Anda di halaman 1dari 11

Definisi piutang: apakah yang dimaksud

piutang (receivables)?
Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010) memberikan definisi atau pengertian piutang
adalah jumlah yang dapat ditagih/diklaim dari seseorang atau perusahaan lain yang
diharapkan akan dilunasi dengan kas.

Standar akuntansi, baik SAK maupun IFRS, memperlakukan piutang sebagai


instrumen keuangan, yaituaset keuangan, yang pengakuan dan pengukurannya diatur
dalam PSAK 55/IAS 39, sedangkan penyajiannya diatur dalam PSAK 50/IAS 32 dan
PSAK 1/IAS 1.

Piutang umumnya mencakup:

 Piutang usaha, adalah jumlah yang akan dibayar oleh kustomer sebagai akibat dari penjualan
barang dan jasa. Piutang usaha umumnya diselesaikan dalam jangka pendek (kurang dari satu
tahun atau dalam siklus operasi normal).
 Piutang wesel atau pinjaman yang diberikan, adalah klaim yang didasari oleh instrumen
kredit yang secara resmi diterbitkan sebagai bukti utang. Pinjaman yang diberikan bisa
berupa kontrak pinjaman jangka panjang atau jangka pendek (lancar).
 Piutang lain, adalah piutang “non-dagang” (misalnya, piutang bunga, pinjaman kepada
pejabat perushaan, uang muka kepada karyawan, dan pengembalian PPh).

Piutang usaha/dagang
Pengakuan. Kerangka konseptual pelaporan keuangan menjelaskan
istilah pengakuan (recognition) adalah proses dimasukkannya suatu item (transaksi
atau kejadian) ke dalam laporan posisi keuangan (neraca) atau laporan laba-
rugi dan penghasilan komprehensif lain. Secara teknis, pengakuan bisa diartikan
sebagai menjurnal atau merekam data transaksi ke dalam sistem akuntansi sehingga
mempengaruhi saldo-saldo akun buku besar umum.

Contoh pengakuan. Pada tanggal 1 Juli 2017, PT Jatmika menjual persediaan barang
dagangan secara kredit kepada PT Permai dengan harga Rp1.000.000, syarat faktur
2/10, n/30. Pengaruh transaksi tersebut terhadap posisi keuangan dan laba-rugi PT
Jatmika bisa ditunjukkan dengan format ayat jurnal umum sebagai berikut.
Agar fokus pada tujuan ilustrasi, debit dan kredit ke akun beban pokok penjualan
dan persediaandiabaikan. Dari ayat jurnal umum di atas terlihat bahwa transaksi
penjualan kredit mempengaruhi asetberupa Piutang Usaha dan penghasilan berupa
Penjualan.

Pada tanggal 5 Juli, PT Permai meretur barang dagangan seharga Rp100.000 kepada
PT Jatmika.

Pengukuran setelah pengakuan (penilaian). Pada akhir periode pelaporan, piutang


usaha dilaporkan sebagai aset pada laporan posisi keuangan (neraca). PSAK 55/IAS
39 secara umum menyarankan agar piutang dan pinjaman yang diberikan diukur
dengan biaya diamortisasi (amortized cost). Akan tetapi, praktik yang lazim
mengabaikan faktor nilai waktu uang dengan alasan materialitas, sehingga piutang
usaha biasa dilaporkan dengan jumlah yang diharapkan dapat ditagih/diterima
pembayarannya atau direalisasi oleh perusahaan, dikenal dengan istilah nilai realisasi
neto (net realizable value).

Penjualan kredit juga mengakibatkan timbulnya risiko piutang tak tertagih. Penilaian
piutang bisa menyulitkan karena piutang yang tidak tertagih belum diketahui pada
tanggal pelaporan, sehingga mengharuskan dilakukannya estimasi.

Perlakuan piutang tak tertagih bisa dilakukan dengan salah satu dari dua metode
berikut:

1. Metode penghapusan langsung. Metode penghapusan langsung secara teoretis lemah


dengan alasan:

o Tidak mempertemukan beban dengan pendapatan/penghasilan.


o Piutang tidak dilaporkan dengan nilai realisasi neto.
o Tidak diterima dalam praktik pelaporan keuangan (tidak sesuai dengan standar
akuntansi keuangan).

2. Metode cadangan. Metode dadangan melibatkan estimasi kerugian piutang.

o Lebih baik dalam hal mempertemukan beban dengan pendapatan/penghasilan.


o Piutang dinyatakan dengan nilai realisasi neto.
o Sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Contoh penerapan metode penghapusan langsung. Dengan metode penghapusan


langsung, kerugian piutang (beban) diakui pada saat akun kustomer ditetapkan
sebagai akun tak tertagih. Sebagai contoh, pada tanggal 12 Desember 2017 PT
Wardani menghapus saldo akun Mas Djarot sejumlah Rp200.000 yang dianggap tak
tertagih. Pengaruh kejadian tersebut terhadap posisi keuangan dan laba-rugi PT
Wardani ditunjukkan dengan ayat jurnal umum berikut:

Metode cadangan. Penerapan metode cadangan dilakukan dengan prosedur berikut:

1. Akun-akun kustomer yang tidak dapat tertagih (uncollectible) diestimasi.


2. Estimasi piutang tak tertagih dicatat sebagai berikut:

3. Penghapusan saldo akun dicatat sebagai berikut:

Contoh penerapan metode cadangan. Pada tahun 2017, penjualan kredit PT


Hamidah mencapai Rp1.200.000.000. Dari angka tersebut, sejumlah Rp200.000.000
belum tertagih hingga 31 Desember. Manajer kredit PT Hamidah mengestimasi
Rp12.000.000 dari penjualan sejumlah Rp200.000.000 yang belum tertagih tersebut
tidak akan tertagih. Ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui estimasi tersebut adalah
sebagai berikut:
Setelah pengakuan beban dan cadangan tersebut, bagian aset lancar laporan posisi
keuangan PT Hamidah per 31 Desember 2017 akan tersaji sebagai berikut (dalam
ribuan):xx

Pada saat penghapusan. Pada tanggal 1 Maret 2018, manajer kredit PT Hamidah
menyetujui penghapusan saldo akun piutang atas nama Raden Ayu Widya sebesar
Rp500.000. Persetujuan tersebut memiliki pengaruh secara keuangan sebagaimana
ditunjukkan dengan ayat jurnal umum berikut:

Ayat jurnal di atas menunjukkan bahwa penghapusan piutang hanya mempengaruhi


akun-akun laporan posisi keuangan (neraca). Piutang usaha menjadi bersaldo
Rp199.500.000 [Rp1.200.000.000 – Rp500.000], sedangkan Cadangan Piutang Tak
Tertagih menjadi bersaldo Rp11.500.000 [Rp12.000.000 – Rp500.000].

Nilai realisasi neto sebelum penghapusan adalah sebesar Rp188.000.000


[Rp200.000.000 – Rp12.000.000]. Jumlah tersebut tetap sama setelah penghapusan,
yaitu Rp188.000.000 [Rp199.500.000 – Rp11.500.000].

Pada saat pemulihan. Pada tanggal 1 Juli 2018, Raden Ayu Widya membayar
sejumlah Rp500.000 yang sebelumnya telah dianggap sebagai akun tak tertagih oleh
PT Hamidah. Pemulihan akun piutang yang sebelumnya dianggap tak tertagih
berdampak sebaliknya dari saat penghapusan.
Penerimaan
kas dari Raden Ayu Widya direkam dalam sistem akuntansi PT Hamidah sebagai

berikut:
Metode cadangan bisa diterapkan dengan menggunaan dasar persentase penjualan
atau persentase piutang. Dasar dasar persentase penjualan menekankan keterkaitan
antara penghasilan dan beban dalam rangka penghitungan laba-rugi. Sebaliknya, dasar
persentase piutang menekankan keterkaitan antara piutang dengan cadangan piutang
tak tertagih dalam rangka penentuan nilai realisasi neto.

Contoh penerapan dasar persentase penjualan. PT Ghazali menggunakan dasar


persentase penjualan. Berdasarkan pengalaman, manajer kredit PT Ghazali
menyimpulkan bahwa penjualan kredit netto yang tidak akan tertagih adalah 1%. Jika
penjualan kredit netto selama tahun 2017 berjumlah Rp800.000.000, jurnal
penyesuaian akhir tahun untuk mengakui beban adalah:

Jumlah Rp8.000.000 adalah 1% dari Rp800.000.000.

Contoh di atas menunjukkan bahwa dasar persentase penjualan menekankan prinsip


mempertemukanbeban dengan penghasilan. Jurnal penyesuaian mengabaikan berapa
pun saldo Cadangan Piutang Tak Tertagih sebelumnya.

Contoh penerapan dasar persentase piutang. Daftar akun piutang Dart


Company menurut umur disajikan sebagai berikut (Perhatikan, tanda koma dalam
tabel berikut adalah pemisah ribuan):
Jika neraca saldo (sebelum penyesuaian) menunjukkan Cadangan Piutang Tak
Tertagih (Allowance for Doubtful Accounts) bersaldo kredit $528, jurnal
penyesuaiannya adalah:

Jumlah $1.700 adalah hasil pengurangan dari $2.228 – $528.

Mungkinkah saldo cadangan piutang tak tertagih sebelum penyesuaian bersaldo


debit?

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa dasar persentase penjualan menekankan


estimasi beban piutang tak teragih dan mengabaikan berapa pun saldo akun cadangan
sebelum penyesuaian. Dasar persentase penjualan lebih dimaksudkan untuk
mempertemukan beban dengan penghasilan.

Sebaliknya, dasar persentase piutang menghasilkan penilaian piutang yang lebih


akurat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Dengan dasar persentase piutang,
estimasi bisa dibuat lebih teliti dengan analisis piutang menurut umur (aging
schedule). Saldo akun cadangan dipertimbangkan dalam menentukan nilai realisasi
neto, sedangkan beban piutang tak tertagih hanya menjadi efek samping dari penilaian
piutang.
Penjualan piutang. Perusahaan bisa menjual aset yang berupa piutang karena dua
alasan utama berikut:

1. Piutang mungkin menjadi satu-satunya sumber kas yang dapat diharapkan.


2. Penagihannya memakan waktu dan biaya yang besar.

Perusahaan yang bisnis utamanya adalah melakukan pembelian piutang dikenal


dengan istilahperusahaan anjak piutang (factor). Perusahaan anjak piutang
membeli piutang dari perusahaan dan kemudian menagih pembayarannya secara
langsung dari kustomer. Perusahaan anjak piutang biasanya memungut komisi kepada
perusahaan yang menjual piutangnya. Besarnya komisi antara 1-3% dari jumlah
piutang yang dibeli.

Contoh transaksi anjak piutang (diambil dari Weygandt, Kimmel, dan Kieso,
2010). Hendredon Furnituremenjual piutang senilai $600.000 kepada Federal
Factors. Federal Factors mengenakan biaya jasa 2% dari jumlah tersebut. Jurnal untuk
mencatat penjualan piutang tersebut adalah (Perhatikan, dalam jurnal berikut tanda
koma berarti pemisah ribuan):

Beban jasa anjak piutang (service charge expense) sebesar $12.000 dihitung dengan
cara: ($600.000 × 2% = $12.000).

Penjualan dengan kartu kredit. Retailer bisa memperlakukan penjualan dengan


kartu kredit sama dengan penjualan tunai. Retailer harus membayar biaya jasa kepada
penyedia layanan kartu kredit antara 2-4% sebagai biaya pemrosesan transaksi.

Contoh penjualan dengan kartu kredit (diambil dari Weygandt, Kimmel, dan
Kieso, 2010). Anita Ferrerimembeli CD seharga $1.000 untuk menghibur pengunjung
restoran miliknya dari Karen Kerr Music Co., dengan menggunakan kartu Visa First
Bank. First Bank mengenakan biaya layanan 3%. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
di pihak Karen Kerr Music adalah (Perhatikan, dalam jurnal berikut tanda koma
berarti pemisah ribuan):
Jurnal diatas mengakui aset berupa kas bertambah $970, beban berupa jasa kartu
kredit bertambah $30, dan penghasilan berupa pendapatan penjualan bertambah
$1.000.

Piutang wesel/pinjaman
Apakah yang dimaksud dengan wesel (note)? Wesel atau surat sanggup adalah janji
tertulis untuk membayar uang sejumlah tertentu atas permintaan atau pada tanggal
tertentu yang telah ditetapkan. Wesel digunakan:

 Ketika seseorang atau perusahaan meminjam(kan) uang,


 Ketika jumlah transaksi dan periode kredit telah melewati batas normal, atau
 Sebagai penyelesaian piutang usaha.

Bagi pihak terbayar, wesel merupakan piutang. Bagi pihak penerbit, wesel
merupakan utang.

Jangka waktu wesel bisa dinyatakan dalam bulan atau hari. Bunga wesel dihitung
dengan cara: pokok (atau nilai jatuh tempo) wesel × suku bunga (tahunan) × jangka
waktu wesel dalam satuan tahun. Berikut adalah contoh-contoh penghitungan bunga
wesel:

 Wesel dengan nilai jatuh tempo Rp7.300.000, bunga 18%, jangka waktu 120 hari akan
menimbulkan bunga sejumlah Rp438.000 [Rp7.300.000 × 18% × 120/360].
 Wesel dengan nilai jatuh tempo Rp1.000.000, bunga 15%, jangka waktu 6 bulan akan
menimbulkan bunga sejumlah Rp75.000 [Rp1.000.000 × 15% × 6/12].
 Wesel dengan nilai jatuh tempo Rp2.000.000, bunga 12%, jangka waktu 1 tahun akan
menimbulkan bunga sejumlah Rp240.000 [Rp2.000.000 × 12% × 1/1].

Contoh pengakuan piutang wesel. Calhoun Company menerbitkan wesel, $1.000, 2-


bulan, 12% sebagai penyelesaian utangnya yang telah melewati batas waktu faktur
dan menyerahkannya kepada Wilma Company. Dari sudut pandang Wilma Company,
diterimanya wesel sebagai penyelesaian piutang mempengaruhi posisi keuangan
seperti ditunjukkan dalam ayat jurnal berikut (Perhatikan, dalam jurnal berikut tanda
koma berarti pemisah ribuan):

Aset berupa wesel bertambah dan aset berupa piutang usaha berkurang
sejumlah $1.000.

Pada akhir periode pelaporan, piutang wesel jangka pendek disajikan di laporan posisi
keuangan dengan nilai realisasi neto. Estimasi nilai realisasi neto serta beban piutang
tak tertagih untuk wesel dilakukan dengan cara yang sama seperti untuk piutang
usaha.

Penghentian pengakuan piutang wesel. Wesel bisa dipegang oleh pihak terbayar
hingga tanggal jatuh tempo atau dialihkan/dijual kepada pihak lain seperti dalam
transaksi anjak piutang.

Pihak penerbit wesel bisa saja gagal bayar sehingga pihak terbayar harus melakukan
penghentian pengakuan dengan cara yang serupa dengan penghapusan piutang usaha
tak tertagih.

Dengan kata lain, wesel bisa berstatus terbayar lunas (honored) atau tidak terbayar
lunas (dishonored).
Contoh transaksi wesel terbayar lunas (diambil dari Weygandt, Kimmel, dan
Kieso, 2010). Pada tanggal 1 Juni, Betty Co. meminjamkan uang
sejumlah $10.000 kepada Wayne Higley Inc., dengan menerima wesel berbunga 9%,
jangka waktu 5 bulan. Betty Co. menerima pelunasan wesel tersebut dari Wayne
Higley Inc.pada tanggal jatuh tempo. Jurnal untuk mencatat pelunasan wesel tersebut
di pihak Betty Co adalah(Perhatikan, dalam jurnal berikut tanda koma berarti pemisah
ribuan):

Penghasilan berupa bunga bertambah $375 [$10.000 × 9% × 5/12], piutang wesel


dihentikan pengakuannya $10.000, aset berupa kas bertambah sejumlah pokok dan
bunga wesel.

Jika Betty Co. menyusun laporan keuangan per 30 September, akrual bunga harus
diperhitungkan. Jurnal penyesuaian untuk memperhitungkan akrual bunga adalah:

Aset berupa piutang bunga bertambah dan penghasilan berupa bunga


bertambah $300,. Pada tanggal 1 November, saat pelunasan diterima, Betty
Co. membuat jurnal berikut (Perhatikan, dalam jurnal berikut tanda koma berarti
pemisah ribuan):

Perhatikan, bunga yang diakui sebagai penghasilan hanya yang terkait dengan periode
berjalan.

Contoh transaksi wesel tak terbayar lunas (diambil dari Weygandt, Kimmel, dan
Kieso, 2010). Pada tanggal 1 November, Wayne Higley Inc. terindikasi tidak dapat
membayar utang weselnya. Jika Betty Co.memperkirakan piutang itu akhirnya akan
dilunasi, jurnal yang dibuatnya pada saat wesel itu tidak terbayar (dengan asumsi
sebelumnya bunga belum diperhitungkan) adalah:

Jika pada tanggal 1 November tidak ada harapan diterimanya pembayaran, pemegang
wesel akan menghentikan pengakuan wesel dengan mendebit akun cadangan piutang
tak tertagih. Tidak adapenghasilan bunga yang diakui karena tidak akan terjadi
pelunasan.

Pengungkapan piutang

Pada laporan posisi keuangan:

 Sebutkan jenis-jenis utama piutang, di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan
keuangan.
 Laporkan piutang jangka pendek dalam kelompok aset lancar.
 Sajikan jumlah kotor piutang serta cadangannya.

Pada laporan laba-rugi:

 Laporkan beban kerugian piutang dan beban layanan kredit sebagai beban penjualan jika
perusahaan menyajikan laporan laba-rugi dengan klasifikasi beban secara fungsional.
 Laporkan penghasilan bunga dalam kelompok “Pendapatan lain-lain” dalam seksi nonoperasi
jika perusahaan menyajikan laporan laba-rugi dengan klasifikasi beban secara fungsional.

Anda mungkin juga menyukai