman : Caiman crocodiles,Caiman latirostris.
Genus Melanosuchus : Melanosuchus niger.
20
Alligator mississippiensis (buaya amerika)
Crocodylus porosus (buaya Indonesia)
Gavialis gangeticus (buaya india)
d.Ordo Squamata (Reptilia Bersisik)
Ordo Squamata dibedakan menjadi 3 sub ordo, yaitu ;

1. Sub Ordo Lacertilia/ Suria

2. Sub Ordo Serpentes/Ophidia

3. Sub Ordo Amphisbaenia


Adapun ciri-ciri umum anggota ordo Squamata antara lain tubuhnya
ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Sisik ini mengalami pergantian
secara periodik yang disebut molting. Sebelum mengelupas, stratum
germinativum membentuk lapisan kultikula baru di bawah lapisan yang lama.
Pada Subordo Ophidia, kulit/ sisiknya terkelupas secara keseluruhan, sedangkan
pada Subordo Lacertilia, sisiknya terkelupas sebagian. Bentuk dan susunan sisik-
sisik ini penting sekali sebagai dasar klasifikasi karena polanya cenderung tetap.
Pada ular sisik ventral melebar ke arah transversal, sedangkan pada tokek sisik
mereduksi menjadi tonjolan atau tuberkulum. Anggota squamata memiliki tulang
kuadrat, memiliki ekstrimitas kecuali pada Subordo Ophidia, Subordo
Amphisbaenia, dan beberapa spesies Ordo Lacertilia. Perkembangbiakan ordo
squamata secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal. Persebaran
Squamata sangat luas, hampir terdapat di seluruh dunia kecuali Arktik, Antartika,
Irlandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau di Oceania.
Sub Ordo Lacertilia/Sauria
Subordo Lacertilia umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar,
dengan sisik yang bervariasi. Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk namun ada
pula yang sisiknya termodifikasi membentuk tuberkulum. Dan sebagian lagi
menjadi spina. Sisik-sisik ini dapat mengelupas. Pengelupasannya berlangsung
sebagian dalam artian tidak semua sisi mengelupas pada saat yang bersamaan
Ciri lain yang membedakan dari Subordo Ophidia yaitu rahang bawahnya
21
yang bersatu pada rahang atas pada bagian yang disebut satura. Selain itu pada
Lacertilia mereka memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu pada
beberapa anggota Subordo Lacertilia, ada yang dapat melepaskan ekornya.
Contohnya pada Mabouya sp. Lidah Lacertilia panjang dan adapula yang
bercabang. Pada beberapa spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk menangkap
mangasa seperti pada Chameleon sp.
Dari kesemua famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di
indonesia, yaitu Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, Varanidae
1. Agamidae
Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau
yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup
sisik. Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli. Jari-jarinya
kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi acrodont. Pada Draco volans memiliki
pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. Habitatnya di pohon dan semak.
2. Scincidae
Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama
besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan
simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan
tersusun seperti genting. Tipe giginya pleurodont. Matanya memiliki pupil yang
membulat dengan kelopak mata yang jelas. Ekornya panjang dan rapuh. Contoh
spesies family ini adalah Mabouya multifasciata
3. Varanidae
Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian
dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat lipatan
kulit di bagian leher dan badannnya. Lehernya panjang dengan kepala yang
tertutup oleh sisik yang berbentuk polygonal. Lidahnya panjang bercabang dan
tipe giginya pleurodont. Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang telinga
yang nyata
Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo ( Varanus komodoensis )
yang panjangnya dapat lebih dari 3 meter. Komodo persebarannya terbatas itu di
22
beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. Suku varanidae terdiri dari dua kelompok
yang sedikit berbeda, yaitu marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di
seluruh dunia) dan marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L.
Borneensis yang bersalah dari kalimantan. Marga Lanthanous ini merupakan
biawak yang bertubuh kecil dengan tubuh yang tanpa lubang telinga.
4. Gekkonidae
Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan yang
berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan
gecko yang lain. Kebanyakan gecko tidak mempunyai kelopak mata, melainkan
matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat.
Banyak spesies anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi
untuk memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-
langit dengan mudah. Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula yang
berwarna terang. Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk
membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperature lingkungannya.
Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies
betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan.
Habitat dan Persebaran
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terrestrial), sementara
sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial).
Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon. Untuk komodo sangatlah
endemik yaitu terbatas persebarannya di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara,
seperti pulau Komodo, Padar, Rina dan di ujung barat pulau Flores Biawak
umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepi danau, pantai, dan
rawa-rawa. Di perkotaan, biawak sering diketemukan hidup di gorong-gorong
saulran air yang bermuara ke sungai. Sedangkan cecak hidup di dinding dan atap
rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat yang teduh. Persebaran
lacertilia sangat hempir setiap tempat dapat ditemukan kecuali di daerah Artik,
Antartik, dan Greenland
Reproduksi
23
Lacertilia secara umum berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara
internal. Biawak berkembang biak dengan bertelur. Sebelum mengawini
betinanya, biawak jantan biasanya berkelahi terlebih dahulu untuk
memperlihatkan penguasaannya. Telur-telur biawak disimpan di pasir atau lumpur
di tepian sungai bercampur dengan daun-daun busuk dan ranting. Panas dari
matahari dan proses pembusukan sarasah akan menghangatkan telur sehingga
menetas.
Sub Ordo Ophidia
Pada umumnya tidak berkaki, lidah bercabang dua, dan dapat dijulurkan
dengan keadaan mulut tertutup. Gigi melengkung kedalam sebagai alat
pencengkram manga, kelenjer parotis ada yang menghasilka n racun dan keluar
lewat lubang taring. Mulut dapat dibuka lebar-leba untuk menelan mangsa secara
utuh karena terdapat tulang kuadrat yang bebas dari tulang kepala dan mandibula
(rahang bawah) oleh ligamentum yang elastic. Penciuman tajam karena
mempunyai organ Jacobson yang peka terhadap rangsangan kimia di rongga
hidungnya. Hanya memiliki satu paru, paru, yaitu paru-paru kiri. Kopulasi dengan
sepasang hemipenis.
Contohnya :
1. Ular Air (Natrix sp) Ular yang tidak berbisa
2. Ular Kobra (Naja tripudians) Ular berbisa
D. Manfaat Bagi Manusia
Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain
sebagai berikut:
a. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan
serangga.
b. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur
penyu.
c. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
d. Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan
ular berbisa dapat membunuh manusia.
Banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena memakan
serangga dan rodentia. Kulit buaya, ular, dan biawak serta penyu yang di perdaga-
24
kan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dll. Bagi sebgian orang daging ular
di jadikan makanan karena dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Bisa ular
juga sebagai penawar gigitan ular.
25

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya


tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya
mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan
sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai
umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya
bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan
bernafas dengan paru-paru.

Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia


(contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan
Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan
Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong,
dan Caiman) dll.

Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara


lain sebagai berikut:
a. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung
memakan serangga.
b. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura,
dan telur penyu.
c. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan
obat-obatan.
d. Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan
ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami
harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan
bermanfaat. Amin.

26
DAFTAR PUSTAKA

Pdf// Jurnal ILMIAH ILMU-ILMU HAYATI. 2016. Yudha, Donan Satria and
Eprilurahman, Rury and Jayanto, Herdhanu and Wiryawan, Ikhsan Fauzi.
Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Di donlod pada tgl 10 April 2017.

Hatml//DBiodiversitas.com. 2016. laporan praktik besrta jurnal kelas reftilia. Di


donlowd pada tanggal 10 April 2017.

Html//Sainsriska. 2015. Makalah zoology Ekologi reftilia. Di donlowd pada tgl 10 April
2017.

Html// klasifikasi reftil.2013. Makalah vertebrata klasifikasi reftil. Di donlow pada tgl 10
April 2017.

Html// makalah reftilia. 2012. Makalah reftilia. Di donlowd pada tgl 10 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai