Anda di halaman 1dari 7

Bea Meterai

Materi meliputi:

Ketentuan Pengisian SPT


Jenis dan Bentuk SPT
Penyampaian SPT secara langsung wajib dilakukan di:

OBJEK DAN BUKAN OBJEK BEA METERAI

PIHAK YANG TERUTANG


SAAT TERUTANG BEA METERAI

CIRI UMUM DAN CIRI KHUSUS METERAI TEMPEL DESAIN BARU

Bea Meterai merupakan pajak atas dokumen.

Daftar Istilah

Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalambentuk tulisan tangan, cetakan, atau
elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan;

Meterai adalah label atau carik dalam bentuk tempel, elektronik, atau bentuk lainnya yang
memiliki ciri dan mengandung unsur pengaman yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia, yang digunakan untuk membayar pajak atas Dokumen;
Tanda tangan adalah tanda sebagai lambang nama sebagaimana lazimnya dipergunakan,
termasuk paraf, teraan atau cap tanda tangan atau cap paraf, teraan atau cap nama, atau tanda
lainnya sebagai pengganti tanda tangan, atau tanda tangan elektronik sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang di bidang informasi dan transaksi elektronik;

Pemeteraian kemudian adalah pemeteraian yang memerlukan pengesahan dari pejabat yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

Tarif Bea Meterai

Mulai 1 Januari 2021, Tarif Bea Meterai adalah Rp 10.000,- dan dikenakan satu kali untuk setiap
dokumen.

Bea Meterai adalah pajak atas dokumen yang terutang sejak saat dokumen tersebut ditanda
tangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan, atau dokumen tersebut selesai dibuat atau
diserahkan kepada pihak lain bila dokumen tersebut hanya dibuat oleh satu pihak.

Pihak Yang Terutang

 Apabila dokumen dibuat sepihak, bea materai terutang oleh pihak yang menerima
dokumen.

 Apabila dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih, Bea Meterai terutang oleh masing-
masing pihak atas Dokumen yang diterimanya.

 Dokumen yang berupa surat berharga, maka bea materai terutang oleh pihak yang
menerbitkan surat berharga.

 Bea Meterai juga terutang oleh pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat
dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.

Objek Bea Meterai

Bea Meterai dikenakan atas:

a. Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian yang
bersifat perdata; dan

b. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.

Dokumen yang bersifat perdata sebagaimana poin a meliputi:


1. surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya;

2. akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;

3. akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;

4. surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

5. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak berjangka,


dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

6. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan risalah
lelang, dan grosse risalah lelang;

7. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah) yang:

o menyebutkan penerimaan uang; atau

o berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan; dan

8. Dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Objek dan Bukan Objek Bea Meterai

1. Objek Bea Meterai


a. Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu
kejadian yang bersifat perdata, meliputi:
 surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya
yang sejenis, beserta rangkapnya;
 akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;
 akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;
 surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
 Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak
 berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
 Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah
lelang, salinan risalah lelang, dan grosse risalah lelang;
 Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:
o menyebutkan penerimaan uang; atau
o berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya
telah dilunasi atau diperhitungkan;
 Dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
b. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
2. Bukan Objek Bea Meterai

a. Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang:


 surat penyimpanan barang;
 konosemen;
 surat angkutan penumpang dan barang;
 bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
 surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim; dan
 surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat sebagaimana
dimaksud pada poin 1 s.d. poin 5.
b. segala bentuk ljazah;
c. tanda terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang berkaitan dengan hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran dimaksud;
d. tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah,
bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu yang berasal dari kas negara, kas pemerintahan
daerah, bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
g. Dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga, pembayaran
uang simpanan kepada penyimpan oleh bank, koperasi, dan badan lainnya yang
menyelenggarakan penyimpanan uang, atau pengeluaran surat berharga oleh
kustodian kepada nasabah;
h. surat gadai;
i. tanda pembagian keuntungan, bunga, atau imbal hasil dari surat berharga,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun; dan
j. Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter.

Pihak Yang Terutang


Pihak yang Terutang (Pasal 9 UU Nomor 10 TAHUN 2020 tentang Bea Meterai)

a. Dokumen yang dibuat sepihak


--> Pihak Penerima Dokumen
b. Dokumen yang dibuat oleh 2 pihak atau lebih
--> masing-masing pihak atas Dokumen yang diterimanya
c. Dokumen berupa surat berharga
-->pihak yang menerbitkan surat berharga
d. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan
-->pihak yang mengajukan dokumen
e. Dokumen dibuat di luar negeri dan digunakan di Indonesia
-->pihak yang menerima manfaat atas Dokumen

SAAT TERUTANG BEA METERAI

 Saat Terutang Bea Meterai (Pasal 8 UU Nomor 10 TAHUN 2020 tentang Bea Meterai)
a. Saat Dokumen dibubuhi tanda tangan, untuk:
 surat perjanjian beserta rangkapnya
 akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya
 akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya
b. Saat Dokumen selesai dibuat, untuk:
 surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun
 Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun
c. Saat Dokumen diserahkan kepada pihak untuk siapa Dokumen tersebut dibuat,
untuk:
 surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya
 Dokumen lelang
 Dokumen yang menyatakan jumlah uang
d. Saat Dokumen diajukan ke pengadilan, untuk:
 Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan
e. Saat Dokumen digunakan di Indonesia, untuk:
 Dokumen yang dibuat di luar negeri dan digunakan di Indonesia.

Ciri Umum dan Ciri Khusus Meterai Tempel Desain Baru


1. Ciri Umum
a. gambar lambang negara Garuda Pancasila;
b. tulisan "METERAI TEMPEL";
c. angka "10000" dan tulisan "SEPULUH RIBU RUPIAH" yang menunjukkan tarif
Bea Meterai;
d. teks mikro modulasi "INDONESIA";
e. blok ornamen khas Indonesia; dan
f. tulisan "TGL. 20 ".
2. Ciri Khusus

a. berbentuk segi empat;


b. warna dominan merah muda;
c. perekat pada sisi belakang;
d. serat berwarna merah dan kuning yang tampak pada kertas;
e. garis hologram sekuriti berbentuk persegi panjang yang memuat gambar
lambang negara Garuda Pancasila, gambar bintang, logo Kementerian
Keuangan, dan tulisan "djp";
f. efek raba pada ciri umum;
g. efek perubahan warna dari magenta menjadi hijau pada blok ornamen khas
Indonesia;
h. gambar raster berupa logo Kementerian Keuangan dan tulisan "djp";
i. gambar ornamen khas Indonesia;
j. pola motif khusus;
k. 17 (tujuh belas) digit nomor seri;
l. sebagian cetakan berpendar kuning di bawah sinar ultraviolet; dan
m. perforasi berbentuk bintang pada bagian tengah di sebelah kanan, bentuk oval di
sisi kanan dan kiri, dan bentuk bulat di setiap sisinya.

III. GAMBAR SPESIMEN METERAI TEMPEL DESAIN TAHUN 2021 (DESAIN BARU)
Ketentuan Peralihan

Dalam masa peralihan ketentuan Bea Meterai yang baru, meterai tempel edisi 2014 dengan
nomimal Rp 3.000,- dan Rp 6.000,- masih dapat digunakan mulai 1 Januari 2021 s.d. 31
Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai