Anda di halaman 1dari 48

BEA METERAI

Oleh Oji Saeroji, S.Hut, M.Si.

1
2
Dasar Hukum
• Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985;
• Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000;
• KepMenKeu 476/KMK.03/2002 tentang Pemeteraian
Kemudian;
• Kep-122B/PJ./2000 tentang Pelunasan Bea Meterai
dengan Mesin Teraan Meterai;
• Kep-122C/PJ./2000 tentang Pelunasan Bea Meterai
dengan Teknologi Percetakan;
• Kep-122D/PJ./2000 tentang Pelunasan Bea Meterai
dengan Sistem Komputerisasi;

3
BEA METERAI
Psl 1 (1)

“Pajak atas dokumen yang disebut


dalam undang-undang Bea Meterai”.

4
Pengertian Dokumen

Pasal 1 (2) UU Bea Meterai :


“Kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan
maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan bagi
seseorang dan atau pihak-pihak yang berkepentingan”.
(Surat / Akta)

Kamus Besar Bhs Indonesia :


• Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai
sebagai bukti keterangan;
• Barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui
pos; atau
• Rekaman suara, gambar di film, dsb yang dapat dijadikan
sebagai bukti keterangan;

5
DOKUMEN OBJEK BEA METERAI (Pasal 2)

1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya (a.l. Surat Kuasa, Surat


Hibah, Surat Pernyataan) yang dibuat dengan tujuan untuk
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan/
keadaan yang bersifat perdata;
2. Akta-akta Notaris termasuk salinannya;
3. Akta-akta yang dibuat oleh PPAT termasuk rangkap-rangkapnya;
4. Surat yang memuat jumlah uang;
5. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep;
6. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun;
7. Sekumpulan Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
tercantum dalam surat kolektif;
8. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan;

6
TARIF BEA METERAI

• Rp. 3.000,00 (Tiga Ribu Rupiah);


• Rp. 6.000,00 (Enam Ribu Rupiah).

7
1. OBJEK DAN TARIF

surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan


untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;

Rp. 6.000,00
Surat Perjanjian dalam hukum perdata Indonesia dapat diartikan suatu
persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk
melaksanakan suatu hal ( mengenai harta kekayaan ).
Surat Perjanjian jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pinjam
meminjam, utang piutang / kredit, pemborongan pekerjaan,
pertanggungan (Polis Asuransi), dsb.
Surat lainnya Surat Kuasa, Surat Hibah, surat pernyataan, dsb.

Surat Perjanjian yang dibuat oleh Pemerintah RI


dengan Negara Lain, misal P3B, bantuan keuangan,
Bukan Objek
kerjasama di bidang pemberantasan penyelundupan.
Bea Meterai
Akta Kelahiran, Surat Izin usaha, Paspor, SIM, STNK, IMB

8
2. OBJEK DAN TARIF

• akta-akta Notaris termasuk salinannya;


• akta-akta yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk
rangkap-rangkapnya;

Rp. 6.000,00

9
3. OBJEK DAN TARIF
Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
1) yang menyebutkan penerimaan uang (Kuitansi);
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalam rekening di Bank (Nota Kredit);
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank (Saldo Bilyet /
Surat Saldo); atau
4) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
5) Surat berharga, seperti Wesel, Promes, dan Aksep.
sebagai berikut :
a. yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp.250.000,00
(dua ratus lima puluh ribu rupiah)  Tidak Dikenakan
b. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp.250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah)  Rp. 3.000,00.
c. yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp.1.000.000,00 (satu
juta rupiah)  Rp. 6.000,00.

10
Pengertian
• Wesel :
Surat perintah kepada seseorang untuk membayarkan
sejumlah uang kepada seseorang lain yang berhak atas
pembayaran tersebut.
• Aksep (Surat Sanggup) :
Surat kesanggupan untuk membayar sejumlah uang
kepada seseorang / pihak lain yang ditunjuk, pada hari
yang telah ditetapkan.
• Promes :
Surat janji untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada tertunjuk, pada waktu diperlihatkan pada suatu
waktu tertentu.

11
4. OBJEK DAN TARIF
Cek dan Bilyet Giro Rp. 3.000,00
Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun :
a. harga nominal sampai dengan Rp 1.000.000,00 (satu
juta rupiah)  Rp. 3.000,00.
b. harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah)  Rp. 6.000,00.

Efek (UU No.8/1995 ttg Pasar Modal)


Surat Berharga yang dapat diperdagangkan di bursa efek

Surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,


obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek.

12
5. OBJEK DAN TARIF

Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di


muka Pengadilan, yaitu :
1) surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
2) surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
berdasarkan tujuannya.

BEA METERAI
Rp. 6.000,00

13
BUKAN OBJEK BEA METERAI
a. Dokumen yang berupa :
1) surat penyimpanan barang;
2) konosemen (Surat Muatan Kapal, Surat Keterangan/Pengantar
barang yang diangkut dengan kapal);
3) surat angkutan penumpang dan barang;
4) keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sbgmn
angka 1), 2), dan 3);
5) bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
6) surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
7) surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat
sbgmn angka 1) s.d. 6).
b. segala bentuk Ijazah;
c. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta
surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu;
d. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas Pemerintah
Daerah, dan bank;

14
BUKAN OBJEK BEA METERAI

e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan


lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara,
Kas Pemerintahan Daerah dan bank;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang
tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan
badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut;
h. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
Pegadaian;
i. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek,
dengan nama dan dalam bentuk apapun

15
PIHAK DAN SAAT TERUTANG
(Pasal 6 UU BM)

Dokumen Pihak Terutang Saat Terutang

Dibuat oleh Satu Pihak Penerima dokumen Saat dokumen diserahkan


(Kwitansi)
Dibuat oleh Dua Pihak / Setiap Pihak pembuat Saat dokumen selesai
lebih dokumen dibuat
Akta Notaris (Asli dan Pihak-pihak yang Saat dokumen selesai
salinan) mengadakan perjanjian dibuat
Dibuat di Luar Negeri Setiap Pihak pembuat Saat dokumen digunakan
dokumen di Indonesia

Jika Pihak-pihak ybs menentukan lain  Pihak yang ditentukan

16
CARA PELUNASAN
1. Benda Meterai :
- Meterai Tempel (nilai nominal Rp.3.000 dan Rp.6.000);
- Kertas Meterai (Ukuran A3 dan A4 dengan nilai
nominal Rp.6.000).
2. Cara lain :
- mesin teraan meterai;
- teknologi percetakan;
- sistem komputerisasi;
- alat lain dengan teknologi tertentu,
setelah mendapat izin dari Direktur Jenderal Pajak.

17
1. Menggunakan Meterai Tempel
• Pelunasan Bea Meterai menggunakan meterai tempel
dilakukan dengan cara merekatkan meterai
seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas
dokumen yang dikenakan Bea Meterai, di tempat di
mana tanda tangan akan dibubuhkan.
Kemudian, tanda tangan dibubuhkan sebagian di
atas meterai tempel dan sebagian di atas dokumen,
dengan membubuhkan tanggal pada meterai tempel.
• Jika lebih dari satu meterai digunakan, maka tanda
tangan harus dibubuhkan di atas kedua meterai
tersebut.

18
Benda Meterai : meterai tempel dan kertas meterai
a. Pencetakan dalam rangka pengadaan Benda Meterai
dilaksanakan oleh Peruri.
b. Hasil pencetakan Benda Meterai dilaporkan kepada
Direktur Jenderal Pajak.
c. Tata cara dan persyaratan pencetakan Benda Meterai
diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pajak.
d. Pengelolaan dan penjualan Benda meterai dilaksanakan
oleh PT. Pos Indonesia dan/atau badan usaha lain yang
ditunjuk.
e. Hasil penjualan dan persediaan Benda Meterai dilaporkan
kepada Direktur Jenderal Pajak.
f. Besarnya provisi penjualan Benda Meterai ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.

Sumber : Keputusan Menteri Keuangan No.133a/KMK.04/2000 tanggal 28 April 2000 tentang Pengadaan,
Pengelolaan Dan Penjualan Benda Meterai.
19
Kertas meterai

20
Meterai Tempel

21
Pelunasan dengan Benda Meterai :
Meterai Tempel :
• Meterai tempel direkatkan di tempat tandatangan pada dokumen;
• Ditandatangani dan dicantumkan tanggal, bulan dan tahun, dengan
tinta atau yang sejenis;
• Sebagian tandatangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas
meterai tempel;
• JIka digunakan lebih dari satu meterai tempel, tandatangan harus
dibubuhkan sebagian di atas semua meterai tempel dan sebagian
lagi di atas kertas;
Kertas Meterai :
• Jika isi dokumen terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di atas
dokumen bermeterai, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal
dapat digunakan kertas tidak bermeterai.
• Kertas Meterai yang sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi;

22
TANDA TANGAN

Tanda tangan sebagaimana lazimnya


dipergunakan, termasuk: parap; teraan atau
cap tanda tangan/cap parap; teraan cap
nama atau tanda lainnya sebagai pengganti
tanda tangan

23
2. Menggunakan Mesin Teraan Digital

• Pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan mesin teraan meterai digital


hanya diperbolehkan untuk penerbit dokumen yang melakukan
pemeteraian dengan jumlah rata-rata setiap hari minimal sebanyak 50
dokumen.
• Sebelum menggunakan mesin teraan meterai digital, mesin tersebut harus
didaftarkan terlebih dahulu dan memperoleh ijin dari Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) yang meliputi wilayah domisili penerbit dokumen. Selain itu,
penerbit dokumen juga harus melakukan deposit minimal Rp15.000.000,-
atau kelipatannya.
• Penyetoran deposit sebesar Rp15.000.000,- atau kelipatannya harus
tercantum dalam satu Surat Setoran Pajak. Kode Akun Pajak 411611, KJS
201, 202, 203, 204, dll. Dua digit terakhir sesuai nomor urut dilakukannya
pendaftaran Mesin Teraan Meterai Digital
• Setelah mendapatkan ijin, penerbit dokumen harus menyampaikan laporan
bulanan penggunaan mesin teraan meterai kepada Kepala KPP
setempat paling lambat tanggal 15 setiap bulan, dan menyampaikan
laporan kepada Kepala KPP setempat paling lambat satu bulan setelah
mesin teraan meterai tidak dipergunakan lagi atau terjadi perubahan
alamat/tempat kedudukan pemilik/pemegang ijin penggunaan mesin teraan
meterai.
24
Mesin Teraan Digital

Bilamana mesin teraan rusak, atau penerbit dokumen mengajukan


pencabutan ijin, maka ijin pemeteraian dengan mesin teraan meterai
digital dapat dicabut. Begitu pula bila terdapat temuan penyalahgunaan
mesin teraan meterai digital oleh KPP penerbit ijin.

25
Pelunasan dengan Mesin Teraan Meterai :
• Hanya diperkenankan kepada penerbit dokumen dengan jumlah rata-
rata setiap hari minimal 50 dokumen;
• Harus mengajukan permohonan ijin tertulis kepada Kepala KPP,
dengan mencantumkan jenis, merk, dan tahun pembuatan, serta
melampirkan surat pernyataan jumlah rata-rata dokumen setiap hari;
• Menyetor Bea Meterai di muka, minimal Rp.15.000.000,00;
• Ijin berlaku selama 2 tahun sejak tanggal ditetapkannya, dan dapat
diperpanjang;
• Menyampaikan laporan bulanan penggunaan mesin teraan kepada
Kepala KPP setempat, paling lambat tanggal 15 setiap bulan, bila
lewat diterbitkan surat teguran I dan II, serta pencabutan izin;

26
3. Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas
- Teknologi Percetakan
• Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda
Bea Meterai Lunas dengan teknologi percetakan
hanya diperkenankan untuk dokumen yang
berbentuk cek, bilyet giro, dan efek dengan nama
dan dalam bentuk apapun.
• Pelunasan Bea Meterai dengan cara ini hanya dapat
dilakukan oleh perusahaan percetakan yang
mendapat izin operasional di bidang pencetakan
dokumen sekuriti dari Badan Koordinasi
Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) dan
penetapan sebagai perusahaan percetakan warkat
debet dan dokumen kliring dari Bank Indonesia untuk
mencetak cek, bilyet giro, atau efek dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
27
Pembubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas - Teknologi Percetakan

Untuk : Cek, bilyet giro, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

28
29
Pelunasan dengan Teknologi Percetakan :
1. Hanya diperkenankan untuk dokumen berupa cek, bilyet giro, dan
efek;
2. Mengajukan permohonan ijin tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan menyebutkan :
- jenis dokumen,
- jumlah Bea Meterai terutang dan melampirkan SSP,
Penerbit Dokumen harus membayar Bea Meterai di muka
sebesar jumlah dokumen yang harus dilunasi Bea Meterai;
- perusahaan yang akan melaksanakan pembubuhan tanda lunas;
Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dilaksanakan oleh Perum
Peruri dan atau perusahaan Sekuriti yang mendapat ijin dari Badan
Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal);

30
4. Membubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas - Sistem Komputerisasi
• Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas
dengan sistem komputerisasi hanya diperkenankan digunakan untuk
dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah uang yang
menyebutkan penerimaan uang, menyatakan pembukuan atau
penyimpanan uang dalam rekening di bank, berisi pemberitahuan saldo
rekening di bank, atau yang berisi pengakuan bahwa utang uang
seluruhnya atau sebagian telah dilunasi atau diperhitungkan dengan jumlah
rata-rata pemeteraian setiap hari minimal sebanyak 100 dokumen.
• Penerbit dokumen sebelumnya harus mengajukan ijin tertulis kepada
Direktur Jenderal Pajak dan membayar uang muka sejumlah minimal nilai
pemeteraian dokumen dalam satu bulan. Setelahnya, penerbit dokumen
harus menyampaikan laporan bulanan realisasi penggunaan dan saldo
Bea Meterai kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat tanggal 15
setiap bulan.
• Ijin pemeteraian berlaku selama saldo Bea Meterai masih mencukupi
perkiraan penggunaan satu bulan. Jika kurang, maka penerbit dokumen
harus mengajukan ijin baru.

31
Pembubuhkan Tanda Bea Meterai
Lunas - Sistem Komputerisasi

Untuk : Rekening koran bulanan khusus giro

32
Pelunasan dengan Sistem Komputerisasi :
• Hanya diperkenankan untuk dokumen berupa surat yang memuat jumlah
uang dengan jumlah rata-rata per hari minimal 100 dokumen;
• Mengajukan permohonan ijin tertulis kepada Dirjen Pajak dengan
mencantumkan jenis dokumen dan perkiraan jumlah rata-rata setiap hari;
• Membayar Bea Meterai di muka minimal sebesar perkiran jumlah dokumen
setiap bulan;
• Ijin berlaku selama saldo bea meterai yang telah dibayar pada saat
mengajukan ijin masih mencukupi kebutuhan pemeteraian 1 bulan
berikutnya;
• Penerbit dokumen yang mempunyai saldo Bea Meterai kurang dari estimasi
kebutuhan satu bulan, harus mengajukan permohonan ijin baru dengan
terlebih dahulu melakukan pembayaran Bea Meterai di muka minimal
sebesar kekurangan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan 1
(satu) bulan;
• Menyampaikan laporan bulanan paling lambat tanggal 15 setiap bulan.

33
PEMETERAIAN KEMUDIAN

“Suatu cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh


Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang
Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya”.

1. Dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai, namun


akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan;
2. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
sebagaimana mestinya;
3. Dokumen yang dibuat di Luar Negeri yang akan digunakan
di Indonesia.

34
TARIF PEMETERAIAN KEMUDIAN

a. Atas dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai


namun akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan  sebesar Bea Meterai yang terutang
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat
pemeteraian kemudian dilakukan.
b. Atas dokumen yang tidak atau kurang dilunasi
sebagaimana mestinya  sebesar Bea Meterai yang
terutang;
c. Atas dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan
digunakan di Indonesia  sebesar Bea Meterai yang
terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
saat pemeteraian kemudian dilakukan

35
DENDA PEMETERAIAN KEMUDIAN

1. Dokumen yang tidak atau kurang dilunasi


wajib membayar denda sebesar 200%;
2. Dokumen yang dibuat di luar negeri dan
pemeteraian kemudian dilakukan setelah
digunakan, wajib membayar denda sebesar
200%;

36
TATACARA PEMETERAIAN KEMUDIAN

1. Pemegang dokumen mendatangi Pejabat Pos pada Kantor Pos


terdekat;
2. Melunasi Bea Meterai terutang dengan menggunakan meterai
tempel atau Surat Setoran Pajak;
3. Lembar ke 1 dan ke 3 SSP harus dilampiri dengan Daftar Dokumen,
yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan;
4. Disahkan oleh Pejabat Pos dengan cap “TELAH DIMETERAIKAN
KEMUDIAN SESUAI DENGAN UU NO.13/1985”.

37
DOKUMEN PERBANKAN YANG DIKENAKAN BEA MATERAI
Nomor Jenis Dokumen Tarif Bea Meterai Keterangan
1. Perjanjian pembukaan rekening giro Rp. 6.000,-  
Rp. 3.000,- Berdasarkan
2. Rekening koran bulanan khusus giro
Rp. 6.000,- harga nominal

3. Surat Kuasa Rp. 6.000,-  


Rp. 3.000,- Berdasarkan
4. Sertifikat Deposito
Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3.000,- Berdasarkan


5. Deposito Berjangka
Rp. 6.000,- harga nominal

Bukti pencairan deposito (baik tunai ataupun Rp. 3.000,- Berdasarkan


6.
pemindahbukuan) Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3000,- Berdasarkan


7. Deposito on call (dalam bentuk sertifikat)
Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3.000,- Berdasarkan


8. Pencairan kiriman uang masuk untuk nasabah
Rp. 6.000,- harga nominal

38
Nomor Jenis Dokumen Tarif Bea Meterai Keterangan
Stop Payment Order (baik atas cek/ bilyet giro
9. atau bentuk perintah pembayaran lainnya oleh Rp. 6.000,-  
nasabah)
10. Cek/bilyet giro Rp. 3.000,-  

Rp. 3.000,- Berdasarkan


11. Penarikan kuitansi (selain untuk tabungan)
Rp. 6.000,- harga nominal

12. Bank Draft yang dibayarkan di dalam negeri Rp. 6.000,-  

13. Penegasan pemenang SBI Rp. 6.000,-  

Rp. 3.000,- Berdasarkan


14. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3.000,- Berdasarkan


15. Bukti pelunasan SBI
Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3.000,- Berdasarkan


16. Pencairan deposito antar Bank
Rp. 6.000,- harga nominal

17. Kontrak jual/beli forward Rp. 6.000,-  

39
Nomor Jenis Dokumen Tarif Bea Meterai Keterangan

Rp. 3.000,-
Berdasarkan
18. Kuitansi penarikan Giro Valas
Rp. 6.000,- harga nominal

19. Aplikasi pembelian Devisa Umum Rp. 6.000,-  


20. Surat Pengikatan perjanjian transaksi derivative Rp. 6.000,-  
21. Aplikasi pembelian Traveller Check Rp. 6.000,-  
22. Draft (ekspor, negosiasi L/C, dan Bank Garansi Rp. 6.000,-  
Indemnity/pelunasan pakai copy Airway Bill (surat
23. Rp. 6.000,-  
pernyataan guarantee)
24. Jaminan (counter guarantee) Rp. 6.000,-  
Perjanjian permohonan plafon untuk pengeluaran
25. Rp. 6.000,-  
Bank Garansi
Aplikasi permohonan pengeluaran/ perubahan
26. Bank Garansi (yang disetarakan dengan suatu Rp. 6.000,-  
perjanjian)
Rp. 3.000,- Berdasarkan
27. Garansi Bank
Rp. 6.000,- harga nominal
28. Penerbitan Shipping Guarantee Rp. 6.000,-  
29. Perjanjian Kredit Rp. 6.000,-  
Rp. 3.000,- Berdasarkan
30. Tanda terima pencairan kredit secara tunai
Rp. 6.000,- harga nominal

40
Nomor Jenis Dokumen Tarif Bea Meterai Keterangan

Rp. 3.000,-
Berdasarkan
31. Pengakuan hutang
Rp. 6.000,- harga nominal

Rp. 3.000,- Berdasarkan


32. Surat sanggup bayar (promes)
Rp. 6.000,- harga nominal
33. Cessie di bawah tangan Rp. 6.000,-  
34. FEO/fidusia di bawah tangan Rp. 6.000,-  
35. Laporan stock dari debitur Rp. 6.000,-  
36. Borgtocht di bawah tangan Rp. 6.000,-  
37. Akta pemberian tanggungan (personal guarantee) Rp. 6.000,-  
Surat pernyataan tidak menyewakan barang
38. Rp. 6.000,-  
jaminan
39. Perjanjian Risk Sharing Rp. 6.000,-  
40. Surat perjanjian electronic banking Rp. 6.000,-  
41. Perjanjian pembukaan sewa deposit box Rp. 6.000,-  

Sumber : Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-29/PJ.5/2000


tanggal 20 Oktober 2000 tentang Dokumen Perbankan yang dikenakan
Bea Meterai
41
Pada dasarnya Bea Meterai atas seluruh dokumen perbankan tadi dapat
dilunasi dengan menggunakan Benda Meterai atau dengan membubuhkan
tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai.
Untuk memberikan kemudahan dalam cara pelunasan, maka Bea
Meterai atas dokumen perbankan tertentu dapat dilunasi dengan
membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas dengan teknologi percetakan
atau sistem komputerisasi. Adapun dokumen perbankan dimaksud
adalah sebagai berikut :

1. Cek, bilyet giro, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Bea


Meterainya dilunasi dengan membubuhkan tanda Bea
Meterai Lunas dengan teknologi percetakan.

2. Rekening koran bulanan khusus giro, Bea Meterainya


dilunasi dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas
dengan sistem komputerisasi.

42
Dokumen Tidak Bermeterai = Tidak Sah ?

• Bea Meterai = Pajak;


• Pasal 1320 KUH Perdata ( BURGERLIJK WETBOEK ) yang mengatur tentang
syarat-syarat sah Perjanjian :

1. Adanya persetujuan kehendak antara para pihak yang membuat perjanjian


( consensus )

2. Adanya kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian ( capacity )

3. Adanya suatu hal tertentu ( Obyek )

4. Adanya suatu sebab yang halal ( causa )

43
DALUWARSA BEA METERAI
(Pasal 12 UU BM)

“Kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda


administrasi yang terhutang menurut Undang-undang
ini daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun,
terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.”

44
Larangan Bagi Pejabat
Pejabat Pemerintah, hakim, panitera, jurusita, notaris, dan pejabat
umum lainnya, masing-masing dalam tugas atau jabatannya, tidak
dibenarkan :
a. menerima, mempertimbangkan atau menyimpan dokumen yang
Bea Meterai-nya tidak atau kurang dibayar;
b. meletakan dokumen yang Bea Meterai-nya tidak atau kurang
dibayar sesuai dengan tarifnya pada dokumen lain yang berkaitan;
c. membuat salinan, tembusan, rangkapan atau petikan dari dokumen
yang Bea Meterai-nya tidak atau kurang dibayar;
d. memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak
atau kurang dibayar sesuai dengan tarif Bea Meterai-nya

Sanksi Administratif sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11 UU BM

45
SANKSI PIDANA
Pasal 13 UU Bea Meterai :
Dipidana sesuai dengan ketentuan dalam KUHP :
a. barangsiapa meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas
meterai atau meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu
untuk mensahkan meterai;
b. barangsiapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk
diedarkan atau memasukan ke Negara Indonesia meterai palsu,
yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak;
c. barangsiapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan,
menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau dimasukan ke Negara
Indonesia meterai yang mereknya, capnya, tanda-tangannya, tanda
sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah dihilangkan
seolah-olah meterai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain
menggunakan dengan melawan hak;
d. barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas
yang diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan
untuk meniru dan memalsukan benda meterai.

46
SANKSI PIDANA
Pasal 14 UU Bea Meterai :

“Barang siapa dengan sengaja


menggunakan cara lain untuk melakukan
pelunasan bea meterai atas dokumen
(sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(2) huruf b UU Bea Meterai) tanpa izin
Menteri Keuangan, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun”.

---***ooo000ooo***---

47
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai