Anda di halaman 1dari 44

Simulasi Penyusunan

Laporan Keuangan (SKPD)

Manajemen Keuangan Pemerintahan


KELOMPOK 10

041911333002 Haris Eko Prasetiyo


041911333006 M. Iqbal Himawan
041911333159 Syalfan Dzaky G.
041911333168 Ramadhan Ghea A. P
041911333189 Achmad Syaugi
041911333201 M. Rizki Noor
REFERENSI
AKUNTANSI SALDO
AWAL
LAPORAN KEUANGAN
Pencatatan Saldo Awal

Untuk mencatat saldo awal neraca ke dalam buku besar dilakukan dengan menjurnal
saldo-saldo yang relevan dengan basis akrual dengan jurnal neraca awal sebagai berikut:
Pencatatan DIPA

Dokumen anggaran pada satuan kerja biasa disebut dengan Dokumen pelaksanaan Anggaran
(DIPA/Petikan DIPA. Petikan DIPA merupakan dokumen anggaran yang dimiliki oleh satuan
kerja sebagai otorisasi kredit anggaran dan target penerimaan (bila ada). Sebelum tahun
anggaran dimulai biasanya DIPA sudah ditetapkan dan diterima Satuan kerja, dan mulai berlaku
efektif sejak tahun anggaran dimulai dan berlaku selama satu tahun anggaran. Dalam rangka
budgetary reporting (pelaporan anggaran) maka DIPA tersebut harus dilakukan pencatatan
sebagai alat kontrol realisasi anggaran.

DIPA dicatat pada saat tanggal diterbitkanya, Dalam hal diterbitkan sebelum awal tahun
anggaran dicatat sebagai transaksi awal tahun anggaran. Pencatatan DIPA dilakukan sebagai
berikut:
Pencatatan DIPA
ILUSTRASI AKUNTANSI
TRANSAKSI
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan

Akuntansi Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah. Seperti
diuraikan di atas bahwa penerimaan pendapatan dapat dilakukan melalui bendahara
penerimaan atau langsung disetor ke kas daerah. Apabila pendapatan lansung disetor ke kas
daerah, maka SKPD akan mengakui adanya realisasi pendapatan dan penurunan Utang kepada
BUD.Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain berupa surat tanda
setoran, nota kredit, danbukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.Akuntansi pendapatan
dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan

Akuntansi Belanja

Dalam manajemen anggaran, pada prinsipnya belanja baru dapat dibayarkan setelah
barang/jasa yang dibeli diterima Pemerintah. Pembayaran belanja dapat dilakukan
secara langsung (LS) atau melalui dana kas kecil yang diberikan kepada para bendahara
pengeluaran.

1. Pembayaran langsung

Pembayaran diberikan secara langsung kepada yang berhak jika jumlah, peruntukan, dan
penerimanya sudah pasti.Dokumen sumber untuk merekam pembayaran ini adalah Surat
Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan
2. Pembayaran melalui Dana Kas Kecil

Dana kas kecil digunakan pemerintah untuk membayar keperluan sehari-hari perkantoran. Pada
dasarnya pemerintah menggunakan sistem dana tetap. Dana kas kecil ini disebut Uang Persediaan
(UP). Pada saat uang persediaan diberikan kepada para Bendahara Pengeluaran belum membebani
belanja. Belanja baru diakui setelah pengeluaran tersebut dipertanggungjawabkan dan disahkan oleh
unit perbendaharaan, dalam hal ini Kuasa BUD, ditandai dengan terbitnya SPM GU atau SPM GU Nihil.

3. Penerimaan Kembali Belanja

Walaupun pembayaran belanja telah dilakukan secara hati-hati, namun kadang-kadang terjadi
kesalahan/kelebihan sehingga ada koreksi atau penerimaan kembali belanja di kemudian hari. Koreksi atas
pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadipada periode pengeluaran belanja
dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam Pendapatan lain-lain PAD
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan
Akuntansi Surplus/Defisit

Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Surplus/Defisit. Surplus/defisit diperoleh melalui jurnal penutup pendapatan dan
belanja. Perhitungan Surplus/defisit dilakukan di tingkat pemerintah daerah (BUD) melalui
jurnal penutup pada saat dilakukan proses penggabungan di BUD. Di SKPD tidak dilakukan
penandingan antara pendapatan dan belanja sehingga tidak ada surplus/defisit. Dalam
ilustrasi ini digunakan pendekatan penutupan akun secara berjenjang. Di SKPD, akun realisasi
anggaran ditutup ke akun alokasi anggaran dalam DPA SKPD.
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan
Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing)adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Transaksi
pembiayaan dapat berupa transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

Selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SILPA/SIKPA.SILPA/SIKPA diperoleh dari penutupan akun Surplus/Defisit dan Pembiayaan Neto pada
akhir tahun anggaran.
Penjurnalan dalam Akuntansi
Pemerintahan
Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berbentuk Barang

Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang/aset harus


dilaporkan dalam LRA dengan cara menaksir nilai aset tersebut pada tanggal
transaksi. Berhubung transaksi ini harus dicatat sebagai pendapatan dan belanja atau
pembiayaan, maka perlu dibuatkan dokumen anggaran sebagai pendapatan, belanja, atau
pembiayaan sebagai

dokumen pengesahan anggaran. Berdasarkan dokumen pengesahan inilah dibuat jurnal


untuk mencatat transaksi ini. Berhubung transaksi ini tidak melibatkan arus kas maka
transaksi ini tidak Contoh transaksi berwujud barangadalah hibah dalam wujud barang dan
barang rampasan
JURNAL PENYESUAIAN
Yang dilakukan untuk beban ATK dapat dijelaskan sebagai
berikut: Pembelian ATK selama tahun 2015 = Rp 2.500.000 Sisa
ATK di akhir tahun 2015 = Rp 150.000 Dari data tersebut, maka
diketahui bahwa ATK yang terpakai selama tahun 2015 adalah
sebesar Rp2.350.000. Maka :
Jurnal penyesuaian yang dilakukan untuk beban sewa dapat dijelaskan sebagai
berikut :

● Pencatatan beban sewa = Rp36.000.000 (dibayar di muka untuk 1 tahun ke depan


pada tanggal 1 Oktober 2015)
● Biaya sewa per bulan = Rp36.000.000 / 12 bulan = Rp3.000.000 per bulan
● Beban sewa yang terjadi selama tahun 2015 (1 Oktober – 31 Desember) = 3 bulan x
Rp3.000.000 = Rp9.000.000
● Maka, beban sewa yang boleh diakui di tahun 2015 adalah Rp9.000.000, sehingga
jurnal penyesuaian dicatat dengan menjurnal sewa di bayar di muka sebesar
Rp27.000.000 Maka :
● Jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap kendaraan bermotor
(kendaraan dinas) yg umur manfaatnya selama 7 tahun. Disusutkan dengan
metode garis lurus (stright line method).
● Maka pada periode ini yg disesuaikan menjadi beban penyusutan adalah
sebesar nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi 7 tahun
(Rp250.000.000 – Rp40.000.000 = Rp210.000.000 : 7) sebesar
Rp30.000.000 untuk periode berjalan. Maka :
Jurnal penyesuaian untuk penyisihan piutang pajak untuk periode berjalan dengan
memperhatikan daftar umur piutang berdasarkan kualitas piutangnya disisihkan dari
prosentase piutang yang tidak tertagih sebagai berikut :

Dengan memperhatikan tabel tersebut maka penyisihan dari saldo piutang pada akhir
tahun adalah sebesar 0,5% x Rp50.000.000 = Rp250.000. Jurnalnya sbb :
Jurnal penyesuaian untuk penyusutan aset tetap gedung kantor yg umur manfaatnya
selama 50 tahun. Disusutkan dengan metode garis lurus (stright line method).

● Maka pada periode ini yg disesuaikan menjadi beban penyusutan adalah sebesar
nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi 50 tahun (Rp5.000.000.000 – 0 =
Rp5.000.000.000 : 50) sebesar Rp100.000.000 untuk peride berjalan.

Maka :
POSTING
BUKU BESAR AKRUAL
BUKU BESAR AKRUAL
BUKU BESAR AKRUAL
BUKU BESAR AKRUAL
BUKU BESAR KAS
BUKU BESAR KAS
NERACA PERCOBAAN
NERACA LAJUR
LAPORAN
KEUANGAN
Laporan keuangan SKPD terdiri dari:

a. laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports)

1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. laporan finansial.

1) Neraca,

2) Laporan Operasional (LO),

3) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).

c. Catatan atas Laporan Keuangan


Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi
Anggaran Laporan
Realisasi Anggaran (LRA)
merupakan laporan
pelaksanaan anggaran yang
menggambarkan
perbandingan antara
anggaran dengan
realisasinya dalam satu
periode pelaporan.
Pengguna laporan keuangan dapat
menggunakan Laporan Operasional untuk
Laporan Operasional (LO)
memperoleh informasi:

a. mengenai besarnya beban yang harus


ditanggung oleh entitas untuk menjalankan
pelayanan;

b. mengenai operasi keuangan secara


menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja entitas

c. yang berguna dalam memprediksi


pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan entitas dalam periode
mendatang

d. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit


operasional), dan peningkatan ekuitas (bila
surplus operasional).
Neraca

Sebuah neraca menggambarkan posisi


keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE)
menyajikan informasi
kenaikan atau
penurunan ekuitas
tahun pelaporan
dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan atas Laporan Keuangan setidaknya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro

c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target

d. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya

e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan

f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan

g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
PENUTUP
Jurnal penutup untuk menutup pendapatan-LRA dan
Belanja ke Surplus/Defisit di SKPD
Jurnal penutup untuk menutup akun penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ke
pembiayaan neto di PPKD
Jurnal penutup untuk menutup Surplus/Defisit LRA dan
Pembiayaan Neto ke SiLPA
Jurnal penutup untuk menutup SiLPA ke Perubahan SAL
yang merupakan bagian dari Ekuitas
Jurnal penutup untuk menutup Perubahan SAL ke
Ekuitas
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai