ADALAH
NJOPTKP
Rp. 15.000.000,00
untuk setiap Wajib Pajak
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
DASAR
DASARPENGENAAN
PENGENAAN
NJOP
NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)
(Nilai Jual Objek Pajak)
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari harga transaksi jual beli yang
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari harga transaksi jual beli yang
terjadi secara wajar
terjadi secara wajar
Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, Nilai jual objek pajak
Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, Nilai jual objek pajak
ditentukan melalui:
ditentukan melalui:
-Perbandingan harga dengan objek pajak lain yang sejenis; atau
-Perbandingan harga dengan objek pajak lain yang sejenis; atau
-Nilai perolehan baru; atau
-Nilai perolehan baru; atau
-Nilai jual objek pajak pengganti
-Nilai jual objek pajak pengganti
NJOP
NJOPditetapkan
ditetapkansetiap
setiaptiga
tigatahun
tahunoleh
olehMenteri
Menteri
Keuangan kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
Keuangan kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
setiap
setiaptahun
tahunsesuai
sesuaiperkembangan
perkembangandaerahnya
daerahnya
PEMANFAATAN NJOP BUMI
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
Pengguna
FUNGSI UTAMA
1 DJP UU No. 12/1985 Sebagai dasar Pasal 6 (1)
Tentang Pajak Bumi pengenaan PBB Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai
Dan Bangunan jo Jual Objek Pajak
UU No. 12/1994
Tentang Perubahan
atas UU No. 12/1985
Tentang Pajak Bumi
Dan Bangunan
FUNGSI TURUNAN
2 DJP UU No. 21/1997 jo UU Sebagai dasar Pasal 6 (3)
No. 20/2000 pengenaan Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak
Tentang Bea Perolehan BPHTB atas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Hak Atas Tanah dan pengalihan hak tidak diketahui atau lebih rendah
Bangunan daripada Nilai Jual Objek Pajak
yang digunakan dalam pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan pada
tahun terjadinya perolehan, dasar
pengenaan pajak yang dipakai
adalah Nilai Jual Objek Pajak Bumi
dan Bangunan.
7
lanjutan-1
Instansi
No Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
Pengguna
3 DJP PP No. 48/1994 Sebagai dasar Pasal 4 (2) PP No. 79/1999
jo PP No. pengenaan Nilai pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada
79/1999 PPh Final atas ayat (1) adalah nilai yang tertinggi antara nilai
Tentang Penghasilan berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai
Pembayaran dari Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan yang
PPh atas pengalihan bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
Penghasilan hak Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang
dari pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah
hak atas tanah diubah dengan Undang- undang Nomor 12 Tahun
dan atau 1994,
bangunan
Pasal 4 (3) PP No. 79/1999
.............................................................(lanjutan-2)
8
lanjutan-2
9
lanjutan-3
10
lanjutan-4
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
5 Seluruh KMK Penetapan KMK No.350/KMK.03/1994 butir 2
Departemen/ No.350/K perkiraan huruf b no b.(3) :
lembaga MK.03/19 nilai tanah Untuk Menghitung perkiraan nilai
94 dalam bangunan, agar berpedoman pada
Tentang kegiatan Keputusan Direktur Jenderal Cipta
Tata Cara tukar Karya tentang Pedoman
Tukar menukar Standarisasi dan Pedoman
Operasional Penyelenggaraan
Menukar barang
Pembangunan Bangunan Gedung
Barang milik/kekaya
Negara, dikurangi penyusutan sesuai
Milik/Kek an negara
dengan peraturan yang berlaku.
ayaan Sedangkan untuk menetapkan
Negara perkiraan nilai tanah agar
berpedoman pada Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak
11
lanjutan-5
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
12
lanjutan-6
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
S-3451/ Penaksiran Angka 1
8 DJA
KMK.2/2002 harga tanah Penaksiran harga tanah Milik/yang
Hal : milik/dikuasai dikuasai Negara baik untuk
Penaksiran negara dipertukarkan maupun dinas dengan
harga tanah
milik/dikuasai tindak lanjut untuk dijual didasarkan
negara atas harga tertinggi dari NJOP atau
harga pasar pada saat dilakukan
penaksiran.
Angka 3
Apabila penaksiran telah dilaksanakan
pada tahun yang lalu sedangkan
pengajuan permohonan pelaksanaan
tukar menukar/penjualan baru
diterima oleh DJA pada tahun berjalan,
maka penaksiran harus diulang dengan
menggunakan patokan harga NJOP
Tahun berjalan dan harga pasar pada
waktu penaksiran ulang.
13
lanjutan-7
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
9 Pemerintah UU No. Penyusunan Kepmendagri No. 12/2003,Pasal 3 butir a
Daerah 33/2004, Neraca Daerah (1)
Kab/Prop. Kepmendagri
No. 29/2002, Kriteria yang digunakan dalam penilaian
12/2003, Barang Daerah ditentukan sebagai
Tentang berikut :
Pedoman
Penilaian a. Penilaian tanah menggunakan harga
Barang Daerah pasar dan Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP).
15
lanjutan-9
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
12 Perusaha- KMK Penilaian atas Pasal 13 ayat 1 butir h :
an No.424/KMK kekayaan bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah
Asuransi .06/2003 Asuransi dengan bangunan, untuk investasi berdasarkan nilai
yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar
Tentang
pada instansi yang berwenang, atau Nilai Jual Objek
Kesehatan
Pajak (NJOP) dalam hal tidak dilakukan penilaian
Keuangan
oleh lembaga penilai;
Perusahaan
Asuransi dan
Pasal 13 ayat 2 butir e :
Perusahaan
(2) Penilaian atas kekayaan bukan investasi
Reasuransi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b untuk
perusahaan asuransi dan reasuransi adalah sebagai
berikut :
e. Bangunan dengan hak strata (strata title)
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada lembaga yang berwenang,
atau NJOP dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh
lembaga penilai.
16
lanjutan-10
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
(Lanjutan-10)..................................................
Pasal 17
ayat 1 butir g :
Bangunan dengan hak strata (strata title) atau
tanah dengan bangunan, untuk investasi,
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada instansi yang
berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh
lembaga penilai;
ayat 2 butir e :
................................................(lanjutan -11)
17
lanjutan-11
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
(Lanjutan-11)............................................
Ayat 2 butir e :
Bangunan dengan hak strata (strata title) atau
tanah dengan bangunan, yang dipakai sendiri,
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh
lembaga penilai yang terdaftar pada instansi
yang berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) dalam hal tidak dilakukan penilaian
oleh lembaga penilai.
18
lanjutan-12
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
13 Dep. PP No. 80 Penetapan Pasal 25 Ayat 1 huruf a :
Kimpraswil Tahun 1999 besarnya
Tentang penggantian Penetapan besarnya penggantian
Kawasan Siap yang layak yang layak dilakukan dengan
Bangun dan dalam rangka memperhitungkan :
lingkungan penyediaan
siap bangun tanah untuk a. Nilai Tanah yang didasarkan
yang berdiri perumahan dan atas Nilai Jual Objek Pajak
sendiri pemukiman Bumi dan Bangunan
19
Tujuan Utama Penggunaan NJOP :
20
MENGAPA BANYAK PIHAK
MEMANFAATKAN NJOP BUMI ?
1. Tuntutan akan kebutuhan Informasi Nilai Pasar
Properti
2. Belum tersedia sumber informasi nilai pasar
properti yang mudah di akses dan valid.
3. Belum ada institusi yang berwenang untuk
mengelola data dan informasi pasar properti
secara rutin dan berskala nasional.
4. Mempunyai kekuatan hukum
21
NJOP selalu naik
tiap tahun???
22
Benarkah NJOP selalu Naik tiap tahun?
• Fakta: NJOP pada umumnya masih
jauh di bawah harga pasar
• Dilakukan penyesuaian secara
bertahap setiap tahun (tidak
langsung disamakan dengan Harga
Pasar dalam tahun pajak tersebut)
• Pada saat penyesuaian secara
bertahap, Harga Pasar juga bergerak
naik.
23
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK
( NJOPTKP )
NJOPTKP
Rp. 15.000.000,00
untuk setiap Wajib Pajak
Struktur
Data
Non
SISMIO
SISMIO
P
P
25
FAKTOR KAWASAN
Bumi/tanah yang terletak di kawasan belum berkembang yang sarana dan prasarananya
belum tersedia dengan baik, sedangkan kawasan di sekitarnya sudah berkembang serta
memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Dan sebaliknya.
OP
Kawasan Kawasan
Real Estate Perkampunga DP 3
DP 1 n2
DP
OP
Kawasan Kawasan
Perkampu Real Estate DP 3
DP 1
ngan DP 2
Jl. Sakti Raya
26
FAKTOR KEDUDUKAN
Jl. Cepat
DP 1 DP 2
Santai
OP 1 OP 4
Jl.
DP3
DP 3 OP 2
Buntu Jl. Pelan2
OP 3
Terus
Jl.
Jl.
27
FAKTOR JENIS TANAH
1. Jenis Tanah (JT) digolongkan menjadi 4 (empat) sebagai berikut :
– Tanah + bangunan
– Kaveling siap bangun
– Tanah kosong
– Fasilitas umumpengembangan/pembangunannya.
2. Untuk jenis tanah golongan tanah + bangunan selanjutnya dibedakan berdasarkan Jenis Penggunaan Bangunan (JPB)
menjadi 16 JPB.
DP 1 (JT 1) DP 2
(JT 1)
OP
JT 3 JT 3 JT 1 JT 3 DP3 (JT1)
Jl. Sengkuni
28
FAKTOR BENTUK BIDANG
OP 2
DP 1 DP 2 OP 1 DP 3
OP
L =2.000 m2
DP 1 DP 2 OP
30
FAKTOR KETINGGIAN
1. Memiliki elevasi lebih tinggi 1 m dari paras jalan
2. Memiliki elevasi lebih rendah 1 m dari paras jalan .
OP 2
Badan jalan
OP 1
31
FAKTOR LEBAR SISI DEPAN
1. Memiliki lebar sisi depan bidang jauh lebih besar dibandingkan rata-rata lebar sisi
depan sekitar.
2. Memiliki lebar sisi depan jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata lebar sisi depan
sekitar.
OP
DP 1 DP 1 OP DP 1
6m 20 m
Jl. Garuda
Pantjasila
32
PENILAIAN TANAH
(LAND VALUATION)
Permasalahan
Pendekatan Penilaian
Contoh Kasus
33
PERMASALAHAN
• Keberadaan objek pajak tanah kosong yang
berkarakteristik khusus cukup banyak;
• Pendekatan penilaian yang mengacu pada kawasan
(penilaian massal) tidak dapat mengakomodasi
karakteristik khusus objek pajak tanah kosong;
• Diperlukan pendekatan penilaian yang bersifat
“individual” untuk dapat mengakomodasi
“karakteristik khusus “;
• Setiap bidang tanah mempunyai alternatif
penggunaan tertinggi dan terbaik (highest and best
use) yang berbeda;
• Setiap bidang tanah mempunyai potensi ekonomi
yang berbeda sehingga “nilai pasar” dapat berbeda
meskipun bersebelahan, terutama bidang tanah 34
berkarakteristik khusus dalam kawasan.
FAKTA
saat ini banyak penerapan NJOP masih di bawah Harga Pasar
- Di Perumahan Taman Kebun Jeruk NJOP tanah adalah
Rp.1.722.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
2.800.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 1.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 450.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 1.050.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 840.000.000 (-20%)
35
Nilai Tanah/m2 : Rp. 2.800.000/m2
FAKTA
saat ini banyak penerapan NJOP masih di bawah
Harga Pasar
Di Kawasan Puri Indah (Jakarta Barat) NJOP tanah adalah
Rp. 2.352.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
3.750.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 7.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 3.100.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 4.400.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 3.520.000.000 (-20%)
36
Nilai Tanah/m2 : Rp. 3.750.000/m2
- Di Kawasan Puri Indah (Jakarta Barat) NJOP tanah adalah
Rp. 2.352.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
3.750.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 7.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 3.100.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 4.400.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 3.520.000.000 (-20%)
Nilai Tanah/m2 : Rp. 3.750.000/m2
37
Bank Nilai Pasar Properti
38
MENGAPA NJOP BANGUNAN NAIK PADAHAL TIDAK
ADA PERUBAHAN LUAS ATAUPUN ADANYA
RENOVASI ?
NJOP Bangunan tiap tahun dihitung dgn perkiraan biaya
membangun bangunan baru (harga material dan upah tahun
pajak berjalan) dikurangi penyusutan
39
TARIF
PERDA PBB SURABAYA
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu
dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember
SPOP
SPOP
Tidak
Tidakdisampaikan
disampaikan Disampaikan
Disampaikan
dalam
dalamwaktu
waktu30
30hari
hari dalam
dalamwaktu
waktu30
30hari
hari
Setelah
Setelahditegor
ditegorsecara
secaratertulis
tertulis SPPT
SPPT
BERDASARKAN
BERDASARKAN
SKP
SKP PEMERIKSAAN/DATA
PEMERIKSAAN/DATALAIN
LAIN
SPOP TIDAK BENAR
SPOP TIDAK BENAR
SPOP
lembar 1
06/20/21 45
SPOP
lembar 2
06/20/21 46
LSPOP
lembar 1
06/20/21 47
LSPOP
lembar 2
06/20/21 48
PENDATAAN
DAN PENILAIAN
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
PENDATAAN
JELAS
BENAR
LENGKAP
DITANDATANGANI
PENENTUAN NJOP
PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Data Pasar (Market Data
Approach)
Pendekatan biaya (Cost Approach)
Pendekatan Pendapatan (Incame Approach)
CARA PENILAIAN
Penilaian Massal
Penilaian Individual
PENDEKATAN PENILAIAN
BUMI/TANAH BANGUNAN
- Letak - Bahan bangunan
- Peruntukan - Rekayasa
- Pemanfaatan - Letak
- Kondisi lingkungan - Kondisi lingkungan
- dan lain-lain - dan lain-lain
Proses Penerbitan SPPT
WAJIB
PAJAK SPOP
LSPOP
• Dengan penyampaian dan pemantauan
pengembalian SPOP
Pendaftaran
Pendataan • Dengan Identifikasi OP
• Dengan Verifikasi Data OP
• Dengan Pengukuran Bidang
OP
Pendataan
• Peta Blok & NOP SPPT &
• SPOP / LSPOP (Data SKP
WP dan OP)
KPP SISMIOP
PENILAIAN
• Peta ZNT
SPPT
Berdasar
• Kode ZNT
SPOP
• DBKB (upah dan
material)
06/20/21 57
S
P
P
T
S
P
P
T
Pengertian SPPT
Penjelasan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
diterbitkan atas dasar Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (SPOP), namun untuk membantu Wajib
Pajak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dapat
diterbitkan berdasarkan data objek yang telah ada
pada Direktorat Jenderal Pajak.
Fungsi SPPT
Catatan :
1. SPPT bukan bukti kepemilikan hak
2. SPPT merupakan informasi objek pajak pada kondisi per 1
Januari tahun pajak
SISMIOP: INTEGRASI BASIS DATA
TEKSTUAL - SPASIAL 85 Juta Objek Pajak dan
51 Juta Wajib Pajak
WAJIB PAJAK
DATA ATRIBUTIK
FORMULIR
SPOP DAN
LSPOP
BUMI DAN/ATAU
BANGUNAN PETA PETA
DIGITAL GARIS
SEBELUM DIALIHKAN KE DAERAH, DIKELOLA OLEH
KPP PRATAMA DI SELURUH INDONESIA
NOP: 31.74.010.005.009.0043.0
Informasi Dalam SPPT
• Tahun Pajak 00.00.00.000.000-0000.0 Kode khusus
• NOP
Nomor urut blok
Kode Blok
• Letak OP
Kode desa / kelurahan
• Nama dan Alamat WP
Kode kecamatan
• Luas Tanah dan Bangunan
Kode daerah kabupaten/kota
– NJOP per meter
Kode daerah propinsi
– Kelas NJOP
• Perhitungan Pajak
NJOP – NJOPTKP = NJKP
PBB Terutang = NJKP x 20% s.d. 100% x Tarif
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
TATA CARA PEMBAYARAN
DAN PENAGIHAN
DASAR PENAGIHAN
SEJAK
SEJAK
SPPT 6 bulan
D TEMPAT
I PEMBAYARAN
T Bank
SKP 1 bulan Tempat lain yg
E
R ditunjuk
I
M
STP 1 bulan A
DIKEM- SKP
30 Hari BALIKAN TIDAK +Denda 25%
SPOP
Dari pokok
pajak
YA
SPPT SKP
Ternyata SPOP tdk + denda 25 %
benar (ketetapan dari selisih pajak
terutang
kurang)
66 bulan
bulan
JATUH
1 bulan
TEMPO
Segera
Segera
Stlh
Stlh 77 hr
hr
STP 1
bln 21 SURAT
+ bunga 2 % JATUH TEGORAN
hr PAKSA
sebulan TEMPO
(maks 24 bln)
Paling 2X24 JAM
cepat
PERMINTAAN 10 hari
SURAT
SURAT PERINTAH
PERINTAH
KLN JADWAL & WAKTU MELAKUKAN
MELAKUKAN
PELELANGAN PENYITAAN
PENYITAAN
Imbangan Pembagian BP PBB antara DJP & Daerah .
Dit Jen 10 % 20 % 60 % 65 % 70 %
Pajak
Pem.
Daerah
90 % 80 % 40 % 35 % 30 %
06/20/21 68
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 15 dan 16
- Objek pajakPajak
Dirjen terkena
DENDA bencana
atas alam
permintaan atauPAJAK
WAJIB sebab
ADMINISTRASI lain yanghal-hal
karena luar biasa
tertentu
HAL-HAL YANG TIDAK DIATUR SECARA KHUSUS DALAM UU PBB
Pasal 23
BERLAKU KETENTUAN :
- UU KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
- PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
KARENA
KARENA ALPA
ALPA
SPOP
SPOP TIDAK
TIDAK BENAR/
BENAR/ TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK MENGEMBALIKAN
MENGEMBALIKAN SPOP
SPOP LENGKAP
LENGKAP DAN/ATAU
DAN/ATAU MELAMPIRKAN
MELAMPIRKAN
KEPADA
KEPADA DITJEN
DITJEN PAJAK
PAJAK KETERANGAN
KETERANGAN YANG
YANG TIDAK
TIDAK BENAR
BENAR
-- PIDANA
PIDANA KURUNGAN
KURUNGAN SELAMA-LAMANYA
SELAMA-LAMANYA
66 (ENAM)
(ENAM) BULAN,
BULAN, ATAU
ATAU
-- DENDA
DENDA SETINGGI-TINGGINYA 22 (DUA)
SETINGGI-TINGGINYA (DUA)
KALI PAJAK TERUTANG
KALI PAJAK TERUTANG
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25 ayat (1)
D E N G A N S E N G A J A
• Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan, yang dengan sengaja melakukan
tindakan :
tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya;
tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan;
dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda
setinggi-tingginya Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
• Ancaman pidana dilipatkan dua, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di
bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun terhitung sejak selesai menjalani
pidana penjara/sejak dibayarnya denda.
• Tindak pidana tidak dapat dituntut setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun sejak
berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
PENGENAAN PBB TERHADAP OBJEK PAJAK
YANG DINILAI SECARA INDIVIDUAL
KMK No. 523/KMK.04/1998