Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN PBB-P2 DAN BPHTB

Kelompok 3:
Annisa Erma Ayunda (17043003)
Henny Julia Regina (17043014)
Rany Mustikasari (17043023)
Zulfah Ira Simatupang (17043034)
Pajak Bumi Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI BANGUNAN
PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB- P2)

PENGERTIAN SUBJEK DAN OBJEK PBB-P2


Sesuai Pasal 2 UU No. 28 Tahun 2009, PBB-P2
Di dalam Pasal 1 UU Pajak Daerah dan Retribusi dapat tidak dipungut . Subjek dan objek PBB-P2
Daerah, PBB-P2 didefinisikan sebagai pajak atas menurut Pasal 7 UU No. 28 Tahun 2009, yaitu bumi
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan bangunan yang dikuasai / manfaatkan oleh
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau orang pribadi/ badan kecuali PBB-P3. Maksud
Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk bangunan sbb:
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan  Jalan lingkungan yang terletak dalam satu
pertambangan. kompleks bangunan
Sejak pemberlakuan UU Pajak Daerah dan Retribusi  Jalan tol
Daerah (UU No. 28 Tahun 2009) mulai 1 Januari  Kolam renang
2010, PBB untuk sektor pedesaan dan perkotaan  Pagar mewah
(PBB-P2) telah dialihkan menjadi Pajak Daerah yang
 Tempat olahraga
dipungut oleh Pemerintah Kota/Kabupaten.
 Galangan kapal, dermaga
 Taman mewah
 Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, 2
pipa minyak
 Menara
Pajak Bumi Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI BANGUNAN
PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB- P2)
PERHITUNGAN PBB-P2
OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN PBB-P2
 Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk kepentingan Sesuai dengan Pasal 77 UU No. 28 Tahun 2009,
besarnya NJOPTKP (Nilai Jual Objek Pajak Tidak
pemerintahan.
Kena Pajak) ditetapkan paling rendah sebesar
 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap
umum, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh Wajib Pajak PBB-P2.
keuntungan. Berdasarkan Pasal 79 UU No. 28 Tahun 2009,
 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau ditetapkan setiap 3 tahun oleh Kepala Daerah,
yang sejenis dengan itu. kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan
setiap tahun sesuai dengan perkembangan
 Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, wilayahnya.
taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh
Sesuai dengan Pasal 80 UU No.28 Tahun 2009, tarif
desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak. PBB-P2 ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%.
 Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat Perhitungan :
berdasarkan asas perlakuan timbal balik
PBB-P2 terutang = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)
 Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional yang ditetapkan yaitu PerMenkeu No.
3
148/PMK.07/2010.
Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI BANGUNAN
PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB- P2)

Dana bagi hasil atas penerimaan PBB

1 2
90% untuk Daerah 10% untuk Pemerintah Pusat
• 65% dari 10% dibagikan secara merata
• 16,2% untuk daerah provinsi yang bersangkutan. kepada seluruh daerah kabupaten/kota.
• 64,8% untuk daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. • 35% dari 10% dibagikan sebagai insentif
• 9% untuk biaya pemungutan. kepada daerah kabupaten/kota.

4
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN(BPHTB)

Jenis-jenis hak atas tanah yang perolehan haknya


Didefinisikan sebagai pemindahan hak atas kepemilikan dikenakan BPHTB sebagaimana diatur dalam Pasal
atas tanah dan/atau bangunan. 2 ayat (3) UU BPHTB meliputi:
Dalam Pasal 2 UU BPHTB objek BPHTB antara lain: Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan,
• Pemindahan Hak, karena: Hak Pakai, Hak Milik atas satuan Rumah Susun,
dan Hak Pengelolaan
Jual Beli, Tukar Menukar, Hibah, Hibah Wasiat, Waris,
Pemasukan dalam Perseroan/Badan Hukum lainnya, Pasal 5 UU BPHTB menyatakan bahwa tarif BPHTB
Pemisahan Hak yang mengakibatkan peralihan, merupakan tarif tunggal sebesar 5%.
Penunjukan pembeli dalam Lelang, Pelaksanaan
putusan Hakim yang mempunyai kekuatan Hukum
Tetap, Penggabungan Usaha, Peleburan Usaha,
Pemekaran Usaha, dan Hadiah
• Pemberian Hak Baru, karena:
•Kelanjutan Pelepasan Hak dan di luar Pelepasan Hak
5
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN BEA PEROLEHANHAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

Nilai Perolehan Objek Pajak atau disingkat NPOP sesuai ketentuan Menurut ketentuan Pasal 6 ayat (3), bila NPOP tidak diketahui
Pasal 6 UU BPHTB. Berdasarkan jenis perolehan haknya, NPOP atau NPOP lebih rendah dari NJOP PBB maka yang menjadi
tersebut adalah sebagai berikut: dasar pengenaan adalah NJOP PBB dan apabila NJOP PBB
belum ditetapkan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat
(4) besarnya NJOP PBB ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Harga
Jual Beli Transaksi Untuk menghitung besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Kena
Pajak (NPOPKP) adalah dengan cara mengurangkan NPOP
dengan NPOPTKP. Dengan demikian untuk menghitung
Tukar Menukar, Hibah, Hibah besarnya BPHTB terutang adalah :
Wasiat , Waris, Pemasukan
dalam Perseroan / Badan Nilai Pasar BPHTB terutang = Tarif x NPOPKP
Hukum lainnya , Pemisahan
Hak, Peralihan Hak karena
Putusan Hakim, Pemberian
Atau
Hak Baru, Penggabungan
Usaha, Peleburan Usaha, BPHTB = 5% x (NPOP – NPOPTKP)
Pemekaran Usaha, dan
Hadiah Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Yang Tercantum Dalam dan Retribusi Daerah, maka pemungutan untuk BPHTB
Lelang Risalah Lelang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota
6
sehingga semua pendapatan dari BPHTB menjadi hak
Kabupaten/Kota.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN BEA PEROLEHANHAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

Dana bagi hasil atas penerimaan BPHTB

1 2
80% untuk Daerah 20% untuk Pemerintah Pusat
20% bagian Pemerintah Pusat dan penerimaan
• 16% untuk daerah provinsi yang bersangkutan. BPHTB dibagikan dengan porsi yang sama
• 64% untuk daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. besar untuk seluruh Kabupaten/Kota.

7
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai