Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.

PENATAAN ZONA TAMAN HUTAN RAYA


GUNUNG KUNCI DI KAWASAN PERKOTAAN
SUMEDANG
1
DINI PARAMASTUTI, 2 IVAN CHOFYAN
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRACT
Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 297/Menhut-II Tahun 2004 direncanakan sebagai
tempat edukasi publik dan kawasan peresapan air. Kawasan Tahura yang semakin mengecil karena
difungsikan sebagai lokasi pembuangan sampah dan berkembangnya permukiman penduduk.
Analisis dilakukan dengan teknik komparasi antara Kebijakan RDTR Perkotaan Sumedang tahun
2005 dan Masterplan Tahura Tahun 2011 dan analisis Kesesusaian Lahan . Dari hasil
analisis ini akan dilakukan penataan zona-zona untuk kawasan Gunung Kunci.
Keywords: Zona dan taman Hutan Raya

Pendahuluan tidak dapat terpenuhi karena tidak ada yang


Taman Hutan Raya Gunung Kunci yang merawat satwa yang mengakibatkan
telah ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya kematian satwa pada beberapa waktu lalu,
dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) fungsi dari bidang penelitian, ilmu
Menteri Kehutanan Nomor 297/Menhut-II pengetahuan, pendidikan, belum terasah
Tahun 2004. Jarak Tahura Gunung Kunci secara optimal karena sarana pendukung yang
yang berada sekitar 250 m di sebelah barat kurang membuat tertarik pengunjung, dan
alun-alun Kota Sumedang ini direncanakan belum menunjang budidaya, budaya,
sebagai tempat edukasi publik yang pariwisata dan rekreasi secara optimal.
menciptakan aspek ekologis dan planologis Berbagai permasalahan yang muncul saat
perkotaan melalui keseimbangan antara ini akan berakibat pada kondisi mendatang
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang Taman Hutan Raya Gunung Kunci, maka
bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat terdapat potensi masalah yang akan dihadapi
menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan kawasan Tahura Gunung Kunci seperti : 1)
resapan air, meningkatkan keserasian Deliniasi kawasan Tahura yang semakin
lingkungan sebagai sarana pengaman mengecil karena pengunaan lahan Tahura
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, difungsikan sebagai lokasi pembuangan
segar, indah dan bersih Kondisi eksisting sampah dan majunya permukiman warga
Tahura Gunung Kunci memiliki beberapa sekitar; 2) Tidak berfungsinya kawasan
permasalahan seperti tidak terawatnya sarana sebagai penunjang konservasi, rekreasi dan
rekreasi, menyempitnya luasan Tahura edukasi; 3) Kawasan Tahura akan menjadi
Gunung Kunci akibat permukiman warga lahan kosong tanpa fungsi edukasi, rekreasi
sekitar yang meluas dan menggunakan lahan dan konservasi.
tahura. Lahan Tahura Gunung Kunci yang Potensi permasalahan yang timbul
dekat dengan permukiman warga dijadikan diakibatkan dari regulasi yang tidak jelas,
sebagai tempat pembuangan sampah. Salah menimbulkan berbagai fungsi dalam kawasan
satu fungsi dari Tahura sebagai koleksi satwa Tahura Gunung Kunci yang tidak sesuai.

Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang menunjang upaya perlindungan,


mengatur kawasan yaitu melakukan pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
penantaan zona. Dalam penerapan ilmu Upaya pengawetan kawasan taman hutan
kawasan Tahura Gunung Kunci raya dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:
membutuhkan suatu penataan yang 1) Perlindungan dan pengamanan; 2)
memperjelas fungsi dari setiap zona. Zona Inventarisasi potensi kawasan; 3)
yang belum terbentuk pada kawasan Tahura Penelitian dan pengembangan yang
Gunung Kunci akan diklasifikasikan dalam menunjang pengelolaan; 4) Pembinaan dan
tiga zona yaitu zona perlindungan, zona pengembangan tumbuhan dan atau satwa;
rehabilitasi dan pemeliharaan, dan zona 5) Pembinaan dan pengembangan bertujuan
pemanfaatan. Dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk koleksi
tentang Penataan Zona Taman Hutan Raya
Gunung Kunci Di Kawasan Perkotaan Metode Analisis
Sumedang dalam memfungsikan secara Analisis Kebijakan
optimal sehingga akan terjadi peningkatan
perkembangan potensi Tahura Gunung Kunci Analisis tinjauan kebijakan terintegrasi
dari segi lingkungan dan ekonomi. tidak hanya mengkaitkan tahapan retrospketif
dan prospektif, tetapi menuntut para analis
Studi Pustaka secara terus menerus menghasilkan dan
menstransformasikan informasi setiap saat.
Taman Hutan Raya (Tahura) adalah
Artinya analisis terintegrasi melakukan
kawasan pelestarian alam untuk tujuan pemantauan dan evaluasi kebijakan secara
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang terus menerus sepanjang waktu. Dengan
alami atau bukan alami, jenis asli dan atau
demikian, analisis yang terintegrasi
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi merupakan multidisiplin karena dibangun
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, atas kekuatan disiplin yang
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, menspesialisasikan pada analisis perspektif
pariwisata dan rekreasi. Adapun kriteria (seperti ekonomi, teknik sistem, riset operasi),
penunjukkan dan penataan sebagai dan yang menekankan pada analisis
kawasan taman hutan raya: 1) Merupakan retrospektif (seperti ilmu politik, sosiologi,
kawasan dengan ciri khas baik asli maupun dan hukum).
buatan baik pada kawasan yang
Analisis tinjauan kebijakan
ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan menggunakan analisis retrospektif yang
yang ekosistemnya sudah berubah; 2) merupakan analisis yang dilakukan sesudah
Memiliki keindahan alam dan atau gejala aksi kebijakan dilakukan karena kebijakan
alam; dan 3) Mempunyai luas yang cukup berupa Surat Keterangan Menteri Kehutanan
yang memungkinkan untuk pembangunan No 297/menhut-II tahun 2004 tentang Tahura
koleksi tumbuhan dan atau satwa baik jenis Gunung Kunci telah disahkan delapan tahun
asli dan atau bukan asli. yang lalu tetapi kondisi Gunung Kunci
Kawasan taman hutan raya dikelola
berbeda dengan konsep taman hutan raya.
oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya Penggabungan peta deliniasi yang sesuai
pengawetan keanekaragaman jenis dengan kebijakan yaitu 4,6 Ha dengan peta
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. pengunaan lahan esisting Kelurahan Kota
Suatu kawasan taman wisata alam dikelola Kulon akan menghasilkan degradasi yang
berdasarkan satu rencana pengelolaan yang jelas bila terdapat masalah pada deliniasi
disusun berdasarkan kajian aspek-aspek kawasan taman hutan raya.
ekologi, teknis, ekonomis dan sosial
budaya. (Gintera dan Pika, 2009)
Analisis Kesesuaian Lahan
Rencana pengelolaan taman hutan raya
sekurang-kurangnya memuat tujuan Dalam melakukan penetapan zona pada
pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang Tahura Gunung Kunci dimana terdapat tiga

Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

zona yang salah satu zonanya akan khususkan pada kegiatan edukasi lingkungan
berdampak pada pengerasan lahan di kawasan dan cagar budaya (Gua Belanda). Kawasan
konservasi ini, maka diperlukan informasi konservasi ini memiliki fungsi sebagai
tentang lahan. Penilaian lahan ini berikut : 1) Fungsi Rekreasi yang ditujukan
menggunakan metode evaluasi lahan. kepada Gunung Kunci disarankan yang
Dalam studi ini yang akan dianalisis bagi berkaitan dengan keberadaan peran
peruntukan penetapan zona di Tahura Kehutanan, sehingga unsur-unsur tanah dan
Gunung Kunci memiliki komponen data flora dijaga keaslian dan keasriannya; 2)
seperti kelerengan, erosi tanah, bentuk Fungsi Tahura dapat dikembangkan sebagai
dataran, penutupan vegetasi, dan iklim. area edukasi dengan obyek tumbuhan. Flora
yang ada dapat diberi label penjelasan tentang
Analisis Site jenis, umur; 3) Aspek Preservasi dapat di
terapkan bagi tanaman unik dan langka yang
Analisis tapak digunakan untuk
berada di Gunung Kunci disamping
mendapatkan tapak yang sesuai dengan
preservasi bagi artefak benteng peninggalan
kriteria pembangunan fisik, termasuk
kolonial Belanda sesuai Undang-undang
kemudahan dalam penyediaan utilitas,
Cagar Budaya.
Topografi (Ketinggian dan Kemiringan),
Hidrologi, Jenis tanah, Penggunaan Lahan,
dan Vegetasi
Dalam analisis Site ini digunakan
beberapa peta seperti: peta topografi, peta
land use (penggunaan lahan), peta vegetasi,
peta jaringan jalan, peta jaringan utilitas.

Analisis Kebutuhan Ruang


Kebutuhan ruang dalam kawasan Taman
Hutan Raya Gunung Kunci tergantung pada
jumlah pengunjung dan luasan kawasan
Gunung Kunci. Berapa model standar yang
dapat dipergunakan untuk memperkirakan
Gambar 1
kebutuhan ruang adalah zona-zona
Penggunaan Kawasan
berdasarkan ketersediaan fasilitas. Menurut Sumber: Masterplan Tahura,2007
Occy Bonanza dalam kawasan Taman Hutan
Raya Gunung Kunci terdapat fasilitas- Pembahasan
fasilitas sebagai komponen pendukung,
seperti: Komponen utama dan pendukung dalam
Akses Masuk, Pusat Informasi, konsep Panataan Taman Hutan Raya Gunung
Perkerasan, Jalur Sirkulasi, Boardwalks, Kunci ini memiliki peran penting dalam
Pendestrian, Signage/Rambu, Landscape pengembangan potensi, maka komponen
Furniture, Toilet Umum, Mushola, Panggung utama dan pendukung adalah sebagai berikut:
terbuka, Taman Satwa. Vegetasi
Vegetasi merupakan komponen utaman
Analisis Hubungan Fungsional dalam penataan sebuah Tahura Gunung
Kunci. Perlu pembedaan dalam memilih
Kawasan Tahura Gunung Kunci yang vegetasi untuk mendaptkan fungsi yang
direncanaka adalah kawasan konservasi yaitu maksimal. Jenis dan pola vegetasi
mendapat perlindungan alam yang baik. merupakan sumber daya rekreasi, visual
Perlindungan terhadap aspek kondisi tanah, dan fungsi ekologis yang penting.
flora, fauna maupun penyerapan air tanah Satwa
yang ada. Tahura Gunung Kunci yang di Keberadaan vegetasi berkaitan erat

Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

dengan kehadiran satwa khususnya pengguna serta memberi rasa nyaman dan
burung. kemponen satwa khususnya aman bagi pejalan kaki di dalam kawasan.
burung di dalam penataan Tahura Signage/Rambu
Gunung Kunci merupakan dampak atau Signage/rambu penting disediakan di
eksternalitas positif yang terjadi akibat dalam kawasan Tahura sebagai
dari keberadaan vegetasi yang ada komponen petunjuk dan informasi
didalam kawasan Tahura Gunung Kunci. singkat bagi pengguna untuk beraktivitas.
Akses Masuk Rambu ini petunjuk dapat berupa
Komponen ini merupakan hal utama yang petunjuk nama tanaman berkaitan dengan
dilihat berkaitan dengan sejauh mana tujuan mengakomodasi fungsi kawasan
kawasan tersebut mudah diakses secara sebagai sarana edukasi bagi
fisik oleh penggunanya. pengunjungnya, juga sebagai petunjuk
Pengadaannya penting untuk arah untuk memperkudah pergerakan
mempermudah pengunjung agar bisa pengguna Tahura.
keluar masuk kawasan. Landscape Furniture
Pusat Informasi Pengadaan landscape furniture atau
Pusat informasi merupakan tempat perlengkapan lansekap bertujuan untuk
dimana pengunjung dapat memperoleh mengakomodasi kebutuhan dan
informasi lebih rinci mengenai seputar meningkatkan kenyamanan pengunaan
kawasan Tahura, selain itu pusat Tahura Gunung Kunci dengan
informasi dapat dijadikan sebagai ruang memanfaatkan sumberdaya.
display mengenai gambaran umum Toilet Umum
Tahura Gunung Kunci, hal ini bisa Toilet umum salah satu komponen yang
menjadi daya tarik sebelum pengunjung penting, meskipun tidak banyak
melakukan perkalanan dalam kawasan beraktivitas yang dapat dilakukan pada
Tahura. kawasan Tahura, akan tetapi pada
Perkerasan kawasan ini tetap membutuhkan toilet
umum sebagai fasilitas pendukung untuk
Pada Tahura Gunung Kunci, perkerasan
menciptakan kenyamanan bagi pengguna
yang akan digunakan haruslah perkerasan
Tahura.
yang alami dan menghindari penggunaan
Mushola
material yang tidak dapat diperbaharui.
Mushola sebagai salah satu komponen
Kalaupun harus diadakan, maka
penting dalam penyediaan fasilitas di
pengunaan harus ditekan atau
kawasan Tahura. Mushola dirancang
diminimalisir. Perkerasan akan berbeda
untuk sarana peribadatan yang digunakan
disetiap zona kawasan tahura.
oleh pengunjung Tahura. Rancangan
Jalur Sirkulasi
mushola ini disesuiakan dengan
Jalur sirkulasi merupakan jalur yang
kebutuhan pengunjung yang rata-rata
berfungsi untuk membantu pengguna
beragama islam, dari jenis bangunan
Tahura untuk dapat mengakses area-area
disesuaikan dengan kodisi ekosistem.
yang ada didalam kawasan. Jalur sirkulasi
Panggung terbuka
dapat mengikuti pola yang sudah ada
Panggung terbuka adalah komponen
sebelumnya.
penting yang digunakan untuk
Pendestrian
menunjang pelestarian budaya, dapat
Jalur pendestrian merupakan jalur yang
berfungsi sebagai tempat pentas budaya
khusus digunakan bagi pejalan kaki yang
sunda. Sebetulnya pangung terbuka
mengunakan kawasan Tahura.
dibuat di daerah atau tempat terbuka.
Pengadaan jalur pendestrian sebagai
Taman Satwa
komponen pendukung yang
Taman satwa termasuk fasilitas yang
mengakomodasi fungsi kawasan berguna
mendukung fungsi Tahura sebagai
untuk mempermudah aksesibilitas

Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

pengkoleksian satwa. Taman satwa yang menghilangkan kesan monoton dan tertutup.
dirancang tergantung pada kondisi alam
Tahura. Dalam kondisi ekosistem Konsep Pengembangan
Tahura Gunung Kunci dan luasa Konsep pengembangan merupakan
kawasan, rancangan taman satwa gagasan atau ide yang digunakan untuk
diperuntukan bagi satu jenis satwa yaitu mengarahkan prinsip penataan yang akan
unggas.
dibuat. Konsep penataan Tahura Gunung
Kunci secara umum akan mengacu pada pada
Tema tema yang telah ditentukan sebelumnya yaitu
Suatu kawasan akan lebih dikenal dengan Taman Hutan Raya Gunung Kunci Berbasis
baik oleh pengguna apabila kawasan tersebut Wisata Tropis. Wisata Tropis yang dimaksud
mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan adalah untuk pengembangan konsep pada
dengan kawasan lain yang memiliki fungsi rencana penataan Tahura Gunung Kunci
yang sama dengan kawasan tersebut. yang akan didominasi oleh jenis vegetasi
Tema Tahura Gunung Kunci yang dipilih untuk daerah tropis. Fungsi lain dari
untuk menjadi dasar dari konsep panataan keanekaragaman hayati adalah untuk
adalah “Taman Hutan Raya Gunung Kunci menjaga kelestarian iklim mikro perkotaan
Berbasis Wisata Tropis”. Tema ini dipilih Sumedang. Seperti diketahui Tahura Gunung
karena iklim perkotaan Sumedang yang Kunci berada pada kawasan padat
cukup mendukung jika ditanami berbagai permukiman dan pada jalur primer
jenis vegetasi daerah tropis, Karena penghibung Bandung-Cirebon yang polusi
Sumedang merupakan daerah tropis. kebisingannya tinggi. Tahura Gunung Kunci
Tahura Gunung Kunci yang bertemakan memerukan penataan yang di rancang bukan
sebagai Wisata Hutan Tropis mempunyai sebagai hutan tertutup yang tidak dapat
ciri-ciri sebagai berikut: diakses oleh pengunjung, Gunung Kunci
Pertama, Vegetasi yang digunakan ini juga bersifat sebagai kawasan rekreasi dan
merupakan vegetasi khusus daerah tropis edukasi masyarakat sekitar perkotaan
yang tidak membahayakan pengunjung; Sumedang. Tahura Gunung Kunci ini
Kedua, Vegetasi yang digunakan tidak dirancang dengan mengacu pada
mengunjang binatang buas; pembentukan konservasi alam secara
Ketiga, Vegetasi yang dapat mengatasi alami akan tetapi tetap dalam
permasalahan perkotaan seperti polusi udara, pemelihataan intensif.
polusi suara, temperature suhu yang tinggi
dan sebagainya; Arahan Penataan Zona
Keempat, Memiliki strata tumbuhan Agar fungsi yang ingin dicapai dapat
yang lebih rendah dibandingkan hutan; maksimal, maka konsep penataan ini perlu
Kelima, Memiliki kerapatan vegetasi dijabarkan lagi konsep ruang yaitu penataan
yang lebih rencah dibandingkan hutan; zona di dalam suatu Tahura pada umumnya
Keenam, Dapat dijadikan kawasan
berupa zonasi yang pada dasarnya berfungsi
rekreasi yang aman bagi masyarakat sebagai alat pengelolaan kegiatan yang
perkotaaan ataupun diluar perkotaan dilakukan di Taman Huta Raya itu sendiri.
Ketujuh, Kondisi dibiarkan alami akan Sebagai alat pengelolaan maka zonasi ini
tetapi dalam pemeliharaanan yang intensif; berupaya menjawab permasalahn yang timbul
Kedelapan, Hutan memiliki kesan alami serta mengembangkan potensi yang dimiliki
tetapi tidak terkesan menyeramkan sehingga di dalam Tahura Gunung Kunci. Tiap Tahura
masyarakat perkotaan mau mendatangi memiliki permasalahan dan potensi yang
Tahura tersebut;
dimilikinya, sehingga tidak ada zona yang
Kesembilan, Di dalam kawasan Tahura
berlaku umum. Zona yang berbeda ditetapkan
disediakan kawasan taman untuk mendukung atas peruntukan yang berbeda pula
fungsi Tahura sebagai area publik serta

Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

(Mackinnon,1992). Sebagai contoh zonasi jalan, pusat informasi dan sekitar kawasan
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda ada empat cagar budaya sejarah.
zona yaitu Zona perlindungan, Zona Berdasarkan kesesusian lahan pemanfaatan
pembinaan flora dan fauna, zona pemanfaatan yang menjadi titik potensi lokasi hiburan
terbatas dan sona pemanfaatan intensif. untuk kategor tinggi sampai sedang akan
Tahura Gunung Kunci memiliki dikembangkan menjadi zona pemanfaatan.
permasalahan dalam delianiasi sehingga Proses penyusunan zonasi Tahura tersebut
deliniasi yang baru ini diharapkan mampu dapat dilihat pada tabel 2
menjawab tujuan-tujuan yang telah di buat
Tahura maupun dengan tujuan pelestarian. Tabel 2 Ketentuan Zona Pada
Tahura Gunung Kunci
Tabel 1
Tujuan Pelestarian Tahuran dan Zonasi
Tahura
Zonasi
Tujuan Taman Hutan
Tujuan Z Z Z
Kota
L R P
- Melestarikan contoh
ekosistem alami
- Mempertahankan
Melindungi
keanekaragaman hayati
Proses
dan pengaturan
lingkungan internal
Ekologis √ √ -
- melestarikan kondisi
penangkapan air
- Mengawetk Sumber: Hasil analisis,2013
an jenis
- Melestarikan Sumber
flora, fauna √ √ -
daya plasma nufta
dan
ekosostem
Dalam proses diatas maka pengelolaaan
- Kepentinga zonasi di Tahura adalah sebagai berikut :
- Menyediakan n ilmu
pendidikan, penelitian pengetahua,
dan pemantauan penelitian - √ - Tabel 3 Luasan Setiap Zona
- lingkungan dan
pendidikan No Zona Luas(m2) Persen Lahan
- Melindungi objek dan tase Terbangu
tempat warisan budaya, (%) n
sejarah dan purbakala (M2)
- Melindungi keindahan - Kepariwisat 1 Perlindungan 25693,88 70,04 -
- - √
alam dan tempat aan 2 Rehabilitasi 8281,22 22,57 309,08
terbuka
dan
- menyediakan pelayanan
rekreasi dan pariwisata Pelestarian
Sumber :Suryona Penataan Taman Nasional,1998
3 Pemanfaatan 2404,54 6,55 571,31
Keterangan : 4 Parkir 306,36 0,84 306,37
ZL : Zona Perlindungan Jumlah 36.686,00 100 1187,47
ZR : Zona Rehabilitasi dan Pelestarian Sumber : Hasil Analisis,2013
ZP : Zona Pemanfaatan

Hasil analisis kesesuaian lahan dan


analisis site menghasilkan zona akan akan
Pada kesesuaian lahan untuk ditata. Lahan terbangun secara keseluruhan
perlindungan alam kategori konservasi penuh 3,2% dari luas Tahura Gunung Kunci dan
akan menjadi zona perlidungan. Pertimbangan yang paling tinggi lahan terbangunnya
untuk zona perlindungan yakni dengan adalah pada zona pemanfaatan
melakukan buffer dari zona pemanfaatan. Hai
ini karena zona perlindungan merupakan Penataan Zona perlindungan
penyangga dari zona pemanfaatan. Untuk Aktivitas yang dirancang pada zona
kesesuaian zona rehabilitasi dan pelestarian perlindungan adalah semua aktivitas
adalah lokasi yang memiliki fasilitas pengelolaan dalam rangka mencapai tujuan
penunjang pengembangan kawasan seperti perlindungan dan pelestarian potensi sember

Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

daya alam. Aktivitas Pengelolaan pada zona Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
perlindungan kawasan Tahura Gunung Kunci : di sebutkan bahwa pemanfaatan untuk
1) Monitoring sumber daya alam hayati dan kegiatan pariwisata alam merupakan kegiatan
ekosistem; 2) Penelitian dan pengembangan yang tidak dapat dipisahkan dari kawasan itu
yang menyangkut jenis populasi meliputi sendiri, karena pembatasan maksimum 10%
penyebaran flora, fauna, habitat dan ekosistem; (dari total luas zona intensif) dimaksudkan
3) Perlindungan dan pengamanan kawasan dari untuk mencegah terjadinya pembangunan
gangguan masyarakat melalui kegiatan patrol; 4) sarana dan prasarana yang berlebihan
Pembangunan fasilitas monitoring SDA serta sehingga merusak sifat dan kesan alam yang
pemeliharaan dan perawatan bersangkutan.
Zona perlindungan di dalam Tahura Arahan Zona ini berdasarkan pada
Gunung Kunci meliputi daerah sebagian besar kesesuaian lahan untuk pariwisata.
kawasan konservasi di bagian penggiran yang Zona pemanfaatan dasarnya akan
mengelilingi kawasan Tahura dan bagian dikembangkan menjadi objek wisata. Dengan
tertinggi di tengah Gunung Kunci. Karena zona memnfaatan kondisi sekarang dan potensi
perlindungan menunjukan keaslian dan yang ada di Tahura Gunung Kunci, maka
keterwakilan maka zona perlindungan di dalam sirkulasi yang ada akan mengantarkan
Tahura Gunung Kunci merupakan zona di pengunung pada kawasan wisata seperti
dalamnya tidak termuat bukaan lahan yang panggung terbuka, Gua Belanda dan taman
terlihat pada hasil observasi. bermain. Panggung terbuka dapat
dimanfaatkan sebagai wisata budaya, perlu
Arahan Zona Rehabilitasi dan Pelestarian diperhatikan kegiatan bahwa pelestarian
Penentuan zona Rehabilitasi dan budaya dapat dikembangakan dalam kawasan
Pelestarian di Tahura Gunung Kunci pada Tahura Gunung Kunci selain berfungsi
dasarnya mempertimbangkan area terbuka melestariakan alam.
dengan kemiringan yang agak curam.
Penentuan ini dimaksud agar area untuk zona Tabel 4 Arahan Pengelolaan
rehabilitasi tidak tumpang tinding dengan Zona Arahan Pengelolaan
zona pemafaatan yang kemiringan lerenganya Zona  Pengunjung tidak diperkenankan
relatif rendah antaralaian Belanda yang Perlindungan masuk, jenis penelitian dibatasi
menjadi cagar budaya zona rehabilitasi dan hanya tindakan pengelolaan yang
pelstarian Ini disebabkan fungsi dari Gua benar-benar penting bagi
perlindungan boleh dilakukan
yang harus terus dipantau dalam segi
(mis: pemantauan, pengejaran
bangunannya karena berpotensi untuk rusak pemburu liar, pemadaman api)
dalam beberapa waktu kedepan. Untuk saat  Di zona perlindungan hanya dapat
inipun ada beberapa penompang benteng dilakukan monitoring sumber daya
yang sudah rubuh. alam hayati dan ekosistenmnya
 Tidak dapat dilakukan kegiatan
Zona rehabilitasi dan pelestarian juga
yang bersifat merubah bentang alam
berada pada kawasan yang dibangun untuk  Dapat dibangun sarana dan
fasilitas penunjang seperti pusat informasi, prasarana untuk kegiatan
UPTD Tahura, kawasan pintu masuk dan monitoring secara terbatas
Zona  Pembinaan habitat dan
pendestrian yang digunakan sebagai jalur pembinaan populasi
Rehabilitasi
pengunjung untuk mengelilingi kawasan &Pelestarian
Tahura Gunung Kunci.  Rehabilitasi dan pelestarian
jenis tumbuhan asli
Arahan Zona Pemanfaatan  Pengendalian dan pemusnahan
jenis tumbuhan yang tidak asli
Zona pemanfaatan diarahkan sebagai yang diidentifikasi menganggu
kawasan untuk pariwisata. Pada UU no 18 ekosistem kawasan
Tahun 1994 Tentang pengusahaan Pariwisata  memonitoring bangunan
yang dilestarikan dan direhabilitasi
Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, seperti Gua Belanda dan fasilitas

Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

Zona Arahan Pengelolaan Dalam pemanfaatan hutan perlu diperhatikan


lain yang terdapat pada zona ini bahwa fungsi hutan sebagai sumber plasma
Zona  Pengelolaan zona intensif untuk
Pemanfaatan wisata
nufta yang mendukung kelestarian ekosisten
 Pengelolaan agar pengunjung Tahura Gunung Kunci
memperoleh pemandangan yang Kedua, Pemanfaatan ruang, penyuluhan
optimum dan pembinaan terhadap aparatur dan
 Dampak bangunan dan
fasilitas diupayakan masyarakat sekitar sebagai upaya
semaksimalmungkin dan aspek melestarikan kawasan Tahura Gunung
alami dijaga. Kunci, sehingga masyarakat dan pemerinta
Sumber:Hasil Analisis,2013 memiliki rasa memiliki
Ketiga, Arahan fisik penataan Tahura
Desain Zona Gunung Kunci hendaknya dijadikan pedoman
Ruang Merupakan hal terpenting pada bagi pengelolaan aktivitas berdasarkan tujuan
suatu kawasan. Pembagian ruang yang telah Tahura dituangkan dalam bentuk perda yang
dijabarkan akan dapat membentuk suatu telah disosialisasikan secara berkala.
kondisi yang optimal. Ruang juga dapat Keempat, Pada area yang telah dirambah
dijadikan sebagai batasan dalam menentukan sebagai kawasan perkebunan singkong,
jenis vegetasi yang digunakan, bentuk tempat pembuangan sampah dan saung
aktivitas, sirkulasi dan fasilitas. Pemisahan masyarakat sekitar, dibutuhkan sosialisasi
ruang dilakukan dengan menetapkan zona- kembali mengenai patok pembatas kawasan
zona yang relevan dengan keberadaan Tahura Gunung Kunci, sehingga ruang yang
Tahura Gunung Kunci dan fungsi yang tidak sesuai dengan fungsi perlu dihijaukan
ingin diciptakan. Dalam konsep penataan kembali sebagai fungsi awal. Deliniasi
terdapat tiga zona yang memiliki fungsi, Tahura Gunung Kunci dengan kawasan
aktivitas dan fasilitas yang berbeda, sehingga sekitar dapat dibangun pagar seperti pagar
dibutuhkan pembeda dalam setiap zona. beton ataupun pagar kawat sehingga tidak
Karena aktivitas tertinggi akan berada pada akan terjadi lagi perambahan yang lebih luas.
zona pemanfaatan dan zona pelestarian, Kelima, Ketersediaan air yang bersumber
maka desain akan difokuskan pada kedua dari PDAM membutuhkan pengelolaan
zona tersebut : secara intensif sehingga tidak akan terjadi
kekurangan air. Pengelolan ini terdiri dari
penjadwalan distribusi air dari PDAM,
pembangunan perpipaan yang
menghubungkan ruang-ruang yang
membutuhkan air bersih dan pengecekan
kualitas air oleh pengelola.

Gambar 2 Pola Taman Hutan Raya di


kawasan Perkotaan
Sumber: Pedoman Penyediaan RTH,2008

Rekomendasi
Pertama, Jenis Pemanfaatan ruang yang
disarankan bagi kawasan Tahura Gunung
Kunci adalah pemanfaatan hutan sebagai
kawasan konservasi, edukasi dan rekreasi.

Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

Gambar 3 Pola Zona Tahura Gunung Kehutanna. Departemen Pertanian.


Kunci Jakarta
Dunn. 2004. Analisis Kebijakan.
http://repository.ipb.ac.id
/bitstream/handle/123456789/56798/BA
B%20II.%20TINJAUAN%20PUSTAKA
.pdf? sequence=4. Diakses pada Tanggal
28 Februari 2013
Gintera & Pika. 2009. Pengelolaan Taman
Hutan Raya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan Badan Penelirian
dan Pengembangan Hutan. Bogor
Gold, S. M. 1980. Recreation and
Planning Design. McGraw-Holl Book
Company. New York
Hounsome. 1979. Bird Life in The City dalam
Gambar 4 Pola Penataan Taman Hutan
Nature in Cities. Laurie, I. C. New York
Raya Gunung Kunci
Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan.
Bumi Aksara. Jakarta. Irwan, D, 2012.
Prinsip-Prinsip Ekologi. Bumi Aksara.
Daftar Pustaka
Jakarta
Daldjoeni, Drs. N. 1998. Geografi Kota dan
Irwan, Zoer’Aini, Djamal. 1970. Dasar-
Desa. Penerbit Alumni/Bandung.
dasar Ekologi. Fakultas Arsitektur
Al - Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Lansekap Universitas Trisakti. Jakarta
Agama Republik Indonesia
Irwan, Zoer’Aini, Djamal. 1997. Tantangan
Arief. A. 1994. Hutan: Hakikat dan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota.
Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Pustaka Cidesindo. Jakarta
Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Lyle, John Tilman. 1985. Design For Human
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Ecosystem. Van Nortand Reinold
Kanisius.Yogyakarta Company. New York
Basuki, dkk. 2004. Hutan Tanaman. Pustaka Lynch, Kevin. 1990. Site Planing. Third
Buana. Bandung. Edition. Cambridge
Bonanza, Occy. 2011. Tesis. Prinsip MacKinon, Kathy & John, Graham Child, Jim
Perancangan Hutan Kota kawasan Pusat Thorsell. 1993. Pengelolaan Kawasan
Primer Gedebage Kota Bandung. yang Dilindungi di Daerah Tropika.
Departemen Teknik Planologi ITB. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Bandung
Marsh, Wiliam M. 1978. Environtmental
Carpenter, PL, TD. Walker and FO Lanpher. Analysis: For Land Use and Site
1975. Plants in The Landscape. WH Planning. Mc Graw-Hill Book Company.
Freeman and Co. San Francisco New York.
Chiara dan Koppelman. 1994. Standar Nasruddin Joko Suryono. 2000. Hirarki Zona
Perencanaan Tapak. Erlangga. Jakarta Kawasan. (http://repository.
Darjadi,L. dan R. Hardjono. 1976. Sendi- itb.ac.id/bitstream/handle/123456789/567
sendi Silvikultur. Direktoral Jendral 98/BAB%2000.%20TINJAUAN %20PU

Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

STAKA.pdf). diakses tanggal 25 Januari


2013)
Joko Parwata. 2011, Analisis tinjauan
kebijakan, (http://repository.ipb.ac.id/
bitstream/handle/123456789/56798/BAB
%20II.%20TINJAUAN%20PUST
AKA.pdf). diakses tanggal 31 Januari
2013)
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
1997. 1997. Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional. Jakarta
Pearce. 1990. Pembangunan Berkelanjutan.
Urban and Regional Development
Institute. Jakarta
Patrick Geddes. 1925. Proses Perencanaan.
Jurnal Kuliah Pengantar Proses
Perencanaan. Bandung Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat. 2001
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sumedang. 2009
Rencana Detai Tata Ruang Perkotaan
Sumedang. 2005
Sampurno.1986. Kumpulan Edaran Kuliah
Geologi dan Perencanaan
Wilayah.Jurusan Teknik GeologiITB.
Bandung
Schneider, Kristin and Paul robbins (eds) .
1995. GIS & Mounthain Environtment.
UNITAR. Switzerla

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai