: Rp200.000.000,00
2011
rugi
: (Rp300.000.000,00)
2012
laba
: Rp N I H I L
2013
laba
: Rp100.000.000,00
2014
laba
: Rp800.000.000,00
fiskal
tahun (Rp1.200.000.000,00)
Laba
2010
fiskal
fiskal
fiskal
tahun Rp
NIHIL
(+)
fiskal
Jaya
atas
2009
Laba
2014
fiskal
Rugi fiskal tahun 2009 sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang
masih tersisa pada akhir tahun 2014 tidak boleh dikompensasikan lagi
dengan laba fiskal tahun 2015, sedangkan rugi fiskal tahun 2011 sebesar Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) hanya boleh dikompensasikan
dengan laba fiskal tahun 2015 dan tahun 2016, karena jangka waktu lima
tahun yang dimulai sejak tahun 2012 berakhir pada akhir tahun 2016.
Sehingga untuk Tahun Pajak 2009 sampai dengan 2014 tidak ada PPh Badan
yang
terutang.
Perhitungan tersebut diatas berlaku juga apabila yang mengalami kerugian
adalah wajib pajak Orang Pribadi yang menggunakan pembukuan
Tarif
Pajak
PPh
Badan
Pasal
25/29
Tarif Pajak PPh Badan digunakan untuk menghitung PPh Badan terutang bagi
Wajib Pajak Badan yang memperoleh penghasilan dari Objek Pajak Non Final
berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
PPh.
Tarif Pajak PPh Badan dari penghasilan Non Final adalah berdasarkan Pasal
17 dan 31 E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh.
Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2015
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2015
berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun
2008 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu sebagai berikut :
1. Tarif Pajak untuk tahun pajak 2015 adalah sebesar 25 % dari
Penghasilan Kena Pajak.
2. Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari
jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa
Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2015
berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Atas peredaran usaha bruto bulan Januari sampai dengan
Desember 2015 dari Wajib Pajak Badan yang mempunyai kriteria
tertentu berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013 dikenakan PPh
Final Pasal 4 ayat 2 sebesar 1 % dari peredaran usaha bruto dan
bersifat final.
Apabila sudah diketahui berapa besarnya Peredaran Usaha Bruto Tahun Pajak
sebelumnya baru dilakukan perhitungan Pajak Penghasilan sebagai berikut :
1. berdasarkan Pasal 17 dan 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Tentang Pajak Penghasilan atau;
2. berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang PPh
Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak
Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana Cara dan
Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto sampai
dengan Rp. 4.800.000.000,00 apabila :
1. Peredaran Bruto PadaTahun Pajak sebelumnya
dengan Rp. 4.800.000.000,00
jumlahnya sampai
Kotor
bulan
Oktober
11.
Penjualan
314.652.000.
Kotor
bulan
Nopember
12.
Penjualan
317.652.000.
Kotor
bulan
Desember
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
368.200.000
345.782.000
319.862.000
316.852.000
314.652.000
317.652.000
3.876.860.000
1
1
1
1
1
1
%
%
%
%
%
%
3.682.000
3.457.820
3.198.620
3.168.520
3.146.520
3.176.520
38.768.600
jumlahnya sampai
Kotor
bulan
Oktober
11.
Penjualan
412.560.000.
Kotor
bulan
Nopember
12.
Penjualan
478.520.000.
Kotor
bulan
Desember
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2015 sebesar Rp
7.256.458.000,00
dengan
Penghasilan
Kena
Pajak
sebesar
Rp.765.459.000,00
Penghitungan Pajak Penghasilan terutang :
1. Karena Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 6.245.753.000,00 . atau melebihi Rp.4.800.000.000,00,
maka Perhitungan PPh Badan adalah berdasarkan Pasal 17dan 31E
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2. Karena Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2015
sebesar Rp 7.256.458.000,00 atau melebihi Rp.4.800.000.000,00,
maka Perhitungan PPh Badan dihitung dengan cara Penghasilan Kena
Pajak dikenai tarif Pajak penghasilan dengan mendapatkan fasilitas
pengurangan 50 % dan yang tidak mendapatkan pengurangan 50 %
yang dihitung dari Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.765.459.000,00
Perhitungan
Penghasilan
Kena
Penghasilan Kena Pajak yang mendapat fasilitas :
4.800.000.000 x 765.459.000 = 506.335.625
7.256.458.000
Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas :
765.459.000 - 506.335.625 = 259.123.375
Pajak
Penghasilan
yang
Pajak Penghasilan yang mendapat fasilitas :
25 % x 50 % x 506.335.625 = 63.291.875
Pajak Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas :
25% x 259.123.375 = 64.780.750.
Pajak
terutang
PPh
Badan
untuk
Peredaran
Bruto
Bruto
diatas
Lebih Dari
Sejak Tanggal 1 Juli 2013 perhitungan Pajak Penghasilan PPh Badan bagi
Wajib Pajak Badan yang mempunyai penghasilan yang termasuk kriteria
objek pajak non final berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan dihitung dengan memperhatikan
besarnya Peredaran Usaha Bruto Tahun Pajak sebelumnya.
Apabila sudah diketahui berapa besarnya Peredaran Usaha Bruto Tahun Pajak
sebelumnya baru dilakukan perhitungan Pajak Penghasilan sebagai berikut :
1.
2.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana Cara dan
Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto Lebih Dari
Rp.50.000.000.000,00 apabila :
1.
jumlahnya sampai
2.
Cara dan Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto
Lebih Dari Rp.50.000.000.000,00 Untuk Tahun Pajak 2015 apabila Peredaran
Bruto
PadaTahun
Pajak
2014
jumlahnya
sampai
dengan
Rp.
4.800.000.000,00 :
CV.Abadi Mulya adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha dalam
bidang Penjualan Alat Tulis Kantor.
Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2014 sebesar Rp
3.245.265.000,00 .
Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2015 sebesar Rp
53.586.650.000,00 dengan perincian sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2. Meskipun Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2015 sebesar
Rp 53.586.650.000,00 atau melebihi Rp.4.800.000.000,00, akan tetapi
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 dihitung dengan cara
Peredaran Usaha Bruto setiap bulan dikenai tarif sebesar 1 % (satu persen).
Hal ini terjadi karena Peredaran Bruto pada Tahun Pajak sebelumnya (Tahun
2014) tidak melebihi Rp.4.800.000.000,00 atau hanya sebesar Rp
3.245.265.000,00 .
Sehingga Pajak Penghasilan yang harus disetor CV. Abadi Mulya untuk Tahun
Pajak 2015 sebagai berikut :
Bulan
Peredaran Bruto
Tarif Pajak
PPh Pasal
ayat 2
Januari
4.632.000.000
1%
46.320.000
Pebruari
4.526.000.000
1%
45.260.000
Maret
4.123.000.000
1%
41.230.000
April
4.358.000.000
1%
43.580.000
Mei
4.261.000.000
1%
42.610.000
Juni
4.498.000.000
1%
44.980.000
Juli
4.846.000.000
1%
48.460.000
Agustus
4.714.000.000
1%
47.140.000
September
4.923.000.000
1%
49.230.000
Oktober
4.132.650.000
1%
41.326.500
Nopember
4.246.500.000
1%
42.465.000
Desember
4.326.500.000
1%
43.265.000
Jumlah
53.586.650.000
535.866.500
Cara dan Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto
Lebih Dari Rp.50.000.000.000,00 Untuk Tahun Pajak 2015 apabila Peredaran
Bruto PadaTahun Pajak 2014 jumlahnya lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 :
Karena Peredaran Bruto PT Surya Agung Sejati dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 5.365.252.000,00 . atau melebihi Rp.4.800.000.000,00, maka
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 adalah berdasarkan Pasal 17
dan 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2.
Karena Peredaran Bruto PT Surya Agung Sejati dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 51.236.759.000,00 atau melebihi Rp.50.000.000.000,00, maka
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 dihitung dengan cara
Penghasilan Kena Pajak dikenai tarif Pajak penghasilan sebesar 25 % yang
dihitung dari Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 4.956.813.000,00 .
Perhitungan
Penghasilan
Kena
Pajak
:
Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas : Rp. 4.956.813.000,00
Pajak
Penghasilan
yang
Pajak Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas :
terutang
Kotor
11.
Penjualan
395.000.000.
Kotor
bulan
bulan
September
Oktober
2014
2014
adalah
sebesar
adalah
sebesar
12.
Penjualan
467.000.000.
Kotor
bulan
Nopember
2014
adalah
sebesar
13.
Penjualan
416.000.000.
Kotor
bulan
Desember
2014
adalah
sebesar
jumlahnya sampai
Kotor
bulan
Oktober
11.
Penjualan
314.652.000.
Kotor
bulan
Nopember
12.
Penjualan
317.652.000.
Kotor
bulan
Desember
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
Nopember
Desember
Jumlah
314.652.000
317.652.000
3.876.860.000
1%
1%
3.146.520
3.176.520
38.768.600
jumlahnya sampai
Kotor
bulan
Oktober
11.
Penjualan
412.560.000.
Kotor
bulan
Nopember
12.
Penjualan
478.520.000.
Kotor
bulan
Desember
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
2015
adalah
sebesar
Rp
1. Karena Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 6.245.753.000,00 . atau melebihi Rp.4.800.000.000,00,
maka Perhitungan PPh Badan adalah berdasarkan Pasal 17dan 31E
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2. Karena Peredaran Bruto PT Asia Baja Perkasa dalam Tahun Pajak 2015
sebesar Rp 7.256.458.000,00 atau melebihi Rp.4.800.000.000,00,
maka Perhitungan PPh Badan dihitung dengan cara Penghasilan Kena
Pajak dikenai tarif Pajak penghasilan dengan mendapatkan fasilitas
pengurangan 50 % dan yang tidak mendapatkan pengurangan 50 %
yang dihitung dari Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.765.459.000,00
Perhitungan
Penghasilan
Kena
Penghasilan Kena Pajak yang mendapat fasilitas :
4.800.000.000 x 765.459.000 = 506.335.625
7.256.458.000
Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas :
765.459.000 - 506.335.625 = 259.123.375
Pajak
Penghasilan
yang
Pajak Penghasilan yang mendapat fasilitas :
25 % x 50 % x 506.335.625 = 63.291.875
Pajak Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas :
25% x 259.123.375 = 64.780.750.
Pajak
terutang
Bruto
Lebih Dari
Sejak Tanggal 1 Juli 2013 perhitungan Pajak Penghasilan PPh Badan bagi
Wajib Pajak Badan yang mempunyai penghasilan yang termasuk kriteria
objek pajak non final berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36
2.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana Cara dan
Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto Lebih Dari
Rp.50.000.000.000,00 apabila :
1.
jumlahnya sampai
2.
Cara dan Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto
Lebih Dari Rp.50.000.000.000,00 Untuk Tahun Pajak 2015 apabila Peredaran
Bruto
PadaTahun
Pajak
2014
jumlahnya
sampai
dengan
Rp.
4.800.000.000,00 :
CV.Abadi Mulya adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha dalam
bidang Penjualan Alat Tulis Kantor.
Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2014 sebesar Rp
3.245.265.000,00 .
Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2015 sebesar Rp
53.586.650.000,00 dengan perincian sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2. Meskipun Peredaran Bruto CV. Abadi Mulya dalam Tahun Pajak 2015 sebesar
Rp 53.586.650.000,00 atau melebihi Rp.4.800.000.000,00, akan tetapi
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 dihitung dengan cara
Peredaran Usaha Bruto setiap bulan dikenai tarif sebesar 1 % (satu persen).
Hal ini terjadi karena Peredaran Bruto pada Tahun Pajak sebelumnya (Tahun
2014) tidak melebihi Rp.4.800.000.000,00 atau hanya sebesar Rp
3.245.265.000,00 .
Sehingga Pajak Penghasilan yang harus disetor CV. Abadi Mulya untuk Tahun
Pajak 2015 sebagai berikut :
Bulan
Peredaran Bruto
Tarif Pajak
PPh Pasal
ayat 2
Januari
4.632.000.000
1%
46.320.000
Pebruari
4.526.000.000
1%
45.260.000
Maret
4.123.000.000
1%
41.230.000
April
4.358.000.000
1%
43.580.000
Mei
4.261.000.000
1%
42.610.000
Juni
4.498.000.000
1%
44.980.000
Juli
4.846.000.000
1%
48.460.000
Agustus
4.714.000.000
1%
47.140.000
September
4.923.000.000
1%
49.230.000
Oktober
4.132.650.000
1%
41.326.500
Nopember
4.246.500.000
1%
42.465.000
Desember
4.326.500.000
1%
43.265.000
Jumlah
53.586.650.000
535.866.500
Cara dan Contoh Perhitungan Pajak PPh Badan Dengan Peredaran Bruto
Lebih Dari Rp.50.000.000.000,00 Untuk Tahun Pajak 2015 apabila Peredaran
Bruto PadaTahun Pajak 2014 jumlahnya lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 :
Karena Peredaran Bruto PT Surya Agung Sejati dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 5.365.252.000,00 . atau melebihi Rp.4.800.000.000,00, maka
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 adalah berdasarkan Pasal 17
dan 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
2.
Karena Peredaran Bruto PT Surya Agung Sejati dalam Tahun Pajak 2014
sebesar Rp 51.236.759.000,00 atau melebihi Rp.50.000.000.000,00, maka
Perhitungan PPh Badan untuk tahun pajak 2015 dihitung dengan cara
Penghasilan Kena Pajak dikenai tarif Pajak penghasilan sebesar 25 % yang
dihitung dari Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 4.956.813.000,00 .
Perhitungan
Penghasilan
Kena
Pajak
:
Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas : Rp. 4.956.813.000,00
Pajak
Penghasilan
yang
Pajak Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas :
terutang
Untuk PPh Pasal 25 Masa Pajak Januari 2015, maka angsuran PPh Pasal 25
harus disetor atau dibayar paling lambat tanggal 15 Pebruari 2015. Akan
tetapi karena Tanggal 15 Pebruari 2015 jatuh pada hari Minggu, maka PPh
Pasal 25 Masa Pajak Januari 2015 dapat disetorkan atau dibayarkan pada
hari Senin Tanggal 16 Pebruari 2015.
Angsuran Pajak PPh Pasal 25 harus dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak
paling lambat tanggal 20 bulan berikut. Apabila tanggal 20 merupakan hari
libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, maka pelaporan pajak
tersebut dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Contoh :
Untuk masa pajak Mei 2015, maka angsuran PPh Pasal 25 dilaporkan paling
lambat tanggal 20 Juni 2015, Akan tetapi karena Tanggal 20 Juni 2015 jatuh
pada hari Sabtu, maka PPh Pasal 25 Masa Pajak Mei 2015 dapat dilaporkan
pada hari Senin Tanggal 22 Juni 2015.
Besarnya Angsuran Pajak PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan SPT Tahunan
PPh Orang Pribadi dan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak sebelumnya atau
data lainnya sesuai ketentuan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak.
Apabila tidak ada hal khusus seperti penerbitan SKPKB hasil pemeriksaan,
pengurangan angsuran PPh Pasal 25 dan lain-lain, maka perhitungan PPh
Pasal 25 adalah sebagai berikut :