PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
DASAR PENGENAAN
NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari harga transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar
Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, Nilai jual objek pajak
ditentukan melalui:
-Perbandingan harga dengan objek pajak lain yang sejenis; atau
-Nilai perolehan baru; atau
-Nilai jual objek pajak pengganti
FUNGSI TURUNAN
2 DJP UU No. 21/1997 jo UU Sebagai dasar Pasal 6 (3)
No. 20/2000 pengenaan Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak
Tentang Bea BPHTB atas sebagaimana dimaksud pada ayat
Perolehan Hak Atas pengalihan hak (2) tidak diketahui atau lebih rendah
Tanah dan Bangunan daripada Nilai Jual Objek Pajak yang
digunakan dalam pengenaan Pajak
(dalam UU 28/2009 Bumi dan Bangunan pada tahun
PDRD masih berlaku) terjadinya perolehan, dasar
pengenaan pajak yang dipakai
adalah Nilai Jual Objek Pajak Bumi
dan Bangunan.
6
lanjutan-1
Instansi
No Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
Pengguna
3 DJP PP No. Sebagai dasar Pasal 4 (2) PP No. 79/1999
48/1994 jo PP pengenaan Nilai pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada
No. 79/1999 PPh Final atas ayat (1) adalah nilai yang tertinggi antara nilai
Tentang Penghasilan berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai
Pembayaran dari Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan yang
PPh atas pengalihan bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
Penghasilan hak Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang
dari pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah
hak atas tanah diubah dengan Undang- undang Nomor 12 Tahun
dan atau 1994,
bangunan Pasal 4 (3) PP No. 79/1999
.............................................................(lanjutan-2)
(tidak berlaku
PPh Pasal 4 (2)
berdasarkan
Harga
Bruto/Pasar PP
34 Tahun 2016)
7
lanjutan-2
8
lanjutan-3
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
4 DJP KMK No. Penentuan Pasal 3 (2)
248/KMK.04 PPh atas Atas Penghasilan sebagaimana
/1995 penghasilan dimaksud pada ayat (1) terutang PPh
Tentang yang diterima sebesar 5% dari jumlah bruto yang
Perlakuan pemegang hak tertinggi antara nilai pasar dengan Nilai
Pajak atas tanah Jual Objek Pajak (NJOP) bangunan yang
Penghasilan berupa bersangkutan sebagaimana dimaksud
terhadap bangunan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun
pihak-pihak yang 1985 tentang Pajak Bumi dan
yang diserahkan Bangunan sebagaimana telah diubah
melakukan oleh investor dengan Undang- undang Nomor 12
kerjasama setelah masa Tahun 1994,
dalam perjanjian BOT Pasal 3 (4)
bentuk berakhir Nilai Perolehan bangunan yang diterima
perjanjian dari investor sebagaimana dimaksud
Bangunan pada ayat (1) adalah sebesar nilai atau
Guna Serah NJOP yang merupakan dasar pengenaan
(Built Pajak Penghasilan
Operate and
Transfer)
9
lanjutan-4
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
5 Seluruh KMK Penetapan KMK No.350/KMK.03/1994 butir 2
Departemen No.350/K perkiraan huruf b no b.(3) :
/lembaga MK.03/1 nilai tanah Untuk Menghitung perkiraan nilai
994 dalam bangunan, agar berpedoman pada
Tentang kegiatan Keputusan Direktur Jenderal Cipta
Tata Cara tukar Karya tentang Pedoman
Tukar menukar Standarisasi dan Pedoman
Operasional Penyelenggaraan
Menukar barang
Pembangunan Bangunan Gedung
Barang milik/kekay
Negara, dikurangi penyusutan
Milik/Kek aan negara
sesuai dengan peraturan yang
ayaan berlaku. Sedangkan untuk
Negara menetapkan perkiraan nilai tanah
agar berpedoman pada Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak
10
lanjutan-5
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
11
lanjutan-6
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
S-3451/ Penaksiran Angka 1
8 DJA
KMK.2/200 harga tanah Penaksiran harga tanah Milik/yang
2 milik/dikuasai dikuasai Negara baik untuk
Hal : negara dipertukarkan maupun dinas dengan
Penaksiran tindak lanjut untuk dijual didasarkan
harga tanah
milik/dikuasai atas harga tertinggi dari NJOP atau
negara harga pasar pada saat dilakukan
penaksiran.
Angka 3
Apabila penaksiran telah dilaksanakan
pada tahun yang lalu sedangkan
pengajuan permohonan pelaksanaan
tukar menukar/penjualan baru
diterima oleh DJA pada tahun berjalan,
maka penaksiran harus diulang
dengan menggunakan patokan harga
NJOP Tahun berjalan dan harga pasar
pada waktu penaksiran ulang.
12
lanjutan-7
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
9 Pemerintah UU No. Penyusunan Kepmendagri No. 12/2003,Pasal 3 butir
Daerah 33/2004, Neraca a (1)
Kab/Prop. Kepmendagri Daerah
No. 29/2002, Kriteria yang digunakan dalam penilaian
12/2003, Barang Daerah ditentukan sebagai
Tentang berikut :
Pedoman
Penilaian a. Penilaian tanah menggunakan
Barang Daerah harga pasar dan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP).
14
lanjutan-9
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
12 Perusaha- KMK Penilaian Pasal 13 ayat 1 butir h :
an No.424/KM atas bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah
Asuransi K.06/2003 kekayaan dengan bangunan, untuk investasi berdasarkan nilai
yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar
Tentang Asuransi pada instansi yang berwenang, atau Nilai Jual Objek
Kesehatan
Pajak (NJOP) dalam hal tidak dilakukan penilaian
Keuangan
oleh lembaga penilai;
Perusahaan
Asuransi dan
Pasal 13 ayat 2 butir e :
Perusahaan
(2) Penilaian atas kekayaan bukan investasi
Reasuransi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b
untuk perusahaan asuransi dan reasuransi adalah
sebagai berikut :
e. Bangunan dengan hak strata (strata title)
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada lembaga yang
berwenang, atau NJOP dalam hal tidak dilakukan
penilaian oleh lembaga penilai.
15
lanjutan-10
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
(Lanjutan-10)..................................................
Pasal 17
ayat 1 butir g :
Bangunan dengan hak strata (strata title) atau
tanah dengan bangunan, untuk investasi,
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada instansi yang
berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh lembaga
penilai;
ayat 2 butir e :
................................................(lanjutan -11)
16
lanjutan-11
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
(Lanjutan-11)............................................
Ayat 2 butir e :
Bangunan dengan hak strata (strata title) atau
tanah dengan bangunan, yang dipakai sendiri,
berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga
penilai yang terdaftar pada instansi yang
berwenang, atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh
lembaga penilai.
17
lanjutan-12
No Instansi Legalitas Kepentingan Bunyi Pasal
13 Dep. PP No. 80 Penetapan Pasal 25 Ayat 1 huruf a :
Kimpraswil Tahun 1999 besarnya
Tentang penggantian Penetapan besarnya
Kawasan yang layak penggantian yang layak
Siap Bangun dalam rangka dilakukan dengan
dan penyediaan memperhitungkan :
lingkungan tanah untuk
siap bangun perumahan dan a. Nilai Tanah yang didasarkan
yang berdiri pemukiman atas Nilai Jual Objek Pajak
sendiri Bumi dan Bangunan
18
Tujuan Utama Penggunaan NJOP :
19
MENGAPA BANYAK PIHAK
MEMANFAATKAN NJOP BUMI ?
20
NJOP selalu naik
tiap tahun???
21
Benarkah NJOP selalu Naik tiap tahun?
• Fakta: NJOP pada umumnya masih
jauh di bawah harga pasar
• Dilakukan penyesuaian secara
bertahap setiap tahun (tidak
langsung disamakan dengan Harga
Pasar dalam tahun pajak tersebut)
• Pada saat penyesuaian secara
bertahap, Harga Pasar juga bergerak
naik.
22
FAKTA
saat ini banyak penerapan NJOP masih di bawah Harga Pasar
- Di Perumahan Taman Kebun Jeruk NJOP tanah adalah
Rp.1.722.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
2.800.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 1.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 450.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 1.050.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 840.000.000 (-20%)
23
Nilai Tanah/m2 : Rp. 2.800.000/m2
FAKTA
saat ini banyak penerapan NJOP masih di bawah
Harga Pasar
Di Kawasan Puri Indah (Jakarta Barat) NJOP tanah adalah
Rp. 2.352.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
3.750.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 7.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 3.100.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 4.400.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 3.520.000.000 (-20%)
24
Nilai Tanah/m2 : Rp. 3.750.000/m2
- Di Kawasan Puri Indah (Jakarta Barat) NJOP tanah adalah
Rp. 2.352.000/m2, sedangkan Harga Pasar mencapai Rp.
3.750.000/m2. Datanya adalah :
Analisa Data :
Harga Penawaran : Rp. 7.500.000.000
Estimasi Nilai Bangunan : Rp. 3.100.000.000
Estimasi Penawaran Tanah : Rp. 4.400.000.000
Penyesuaian (Penawaran) : Rp 3.520.000.000 (-20%)
Nilai Tanah/m2 : Rp. 3.750.000/m2
25
Bank Nilai Pasar Properti
26
MENGAPA NJOP BANGUNAN NAIK PADAHAL TIDAK
ADA PERUBAHAN LUAS ATAUPUN ADANYA
RENOVASI ?
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
PENDATAAN
•JELAS
•BENAR
•LENGKAP
•DITANDATANGANI
PENENTUAN NJOP
❖PENDEKATAN PENILAIAN
• Pendekatan Data Pasar (Market Data
Approach)
• Pendekatan biaya (Cost Approach)
• Pendekatan Pendapatan (Incame Approach)
❖CARA PENILAIAN
•Penilaian Massal
•Penilaian Individual
PENDEKATAN PENILAIAN
Struktur
Data
Non
SISMIOP
SISMIOP
33
PENGENAAN PBB TERHADAP OBJEK PAJAK YANG
DINILAI SECARA INDIVIDUAL
BUMI/TANAH BANGUNAN
- Letak - Bahan bangunan
- Peruntukan - Rekayasa
- Pemanfaatan - Letak
- Kondisi lingkungan - Kondisi lingkungan
- dan lain-lain - dan lain-lain
FAKTOR KAWASAN
Bumi/tanah yang terletak di kawasan belum berkembang yang
sarana dan prasarananya belum tersedia dengan baik, sedangkan
kawasan di sekitarnya sudah berkembang ser ta memiliki sarana
dan prasarana yang memadai . Dan sebaliknya.
OP
Kawasan Kawasan
Real Estate Perkampunga DP 3
DP 1 n2
DP
OP
Kawasan Kawasan
Perkampu Real Estate DP 3
DP 1
ngan DP 2
Jl. Sakti Raya
36
FAKTOR KEDUDUKAN
Jl. Cepat
DP 1 DP 2
Santai
OP 1 OP 4
Jl.
DP3
DP 3 OP
2
Jl. Pelan2
Jl. Terus
Buntu
OP 3
Jl.
37
FAKTOR JENIS TANAH
1. Jenis Tanah (JT) digolongkan menjadi 4 (empat) sebagai berikut :
– Tanah + bangunan
– Kaveling siap bangun
– Tanah kosong
– Fasilitas umumpengembangan/pembangunannya.
2. Untuk jenis tanah golongan tanah + bangunan selanjutnya dibedakan berdasarkan Jenis Penggunaan
Bangunan (JPB) menjadi 16 JPB.
DP 1 (JT 1) DP 2
(JT 1)
OP
JT 3 JT 3 JT 1 JT 3 DP3 (JT1)
Jl. Sengkuni
38
FAKTOR BENTUK BIDANG
OP 2
DP 1 DP 2 OP 1 DP 3
OP
L =2.000 m2
DP 1 DP 2 OP
40
FAKTOR KETINGGIAN
1. Memiliki elevasi lebih tinggi 1 m dari paras
jalan
2. Memiliki elevasi lebih rendah 1 m dari
paras jalan .
OP 2
Badan jalan
OP 1
41
FAKTOR LEBAR SISI DEPAN
1. Memiliki lebar sisi depan bidang jauh lebih besar
dibandingkan rata-rata lebar sisi depan sekitar.
2. Memiliki lebar sisi depan jauh lebih kecil dibandingkan
rata-rata lebar sisi depan sekitar.
OP
DP 1 DP 1 OP DP 1
6m 20 m
Jl. Garuda
Pantjasila
42
PENILAIAN TANAH
(LAND VALUATION)
◼ Permasalahan
◼ Pendekatan Penilaian
◼ Contoh Kasus
43
PERMASALAHAN
• Keberadaan objek pajak tanah kosong yang
berkarakteristik khusus cukup banyak;
• Pendekatan penilaian yang mengacu pada kawasan
(penilaian massal) tidak dapat mengakomodasi
karakteristik khusus objek pajak tanah kosong;
• Diperlukan pendekatan penilaian yang bersifat
“individual” untuk dapat mengakomodasi “karakteristik
khusus “;
• Setiap bidang tanah mempunyai alternatif penggunaan
tertinggi dan terbaik (highest and best use) yang
berbeda;
• Setiap bidang tanah mempunyai potensi ekonomi yang
berbeda sehingga “nilai pasar” dapat berbeda meskipun
bersebelahan, terutama bidang tanah berkarakteristik
khusus dalam kawasan.
44
TARIF
PERDA PBB SURABAYA
NJOPTKP
Rp. 15.000.000,00
untuk setiap Wajib Pajak SBY
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu
dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember
SPOP
BERDASARKAN
SKP PEMERIKSAAN/DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
SPOP
lembar 1
10/20/2022 51
SPOP
lembar 2
10/20/2022 52
LSPOP
lembar 1
10/20/2022 53
LSPOP
lembar 2
10/20/2022 54
Proses Penerbitan SPPT
WAJIB
PAJAK SPOP
LSPOP
• Dengan penyampaian dan pemantauan
pengembalian SPOP
Pendaftaran
Pendataan • Dengan Identifikasi OP
• Dengan Verifikasi Data OP
• Dengan Pengukuran Bidang OP
Pendataan
• Peta Blok & NOP SPPT &
• SPOP / LSPOP (Data SKP
WP dan OP)
KPP SISMIOP
PENILAIAN
• Peta ZNT
SPPT
Berdasar
• Kode ZNT
SPOP
• DBKB (upah dan
material)
10/20/2022 56
S
P
P
T
S
P
P
T
Pengertian SPPT
Penjelasan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
diterbitkan atas dasar Surat Pemberitahuan Objek
Pajak (SPOP), namun untuk membantu Wajib
Pajak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dapat
diterbitkan berdasarkan data objek yang telah ada
pada Direktorat Jenderal Pajak.
Fungsi SPPT
Catatan :
1. SPPT bukan bukti kepemilikan hak
2. SPPT merupakan informasi objek pajak pada kondisi per 1
Januari tahun pajak
SISMIOP: INTEGRASI BASIS DATA
TEKSTUAL - SPASIAL 85 Juta Objek Pajak dan
51 Juta Wajib Pajak
WAJIB PAJAK
DATA ATRIBUTIK
FORMULIR SPOP
DAN LSPOP
BUMI DAN/ATAU
BANGUNAN PETA DIGITAL PETA
GARIS
SEBELUM DIALIHKAN KE DAERAH, DIKELOLA OLEH
KPP PRATAMA DI SELURUH INDONESIA
NOP: 31.74.010.005.009.0043.0
Informasi Dalam SPPT
• Tahun Pajak 00.00.00.000.000-0000.0 Kode khusus
• NOP
Nomor urut blok
Kode Blok
• Letak OP Kode desa / kelurahan
• Nama dan Alamat WP Kode kecamatan
• Luas Tanah dan Bangunan Kode daerah kabupaten/kota
– NJOP per meter Kode daerah propinsi
– Kelas NJOP
• Perhitungan Pajak
NJOP – NJOPTKP = NJKP
PBB Terutang = NJKP x 20% s.d. 100% x Tarif
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
TATA CARA PEMBAYARAN
DAN PENAGIHAN
DASAR PENAGIHAN
SEJAK
SPPT 6 bulan
D TEMPAT
I PEMBAYARAN
T ▪Bank
SKP 1 bulan ▪Tempat lain yg
E
R ditunjuk
I
M
STP 1 bulan A
DIKEM- SKP
30 Hari BALIKA TIDAK +Denda 25%
SPOP
N Dari pokok
pajak
YA
SPPT SKP
Ternyata SPOP tdk + denda 25 %
benar (ketetapan dari selisih pajak
kurang) terutang
6 bulan
JATUH
1 bulan
TEMPO
Segera
Stlh 7 hr
STP 1
bln 21 SURAT
+ bunga 2 % JATUH TEGORAN
hr PAKSA
sebulan TEMPO
(maks 24 bln)
Paling 2X24 JAM
cepat
PERMINTAAN 10 hari
KLN SURAT PERINTAH
JADWAL & WAKTU MELAKUKAN
PELELANGAN PENYITAAN
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 15 dan 16
KARENA ALPA
D E N G A N S E N G A J A
• Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan, yang dengan sengaja melakukan
tindakan :
➢ tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya;
➢ tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan;
dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda
setinggi-tingginya Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
• Ancaman pidana dilipatkan dua, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di
bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun terhitung sejak selesai menjalani
pidana penjara/sejak dibayarnya denda.
• Tindak pidana tidak dapat dituntut setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun sejak
berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
PENGENAAN PBB TERHADAP OBJEK PAJAK
YANG DINILAI SECARA INDIVIDUAL
KMK No. 523/KMK.04/1998