Anda di halaman 1dari 2

Langkah – Langkah Menyusun Laporan Keuangan SKPD (Basis Akrual)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA), merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh SKPD. Laporan ini
menggambarkan perbandingan antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode
pelaporan. LRA bertujuan untuk memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran SKPD
secara tersanding dan menunjukkan tingkat ketercapatian target-target yang telah disepakati
antara legislatif dengan eksekutif sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam upaya menyelesaikan LRA, langkah yang harus dilakukan adalah dengan memastikan
seluruh jurnal transaksi baik pendapatan maupun belanja telah selesai diposting seluruhnya.
Seluruh jurnal dimaksud di antaranya adalah jurnal biasa, jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian.
Dalam Simda Keuangan BPKP, untuk memeriksa jurnal transaksi yang belum diposting
terdapat pada menu Data Entry -> SKPD -> Pembukuan -> Posting Data.
Setelah dibuka, akan tertampil seluruh jurnal-jurnal yang belum diposting. Jurnal yang belum
terposting tersebut belum akan menambah Realisasi dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Sehingga untuk mendapatkan LRA yang benar, perlu diposting seluruhnya.
Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan SKPD mengenai aset,
kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Saldo Neraca. Perlu dipastikan bahwa Saldo Awal Tahun N sama dengan Saldo Akhir Tahun N-
1. Sebagia contoh, apabila pemerintah menggunakan SIMDA Keuangan, perlu dipastikan
bahwa Saldo Neraca Tahun 2018 pada Aplikasi Simda 2019 sama persis dengan Saldo Neraca
Tahun 2018 pada Aplikasi Simda 2018.
Kas. Akun Kas umumnya terdiri dari Kas Di Bendahara Pengeluaran dan Kas Di Bendahara
Penerimaan. Sesuai dengan ketentuan, saldo kas milik SKPD diwajibkan 0 (nol), sehingga pada
31 Desember setiap periode tahun anggaran, sisa kas baik tunai maupun kas pada rekening
koran harus disetorkan kembali (STS) ke Kas Daerah.

Beban Dibayar Di Muka dan Utang Beban. Beban dibayar di muka adalah hal-hal yang telah
lunas dibayarkan namun belum dapat diambil manfaatnya. Sementara utang beban adalah hal-
hal yang telah dirasakan manfaatnya namun belum dibayarkan. Contoh beban dibayar di muka
adalah kontrak sewa gedung kantor yang lewat tahun, dan contoh utang beban adalah
pembayaran rekening listrik dan air. Pengukuran beban dibayar di muka (contoh sewa gedung
kantor lewat tahun) adalah dengan proporsional jumlah bulan tahun berikutnya dibandingkan
dengan seluruh bulan dalam kontrak dikalikan dengan nilai kontrak
Aset Tetap. Dalam mempersiapkan Akun Aset Tetap, perlu kerja sama yang baik antara
Keuangan dan Pengurus Barang Pengguna. Karena dalam akun tersebut perlu langkah khusus
yakni Rekonsiliasi antara Realisasi Belanja (Keuangan) dan Keberadaan Fisik Barang / Biaya-
Biaya Penunjang. Salah satu contoh masalah dalam Aset Tetap, Peralatan dan Mesin misalnya,
sehingga membutuhkan rekonsiliasi (mencocokkan antara data keuangan dan data pengurus
barang) adalah nilai kapitalisasi yang menambah nilai aset. Berdasarkan Buletin Teknis tentang
Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual, Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan
atau nilai wajar pada saat aset tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin
menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan
mesin tersebut sampai siap pakai. Dari sisi Keuangan, penambah nilai Aset Tetap hanyalah
Rekening Belanja Modal, sementara unsur penunjang biasa hanya dianggarkan melalui barang
dan jasa. Sehingga terdapat selisih antara Nilai Aset Berdasarkan Data Keuangan, dan Nilai
Aset Berdasarkan Data Pengurus Barang.

Persediaan. Akun Persediaan juga membutuhkan Rekonsiliasi antara Data Keuangan dan Data
Pengurus Barang. Dalam konteks persediaan, salah satu hal yang menjadi krusial untuk
dilakukan rekonsiliasi adalah kondisi sisa persediaan barang pada akhir periode. Akuntansi
Pemerintahan mengenal 2 (dua) pendekatan dalam membukukan Persediaan. Yaitu
Pendekatan Beban dan Pendekatan Belanja. Pendekatan Beban artinya setiap Belanja
Persediaan yang dikeluarkan akan otomatis dianggap menjadi beban (telah dipakai).
Pendekatan Belanja artinya setiap Belanja Persediaan yang dikeluarkan akan dianggap
sebagai stok barang. Namun dalam kedua pendekatan tersebut, seluruhnya membutuhkan data
sisa barang pada akhir tahun. Data yang dibutuhkan adalah dalam bentuk Berita Acara Stok
Opname, Laporan Saldo Persediaan, Laporan Mutasi Barang dan kelengkapan lain. Sisa
barang di akhir tahun akan dijurnal sehingga muncul sebagai penambah nilai aset lancar pada
Neraca.
Akumulasi Penyusutan. Salah satu isu baru dalam akuntansi basis akrual adalah adanya
penyusutan dan akumulasi penyusutan. Penyusutan dan akumulasi penyusutan ada untuk
menunjukkan pengurangan nilai ekonomis suatu aset tetap setelah digunakan sehari-hari.
Akumulasi penyusutan akan menjadi pengurang nilai buku atas nilai aset tetap dalam Neraca.
Sumber data penyusutan dan akumulasi penyusutan juga bersumber dari Pengurus Barang
Laporan Operasional (LO), merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), adalah penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca. CaLK juga mencakup informasi tentang kebijakan
akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan
dianjutkan untuk diungkap di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan untuk menghasilkan
Laporan Keuangan secara wajar. Dalam langkah-langkah menyusun laporan keuangan,
penyusunan CaLK tentu tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat CaLK berisi
penjelasan-penjelasan pada pos-pos laporan keuangan.
Prosedur Analitis (PA) atas Laporan Keuangan. Sejatinya, sebelum finalisasi Laporan
Keuangan dan Penyusunan CaLK, perlu adanya Prosedur Analitis atas setiap Akun dalam
Laporan Keuangan. Prosedur Analitis dimaksudkan untuk menguji kebenaran hubungan antar
laporan, karena masing-masing akun dan laporan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang
lain. Untuk pembahasan ini akan Saya bahas dalam artikel yang lain.

Anda mungkin juga menyukai