Populasi kita akan menghadapi konsumsi pangan yang luar biasa sedangkan luas
lahan trus menurun. peran bioteknologi kedepan kita menghadapi tantangan seperti stunting
oleh kkarena itu fortifikasi makanan perlu dilakukan. Nah bagaimana jika fortifikasi
diterapkan pada tanaman? Bagaimana peran bioteknologi dalam WHO fortifikasi yang bisa
mendukung stunting. Jika dilihat negara lain banyak melakukan fortifikasi vitamin A, zat
besi, zinc di Indonesia sendiri tidak ditenukan pergerakan yang spesifik oleh karena itu
Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi pasar. Bagaimsna cara mengembangkan
biofortifikasi. Indonesia sendiri masih kesulitan untuk mengejar perkembangan bioteknologi
modern dibanding negara-negara luar. Dalam bidang teknologi ada perkembangan yang
sedang rame diperbincangkan yaitu perkembangan modifikasi genetik berbasis genom namun
masih menunggu uu dari kementan. Produk rekayasa genetik hayati harus memiliki regulasi
sebelum diterbitkan jika tidak memiliki regulasi maka hal tersebut bisa melanggar uu yang
telah ditetapkan dan mendapatkan denda yang besar. Hal tersebut dilakukan agar tercipta
keamanan lingkungan, keamanan pangan, dan atau pakan PRG serta pemanfaatannya
dibidang pertanian, perikanan, kehutanan, industri, dan kesehatan non farmasi. Oleh karena
itu dilakukan pengkajian resiko PRG untuk mengkaji kemungkinan terjadinya pengaruh
merugikan pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan kesehatan hewan yang
ditimbulkan dari pengembangan dan pemanfaatan PRG berdasarkan penggunaan metode
ilmiah dan statistik tertentu yang shahih. Pengkajian resiko keamanan hayati ini dibagi
menjadi 3 yaitu keamanan pangan, keamanan pakan, dan keamanan lingkungan. Dalam hal
ini ada komisi keamanan hayati yang bekerja untuk memberikan rekomendasi keamanan
hayati kepada kementrian keamanan hidup dan kehutanan, kementrian pertanian, dan badan
pom.