Anda di halaman 1dari 6

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (PK BLU)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam rangka pengusulan satuan kerja (satker) instansi pemerintah untuk menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU), satker tersebut harus memenuhi tiga
persyaratan, yaitu persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
Salah satu dokumen dalam persyaratan administratif adalah laporan keuangan pokok.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 119/PMK.05/2007
tentang Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, satker
yang mengusulkan menerapkan PK BLU diwajibkan menyusun laporan keuangan pokok tahun
terakhir.
Laporan keuangan pokok tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), neraca; dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional
keuangan, arus kas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Satuan kerja yang mengajukan pengusulan untuk menerapkan PK BLU dapat menyusun laporan
keuangan berdasarkan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), atau standar akuntansi yang lain.

1.Laporan Keuangan untuk Satker yang Telah Terbentuk


Satker yang sebelumnya telah memiliki DIPA sendiri, pada saat pengajuan pengusulan untuk
menerapkan PK BLU menyusun laporan keuangan berdasarkan SAP yang dihasilkan dari Sistem
Akuntansi Instansi (SAI), yaitu berupa LRA, Neraca, dan CaLK.
Untuk satker yang menerapkan standar akuntansi selain SAP, maka laporan keuangan disusun
berdasarkan standar akuntansi yang digunakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2.Laporan Keuangan untuk Satker yang Baru Terbentuk


Dalam hal satker yang akan mengusulkan menerapkan PK BLU merupakan satker yang baru
terbentuk dan belum beroperasi sebelumnya, maka laporan keuangan pokok dapat berupa
prognosa laporan keuangan tahun berjalan atau tahun berikutnya. Prognosa merupakan jumlah
yang diperkirakan akan dicapai pada akhir periode pelaporan keuangan. Prognosa laporan
keuangan tersebut dapat disusun berdasarkan SAP ataupun SAK. Apabila prognosa laporan
keuangan disusun berdasarkan SAK, maka prognosa laporan keuangan terdiri dari laporan
operasional, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

B.Ruang Lingkup
Modul ini mendeskripsikan laporan keuangan pokok yang diperlukan guna memenuhi salah satu
persyaratan administratif, yaitu laporan keuangan pokok yang disajikan berdasarkan SAP dan
SAK. Modul ini terdiri dari:
Bab I Pendahuluan;
Bab II Laporan Keuangan Berdasarkan SAP;
Bab III Laporan Keuangan Berdasarkan SAK; dan
Bab IV Analisis Laporan Keuangan dan Hubungan Antar Laporan Keuangan.
BAB II LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAP

Komponen laporan keuangan berdasarkan SAP mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No.
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga.
Laporan keuangan berdasarkan SAP sekurang-kurangnya terdiri atas Ringkasan Eksekutif, LRA,
Neraca, dan CaLK.

A.Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif berisi ringkasan nilai-nilai dan penyajiannya yang tertera pada LRA,
Neraca, dan CaLK.

B.Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh satker dalam satu periode pelaporan. LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang kurangnya unsur-unsur pendapatan, belanja,
transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran. LRA
merupakan laporan yang dihasilkan dari Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA).
LRA ini harus ditandatangani oleh Kepala Satker.

C.Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu. Aset diklasifikasikan dalam aset lancar dan nonlancar. Sedangkan
kewajiban diklasifikasikan dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.
Neraca merupakan laporan yang dihasilkan dari SAKPA. Neraca ini harus ditandatangani oleh
Kepala Satker.

D.Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam LRA dan Neraca. CaLK juga menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
SAP serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. CaLK
disajikan secara sistematis dan setiap informasi dalam laporan keuangan harus memiliki referensi
silang (cross refference) dengan informasi dalam CaLK.
BAB III LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK

Komponen laporan keuangan berdasarkan SAK mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Laporan keuangan
berdasarkan SAK sekurang-kurangnya terdiri atas Pernyataan Tanggung Jawab, Ringkasan
Eksekutif, LO, Neraca, LAK, dan CaLK.

A.Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif berisi ringkasan nilai-nilai dan penyajiannya yang tertera pada Laporan
Operasional, Neraca, LAK, dan CaLK.

B.Laporan Operasional/Laporan Aktivitas


Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi satker mengenai sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh satker. Laporan operasional antara lain
dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus defisit.
Laporan operasional terdiri dari pendapatan, biaya, keuntungan/kerugian, dan pos-pos luar biasa.

C.Neraca
Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan meliputi aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama
dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu
para pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan satker dalam memberikan jasa
layanan secara berkelanjutan, likuiditas dan solvabilitas, serta kebutuhan pendanaan eksternal.

D.Laporan Arus Kas (LAK)


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan
untuk menilai kemampuan satker dalam menghasilkan kas dan setara kas, sumber dana satker,
penggunaan dana satker, prediksi dan kemampuan satker untuk memperoleh sumber dana serta
penggunaannya untuk masa yang akan datang.

E.Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan analisis atas
informasi yang ada pada Laporan Operasional, Neraca, LAK, dan informasi tambahan lainnya
sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan satker.
CaLK disajikan secara sistematis dan setiap informasi dalam Laporan Operasional, Neraca, dan
LAK harus memiliki referensi silang (cross refference) dengan informasi dalam CaLK.
BAB IV Analisis Laporan Keuangan dan Hubungan Antar Laporan Keuangan

A. Analisis Laporan Keuangan


Kinerja keuangan suatu satker sangat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) seperti masyarakat, pemerintah, kreditor, supplier, dan manajemen sendiri.
Laporan keuangan berupa neraca dan laporan operasional apabila dianalisis dengan baik akan
memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai kinerja yang dicapai oleh satker selama
kurun waktu tertentu. Melakukan analisis hubungan dari berbagai pos dalam laporan keuangan
merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu
entitas.

Terdapat dua metode analisis yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, yaitu
analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan melakukan
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui
perkembangannya.

Analisis vertikal dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya
pada suatu periode. Analisis ini juga disebut analisis statis karena kesimpulan yang diperoleh
hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.

B. Hubungan Antar Laporan Keuangan


Satker yang telah menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar dapat dilihat dari
hubungan yang logis antar laporan keuangan. Hubungan antar laporan keuangan dapat diketahui
dari keterkaitan antara unsur-unsur pada laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai