PENDAHULUAN
akuntansi pemerintahan merupakan salah satu bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga
pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki karakteristik khusus diantaranya lebih
menekankan pada pencatatan pelaksanaan anggaran negara serta pelaporan realisasinya. Secara
umum, baik dalam akuntansi keuangan, akuntansi manajemen maupun akuntansi pemerintahan,
siklus yang terjadi pada dasarnya sama, dimulai dari suatu transaksi yang berkaitan dengan
keuangan, sampai dengan laporan keuangan disusun. Siklus akuntansi tersebut dapat duraikan
sebagai beikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun
Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan
Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan.
Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengggunaan
anggaran, seluruh entitas akuntansi dan entitas pelaporan lingkup Pemerintah Pusat harus
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan. Setiap transaksi keuangan yang terjadi,
dicatat dijurnal dengan suatu metode tertentu yang telah ditetapkan dan diterapkan secara
konsisten. Penjurnalan adalah suatu tahap dalam suatu siklus akuntansi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, menilai, dan mencatat dampak ekonomi suatu transaksi terhadap suatu entitas
akuntansi sedemikian rupa menggunakan Bagan Akun Standar.
Penjurnalan yang digunakan dalam akuntansi pemerintahan berbasis akrual adalah dengan
menerapkan ayat jurnal berpasangan (double entry system) dimana suatu transaksi ekonomi akan
dicatat dua kali yaitu pada sisi debet dan sisi kredit. Pada awalnya, Indonesia menerapkan single
entry sebagai dasar pembukuan/pencatatan dengan alasan mudah dan praktis. Namun, dengan
semakin tingginya tuntutan adanya good public governance, perubahan sistem pencatatan ke double
entry perlu diterapkan karena dengan sistem pencatatan ini dapat dihasilkan laporan keuangan yang
lengkap dan auditable.
Jurnal Standar adalah media pencatatan atas transaksi keuangan yang tersusun secara sistematis
yang menggunakan klasifikasi kelompok akun dalam Bagan Akun Standar dalam rangka penyusunan
laporan keuangan pemerintah.
Beberapa fungsi jurnal standar antara lain adalah:
a. Fungsi pencatatan, yaitu semua transaksi yang terjadi dicatat seluruhnya berdasarkan bukti
atau dokumen sumber.
b.
c.
d.
e.
Fungsi historis, artinya seluruh transaksi dicatat secara kronologis sesuai kejadian waktunya.
Fungsi analisis artinya setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal harus merupakan analisis dari
bukti bukti transaksi.
Fungsi instruktif artinya pencatatan dalam jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk
melakukan posting debet/kredit ke dalam buku besar.
Fungsi informatif artinya jurnal dapat memberikan informasi transaksi yang terjadi.
Jurnal standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ditetapkan dengan peraturan Menteri
Keuangan Nomor 215/PMK.05/2013 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Pusat.
PMK ini mengatur penggunaan Jurnal Akuntansi dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
guna penyusunan laporan keuangan pada Pemerintah Pusat.
Jurnal akuntansi dalam SAPP terdiri atas:
a. Jurnal Standar
Jurnal standar adalah media pencatatan atas transaksi keuangan yang tersusun secara
sistematis yang menggunakan klasifikasi kelompok akun dalam Bagan Akun Standar dalam
rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah.
b. Jurnal Detil
Jurnal Detail adalah media pencatatan atas transaksi keuangan yang tersusun secara sistematis
dan berdasarkan urutan waktu yang menggunakan klasifikasi akun dalam Bagan Akun Standar
dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah
Jurnal Standar dan Jurnal Detail tersebut digunakan dalam pencatatan Buku Besar Akrual dan Buku
Besar Kas. Jurnal Standar dan Jurnal Detail untuk pencatatan dalam Buku Besar Akrual pada akhirnya
akan menghasilkan laporan keuangan berupa:
a. Laporan Operasional (LO),
b. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan
c. Neraca
Sedangkan Jurnal Standar dan Jurnal Detail pada Buku Besar Kas akan menghasilkan laporan:
a. Laporan Arus Kas (LAK),
b. Laporan Realisasi Anggaran, dan
c. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL)
Jurnal Standar pada Buku Besar Akrual terdiri dari;
1. Jurnal Standar Anggaran;
2. Jurnal Standar Komitmen;
3. Jurnal Saldo Awal;
4. Jurnal Standar Realisasi
5. Jurnal Standar Penyesuaian;
6. Jurnal Standar Pengembalian; dan
7. Jurnal Standar Penutup.
Sedangkan Jurnal Standar pada Buku Besar Kas terdiri atas:
1. Jurnal Standar Realisasi;
2. Jurnal Standar Pengembalian; dan
3. Jurnal Standar Penutup
Secara umum, Pemerintah Indonesia menerapkan basis akuntansi akrual karena basis
akrual memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
2. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban Pemerintah