Anda di halaman 1dari 7

Oleh Mukhtaromin, Widyaiswara Madya Pusdiklat AP

Abstraksi
Mulai tahun 2015 pemerintah harus sudah menerapkan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan berbasis akrual. Dalam rangka penerapan basis akrul, pemerintah
pusat mengembangkan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual atau
disingkat SAIBA. SAIBA merupakan modifikasi dari aplikasi Sistem Akuntansi Instansi.
Modifikasi dalam SAIBA mencakup pencatatan migrasi saldo awal, pencatatan
transaksi berjalan, dan penyesuaian.
Kata kunci: penerapan akrual, SAIBA, migrasi saldo awal, transaksi awal tahun

A.PENDAHULUAN
Mulai tahun 2015 pemerintah diwajibkan menggunakan basis akrual dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Akuntansi berbasis akrual adalah
suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat,
dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dengan basis
akrual maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan lebih komprehensif
dibandingkan basis kas menuju akrual. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip
akuntansi yaitu pengungkapan paripurna atau full disclosure. Selain itu laporan
keuangan berbasis akrual juga dimaksudkan untuk memberikan manfaat lebih baik bagi
para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan
keuangan dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut sejalan dengan salah satu
prinsip akuntansi bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang
diperoleh.
B.APLIKASI SAIBA

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2013 tentang Bagan Akun
Standar;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215 Tahun 2013 tentang Jurnal Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219 Tahun 2013 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Pusat;
C.MIGRASI SALDO AWAL
Dalam rangka penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah pusat, Menteri
Keuangan telah menetapkan peraturan turunan dari PP 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Peraturan tersebut diantaranya:
Selain itu juga ditetapkan peraturan teknisnya antara lain Keputusan Dirjen
Perbendaharaan Nomor 224 Tahun 2013 tentang Kodifikasi Segmen Akun Bagan Akun
Standar.
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur dalam siklus
akuntansi yang dilaksanakan pada lingkup K/L yang dalam pelaksanaannya
memproses transaksi keuangan, barang, dan transaksi lainnya untuk menghasilkan
laporan

keuangan

yang

dapat

bermanfaat

bagi

pengguna

laporan

keuangan.Berdasarkan peraturan tersebut di atas, sistem dan aplikasi yang sudah


dibangun dalam SAI perlu dimodifikasi agar sesuai dengan SAPP terkini dan peraturan
lainnya. Hasil modifikasi dari aplikasi SAI dinamakan aplikasi SAIBA (Sistem Akuntansi
Instansi Berbasis Akrual). SAIBA merupakan aplikasi akuntasi pemerintah pusat dalam
rangka menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual. Aplikasi SAI digunakan
sebagai pondasi dari SAIBA karena selama ini telah terbukti mampu menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas dan akuntabel, diantaranya tercermin dari opini
audit BPK yang menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun. Modifikasi
meliputi pencatatan saldo awal, pencatatan transaksi, dan jurnal penyesuaian.

Migrasi saldo awal basis kas menuju akrual menjadi neraca basis akrual pada
dasarnya memindahkan ke pos-pos yang sama. Aset di Neraca basis kas menuju
akrual menjadi aset di Neraca basis akrual, demikian juga dengan kewajiban dan
ekuitas. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait migrasi neraca ini,
yaitu:
1. Neraca pada basis akrual menganut konsep ekuitas tunggal, artinya akun
ekuitas yang akan tersaji pada neraca hanya satu. Oleh karena itu perlu
dilakukan modifikasi atau migrasi pada awal pertama kali basis akrual diterapkan
dilakukan penyatuan struktur ekuitas pada basis kas menuju akrual menjadi
ekuitas tunggal.
2. Pendapatan Ditangguhkan pada neraca berbasis akrual tidak disajikan lagi
sebagai Kewajiban, karena sudah merupakan bagian ekuitas satuan.
Pendapatan ditangguhkan yang semula merupakan kelompok kewajiban, karena
pada basis akrual pendapatan yang diterima oleh bendahara penerimaan sudah
diakui sebagai pendapatan LO, maka akun pendapatan ditangguhkan pada basis
kas menuju akrual tersebut digabungkan atau ditambahkan ke akun ekuitas pada
basis akrual. Sehingga penyetoran uang yang ada di bendahara penerimaan
tidak diakui lagi sebagai pendapatan LO.
D.PEREKAMAN DOKUMEN ANGGARAN
Untuk mencatat saldo awal neraca ke dalam buku besar dilakukan dengan
menjurnal saldo-saldo yang relevan dengan basis akrual dengan jurnal neraca awal
sebagai berikut:
Debet/Kredit

Uraian

Debet

Aset (1xxx)

Kredit

Kewajiban (2xxx)

Kredit
Ekuitas (3xxx)
Dalam rangka pelaporan anggaran maka dokumen anggaran tersebut harus
dilakukan pencatatan sebagai alat kontrol realisasi anggaran. Dokumen anggaran
dicatat pada saat tanggal diterbitkannya, dalam hal diterbitkan sebelum awal tahun
anggaran dicatat sebagai transaksi awal tahun anggaran. Pencatatan dokumen
anggaran dilakukan sebagai berikut:

Debet/Kredi
t
Debet
Kredit

Debet
Kredit

Uraian
Piutang dari KUN (115612)
Belanja. (5xxxxx)
Untuk mencatat anggaran belanja pada DIPA
Pendapatan. (4xxxxx)
Utang Kepada KUN (219711)
Untuk mencatat target pendapatan pada DIPA

E.PENYELESAIAN AKUN AKRUAL


1.Penyetoran Kas di Bendahara Penerimaan
Akun-akun akrual akhir tahun pada umumnya ditunaikan pada awal tahun
berikutnya. Akun-akun akrual yang potensial diselesaikan diawal tahun antara lain
penyetoran Kas di Bendahara Penerimaan, pembayaran dari Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran, dan pembayaran Utang Kepada Pihak Ketiga.
Penyetoran kas di Bendahara Penerimaan dalam aplikasi SAIBA melalui menu
pendapatan berdasarkan dokumen sumber Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).
Setelah SSBP diinput akan menghasilkan dua jurnal, yaitu jurnal akrual dan jurnal
kas:
Jurnal Akrual:
Debet/Kredi
t
Debet
Kredit

Uraian
Diterima dari Entitas Lain (313121)
Pendapatan LO (42xxxx)

Jurnal Kas:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Diterima dari Entitas Lain (313121)
Kredit
Pendapatan (42xxxx)
Secara basis kas, jurnal kas sudah tepat karena pengakuan pendapatan
berdasarkan basis kas adalah setelah kas diterima di rekening kas umum Negara.
Persoalan terjadi pada jurnal akrual. Berdasarkan basis akrual pendapatan

seharusnya sudah diakui sebagai pendapatan tahun sebelumnya, oleh karena itu
tidak berhak lagi diakui sebagai pendapatan ditahun berjalan. Sehingga kita harus
melakukan elimimasi terhadap akun Pendapatan-LO. Sampai di sini ternyata
persoalan belum selesai, karena kas di bendahara Penerimaan sudah disetorkan ke
kas Negara, tetapi masih tersaji di Neraca. Sehingga kita harus melakukan eliminasi
terhadap akun Kas di Bendahara Penerimaan. Jurnal untuk mengeliminasi
Pendapatan LO dan Kas di Bendahara Penerimaan adalah sebagai berikut:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Pendapatan LO (42xxxx)
Kredit
Kas di Bendahara Penerimaan (111711)
Jurnal di atas disebut juga sebagai jurnal pembalik. Dalam aplikasi SAIBA karena
tidak ada menu jurnal pembalik, maka kita lakukan melalui menu Jurnal
Penyesuaian dengan memberi tanda minus (-) di depan angka.
2.Pembayaran dari Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran
Pembayaran utang kepada pihak ketiga yang dananya berasal dari Kas lainnya di
Bendahara Pengeluaran seharusnya dijurnal sebagai berikut:
Jurnal Akrual:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Utang Kepada Pihak Ketiga (212191)
Kredit
Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran (111821)
Dalam aplikasi SAIBA jurnal di atas tidak kita temukan. Yang tersedia dalam aplikasi
SAIBA menu jurnal Reklasifikasi Neraca adalah sebaliknya, yaitu:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran (111821)
Kredit
Utang Kepada Pihak Ketiga (212191)
Oleh karena hanya jurnal tesebut yang tersedia, untuk membuat jurnal tersebut kita
melalui menu jurnal reklasifikasi neraca dengan member tanda minus (-) di depan
angka sehingga akan menghasilkan jurnal sebagaimana yang pertama.

3.Pembayaran Utang Kepada Pihak Ketiga


Pembayaran utang kepada pihak ketiga dalam aplikasi SAIBA melalui menu belanja
dengan dokumen sumber SP2D dan SPM. Setelah SP2D dan SPM diinput akan
menghasilkan dua jurnal, yaitu jurnal akrual dan jurnal kas:
Jurnal Akrual:
Debet/Kredi
t
Debet
Kredit

Uraian
Beban (51xxxx)
Ditagihkan Ke Entitas lain (31311)

Jurnal Kas:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Belanja (51xxxx)
Kredit
Piutang dari KUN (115612)
Secara basis kas, jurnal kas sudah tepat karena pengakuan belanja berdasarkan
basis kas adalah setelah kas keluar dari rekening kas umum Negara. Persoalan
terjadi pada jurnal akrual. Berdasarkan basis akrual beban seharusnya sudah diakui
sebagai beban tahun sebelumnya, oleh karena itu tidak boleh lagi diakui sebagai
beban ditahun berjalan karena akan terjadi dobel pengakuan. Sehingga kita harus
melakukan elimimasi terhadap akun Beban. Sampai di sini ternyata persoalan belum
selesai, karena Utang kepada Pihak Ketiga sudah dibayarkan, tetapi masih belum
hilang dari Neraca. Sehingga kita harus melakukan eliminasi terhadap akun Utang
kepada Pihak Ketiga. Jurnal untuk mengeliminasi Beban dan Utang Kepada Pihak
Ketiga adalah sebagai berikut:
Debet/Kredi
Uraian
t
Debet
Utang Kepada Pihak Ketiga (21xxxx)
Kredit
Beban (51xxxx)
Jurnal di atas disebut juga sebagai jurnal pembalik. Karena dalam aplikasi SAIBA
tidak ada menu jurnal pembalik, maka kita lakukan melalui menu Jurnal

Penyesuaian dengan memberi tanda minus (-) di depan angka, sehingga akan
terbentuk jurnal pembalik.
F.PENUTUP
Penerapan akuntansi basis akrual di pemerintah pusat akan didukung dengan
aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). SAIBA yang merupakan
modifikasi dari aplikasi Sistem Akuntansi Instansi. Modifikasi dilakukan untuk
menyesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan SAPP. Aplikasi SAIBA
diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual di tahun 2015
sekaligus mempertahankan opini WTP yang diberikan oleh BPK atas laporan keuangan
pemerintah pusat selama ini.
Daftar Pustaka:

1. PMK Nomor 213 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat;
2. PMK Nomor 215 Tahun 2013 tentang Jurnal Standar Akuntansi Pemerintah;
3. PMK Nomor 219 Tahun 2013 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;
4. Modul SAIBA, PPAKP 2014.

Anda mungkin juga menyukai