Anda di halaman 1dari 39

BEA METERAI

Apa sih Bea Meterai itu?


DASAR HUKUM

UU NOMOR 10 TAHUN 2020


PMK-134/PMK.03/2021
Latar Belakang Perubahan UU BM
Pengesahan ini akan sangat bermanfaat sebagai
salah satu perangkat untuk mewujudkan perbaikan
kesejahteraan rakyat, peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas, perbaikan tata kelola
Bea Meterai.

Undang-Undang Bea Meterai yang baru ini akan


Menggantikan Undang-Undang Bea Meterai
Nomor 13 Tahun 1985 yang telah berlaku selama
35 tahun dan belum pernah mengalami
perubahan.

https://www.pajak.go.id/index.php/id/artikel/uu-bea-meterai-refleksi-keberpihakan-kepada-umkm
Tujuan
Memberikan kesetaraan antara
dokumen kertas dan elektronik;

Keberpihakan kepada masyarakat


luas dan pelaku UMKM dengan tarif
yang relatif rendah dan terjangkau,
serta kenaikan batas nominal nilai uang
dalam dokumen dari lebih dari Rp1 juta
menjadi lebih dari Rp5 juta;

Meningkatkan kesederhanaan dan


efektivitas melalui tarif tunggal dan
penerapan meterai elektronik.
Pengertian Dokumen

“ Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk


tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang dapat dipakai
sebagai alat bukti atau keterangan.
Pasal 1 Ayat (2) UU Bea Meterai

Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk tulisan tangan, cetakan,
atau elektronik,yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan.

Pasal 1 angka a PMK-134/PMK.03/2021


Objek Bea Meterai

Bea Meterai dikenakan atas:


Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk
menerangkan mengenai suatu kejadian yang
bersifat perdata; dan
Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti
di pengadilan
Pasal 3 Ayat 2 Objek Bea Meterai
Dokumen yang bersifat perdata sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1)
huruf a meliputi:
surat Perjanjian, surat keterangan/pernyataan, atau Dokumen lelang yang berupa
surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya; kutipan risalah lelang, minuta
risalah lelang, Salinan risalah
akta notaris beserta grosse, Salinan, dan kutipanya; lelang, dan grosse risalah lelang
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan
dan kutipannya;
surat berharga dengan nama dan bentuk apapun;

Dokumen transaksi surat berharga, termasuk


dokumen transaksi kontrak berjangka, dengan
nama dan bentuk apa pun;
Objek Bea Meterai

> 250 ribu > 5 juta


UU No 13 Tahun 1985 UU No Tahun 2020

Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nominal lebih dari


Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:
Menyebutkan penerimaan uang;
Berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan

Pasal 3 ayat (2) huruf g UU Bea Meterai 2020


Non-Objek Bea Meterai
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa: 1
Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang tanda terima pembayaran gaji,
uang tunggu, pensiun, uang
1. surat penyimpanan barang tunjangan, dan pembayaran
2. konosemen lainnya yang berkaitan dengan
3. surat angkutan penumpang dan barang hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan
4. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang pembayaran dimaksud
5. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan
pengirim;
6. surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat tanda bukti penerimaan uang negara
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan dari kas negara, kas pemerintah
angka 5 daerah, bank, dan Lembaga lainnya
yang ditunjuk oleh negara
segala bentuk ijazah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Non-Objek Bea Meterai 2
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa:
kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk Dokumen yang menyebutkan simpanan uang
penerimaan lainnya yang dapat dipersamakan atau surat berharga, pembayaran uang
dengan itu yang berasal dari kas negara, kas simpanan kepada penyimpan oleh bank,
pemerintahan daerah, bank, dan Lembaga koperasi, dan badan lainnya yang
lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan menyelenggarakan penyimpanan uang, atau
peraturan perundang-undangan; pengeluaran surat berharga oleh kustodian
kepada nasabah;
tanda penerimaan uang yang dibuat untuk
keperluan intern organisasi; tanda pembagian keuntungan, bunga, atau
imbal hasil dari surat berharga, dengan
surat gadai; nama dan dalam bentuk apa pun; dan
Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan
oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter.
Tarif Bea Meterai
METERAI
Dokumen sebagaimana dimaksud TEMPEL
dalam Pasal 3 dikenai Bea Meterai 9BF765GI497868965
dengan tarif tetap sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah)
Pasal 5 UU Bea Meterai 2020
10.000
sepuluh ribu rupiah

Tarif tersebut dapat diturunkan atau dinaikkan


dengan Peraturan Pemerintah setelah berkonsultasi
Berlaku mulai 1 Januari 2021
dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Saat Terutang Bea Meterai
Bea Meterai terutang pada saat:
Dokumen dibubuhi untuk tanda tangan
Surat Perjanjian berserta rangkapnya
Akte notaris beserta grosse, Salinan, dan kutipannya
Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta Salinan dan kutipannya

Dokumen selesai dibuat


Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun
Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi
kontrak berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun
Saat Terutang Bea Meterai
Dokumen diserahkan kepada pihak untuk siapa Dokumen tersebut
dibuat
Surat keterangan/pernyataan atau surat lainnya yang sejenis, beserta
rangkapnya
Dokumen lelang
Surat yang menyatakan jumlah uang

Dokumen diajukan ke Pengadilan, untuk dokumen yang digunakan


sebagai alat bukti di pengadilan
Dokumen digunakan di Indonesia, untuk dokumen perdata yang
dibuat di luar negeri
PIHAK

Yang Terutang
Dokumen yang dibuat sepihak, Bea Meterai terutang
oleh pihak yang menerima dokumen

Dokumen yang dibuat 2 (dua) pihak atau lebih, Bea


Meterai terutang oleh mashing-masing pihak atas
Dokumen yang diterimanya

PENGECUALIAN
Dokumen berupa surat berharga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, Bea
Meterai terutang oleh pihak yang menerbitkan
surat berharga
PIHAK

Pemungut
Pemungutan Bea Meterai yang terutang atas Dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dapat
dilakukan oleh pemungut Bea Meterai

Kewajiban Pemungut Bea Meterai:


Memungut Bea Meterai yang terutang atas dokumen
tertentu dari Pihak Yang Terutang
Menyetorkan Bea Meterai ke kas negara; dan
Melaporkan pemungutan dan penyetoran Bea Meterai ke
kantor DJP

* Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan pemungut Bea Meterai


diatur dalam Peraturan Menteri
PEMUNGUT BEA METERAI

 memfasilitasi penerbitan Dokumen tertentu yaitu surat berharga berupa cek dan bilyet
giro
 menerbitkan dan/atau memfasilitasi penerbitan Dokumen tertentu dengan jumlah lebih
dari 1000 dokumen dalam satu bulan:
❖ Dokumen transaksi surat berharga termasuk Dokumen transaksi kontrak berjangka, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun;
❖ surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya; dan
❖ Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari Rp5.000.000,00 (lima
juta rupiah), yang:
1. menyebutkan penerimaan uang; atau
2. berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan
➢ Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk menetapkan Wajib Pajak sebagai Pemungut Bea Meterai
dengan menerbitkan surat penetapan sebagai Pemungut Bea Meterai
PEMUNGUT BEA METERAI

 Pemungutan Bea Meterai dilakukan dengan membubuhkan Meterai Percetakan pada


Dokumen tertentu surat berharga berupa cek dan bilyet giro
 Pemungutan Bea Meterai dilakukan dengan membubuhkan Meterai Elektronik pada
Dokumen tertentu selain cek dan bilyet giro
 Penyetoran Bea Meterai atas Bea Meterai yang dipungut untuk setiap Masa Pajak
wajib dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir.
 Penyetoran dengan menggunakan:
1. formulir SSP, sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP, atau Kode Billing dengan
kode akun pajak 411611 (empat satu satu enam satu satu) dan kode jenis setoran: 900 untuk
Meterai Percetakan dan 901 untuk meterai elektronik yang tidak mungkin dilakukan
2. formulir SSP, sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP, atau Kode Billing dengan
kode akun pajak 411611 (empat satu satu enam satu satu) dan kode jenis setoran:
SPT PEMUNGUT BEA METERAI

 Pelaporan dilakukan dengan menyampaikan SPT Masa Bea Meterai ke kantor


Direktorat Jenderal Pajak paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.
 SPT Masa Bea Meterai dan disampaikan melalui aplikasi atau sistem yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
 Atas penyampaian SPT Masa Bea Meterai diberikan bukti penerimaan elektronik.
 Dalam hal pada suatu Masa Pajak:
1. tidak terdapat Dokumen yang wajib dipungut Bea Meterai, pelaporan tetap dilakukan;
dan
2. pembubuhan Meterai Elektronik tidak memungkinkan untuk dilakukan, SPT Masa Bea
Meterai dilampiri dengan daftar Dokumen
PEMBAYARAN BEA METERAI

Meterai
SSP
Meterai :
a.Meterai Tempel
b. Meterai Bentuk Lain
c.Meterai Elektornik
Meterai
Tempel
Ciri-ciri umum meterai tempel adalah:
gambar lambang negara Garuda Pancasila

frasa “Meterai Tempel”

angka yang menunjukkan nilai nominal

Selain memiliki ciri umum, meterai tempel juga memiliki


ciri khusus sebagai unsur pengaman pada desain, bahan,
dan teknik cetak.
Ketentuan Meterai Tempel

1. Pembayaran Bea Meterai dengan menggunakan Meterai tempel dilakukan


dengan membubuhkan Meterai yang sah dan berlaku serta belum pernah
dipakai untuk pembayaran Bea Meterai atas suatu Dokumen, dengan cara
menempelkan pada Dokumen yang terutang Bea Meterai.
2. Pembubuhan Meterai tempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
❑ direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di tempat Tanda
Tangan akan dibubuhkan; dan
❑ dibubuhkan Tanda Tangan sebagian di atas kertas dan
sebagian di atas Meterai tempel disertai dengan
pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya
penandatanganan.
METERAI ELEKTRONIK

 Pembayaran Bea Meterai dengan menggunakan Meterai Elektronik


dilakukan dengan membubuhkan Meterai Elektronik melalui Sistem Meterai
Elektronik pada Dokumen yang terutang Bea Meterai.
 Kode unik berupa 22 (dua puluh dua) digit nomor seri Meterai Elektronik
yang dihasilkan oleh Sistem Meterai Elektronik.
24

Meterai dalam Bentuk Lain

Meterai Teraan Meterai Komputerisasi Meterai Percetakan*

Syarat telah memperoleh izin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak


Cara
mesin teraan meterai digital sistem komputerisasi teknologi percetakan
Pembubuhan
Ketentuan Jika Dokumen terdiri atas dua lembar atau lebih, maka
Pembubuhan tidak diatur
dibubuhkan pada lembar pertama Dokumen
Unsur dalam • logo Kementerian Keuangan • tulisan “BEA METERAI LUNAS” • tulisan “METERAI PERCETAKAN”
• tulisan “Direktorat Jenderal Pajak” • angka yang menunjukkan tarif • logo Kementerian Keuangan
meterai • logo dan/atau tulisan nama Pembuat Meterai Bea Meterai. • angka yang menunjukkan tarif
• tulisan “METERAI TERAAN” Ada Deposit Bea Meterai
• angka yang menunjukkan tarif Bea Meterai • nama Pembuat Meterai
• tanggal, bulan, dan tahun pembubuhan Pemungut Bea Meterai Tanpa
• nomor mesin Deposit
• kode unik
Ada Deposit

* Dokumen yang dibubuhi Meterai Percetakan berupa cek dan bilyet giro

www.pajak.go.id
25

Surat Setoran Pajak (SSP)


SSP hanya digunakan untuk
pembayaran Bea Meterai:
▪ dokumen yang dilakukan Pemeteraian Menyetorkan Bea Meterai yang
a Kemudian dengan jumlah lebih dari b terutang ke kas negara
50 Dokumen ▪ menggunakan formulir SSP/Kode Billing
▪ tidak memungkinkan menggunakan • kode akun pajak 411611
Meterai tempel karena tidak tersedia/ • kode jenis setoran 100
tidak dapat digunakan
▪ Pemeteraian Elektronik Tidak Mungkin
dilakukan karerna terjadi kegagalan
sistem

Membuat daftar Dokumen jika Melekatkan SSP yang telah ber-NTPN


c terdapat dua atau lebih Dokumen d dan Dokumen yang terutang Bea
Meterai/daftar Dokumen

dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak saat terutang Bea Meterai

www.pajak.go.id
26

Penentuan Keabsahan Meterai


Meterai tempel
✓ menggunakan Meterai yang sah dan berlaku serta
belum pernah dipakai; dan
✓ memenuhi ketentuan pembubuhan Meterai tempel

Meterai Elektronik
✓ Pembubuhan Meterai melalui system elektronik
✓ Meterai Elektronik yang dibubuhkan pada Dokumen memiliki
kode unik dan keterangan tertentu
Meterai dalam bentuk lain
✓ pembubuhan Meterai Dalam Bentuk Lain dilakukan oleh Pembuat Meterai
✓ Deposit mencukupi untuk melakukan pembubuhan Meterai Teraan atau Meterai Komputerisasi, atau
pembubuhan Meterai Percetakan dilakukan berdasarkan permintaan Pemungut Bea Meterai
✓ Meterai Dalam Bentuk Lain yang dibubuhkan pada Dokumen memenuhi ketentuan
Jika tidak memenuhi maka Pembayaran Bea Meterai tidak sah
dan Dokumen dianggap tidak dibubuhi Meterai
www.pajak.go.id
27

Permintaan penentuan keabsahan

❑ Jika diperlukan pihak yang terutang atau


pihak lain dapat mengajukan permintaan
penentuan keabsahan

✓ Harus dilampiri dengan Meterai yang


dimintakan penentuan keabsahannya

DJP menentukan keabsahan dengan cara :


▪ melakukan penelitian
▪ meminta keterangan atau penjelasan dari pihak
yang melaksanakan pencetakan Meterai tempel

www.pajak.go.id
28

Pemeteraian Kemudian
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang Cara Pembayaran
dibayar sebagaimana mestinya ❑ Bea Meterai yang terutang:
▪ Meterai tempel; atau
terutang sejak terutang sebelum
1 Januari 2021 1 Januari 2021 ▪ SSP
• kode akun pajak 411611
Bea Meterai yang terutang • kode jenis setoran 100
+
sanksi administratif ❑ Sanksi administratif:
▪ SSP
100% 200% • kode akun pajak 411611
• kode jenis setoran 512

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti


di pengadilan

Bea Meterai yang terutang sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat
Pemeteraian Kemudian

www.pajak.go.id
29

Pengesahan Pemeteraian Kemudian

Pemeteraian Kemudian disahkan oleh


• Pejabat Pos (hanya untuk Meterai Tempel); atau
• Pejabat Pengawas

Pejabat tersebut memastikan


✓ Meterai tempel yang digunakan sah dan berlaku serta belum pernah dipakai
✓ Meterai Elektronik yang digunakan untuk membayar Bea Meterai yang
terutang dibubuhkan melalui Sistem Meterai Elektronik;
✓ Kebenaran SSP yang telah mendapatkan NTPN dengan melakukan konfirmasi
pada saluran tertentu yang disediakan oleh Direktur Jenderal Pajak;
✓ Kesesuaian nilai pembayaran dalam SSP yang telah mendapatkan NTPN dengan
jumlah Bea Meterai yang wajib dibayar melalui Pemeteraian Kemudian
✓ Kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran

www.pajak.go.id
PEMBUBUHAN CAP PEMETERAIN KEMUDIAN
 Pejabat melakukan pengesahan dengan membubuhkan cap Pemeteraian
Kemudian pada :
 Dokumen atau daftar Dokumen yang Bea Meterainya telah dibayar melalui
Pemeteraian Kemudian; dan/atau
 SSP yang telah mendapatkan NTPN.
31

Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP)

• Dalam hal pihak yang terutang tidak melakukan pemeteraian


kemudian atas dokumen yang Bea Meterainya tidak/kurang dibayar
sebagaimana mestinya
❑ Kepala KPP dapat menerbitkan SKP
❑ Pihak yang terutang dapat meminta pengesahan atas dokumen yang Bea
Meterainya ditetapkan dengan SKP

• Berdasarkan penelitian (kesesuaian nilai SSP dengan jumlah


Bea Meterai di SKP) dapat disahkan dengan membubuhkan
cap Pemeteraian Kemudian

Dalam hal ditemukan data bahwa Dokumen yang Bea


Meterainya tidak/kurang dibayar merupakan
Dokumen yang Bea Meterainya seharusnya dipungut
→ Kepala KPP Pihak yang terutang mengirimkan
Pemberitahuan kepada Kepala KPP tempat Pemungut
bea meterai untuk kemudian ditindaklanjuti

www.pajak.go.id
Bea Meterai yang terutang dapat diberikan
fasilitas pembebasan dari pengenaan Bea
Meterai, baik untuk sementara waktu maupun
selamanya, untuk: c. Dokumen dalam rangka mendorong
atau melaksanakan program
pemerintah dan/atau kebijakan
a. Dokumen yang menyatakan pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan dalam rangka
lembaga yang berwenang di bidang
moneter atau jasa keuangan; dan/atau
percepatan proses penanganan dan
pemulihan kondisi sosial ekonomi suatu Dokumen yang terkait pelaksanaan
daerah akibat bencana alam yang ditetapkan
sebagai bencana alam;
d. perjanjian internasional yang telah
mengikat berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di
Dokumen yang menyatakan pengalihan hak
b. atas tanah dan/atau bangunan yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan
bidang perjanjian internasional atau
berdasarkan asas timbal balik.
yang semata-mata bersifat keagamaan
dan/atau sosial tidak bersifat komersial
* Dokumen adalah sebagaimana dimaksud pasal 3
Sanksi
Pemungut Bea Meterai yang tidak atau kurang dipungut
dan/atau tidak atau kurang disetor, ditambah sanksi
administratif sebesar 100% (seratus persen) dari Bea
Meterai yang tidak atau kurang dipungut dan/atau
tidak atau kurang disetor.
Pasal 3 UU Bea Meterai 2020
Bea Meterai yang wajib dibayar melalui Pemeteraian
Kemudian adalah 100% (seratus persen) dari Bea
Meterai yang terutang.
Pasal 17 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (2) UU Bea Meterai 2020
Ketentuan Pidana Pasal 24

Setiap orang yang:


meniru atau memalsu Meterai yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, dengan maksud untuk memakai
atau meminta orang lain memakai Meteri tersebut sebagai
Meterai asli, tidak dipalsu, atau sah; atau

Membuat meterai dengan menggunakan cap asli secara melawan


hukum, termasuk membuat meterai elektronik, dan meterai dalam
bentuk lain, secara melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Ketentuan Pidana Pasal 25
Setiap orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan,
mempunyai persediaan untuk dijual atau memasukkan ke wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia:

Meterai dipalsu atau dibuat secara melawan hukum seolah-olah


asli, tidak dipalsu, dan dibuat secara tidak melawan hukum; atau
Barang yang dibubuhi meterai sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, seolah-olah barang tersebut asli, tidak dipalsu, dan
dibuat secara tidak melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
Ketentuan Pidana Pasal 26

Setiap orang yang dengan sengaja menghilangkan


tanda, menghilangkan ciri, atau memakai, menjual,
menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan
untuk dijual, atau memasukkan ke wilayah NKRI
seolah-olah meterai tersebut belum dipakai, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah)
Pasal 28 Ketentuan Peralihan
Pada saat Undang-Undang ini berlaku:
a. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar yang
dibuat sebelum Undang-Undang ini berlaku, Bea Meterainya
tetap terutang dan dibayar berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1985
tentang Bea Meterai
b. Meterai tempel yang telah dicetak berdasarkan UU Nomor 13
Tahun 1985 tentang Bea Meterai dan peraturan pelaksanaannya
yang masih tersisa, masih dapat digunakan sampai jangka waktu
1 (satu) tahun setelah UU ini mulai berlaku dan tidak
dapatditukarkan dalam bentuk apapun.
c. Meterai tempel yang digunakan untuk melakukan pembayaran Bea
Meterai yang terutang atas Dokumen sebagaimana dimaksud dalam
huruf b, dapat digunakan dengan nilai total Meterai tempel yang
dibubuhkan pada Dokumen paling sedikit Rp9.000,00 (sembilan ribu
rupiah)

Anda mungkin juga menyukai