Anda di halaman 1dari 42

DTSD II PAJAK

OLEH ;
HASANUDDIN TATANG
Bea meterai adalah pajak
Ciri-ciri pajak Ciri-ciri Bea Meterai
peralihan kekayaan dari penjualan benda meterai &
orang/badan ke Pemerintah pembayaran masuk ke kas negara

berdasarkan ketentuan undang- berdasarkan ketentuan undang-


undang undang

Kontraprestasi tidak langsung Pembayar BM tidak mendpt


kontraprestasi langsung
dipungut oleh negara dipungut oleh pemerintah pusat
untuk pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran pemerintah
dan investasi publik. dan investasi publik
alat untuk mencapai tujuan
tertentu
dipungut secara langsung atau
tidak langsung
DASAR HUKUM BEA METERAI
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1985 ( Lembaran Negara RI Tahun 1985
Nomor 69 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3313
MERUPAKAN

HUKUM HUKUM
MATERIAL FORMAL

Pasal 3 : Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan
besarnya batas pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Meterai, dapat ditiadakan,
diturunkan, dinaikkan setinggi-tingginya enam kali atas dokumen-dokumen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
Pengertian Dokumen
Pasal 1 ayat (2) UU Bea Meterai
kertas yang berisikan tulisan yag mengandung arti dan maksud tentang perbuatan,
keadaan, atau kenyataan bagi seseorang dan atau pihak-pihak yang berkepentingan.

SURAT

SURAT DI BAWAH SURAT AUTENTIK


TANGAN

SURAT BIASA AKTA DI BAWAH AKTA AUTENTIK SURAT DINAS


TANGAN

AKTA AUTENTIK AKTA AUTENTIK


MENURUT HUKUM MENURUT HUKUM
PUBLIK PERDATA
Objek Bea Meterai
Pasal 2
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
termasuk rangkapannya.
d. Surat yang memuat jumlah Uang, yaitu;
 Yang menyebutkan penerimaan uang;
 Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam
rekening di bank;
 Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank; dan
 Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.
e.Surat berharga seperti wesel, promes, aksep , dan cek.
f. Efek dalam nama dan bentuk apapun
Bukan Objek Bea meterai
Pasal 4 : tidak dikenakan bea meterai atas dokumen, a.l. :
a. dokumen yang berupa : (1)surat penyimpanan barang; (2)
Konosemen; (3) surat angkutan penumpang dan barang; (4)
keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen
sebagaimana dimaksud dalam angka (1), (2), dan (3); (5) bukti
untuk pengiriman dan penerimaan barang; (6) surat
pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
(7) surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-
surat sebagaimana dimaksud dalam angka 1)- 6).
b. segala bentuk Ijazah;
c. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan,
dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan
hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk
mendapatkan pembayaran itu;
d. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara,
Kas Pemerintah daerah, dan bank;
Bukan Objek Bea meterai...

e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk


penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu
dari Kas Negara, Kas Pemerintahan Daerah dan bank;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan
intern organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran
uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi,
dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang
tersebut;
h. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
Pegadaian;
i. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek,
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Subjek Bea Meterai
Pasal 6 UU BM : Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima atau
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-
pihak yang bersangkutan menentukan lain.
a. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea
Meterai terhutang oleh penerima kuitansi.
b. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih,
misalnya surat perjanjian di bawah tangan, maka masing-
masing pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang
diterimanya.
c. Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea
Meterai yang terhutang baik atas asli sahih yang disimpan
oleh Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan
pihak-pihak yang bersangkutan terhutang oleh pihak-
pihak yang mendapat manfaat dari dokumen tersebut
Saat Terutang Bea Meterai
Pasal 5 UU Bea Meterai :
a. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat
dokumen itu diserahkan;
b. Dokumen yang dibuat oleh lebih dari salah satu pihak,
adalah pada saat selesainya dokumen dibuat, yang
ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang
bersangkutan.
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat
digunakan di Indonesia.
 
TARIF Bea Meterai

JENIS DOKUMEN JML NOMINAL

o
• Surat yang
dokumen yang
memuat jumlah
merupakan surat
Uang
yang dibuat dengan
• Efek
tujuan untuk
digunakan sebagai Rp
barang bukti di 3.000,00/6.000,
pengadilan 00
Rp 6.000,00
o
Cek dan bilyet
giro
Pelunasan Bea Meterai
Pelunasan Bea Meterai

PELUNASAN

BENDA
BENDA PEMETERAIAN
PEMETERAIAN
CARA
CARA LAIN
LAIN
METERAI
METERAI KEMUDIAN
KEMUDIAN

KERTAS
KERTAS MESIN
MESIN TEKNOLOGI
TEKNOLOGI SISTEM
METERAI
METERAI SISTEM
METERAI
METERAI TEMPEL TERA
TERA PERCETAKAN
PERCETAKAN KOMPUTER
KOMPUTER
TEMPEL
Benda Meterai yang berlaku sekarang
 Meterai Tempel desain tahun 2005 (PMK Nomor
15/PMK.03/2005, berlaku sejak 1 April 2005.

 Kertas Meterai desain 2002 (KMK Nomor 323/KMK.


03/2002, berlaku sejak 3 Juli 2003)
PENGADAAN dan PENGELOLAAN
BENDA METERAI
PP Nomor 28 Tahun 1986 tentang
Pengadaan, Pengelolaan, dan Penjualan Benda Meterai :

DEP
KEU
POS &
PERU
TATA CARA GIRO
RI
DAN
PERSYARAT PENGELOLA
AN PENCE- PENCETAK AN DAN
TAKAN AN PENJUALAN
Pemeteraian Dengan CARA LAIN
Kepmenkeu Nomor 133b/KMK.04/2000 tanggal 28 April 2000 :
Pemeteraian dengan cara lain adalah pelunasan bea meterai dengan
membubuhkan tanda bea meterai lunas dengan :

1. mesin teraan meterai;

2. teknologi percetakan;

3. sistem komputerisasi

dengan ketentuan ...


Pemeteraian Dengan CARA LAIN (lanjutan ...)

harus mendapat ijin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak.


hasil pencetakan tanda Bea Meterai Lunas harus dilaporkan
kepada Direktur Jenderal Pajak;
Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan menggunakan
teknologi percetakan dilaksanakan oleh Perum Peruri
dan/atau perusahaan sekuriti yang mendapat ijin dari Badan
Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) yang di
tunjuk oleh Bank Indonesia.
Bea Meterai yang telah dibayar atas tanda Bea Meterai
Lunas yang tercetak pada dokumen yang tidak terutang Bea
Meterai ataupun yang belum digunakan untuk mencetak tanda
Bea Meterai Lunas, dapat dialihkan untuk penggunaan
berikutnya.
Pemeteraian Dengan CARA LAIN (lanjutan ...)

Penerbit dokumen dengan tanda Bea Meterai Lunas yang Bea


Meterainya tidak atau kurang dilunasi harus melunasi Bea
Meterai yang terutang berikut dendanya 200 % (dua ratus
persen).
Bea Meterai kurang bayar atas cek, bilyet giro, dan efek
yang tanda Bea Meterai Lunasnya dibubuhkan sebelum 1 Mei
2000 harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan
Meterai atau dengan menggunakan meterai tempel
Tata Cara Pelunasan dengan Membubuhkan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai (manual)

Memenuhi ketentuan Kepmenkeu Nomor 133b/KMK.04/2000


tanggal 28 April 2000
jumlah rata-rata setiap hari minimal sebanyak 50 dokumen.
mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak setempat
melakukan penyetoran Bea Meterai di muka minimal sebesar
Rp 15.000.000,-
Ijin penggunaan berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkan, dan dapat diperpanjang.
Bea meterai yang belum dipergunakan karena mesin teraan
meterai rusak atau tidak dipergunakan lagi, dapat dialihkan
untuk pengisian deposit mesin teraan meterai lain, teknologi
percetakan, atau sistem komputerisasi.
Menyampaikan laporan penggunaan mesin teraan kepada KPP.
Tata Cara Pelunasan dengan Membubuhkan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai (digital)

Hal –hal yang berlaku pada pembubuhan dengan mesin teraan


manual berlaku pula untuk mesin teraan digital, kecuali untuk hal-
hal berikut:
Aplikasi Kode Deposit;
Aplikasi e- meterai
setelah membayar deposit, WP akan memperoleh Kode Deposit
paling lambat 3 (tiga) hari kerja.
izin penggunaan berlaku selama 4 (empat) tahun sejak tanggal
ditetapkan, dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
Mesin Teraan Meterai Manual, dinyatakan masih berlaku
sampai dengan tanggal 28 April 2010
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea
Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan.
Keputusan Dirjen Pajak No.: Kep - 122c/Pj./2000 tgl. 1 Mei 2000. :
Untuk dokumen berbentuk cek, bilyet giro, dan efek dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Deposit sebesar jumlah dokumen yang harus dilunasi BMnya.
Ijin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak.
Perum Peruri dan persh. sekuriti yang melakukan pembubuhan, harus
menyampaikan laporan bulanan kepada Dirjen Pajak paling lambat tanggal 10
setiap bulan.
Bea meterai kurang bayar yang dibubuhkan sebelum tanggal 1 Mei 2000
harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan meterai atau dengan
menggunakan meterai tempel.
Bea Meterai kurang bayar yang dibubuhkan sejak tanggal 1 Mei 2000 harus
dilunasi dengan menggunakan mesin teraan meterai atau meterai tempel +
denda administrasi sebesar 200% .
Bea Meterai telah dibayar yang belum dipergunakan dapat dialihkan untuk
pengisian deposit mesin teraan lain/teknologi percetakan /sistem komputerisasi.
Lanjutan ...
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea
Meterai Lunas Dengan Teknologi Percetakan.
Penerbit dokumen yang akan melakukan pengalihan, harus mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Dirjen Pajak dengan mencantumkan alasan dan jumlah Bea
Meterai yang akan dialihkan.
Penerbitan dokumen tanpa ijin tertulis Direktur Jenderal Pajak dikenakan sanksi
pidana.
Penyampaian laporan bulanan kepada Dirjen Pajak yang melewati batas waktu
dikenakan sanksi pencabutan ijin penunjukan sebagai pelaksana pembubuhan
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi
Keputusan Dirjen Pajak No.: Kep - 122d/PJ./2000 Tgal 1 Mei 2000

Dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 1 huruf d PP No. 24


Tahun 2000 dengan jumlah rata-rata pemeteraian setiap hari
minimal 100 dokumen.
Penerbit dokumen harus mengajukan permohonan ijin
tertulis kepada Dirjen. Pajak
Penerbit dokumen harus melakukan pembayaran Bea
Meterai di muka minimal sebesar perkiraan jumlah dokumen
yang harus dilunasi setiap bulan.
Penerbit dokumen harus menyampaikan laporan bulanan
tentang realisasi penggunaan dan saldo paling lambat tgl 15
setiap bulan.
Ijin pelunasan berlaku selama saldo Bea Meterai yang telah
dibayar pada saat mengajukan ijin masih mencukupi
kebutuhan pemeteraian 1 (satu) bulan berikutnya.
Lanjutan ...
Tata Cara Pelunasan Dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas dengan Sistem Komputerisasi

Apabila saldo kurang dari estimasi kebutuhan satu bulan, Penerbit


dokumen harus mengajukan permohonan ijin baru dengan terlebih
dahulu membayar deposit minimal sebesar kekurangan yang harus
dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan 1 (satu) bulan.
Bea Meterai yang belum dipergunakan karena sesuatu hal, dapat
dialihkan untuk pengisian deposit mesin teraan meterai, atau
teknologi percetakan.
Pelunasan tanpa ijin tertulis Dirjen Pajak dikenakan sanksi pidana.
Bea Meterai kurang bayar yang disebabkan oleh kelebihan
pemakaian dari deposit, dikenakan sanksi denda administrasi
sebesar 200 %.
Pembubuhan melewati masa berlakunya ijin yang diberikan,
dikenakan sanksi pencabutan ijin.
Penyampaian laporan yang melewati batas waktu yang telah
ditentukan dikenakan sanksi pencabutan ijin.
Akibat Apabila Ketentuan Cara Pelunasan Bea Meterai
Tidak Dipenuhi
Dalam hal pemenuhan dengan menggunakan benda bea meterai tidak
memenuhi ketentuan, maka dokumen yang bersangkutan dianggap tidak ber
meterai (Pasal 7 ayat (9) UU Bea Meterai). Hal ini berakibat akan dikenakan
sanksi berupa denda administrasi sebesar 200% dari bea meterai yang
tidak dibayar.
Dalam hal pemenuhan dengan menggunakan mesin teraan meterai atau cara
lainnya sebagaimana dimaksudkan dalm Pasal 7 ayat (2) huruf b UU Bea
Meterai dilakukan tanpa izin, maka berdasarkan Pasal 14, hal tersebut
merupakan kejahatan sehingga dapat diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya tujuh tahun.
Pengawasan
Pengelolaan dan Penjualan Benda Meter
SE DJP Nomor SE - 23/PJ.53/2003 tanggal 17 September 2003.

KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Kantor Pos


Pemeriksa wajib melaksanakan :
Mencocokan jumlah penjualan benda meterai yang tercantum
pada laporan yang disampaikan Kantor Pos Pemeriksa dengan
lembar ketiga SSP standar atau SSP khusus atas hasil
penjualan benda meterai dan meneliti MAP/kode jenis pajak
dan kode jenis setoran yang tercantum pada SSP tersebut.
Mencocokan bukti setor atas hasil penjualan benda meterai
yang dilaporkan oleh Kantor Pos Pemeriksa dengan lembar kedua
SSP standar atau SSP khusus dari KPKN;
Menatausahakan laporan penjualan benda meterai beserta
bukti setor atas hasil penjualan benda meterai dengan baik.
Lanjutan ... Pengawasan

KPP wajib menyampaikan surat teguran kepada Kantor Pos Pemeriksa


dalam hal:
Kantor Pos pemeriksa belum menyampaikan laporan bulanan penjualan
dan persediaan benda meterai sampai dengan batas waktu yang
ditentukan; dan atau

Kantor Pos pemeriksa tidak menyetorkan hasil penjualan benda


meterai setiap hari ke rekening giro atas nama kas negara c.q. Kepala
KPP
Lanjutan ... Pengawasan
Dalam rangka meneliti kebenaran laporan bulanan penjualan dan
persediaan benda meterai dan memantau persediaan benda meterai di
wilayah kerjanya, KPP bersama-sama dengan Kantor Pos Pemeriksa
wajib melakukan verifikasi atas penjualan dan pesediaan benda
meterai, dengan ketentuan :
Verifikasi dilakukan secara berkala setiap triwulan paling lambat 21 hari setelah
berakhirnya triwulan yang bersangkutan.
Hasil verifikasi dicantumkan dalam berita acara yang ditandatangani kedua belah
pihak dan dituangkan dalam laporan Verifikasi ...
Berita acara dimaksud disampaikan kepada Kepala Kanwil DJP dengan tembusan
kepada Manajemen Prangko dan Meterai PT Pos Indonesia dan Direktur PPN dan
PTLL paling lambat akhir bulan pada bulan dilakukannya verifikasi.
Kepala Kanwil DJP wajib mengawasi pelaksanaan verifikasi di wilayah kerjanya dan
wajib menyampaikan Laporan Triwulanan kepada Direktur PPN dan PTLL paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan diterimanya Laporan
Verifikasi
PEMETERAIAN KEMUDIAN
Pasal 10 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 :
Pemeteraian kemudian dilakukan atas:
a. Dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai namun
akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.
b. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
sebagaimana mestinya.
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di
Indonesia.
PEMETERAIAN KEMUDIAN (lanjutan ...)

Ketentuan Pelaksanaan
Pemeteraian kemudian
 
Kepmenkeu Nomor 476/Kmk.03/2002 tanggal 19 November 2002 :
Pemeteraian kemudian wajib dilakukan oleh pemegang dokumen
dengan menggunakan meterai Tempel atau SSP dan harus disahkan
oleh Pejabat Pos.
Lembar kesatu dan lembar ketiga SSP harus dilampiri dengan daftar
dokumen yang dimeteraikan kemudian
Pengesahan atas pemeteraian kemudian dapat dilakukan setelah pemegang
dokumen membayar denda 200 % dari Bea Meterai tidak atau kurang
dilunasi/terutang yang dilunasi dengan menggunakan SSP:
Besarnya Bea Meterai yang harus dilunasi dengan cara pemeteraian kemudian
adalah:
Atas dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai namun akan
digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan adalah sebesar
Bea Meterai yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
saat pemeteraian kemudian dilakukan.
Atas dokumen yang tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya
adalah sebesar Bea Meterai yang terutang;
Atas dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di
Indonesia adalah sebesar Bea Meterai yang terutang sesuai dengan
peraturan yang berlaku pada saat pemeteraian kemudian dilakukan
Sanksi-sanksi Bea Meterai
1. Sanksi Administratif (Pasal 8)
Denda 200% dari BM tidak atau kurang bayar
2. Sanksi Pidana (sesuai KUHP) :
 meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas meterai atau
meniru dan memalsukan tanda tangan pada meterai;
 sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau
memasukan ke Negara Indonesia meterai palsu, yang
dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak;
Sanksi-sanksi Bea Meterai ...
 sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan,
menyediakan untuk dijual atau dimasukan ke Negara Indonesia meterai
yang mereknya, capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda waktu
mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah meterai itu belum dipakai
dan atau menyuruh orang lain menggunakan dengan melawan hak.
 menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahuinya
digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan
memalsukan benda meterai.
• sengaja menggunakan cara lain (pasal 7 ayat (2) huruf b) tanpa izin
Menteri Keuangan, dipidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.
DALUWARSA BEA METERAI

Pasal 12 UU Bea Meterai


kewajiban pemenuhan bea meterai dan denda administrasi
yang terutang daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun,
terhitung sejak tanggal dokumen dibuat
Ketentuan khusus
Pasal 11 UU Bea Meterai
pejabat pemerintah, hakim, panitera, juru sita, notaris, dan pejabat
umum lainnya, masing-masing dalam tugas atau jabatannya tidak
dibenarkan untuk :
Menerima, mempertimbangkan, atau menyimpan dokumen yang bea
meterainya tidak atau kurang dibayar;
Melekatkan dokumen yang bea meterainya tidak atau kurang dibayar
sesuai dengan tarifnya pada dokumen yang lain yang berkaitan;
Membuat salinan, tembusan, rangkapan, atau petikan dari dokumen yang
bea meterainya tidak atau kurang dibayar; atau
Memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak atau
kurang dibayar sesuai dengan tarif bea meterainya.
Pelanggaran terhadap ketentuan di atas dikenakan sanksi
administratif sesuai dg peraturan perundang-undangan yg berlaku.
PENEGAKAN HUKUM BEA METERAI

Pemantauan Pelaksanaan Pengenaan Bea Meterai.


dalam rangka menjamin keamanan penerimaan negara
Melakukan pengamatan di tempat-tempat penjualan benda meterai untuk
memantau kemungkinan beredar­nya benda meterai palsu;
Secara cermat mengawasi penggunaan mesin teraan bea meterai;
Segera mengadakan penyuluhan terhadap pengusaha hotel, rumah makan,
pedagang (partai dan eceran), pabrikan, dan pengusaha lainnya yang membuat
nota, faktur yang juga berfungsi sebagai tanda terima uang
Memantau pemeteraian cek, bilyet giro, surat yang menyatakan pembukuan uang
dan penyimpanan uang dalam rekening di bank, serta surat yang berisi
pemberitahuan saldo rekening di bank..
PENEGAKAN HUKUM BEA METERAI ....

Pembentukan Tim Verifikasi Penjualan Benda


Meterai
Untuk memastikan bahwa penjualan dan pelaporan penjualan benda
meterai dilakukan secara benar
Tugas tim :
a. Melaksanakan penelitian, baik secara administrasi maupun fisik atas hasil
penjualan benda meterai dan persediaan benda meterai;
b. Melakukan pencatatan, penatausahaan, dan pelaporan yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pada huruf a; dan
c. Melaporkan hasil pelaksanaan verifikasi penjualan dan persediaan benda meterai
kepada Direktur Jenderal Pajak.

Direktur Jenderal Pajak membentuk tim verifikasi penjualan benda


meterai yang anggota-anggotanya terdiri dari unsur Direktorat Jenderal
Pajak dan PT Pos Indonesia (Persero).
.... PENEGAKAN HUKUM BEA METERAI

Pemberian Izin dan Pengawasan Penggunaan


Mesin Teraan Bea Meterai
dilakukan atas dasar pertimbangan kemudahan dan pemberian pelayanan
yang secepatya kepada para pemakai mesin teraan bea meterai..
 melakukan pendataan thd jumlah pemakai, jumlah mesin teraan, merek
mesin teraan, dan ketertiban pengiriman laporan pemakaian mesin teraan.
 mengefektifkan sarana administrasi pengawasan yang sudah ada untuk
menghindari penyimpangan yang mungkin terjadi dalam penggunaan
mesin teraan bea meterai.
.... PENEGAKAN HUKUM BEA METERAI

Beberapa langkah Pengawasan oleh fiskus :


 mengawasi kepatuhan para pemegang izin pemilik mesin teraan bea
meterai dalam memenuhi kewajiban menyampaikan laporan bulanan.
 Memantau batas waktu dua tahun/empat tahun hampir habis, atau angka
depositnya sudah mendekati angka pembilang akhir.
 Segera melakukan penyegelan dan pencabutan izin pemakaian apabila
izin tidak akan diperpanjang.
 Meminta menyetor kembali apabila deposit hampir habis sebelum jangka
waktu dua tahun berdasarkan laporan bulanannya .
 Memeriksa mesin teraan bea meterai yang dilaporkan rusak
 membuat berkas khusus bagi setiap pemilik / pemegang izin mesin teraan
bea meterai,
.... PENEGAKAN HUKUM BEA METERAI

Pemantauan Proses Penukaran Benda Meterai


Benda meterai selalu mengalami perubahan seiring dengan adanya
perubahan tarif bea meterai
untuk menghindari upaya pemalsuan
maupun karena alasan teknis
Selalu ada jangka waktu pemberlakuan benda meterai
benda meterai desain lama yang telah terlampaui masa berlakunya dapat
ditukarkan dengan benda meterai desain yang baru dengan nilai tukar yang
sama sampai jangka waktu tertentu.
Benda meterai yang telah terlampai masa penukarannya segera ditarik ke
gudang Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) di Bandung.
Beberapa Kasus Bea Meterai
Pengalihan Bea Meterai Lunas Atas Blanko Cek dan
Bilyet Giro Karena Perusahaan Mengganti Logo atau
Nama Perusahaan
Salah satu dampak dari perubahan logo adalah terkait
dengan penggunaan izin pelunasan bea meterai dengan
cara lain, apakah tetap dapat dipergunakan atau
tidak, mengingat salah satu iclentitas perusahaan
terse but, yaitu logo atau nama perusahaan telah
mengalami perubahan.
...Beberapa Kasus Bea Meterai
Pengalihan Bea Meterai Lunas atas Surat Kolektif
Saham
 Perubahan bentuk surat kolektif saham, antara lain disebabkan
oleh adanya perubahan peraturan yang ditetapkan oleh bursa
efek dan adanya perubahan modal dasar dari daftar pemegang
saham perseroan.
 Hal ini berakibat surat kolektif saham yang telah diterbitkan
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku/tidak dapat dipakai lagi.
Dalam kondisi demikian, bea meterai yang telah dilunasi pada
saat pencetakan surat saham yang lama dan ternyata belum
dibeli oleh pihak luar perusahaan dapat dialihkan pada
pencetakan bilyet giro yang baru milik perusahaan yang
menerbitkan saham dimaksud.
...Beberapa Kasus Bea Meterai
Bea Meterai atas Kartu Kredit
Tanda terima pembayaran tagihan (billing statement) kartu kredit
berfungsi sebagai bukti penerimaan uang dan sebagai dokumen yang
berbentuk surat yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya
atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.
Pelunasan bea meterainya dapat dilakukan dengan sistem
komputerisasi ataupun dengan menggunakan meterai temple.
Nilai dalam tagihan kartu kredit yang dipergunakan sebagai harga
nominal yang dikenakan bea meterai adalah nilai pembayaran yang
dilakukan oleh pemegang kartu kredit dalam satu periode.
Intensifikasi Bea Meterai
Upaya
Upaya intensifikasi
intensifikasi bea
bea meterai
meterai atas
atas dokumen
dokumen yang
yang menjadi
menjadi
objek
objek bea
bea meterai
meterai yang
yang dibuat
dibuat oleh
oleh institusi
institusi tertentu.
tertentu.
Menghimbau
Menghimbau kepada
kepada penerbit
penerbit dokumen
dokumen untuk
untuk segera
segera
mengenakan
mengenakan bea
bea meterai
meterai atas
atas dokumen
dokumen yang
yang diterbitkan;
diterbitkan;
Memberitahukan
Memberitahukan kepada
kepada penerbit
penerbit dokumen
dokumen bahwa
bahwa
pemenuhan
pemenuhan kewajiban
kewajiban bea
bea meterai
meterai atas
atas dokumen
dokumen yang
yang
diterbitkan
diterbitkan dapat
dapat dilakukan
dilakukan dengan
dengan cara
cara pembubuhan
pembubuhan tanda
tanda
bea
bea meterai
meterai lunas
lunas dengan
dengan sistem
sistem kamputerisasi;
kamputerisasi;
Bilamana
Bilamana dalam
dalam pemeriksaan
pemeriksaan pajak
pajak ditemukan
ditemukan dokumen
dokumen yang
yang
bea
bea meterainya
meterainya tidak
tidak atau
atau kurang
kurang dilunasi
dilunasi sebagaimana
sebagaimana
mestinya,
mestinya, atas
atas dokumen
dokumen tersebut
tersebut wajib
wajib dikenakan
dikenakan bea
bea
meterai
meterai dengan
dengan ditambah
ditambah denda
denda administrasi
administrasi sebesar
sebesar 200
200 %
%
dari
dari bea
bea meterai
meterai yang
yang tidak
tidak atau
atau kurang
kurang dibayar
dibayar dengan
dengan cara
cara
pemeteraian
pemeteraian kemudian
kemudian

Anda mungkin juga menyukai