Anda di halaman 1dari 22

Making Higher

Education Open
All

PAJAK DAERAH
kabupaten/kota
Inisiasi Tuton ke - 3
Mata Kuliah : Lab. Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Program Studi : DIII Perpajakan
Fakultas : FHISIP
Penulis : Lodang Prananta Widya Sasana, S. Sos. M.A
Email : lodang5758@gmail.com
Penelaah : Dr. Muhtarom, SE, MM, AK, CA, CTA
Email : muhtarom@ecampus.ut.ac.id

www.ut.ac.id
Pendahuluan

Pajak Barang dan Jasa Tertentu


(PBJT) : Pajak Hotel, Restoran, Mahasiswa Mampu menjelaska
Hiburan, Pajak Penerangan mengidentifikasi, menghitung d
Jalan, dan Parkir memberikan contoh
Pajak Daerah penerapanperaturan pajak daera
Kabupaten/Kota Pajak Mineral Bukan Logam dan yang dipungut oleh kabupaten/k
Batuan, dan Pajak Air Tanah, Pajak
Reklame

Pajak Sarang Burung Walet,


Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan; serta Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

www.ut.ac.id
Pendahuluan

UU No. 1
Tahun 2022

Ketentuan- Pajak Barang Pajak Mineral


dan Jasa
Ketentuan Tertentu Pajak
Pajak Reklame Bukan Logam dan Pajak Air tanah
dan Perda Hotel, Restoran, Bantuan
Hiburan, Pajak
Penerangan
Jalan, dan Parkir

Pajak Bumi dan


Pajak Sarang Bea Perolehan Hak
Bangunan
Burung Atas Tanah dan/atau
Walet Perdesaan dan
Bangunan
Perkotaan

www.ut.ac.id
Pengaturan Pajak Daerah

Sinergi Pemungutan Pajak Barang dan Jasa Tertentu


Prov-Kab/Kota melalui Opsen (PBJT) Green Policy PKB dan BBNKB

- PBJT mengintegrasikan pajak daerah - Kendaraan bermotor berbasis


- Opsen tidak menambah energi terbarukan (nonfosil)
berbasis konsumsi (Pajak Hotel, Restoran,
dikecualikan dari PKB dan
beban WP Hiburan, PPJ, dan Parkir)
BBNKB
- Opsen PKB dan BBNKB - Tujuannya untuk:
menggantikan bagi hasil PKB - Mendukung program
1. mempermudah administrasi
dan BBNKB, sekaligus percepatan Kendaraan
mempercepat penerimaan pembayaran dan pelaporan dari
Bermotor Listrik Berbasis
kab/kota sisi WP, Baterai (KBLBB)
2. Meningkatkan efisiensi layanan
- Opsen MBLB untuk mendanai
kewenangan provinsi dalam perpajakan dan pengawasan dari
- NJKB lebih tinggi untuk
penerbitan dan pengawasan sisi Pemda
izin MBLB Kendaraan Bermotor Fosil
- perluasan objek (valet parkir, rekreasi,
yang menghasilkan emisi lebih
- Mendorong sinergi antara dsb)
besar
Provinsi dan kab/kota

www.ut.ac.id
Pengaturan Pajak Daerah

www.ut.ac.id
Pengaturan Pajak Daerah

www.ut.ac.id
Perbandingan Jenis Pajak Daerah

www.ut.ac.id
Perbandingan Jenis Pajak Daerah
No Jenis Pajak Perubahan Objek dalam UU HKPD

10 Pajak Reklame • Objek sama dengan UU 28 Tahun 2009


– Pasal 60 • Penambahan pengecualian objek yaitu reklame yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan politik, sosial, dan keagamaan yang tidak
disertai dengan iklan komersial. Pengaturan ini memungkinkan reklame-reklame partai politik dalam masa kontestasi politik dikecualikan
dari pengenaan Pajak Reklame.

11 Pajak Air Tanah • Objek sama dengan UU 28 Tahun 2009


– Pasal 65 • Penambahan pengecualian objek yaitu untuk keperluan keagamaan, perikanan dan peternakan rakyat. Penambahan pengecualian ini agar
atas pengambilan air tanah untuk keperluan keagamaan tidak dikenakan Pajak Air Tanah, selaras dengan pengecualian Pajak Air
Permukaan
12 Pajak Mineral • Objek sama dengan UU 28 Tahun 2009 ditambah sulfur dan MBLB ikutan
Bukan Logam • Pada pengaturan pengecualian MBLB ditambahkan frasa:
dan Batuan ✔ “tidak diperjualbelikan/ dipindahtangankan untuk MBLB keperluan rumah tangga. Pengaturan ini agar MBLB keperluan
(Pajak MBLB) – rumah tangga yang dikecualikan dari pengenaan pajak hanya yang tidak diperjualbelikan/dipindahtangankan.
Pasal 71 ✔ “tidak dimanfaatkan dan/atau tidak dijual” untuk MBLB ikutan hasil pertambangan. Pengaturan ini agar MBLB ikutan hasil
pertambangan yang dikecualikan dari pengenaan pajak hanya jika MBLB ikutan tersebut tidak dimanfaatkan atau tidak dijual oleh
penambang.

13 Pajak Sarang Sama dengan UU 28 Tahun 2009


Burung Walet –
Pasal 76

14 Opsen – Pasal • Merupakan jenis pajak daerah baru yang terdiri dari Opsen PKB, Opsen BBNKB, dan Opsen Pajak MBLB
81 • Objek Opsen sama dengan objek pajak daerah ayng ditumpanginya (objek PKB, objek BBNKB dan objek Pajak MBLB)
• Opsen PKB dan Opsen BBNKB merupakan penerimaan Kab/kota yang dimaksudkan sebagai pengganti (shifting) bagi hasil PKB dan
BBNKB
• Opsen Pajak MBLB merupakan penerimaan provinsi yang dimaksudkan sebagai sumber pendanaan baru provinsi dalam
melaksanakan pendelegasian kewenangan Pusat di bidang pertambangan MBLB

www.ut.ac.id
Perbandingan Tarif Pajak Daerah
Jenis Pajak UU PDRD UU HKPD Latar Belakang/Alasan Perubahan
N
o
1 Pajak MBLB 25% Maks 20% Tarif turun untuk mengakomodir opsen MBLB. Opsen MBLB
dimaksudkan untuk memberikan sumber pendanaan bagi provinsi terkait
kewenangan pengendalian izin MBLB di provinsi.
2 PAT Maks 20% Maks 20% Secara umum tidak berubah dari UU 28/2009
3 Pajak Sarang Maks 10% Maks 10% Secara umum tidak berubah dari UU 28/2009
Burung Walet
4 PBB-2 Maks 0,3% Maks 0,5%, namun NJOP • Tarif maksimum naik, namun diberikan diskresi bagi Pemda untuk
pada range 20%-100% melakukan set-up Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) yaitu sebesar 20% s.d.
(NJKP) 100% dari NJOP
• PBB-P2 pada bangunan yang digunakan untuk tujuan komersil, seperti
bangunan tempat usaha, termasuk menara telekomunikasi, kos-kosan,
dsb dapat menggunakan NJOP yang dihitung berdasarkan individual
appraisal (misal dengan pendekatan pendapatan).
• Kenaikan tarif dan penilaian individual dimaksudkan untuk
memberikan kompensasi atas penghapusan Retribusi Pengendalian
Menara Telekomunikasi, dan Retribusi Perizinan Tertentu yang
dihapuskan.

5 BPHTB Maks 15% Maks 15% -Terjadi kenaikan nilai tidak kena pajak dari 60juta menjadi 80juta
6 Pajak Rokok Maks 10% Maks 10%
7 Opsen
a. PKB - 66% • Tarif Opsen merupakan tarif tetap (fix) bukan tarif maksimal.
• Tarif Opsen dikalikan dengan pajak terutang underlying, misalnya:
a. BBNKB - 66% Opsen PKB= 66% x PKB terutang, dst.
a. MBLB - 25% • Tarif Opsen PKB, BBNKB, dan MBLB ditetapkan dengan
memperhatikan agar beban WP tidak berubah secara signifikan

www.ut.ac.id
Perbandingan Tarif Pajak Daerah
Jenis Pajak UU PDRD UU HKPD Latar Belakang/Alasan Perubahan
N
o
8 PBJT • Pajak Hotel, • Maks 10% (hotel, • Penyederhanaan tarif pajak-pajak daerah berbasis konsumsi
Pajak Restoran, restoran, parkir, listrik, • Penyederhanaan administrasi pengusaha
PPJ maks 10%, kesenian dan hiburan, • Mendorong pertumbuhan industri hiburan keluarga melalui
kecuali PPJ sarpras olahraga, penurunan tarif, misalnya permainan ketangkasan yang dalam UU
untuk industry rekreasi) 28/2009 dapat dikenakan pajak s.d. 75%
dan • Maks. 3% untuk konsumsi • Tarif 40% - 75% untuk jasa tertentu telah memperhatikan tarif rata-
pertambangan Tenaga Listrik dari rata Perda existing
migas maks sumber lain oleh indsutri
3%. pertambangan minyak
• Pajak Parkir bumi dan gas alam
maks 30% • Maks. 1,5% untuk
• Pajak Hiburan konsumsi Tenaga Listrik
maks 75% yang dihasilkan sendiri
• 40% - 75% khusus jasa
hiburan diskotik,kelab
malam, karaoke, bar,
mandi uap/spa

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Barang dan Jasa Tertentu PBJT
Pajak Hotel
Tuan Kirun menginap selama 3 malam di Hotel “A” di Kota Bogor dengan harga/tarif kamar Rp
400.000 per malam sebelum discount. Pada saat check out time yang bersangkutan melakukan
pembayaran atas:
Sewa kamar 3 hari = 3 x Rp 400.000 = Rp 1.200.000
Cuci seterika 3 potong pakaian = Rp 30.000
Telepon = Rp 75.000
Restoran = Rp 100.000
Jumlah = Rp 1.405.000
Service = 10 % x Rp 140.500
Jumlah sebelum pajak = Rp 1.545.500,00
Diskon 5% = Rp 77.275
Jumlah setelah diskon = Rp 1.468.225
Pajak Hotel = 10% x Rp 146.822
Jumlah yang harus dibayar = Rp 1.615.047
Yang dimaksud dengan dasar pengenaan pajak pada contoh ini adalah “Jumlah setelah diskon"
yaitu sebesar Rp1.468.225.
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1
tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan.
www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Barang dan Jasa Tertentu PBJT Pajak
Restoran

Sebuah restoran di Kab. Jember menyediakan makanan dan minuman di tempat,


sekaligus melayani pesanan. Berdasarkan laporan perusahaan, selama 1 bulan
restoran tersebut memeroleh pendapatan dari konsumen yang makan di
restorannya sebesar Rp 125.000.000 dan dari pesanan sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah pajak yang harus disetorkan restoran tersebut?

Cara perhitungan pajaknya: tarif pajak x dasar pengenaan;


Tarif pajak (10%)
Dasar pengenaan = Rp 125.000.000,00 + Rp 25.000.000
= Rp 150.000.000
Pajak yang harus dibayarkan pada bulan tersebut adalah:
10% x Rp 150.000.000 = Rp 15.000.000
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda
sejak UU No 1 tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan.

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Barang dan Jasa Tertentu PBJT Pajak
Hiburan

1) Usaha bioskop:
a. Tiket masuk Rp 25.000/orang . Tarif PBJT Pajak hiburan misal 10%. (10 % x Rp 25.000 = Rp 2.500.)
Jumlah yang dibayar penonton : Rp 25.000 + Rp 2.500 = Rp 27.500.
2) Usaha Pertunjukan drama atau kesenian tradisional:
a. Tiket masuk Rp 20.000/orang. Tarif PBJT Pajak hiburan misal 5%. (5% x Rp 20.000 = Rp 1000)
Jumlah yang dibayar penonton Rp 20.000 + Rp 1000 = Rp 21.000
3) Usaha taman rekreasi, kolam memancing, bungi jumping, sepeda air, dan sejenisnya:
a. Tiket masuk Rp 50.000. Tarif PBJT pajak hiburan misal 10%. (10% x Rp 50.000 = Rp 5.000)
Jumlah yang dibayar penonton Rp 50.000 + Rp 5.000 = Rp 55.000

*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1
tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan.

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak barang dan Jasa Tertentu (PBJT
Pajak Penerangan Jalan
PPJ PLN
Pak Andi pelanggan tarif R-1 dengan daya tersambung 1.300 VA. Stand kWh – Meter yang dicatat pada akhir
April 2015 adalah 03781 kWh, dan yang dicatat bulan sebelumnya adalah 03660 kWh. Besarnya rekening listrik
yang dibayar tersebut adalah:

Stand bulan ini – Stand bulan lalu = 03781 – 03660 = 121 kWh
1.Biaya Beban = 1.3 kVA x Rp 26.271,-
(Rp 26.271,-/kVA) = Rp 34.152,-
= Rp 34.150,- (dibulatkan)
2.Biaya Pemakaian Blok I Pemakaian < 20 kWh
(Rp 396,- tarif Rp/kWh) = 20 kWh x Rp 396,-
= Rp 7.920,-
3.Biaya Pemakaian Blok II Pemakaian 20 kWh – 60 kWh = 40 kWh
(Rp 422,- tarif Rp/kWh) = 40 kWh x Rp 422,-
= Rp 16.880,-
4.Biaya Pemakaian Blok III = 121 – 60 kWh
(selisih jumlah kWh dari = 61 kWh x Rp 601,-
pemakaian Blok I dan Blok II, = Rp 36.660,-
Rp 601,- tarif Rp/kWh)
5.Pajak Penerangan Jalan = 4% x Rp 95.610,-
= Rp 4.780,-
Total tagihan listrik = Rp 95.610,- + Rp 4.780,- = Rp 102.254,-
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1 tahun 2022 tentang
HKPD diberlakukan

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak barang dan Jasa Tertentu (PBJT)
Pajak Parkir
• Sebuah usaha penitipan kendaraan bermotor, selama 1 bulan memeroleh
penghasilan dari pembayaran parkirnya sebesar Rp10.000.000,00.
Berapakah pajak yang harus dibayarkannya?
Cara perhitungan pajaknya:
• Pajak                           = tarif pajak x dasar pengenaan
• Misal Tarif Pajak        = 25%
• Dasar Pengenaan       = Rp 10.000.000,00
• Pajak yang harus dibayarkan pada bulan tersebut adalah
= 25% x Rp 10.000.000,00
= Rp 2.500.000,00

*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan


Perda sejak UU No 1 tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan.

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak
Reklame

1. Ivan memiliki usaha jasa periklanan dan mendapat order membuat neonbox berukuran 1 x
1 m, hanya satu sisi di jalan protokol di Kota Bandung. Jika Nilai Sewa Reklame (NSR) Rp
15.000 dan tarif pajak 25%, maka pajak reklame yang harus dibayar oleh Ivan untuk 1 tahun
adalah
Pajak reklame = 1 m2 x 15.000 x 365 (setahun) x 25 %
= Rp 1.368.750

2. Perusahaan di bidang minuman ingin memasang baliho ukuran 4 x 6 meter di area jalan
protokol Kota Padang sebanyak 5 buah, selama 7 hari. Jika NSR pada jalan protokol tersebut
Rp125.000, maka pajak reklame yang harus dibayar perusahaan tersebut adalah
Pajak reklame = 4 x 6 m x 5 buah x 125.000 x 7 hari x 25%
= Rp 26.250.000,-

*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak
UU No 1 tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan
Untuk memproduksi batu bata dan batako sebuah perusahaan penyedia bahan bangunan memerlukan
pasir sejumlah 5 m3 per hari dan tanah liat sejumlah 7 m3 per hari. Batu bata dan batako dipasarkan
wilayah di sekitar Kota X.
Cara perhitungan pajak:
a. jika harga pasir untuk bangunan = Rp 25.000,-/m3
b. jika harga tanah liat untuk bahan bangunan = Rp 3.000,-/m3
c. jika jumlah pasir yang digunakan (5 x 30 hari) = 150 m3/bulan
d. jika Jumlah Tanah Liat yang digunakan (7 x 30 hari) = 210 m3/bulan
e. jika Tarif pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan = 10%

Dasar Pengenaan Pajak:


Pasir: (5 m3 x 30 hari) x Rp 25.000,- (nilai jual pasir) = Rp 3.750.000,-
Tanah Liat: (7 m3 x 30 hari) x Rp 30.000,- (nila jual tanah liat)= Rp 6.300.000,-
Jumlah = Rp 10.050.000,-
Jumlah Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan = Rp 10.050.000,- x 10%
= Rp 1.005.000,-
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1 tahun
2022 tentang HKPD diberlakukan

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Air Tanah
Pajak air tanah = tarif x NPA
NPA = Volume x harga dasar air (V x HDA)
HDA = FNA (faktor nilai air) x HAB (harga air baku)
HAB = I/Vp
Dimana I adalah investasi dan Vp adalah volume rata-rata pengam-
bilan air untuk produksi selama umur produksi
NPA = V x FNA x HAB
1). Sebuah Perusahaan A melakukan pengambilan Air Tanah dengan NPA sebesar Rp10.854.120,00. Berapa
pajak yang harus disetorkan wajib pajak tersebut?
Cara Perhitungan Pajaknya:
Pajak = tarif pajak x NPA
Misal Tarif Pajak = 20%
Dasar Pengenaan (NPA) = Rp 10.854.120,00
Pajak yang harus dibayarkan pada bulan tersebut adalah:
= 20% x Rp 10.854.120,00
= Rp 2.170.824,00
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1
tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan
www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan Pajak Sarang Burung Walet

Seorang pengusaha sarang burung walet (budidaya rumahan) mengambil dan


menjual sarang burung walet jenis A sebanyak 3 kilogram di mana harga pasaran atas
sarang burung walet adalah Rp 1.750.000,-.
Besar pajak yang terutang = tarif pajak x nilai jual sarang burung walet.
Nilai jual sarang burung walet = volume x harga dasar
= 3 x Rp 1750.000,-
= Rp 5.250.000,-
Pajak yang terutang = 10% x Rp5.250.,-
= Rp 525.000,-

*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan


Perda sejak UU No 1 tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan

www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan PBB Perkotaan dan Perdesaan

Wajib Pajak B mempunyai objek pajak berupa:


– Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp. 300.000,00/m2
– Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp. 350.000,00/m2
– Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp. 50.000,00/m2
– Pagar sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual Rp. 175.000,00/m2
Jika tarif PBB berdasarkan Peraturan Daerah 0,1 %, berapakah PBB terutang untuk wajib pajak B?

Jawab:
Besarnya pokok pajak yang terutang sebagai berikut:
1. NJOP Bumi: 800 x Rp300.000,00 = Rp 240.000.000,00
2. NJOP Bangunan
a. Rumah dan garasi : 400 x Rp350.000,00 = Rp 140.000.000,00
b. Taman : 200 x Rp50.000,00 = Rp 10.000.000,00
c. Pagar : (120 x 1,5) x Rp175.000,00 = Rp 31.000.000,00 (+)
Total NJOP Bangunan = Rp 181.500.000,00
NJOPTKP = Rp 10.000.000,00 (-)
Nilai Jual Bangunan Kena Pajak = Rp 171.500.000,00
3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp. 411.500.000,00
4. Tarif pajak yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,1 %
5. PBB terutang: 0,1% x Rp. 411.500.000,00 = Rp 411.500,00

*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1
tahun 2022 tentang HKPD diberlakukan
www.ut.ac.id
Contoh Perhitungan BPHTB
Contoh 1
Wajib Pajak A membeli sebidang tanah di Kota M seharga Rp100 juta, NJOP PBB pada tahun terjadinya transaksi adalah
Rp95 juta. Jika NJOPTKP kota M atas transaksi tersebut sebesar Rp60 juta, berapakah BPHTB terutang atas perolehan
hak tersebut?
Jawab:
NPOP = Rp100.000.000,-
NPOPTKP = Rp 60.000.000,-
NPOPKP = Rp 40.000.000,-
BPHTB = (NPOP – NPOPTKP) x Tarif
BPHTB = NPOPKP x Tarif
BPHTB Terhutang = (100.000.000 – 60.000.000) x 5%
= Rp 40.000.000,- x 5%
= Rp 2.000.000,-
Contoh 2
a. BPHTB karena Jual Beli
X membeli tanah dan bangunan bersertifikat HGB dengan LT/LB yaitu 200m2/250m2 dengan nilai transaksi Rp
500.000.000,-, Terhadap objek tersebut telah diterbitkan SPPT PBB tahun 2014 dengan NJOP Rp 475.000.000,-,
Terhadap transaksi tersebut pada tanggal 3 Maret 2014 dibuat akta jual beli oleh PPAT. Apabila Pemerintah Daerah
menetapkan tarif BPHTB sebesar 4% dan NPOPTKP sebesar Rp 60.000.000,- Berapakah BPHTB yang harus dibayar oleh A
pada tahun 2014?
Jawab:
Karena nilai transaksi lebih tinggi dari NJOP PBB maka yang menjadi dasar pengenaan BPHTB adalah nilai transaksi
Penghitungan Pajak Daerah BPHTB terutang:
- Nilai Perolehan Objek Pajak = Rp500.000.000,-
- NPOPTKP = Rp 60.000.000,- -
- NPOP Kena Pajak = Rp440.000.000,-
BPHTB terutang = 4% x Rp440.000.000,- = Rp17.600.000,-
*Masing-masing Pemda diberikan waktu hingga 3 tahun untuk menyesuaikan Perda sejak UU No 1 tahun 2022
tentang HKPD diberlakukan www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai