HALAMAN JUDUL.................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.1
1.1 Latar
Belakang....1
1.2 Rumusan
Masalah...1
BAB II PEMBAHASAN..2
1.
Kesimpulan..26
2. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
KATA PENGANTAR
Assalamuaalaikum Wr.Wb
Penulis
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup
besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala,
badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak,
karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas
Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri
umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan
pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan
pergantian kulit baik secara total maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya
pada anggota sub-ordo %acertil dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo
%acertilian. Sedangkan pada ordo %acertili dan %acertilian sisiknya %acert tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali
kelenjar kulit
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi
pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti
pada %acertil dan sebagian %acertilian. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai
umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya
pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit
bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar
reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-
paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur
sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
1) UKURAN
2) STRUKTUR EKSTERNAL
3) SISTEM PERNAPASAN
melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak =>
trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari
paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung
untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus =>
trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut =>
lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung
dapat ditutup ketika menyelam.
4) SISTEM PENCERNAAN
dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel
kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat
lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi
sebagai berikut.
8
Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon.
Mata yang median ini tidak membentuk gambaran retina.
Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme
lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme
biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar
kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain
itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda.
Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang
telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di
belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada
di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran
telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan
tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis
ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal
getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. kemoreseptor khusus
1) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau
pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel
respirasi, maka fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini.
Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan
bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia
adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai
poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam
organ ini.
2) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga,
ia bisa merasakan mangsanya.
3) Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini
berupa lubang-
B. Ekologi Reptile
Sebagian besar reptile, spesies dan individual, hidup di daerah tropis dan sub
tropis ; jumlah mereka berkurang dengan cepat ke arah kutub dan pada altitude yang
tinggi. Kura kura dan ular berjumlah lebih banyak pada daerah lembap seperti
Negara bagian sebelah tenggara dan kadal pada daerah kering seperti Amerika Barat
Daya.
Reptile menempati habitat yang sangat bervariasi. Piton dan boa yang besar
menempati daerah tropis, buaya di rawa rawa atau sungai atau di sepanjang pantai,
Penyu hidup di laut dan hanya naik ke pantai untuk bertelur. Kura kura terbesar dan
beberapa ular di laut, dan kura kura darat raksasa di pulau pulau oseania yang
kering. Sebagian besar kadal dan ular hidup di darat, tetapi beberapa memanjat batu
dan pohon. Sebagian besar ular merupakan jenis terestrial, tetapi terdapat beberapa
jenis yang hidup di tanah. Jenis ular yang paling berbisa merupakan ular air yang
hidup di laut. Selain itu ada juga jenis ular yang hidup di perairan tawar dan pada
pepohonan. Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis ular yang lebih banyak
dibandingkan dengan hutan temperat karena penetrasi cahaya matahari dan suhu yang
lebih rendah pada hutan temperat. Ular sering menggunakan liang tempat
bersembunyi hewan pengerat, dan beberapa kadal serta ular menggali tanah dengan
bantuan pelat yang menjorok (rostral) di moncong sebagian besar kura kura hidup
di dalam dan disekitar air, tetapi kura kura kotak menempati daerah terbuka di
hutan, dan kura kura darat menempati tanah kering semata mata.
10
Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan
Serpentes/Ophidia.
a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang
extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic
girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau
Invertebrata lainnya, ada yang herbivore. Terdapat di daerah tropis.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
11
Familia : Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus)
Familia : Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis)
Familia : henoermatidae Species : kadal (Mouboya multifasciata)
Familia : varanidae Species : komodo (Varanus komodoensis) biawak (Voronus
salvator)
Klasifikasi Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis
12
Kura kura hidup di daerah perairan seperti laut, sungai, danau dan kolam.
Yang paling banyak di temukan di Indonesia adalah kura kura air tawar atau
Freshwater tortoises. Kura kura jenis ini memiliki selaput pada jari kakinya
yang memudahkan mereka untuk berenang dalam air dan tidak tenggelam. Jenis
kura kura ini antara lain : kura kura yang berleher panjang seperti kura kura
di Papua atau Chelodina novaequineae.
Habitat kura kura yang satu ini sedikit unik yaitu di dataran seperti di
padang rumput, stepa (tanah yang luas dan kering) dan gurun pasir. Kura kura
darat atau Land Tortoises ini memang berbeda dengan kura kura air tawar.
Hidupnya lebih banyak di daratan ketimbang di air, namun tetap saja
membutuhkan air di sekitar tempat hidupnya. Kura kura jenis ini antara lain
adalah kura kura padang pasir atau Deserttortoises.
Buaya adalah reptile bertubuh besar yang hidup di air. Buaya umumnya
menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah
lainya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Persebaran
buaya muara terluas di dunia. Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai.
Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utama adalah ikan walaupun sering
menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum.
Tuatara adalah hewan reptile yang berasal dari Selandia Baru yang
hidupnya di hutan dekat pesisir, atau semak-semak, area berbatu. Tuatara aktif
pada malam hari, meskipun pada siang hari sering berjemur di bawah sinar
matahari untuk menghangatkan tubuh mereka. Anakan bersembunyi di bawah
kayu dan batu, dan diurnal. Tuatara berkembang di temperature yang lebih
rendah dari pada yang di tleransi oleh kebanyakan reftil, dan hibermmate selama
14
B. Aktivitas
Karena berdarah dingin reptile dipengaruhi secara mencolok oleh suhu
lingkungan. Pada daerah tropis, mereka aktif sepanjang tahun, tetapi di tempat
lain mereka mengalami priode dormansi tergantung pada lama dan tingkat
keparahan musim dingin. Kadal dan ular memasuki celah celah di tanah untuk
berhibernasi, ular derik dan beberapa ular lainnya bersarang secara kelompok di
gurun atau liang besar, dan kura kura air tawar pergi ke dasar kolam.
C. Makanan.
Sebagian besar reptile terutama memakan hewan ; kura kura darat, besar
15
dan kecil, beberapa penyu, dan beberapa kadal memakan vegetasi. Kadal dan ular
kecil memakan serangga dan invertebrate kecil lainnya, kura kura kecil
memakan invertebrate air, dan kadal besar, kura kura, ukar, dan buaya
menangkap berbagai macam vertebrata mulai dari ikan sampai mamalia. Boa, ular
raja, dan bebera ular lainnya melingkari mangsa vertebratanya dengan satu atau
lebih gulungan tubuh dan kemudian mengerut sampai mangsa mereka mati
karena kehabisan napas. Ular berbisa menyerang dengan taring mereka dan
menginjeksikan bisa kemudian korbanya mati dengan cepat. Makanan yang
diasup oleh reptile berjumlah kecil jika dibandingkan dengan jumlah makanan
yang dibutuhkan oleh burung atau mamalia.
D. Musuh.
Ular pembalap, ular raja, ular karang, ular kepala tembaga, dan bahkan
ular kecil berleher cincin memakan berbagai macam ular yang lain ; reputasi ular
raja adalah kebal terhadap bisa ular. Gagak, elang, dan bangau merupakan burung
paling penting yang menjadi predator reptile. Mamalia seperti sigung, raccoon,
badger, rubah, dan anjing hutan memakan reptile, dan beberapa bajing tanah
kadang kadang memakan kadal. Manusia membunuh banyak ular, dan
penghancuran hewan pengerat yang berbahaya oleh manusia dapat mengurangi
makanan untuk ular besar.
E. Masa Hidup.
Pada penangkaran, beberapa kura kura bertahan hidup dibawah 100
tahun, berbagai jenis kura kura hidup selama 20 90 tahun, kadang kadang
buaya dan ular besar hidup selama 25 40 tahun, dan sepesies yang lebih kecil
hidup beberapa tahun sampai 20 tatun atau lebih.
F. Hubungan Reptile dengan Manusia
16
dibuat menjadi sepatu, dompet, dam benda benda sejenisnya. Kura kura
dimanfaatkan terutama sebagai makanan. Daging kura kura hijau, baik segar
maupun kering, telah banyak diminta untuk kebutuhan tersebut sehingga
perikanannya pada pulau pulau tropis telah jauh berkurang. Kura kura kecil
menemukan beberapa kegunaan dalam laboratorium biologi, dan banyak yang
dijual ke toko hewan. Cangkang kura kura asli yang digunakan sebagai sisir dan
benda benda indah lainya diperoleh dari kura kura paruh elang.
C. Klasifikasi reftile
a. Ordo Rhyncochepalia
Ordo ini diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu
antara 210-220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe
tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang
dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari
makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo
Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal. Telurnya
ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas Reptilia
lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun .Anggota Ordo Rhynchocephalia
mempunyai satu familia yaitu Sphenodontidae dan hanya satu genus Sphenodon.
Genus ini terdiri dari duaspesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon
guntheri (Tuatara). Keduanya merupakan hewan endemik Selandia Baru.
b. Ordo Chelonia
Reptilia dengan skeleton yang sebagian bermodifikasi menjadi karapaks
(perisai dorsal) dan Plastron ( perisai ventral ). Rahang-rahang tidak bergigi, tetapi
berzat tanduk. Hidupnya di laut, di air tawar, atau di darat. Tubuhnya lebar.
Karapaks keras dan bersatu di sisi tubuh dengan plastron. Prisainya tertutup
dengan skutum polygonal. Tulang kuadrat tidak dapat di gerakkan. Rusuk telur di
letakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat hewan betina . Ada 263 spesies.
Contohnya adalah kura-kura berlukis ( Chrysemys picta ), dan kura-kura air
tawar (Chelydra serpentina), serta penyu (Caretta sp, Chelonian mydas).
17
A. Karakteristik Eksternal
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu itu
berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek-
moyang mamalia. Tubuhnya terlindung di antara karapaks dan plastron. Plastron
itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks
kurang memungkinkan pergerakan. Panjang tubuhnya 1 m, dengan berat 200
kg. Kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjol keluar diantara
karapaks dan plastron. Dua lubang hidung dekat ujung anterior kepala. Mata
lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membran niktitas.
Tidak ada telinga luar. membran impani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran
mulut terbentuk dari rahang berzat tanduk, tidak dengan gigi. Kakinya dengan
cakar. Dan lubang kloaka ventralnya berada pada bagian dasar lubang
B. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
Sistem skeleton Rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan
karapaks. Sabuk-sabuk pectoral dan pelvic berpola primitive, yaitu tersusun tiga
tulang. Sabuk pectoral terdiri dari scapula ( bersatu dengan karapaks),
prokorakoid, dan korakoid. Sabuk pelvic terdiri dari ilium (bersatu dengan
karapaks), tulna pubik, dan tulang iskium. Tulang tengkorak merupakan sebuah
kotak yang kompak dengan muskulatur rahang yang kuat.
C. Sistem Pencernaan
Tidak ada gigi. Ludah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem
pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan, esofagus berdinding tebal,
lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan empedu besar dan
pankreas.
D. Sistem Respirasi
Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin
kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-
paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus).
Laring dari kartilago yang terdapat di bagian ujung anterior trakea.
18
E. Sistem Sirkulasi
Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda
dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta
terpisah sejak keluar dari venttrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah
dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal
seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal
dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventarl
F. Sistem Eksresi
Penyu merupakan ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih
(ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih.
Kandung kemih berstruktur biiobat di sisi ventral dekat kloaka.
G. Sistem Saraf
Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu
lebih besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada tambahan
saraf spinal dan saraf hypoglossal.
H. Sistem Sensori
Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori.
Terdapat kelenjar lakrimal ( air mata ), meatus auditori eksternal ( lubang telinga
luar ), dan membrane timpani yang terletak di bawah kulit dan melekat padanya.
I. Reproduksi dan Perkembangan
Organ kopulasi primitif, berupa penis beralur yang terbentuk dari dindig
kloaka. Telur dengan dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit,
diletakkan dalam lubang galian (oleh induknya) embrio terbungkus dalam
membrane disebut amnion, dan bernapas dengan allantois.
Contoh :
1. Chelonia mydas (penyu hijau)
2. Testuda gigantean (kuar-kura raksasa)
3. Chelydra serpentine (kura-kura air tawar)
c. Ordo Crocodilia
Ordo crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di
19
diantara reptil lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang
tersusun berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari
bahan tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi
runcing bertipe gigi poliodont. Mata kecil terletak dibagian kepala yang menonjol
di dorsal-lateral. Pipil vertical dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit
yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya Nampak seperti celah.
Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengakapi dengan
suatu penutupdari otot yang dapat berkontraksi secara otomatispada saat buaya
menyelam. Lubang telinga terdapat disebelah caudal mata tertutup oleh lipatan
kulit. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari empat dan berselaput. Tungkai depan berjari 5
tanpa selaput. Jantung uaya mempunyai 4 ruang namun sekat antar ventrikel
kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah.
Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan
poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur disiang hari untuk menjaga
suhu tubuhnya. Mereka berburu dimalam hari. Bersifat ovipar, betina membuat
sarang dengan menggali lubang ditanah untuk menyimpan telur. Ordo Crocodilia
mempunyai 3 familia yaitu: Alligatoridae, Crocodilydae, Gavialidae.
a. Famili aligatoridae
Famili aligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul
dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat
pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup
hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat, dapat mencapai umur
maksimal 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah. Memiliki lempeng tulang pada
pinggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar
berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk family ini adalah:
Genus Aligator : Alligator mississippiensis, Alligator sinensis
Genus Caiman : Caiman crocodiles,Caiman latirostris.
Genus Melanosuchus : Melanosuchus niger.
20
Alligator mississippiensis (buaya amerika)
Crocodylus porosus (buaya Indonesia)
Gavialis gangeticus (buaya india)
d.Ordo Squamata (Reptilia Bersisik)
Ordo Squamata dibedakan menjadi 3 sub ordo, yaitu ;
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
Pdf// Jurnal ILMIAH ILMU-ILMU HAYATI. 2016. Yudha, Donan Satria and
Eprilurahman, Rury and Jayanto, Herdhanu and Wiryawan, Ikhsan Fauzi.
Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Di donlod pada tgl 10 April 2017.
Html//Sainsriska. 2015. Makalah zoology Ekologi reftilia. Di donlowd pada tgl 10 April
2017.
Html// klasifikasi reftil.2013. Makalah vertebrata klasifikasi reftil. Di donlow pada tgl 10
April 2017.
Html// makalah reftilia. 2012. Makalah reftilia. Di donlowd pada tgl 10 April 2017.