- Sedang keuntungan yang telah dibagikan sebagai dividen diakui sebagai bagian
saldo laba yang ditahan. Meskipun kedua cara (metode konvensional dan metode
penilaian ) berakibat besarnya total aktiva perusahaan induk sama, namun pada
metode penilaian menghasilkan informasi yang lengkap . karena disini dijelaskan
perbedaan antara pengakuan pendapatan yang sudah direalisasikan sebagai benar –
benar laba yang ditahan dan pendapatan yang belum direalisasikan diperlukan
sebagai kenaikan didalam modal penilaian.
Neraca konsolidasi adalah neraca gabungan dari beberapa perusahaan afiliasi yang
dipandang sebagai satu kesatuan ekonomis. Oleh sebab itu didalam neraca konsolidasi
tidak lagi dibenarkan melaporkan hak- hak dari perusahaan yang satu atas perusahaan lain
yang berafiliasi atau sebaliknya kewajiban- kewajiban dari suatu perusahaan kepada
perusahaan lain yang berafiliasi sering mengakibatkan timbulnya piutang dari satu pihak
dan hutang bagi pihak lain, dalam perusahaan- perusahaan yang berafiliasi tersebut. Saldo
rekening timbal balik yang timbul dapat berasal dari transaksi – transaksi : penjualan,
pemberian uang muka / piutang diantara perusahaan afiliasi , (pengumuman) pembagian
deviden oleh perusahaan anak dan lain sebagainya. Saldo rekening – rekening timbal balik
tersebut, harus dieliminasi dalam neraca konsolidasi .
Contoh :
Dalam neraca PT H (sebagai perusahaan induk yang memiliki 80% saham – saham
perusahaan anak) pada tanggal 31 Desember 1980 saldo debit rekening uang muka
kepada PT A (perusahaan anak ) sebesar Rp 1.000.000,00. Terhadap pos- pos tersebut ,
eliminasi dalam daftar lajur yang dibuat oleh PT H dalam rangka penyusunan neraca
konsolidasi akan Nampak sebagai berikut :
Dari contoh diatas dilihat bahwa, eliminasi terhadap hutang pitang antar perusahaan
induk dan perusahaan anaknya tidak didasarkan atas besarnya / prosentase pemilikan
saham – saham atau investasi melainkan semata – mata didasarkan pada anggapan atau
pandangan bahwa diantara perusahaan afiliasi tidak lagi merupakan dua perusahaan yang
berdiri sendiri akan tetapi merupakan satu kesatuan usaha , sehingga tidak lagi dibenarkan
adanya hutang disatu pihak dan piutang dipihak yang lain. Terhadap piutang – piutang ,
pada prinsipnya didalam neraca konsolidasi harus dieliminasi seluruh jumlah kewajiban
dan hak dari masing – masing unit usaha tersebut.
Jika hutang – piutang antar perusahan yang berafiliasi berupa wesel tagih atau wesel
bayar , maka selama wesel tagih atau wesel bayar masih tetap berada ditangan perusahaan
yang berafiliasi tidak menimbulkan masalah di dalam prosedur eliminasi atau
penyelesaiannya dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi.
Dengan didiskontokannya wesel tagih kepada perusahaan afiliasi ( oleh pihak kreditur )
berarti hapusnya tagihan atas wesel kepada si pembuat dan timbulnya kemungkianan
kewajiban untuk membayar wesel tersebut jika si pembuat wesel tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh temponya kelak. Untuk ini perusahaan yang didiskontokan
akan dicatat dengan cara mengkredit rekening wesel tagih dengan rekening lawan debit
pada “Wesel Tagih Yang Didiskontokan” (Notes Rceivable discounted). Dilihat sebagai
satu kesatuan usaha bagi perusahaan- perusahaan yang berafiliasi , dengan didiskontokannya
wesel tersebut berarti timbulnya kewajiban untuk membayar wesel tersebut pada saat jatuh
tempo kepada pihak diluar perusahaan afiliasi. Oleh karena oitu proses penyusunan neraca
konsolidasi mengikutu ketentuan seabagai berikut :
Oleh karena suatu hal, perusahaan induk mendiskontokan wesel tagih PT A tersebut
kepada pihak bank setempat , sebelum tanggal jatuh temponya . terlepas dari beberapa
kurs penjualan wesel itu, jika setelah peristiwa tersebut disusun neraca konsolidasi akan
Nampak sebagai berikut .
Dengan cara demikian didalam neraca konsolidasi Nampak bahwa PT H dan PT A yang
berafiliasi mempunyai kewajiban kepada bank untuk membayar wesel tersebut kelak pada
jatuh temponya , sama sekali terlepas dari PT H atau PT A yang harus menyelesaikannya.
Prosedur tersebut secara sederhana , dapat pula dilakukan dengan cara menghapuskan
rekening wesel tagih (pada buku-buku PT H) dan rekening wesel tagih yang
didiskontokan (pada buku- buku PT H), serta tetap melaporkan rekening wesel bayar pada
buku- buku PT A. masalah yang identic dengan persoalan diatas ialah apabila terjadi
penjualan wesel tagih dari langganan sebelum jatuh temponya (pendiskontoan) oleh
perusahaan – perusahaan yang berafiliasi.
Debit
Wesel tagih (kepada PT A) 1.000.000,00 - - 1) 1000.000,00 - -
Kredit
Wesel Bayar (kepada PT H) - 1.000.000,00 1)1.000.000,00 - - -
Wesel Tagih yang
Didiskontokan 1.000.000,00 - 2)1.000.000,00 - - -
Wesel Bayar - - - 2) 1.000.000,00 - 1.000.000,00
Dilihat dari segi satu kesatuan usaha hak atas tegihan wesel kepada langganan
tetap saja jumlahnya. Oleh karena itu didalam penyusunan neraca konsolidasi, eliminasi
dilakukan hanya dengan menghapuskan rekening wesel tagih pada pihak yang
mendiskonto dan rekening wesel tagih yang Didiskontokan pada pihak yang
mendiskontokan. Demikian selanjutnya apabila oleh pihak yang mendiskonto kemudian
didiskontokan lagi kepada bank atau pihak diluar afiliasi , maka tidak mempengaruhi
jumlah hak tagihan atas wesel kepada langganan.
Berhubung dengan satu atau beberapa hal tertentu rekening- rekening timbal balik
(reci[procal account ) pada perusahaan berafiliasi pada tanggal atau saat tertentu tidak
menunjukkan jumlah yang sama . perbedaan ini disebabkan oleh adanya beberapa hal yang
pada prinsipnya dapat dikelompokkan kedalam 2 macam sebagai berikut :
1. Tidak dicatat oleh salah satu pihak perusahaan - perusahaan yang berafiliasi
terhadap informasi keuangan tertentu.
2. Adanya pos – pos yang masih dalam proses, sehingga suatu informasi telah dicatat
oleh satu pihak yang lain berhubung dengan faktor waktu.
Oleh sebab itu jika terdapat perbedaan jumlah / saldo dalam rekening – rekening yang
bersifat timbal balik, sebelum eliminasi terhadap rekening – rekening tersebut dilakukan
dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa
koreksi dan penyesuaian dari padanya.
Apabila salah satu pihak diantara perusahaan yang berafiliasi berhubung suatu hal
belum mencatat suatu informasi keuangan dalam hubungannya dengan transaksi atar
kedua pihak , maka informasi tersebut harus dicatat dulu dan disajikan dalam laporan
keuangannya , sebelum dibuat neraca konsolidasi .
Adanya transaksi yang masih dalam proses , transaksi yang masih dalam prosese disini
adalah , apabila salah satu pihak telah mencatat didalam rekening timbal balik suatu
informasi keuangan tertentu , sebab pihak lain belum mencatatnya sampai dengan
informasi tersebut diterima. Hal ini akan mengakibatkan rekening timbal balik tidak
menunjukkan saldo yang sama. Apabila hal ini terjadi pada akhir perode tahun buku dan
neraca konsolidasi akan disusun, maka penyesuaian yang harus dilakukan berbeda dengan
penyesuian pada jenis pertama.
Dalam hal ini penyesuaian tidak dilakukan pada buku- buku dan neraca (laporan
keuangan) masing- masing pihak melainkan dilakukan cukup dalam “Daftar Lajur
penyusunan Neraca Konsolidasi”. Hal ini disebabkan informasi tersebut pada akhirnya
nanti akan dicatat dan dilaporkan pula pada buku – buku perusahaan yang bersangkutan
apabila informasi itu sudah sampai kepadanya.
Contoh :
Transaksi tersebut tidak dicatat oleh PT B hingga tanggal !0 januari 1981, yaitu
pada saat uang tersebut diterima. Jika neraca konsolidasi disusun pada tanggal 31
Desember 1980, maka terhadap transaksi itu dibuat penyesuaian seperti Nampak dalam
lajur berikut :
Debit :
- Uang muka
pembelian (PT 1.000.000,00 - - - - 1.000.000,00 - -
B)
- Kas dalam - - 1.000.000,00 - - - 1.000.000,00 -
perjalanan
Kredit :
Jadi pengaruh dari transaksi tersebut satu-satunya yang ada pada neraca satu
konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1980, ialah terdapatanya “kas dalam perjalanan “
sebesar Rp 1000.000,00.