Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eka Sri Mulyati

NIM : 044091168
Program Studi : DIII-Perpajakan

NASKAH TUGAS II
UNIVERSITAS TERBUKA
Fakultas : Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : D-III Perpajakan
Kode/Nama MK : PAJA3353/Lab Pajak Penghasilan II
Tugas : 1/2/3*

No Soal Skor
1. Dalam Laporan keuangan PT. Sehat dan Kuat tahun 2019 yang bergerak dalam penjualan
alat-alat Kesehatan ditemukan beberapa transaksi :

1. Di dalam pembelian terdapat pembelian yang tidak dapat dibuktikan (tanpa bon
dan faktur) Rp100.000.000
2. Sewa Gedung Kantor untuk 2 Tahun 2019 dan 2020 Rp.200.000.000
3. Sewa Kendaraan Rp.10.000.000
4. Perjalanan dinas luar negeri dalam rangka Penelitian & Pengembangan
Rp.50.000.000
5. Perjalanan dinas dalam negeri direksi Rp.25.000.000
6. Pameran Produk dan Inovasi Baru Rp.120.000.000
7. Presentasi Pameran (tidak terdapat bukti) Rp.10.000.000
8. Iklan Media Masa Rp.30.000.000
9. Biaya Telepon/Fax kantor Rp.4.300.000
10. Pulsa Handphone Direksi sebesar Rp2.000.000 100
11. Denda telat lapor SPT PPh 21 Maret 2019 Rp.100.000
12. Biaya PBB Gedung Kantor Rp. 2.500.000
13. Biaya PKB Mobil direksi Rp.1.250.000
14. Biaya Entertainment (ada daftar nominatif) Rp 30.000.000
15. Biaya Rekreasi Karyawan Rp 20.000.000
16. Biaya Pentry-Dapur Kantor (ada bukti) Rp 10.000.000
17. Biaya lain-lain (tanpa bukti) Rp 10.000.000
18. Sumbangan wabah Covid -19 kepada saudara karyawan Rp 5.000.000
19. Zakat kepada Lembaga Dompet Dhuafa Rp 10.000.000
20. Cadangan Penghapusan piutang tidak tertagih Rp.15.000.000 tidak sesuai
dengan ketentuan perpajakan

Instruksi:
Tentukan transaksi mana dan berapa yang menjadi Deductible Expenses dan non
Deductible Expenses seperti kolom dibawah ini!

Jawaban :
Deductible expense ini adalah biaya yang terjadi karena adanya kegiatan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan untuk dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak atau
penghasilan bruto. Deductible expense ini diatur dalam Undang Undang Pajak Penghasilan
No.36 Tahun 2008 Pasal 6.

Terdapat tiga prinsip untuk menentukan apakah biaya tersebut termasuk ke dalam kategori
deductible expense atau tidak, berikut prinsip tersebut:

 Biaya tersebut berhubungan dengan kegiatan usaha.


 Biaya tersebut diberlakukan untuk memperoleh penghasilan yang dikenakan pajak.
 Biaya tersebut tidak digunakan untuk kepentingan pribadi seseorang.
Berikut jenis-jenis biaya yang dapat dikurangkan berdasarkan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal 6 Ayat 1:

 biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
a) biaya pembelian bahan;
b) biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
c) bunga, sewa, dan royalti;
d) biaya perjalanan;
e) biaya pengolahan limbah;
f) premi asuransi;
g) biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
h) biaya administrasi; dan
i) pajak kecuali Pajak Penghasilan;
 penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
 iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
 kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan;
 kerugian selisih kurs mata uang asing;
 biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
 biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
 piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
a) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
b) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
c) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
d) syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;,

 sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur


dengan Peraturan Pemerintah;,
 sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;,
 biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;,
 sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
dan,
 sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya, diatur dengan
Peraturan Pemerintah.,

Non Deductible Expense


Disamping itu, terdapat juga non deductible expense (NDE), yaitu biaya yang tidak
diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya-biaya yang termasuk ke dalam
kategori NDE ini diatur dalam UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1. Jadi, ada beberapa
batasan yang perlu diperhatikan, tidak semua biaya termasuk ke dalam deductible expense.

 pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi;
 biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
sekutu, atau anggota;
 pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
a) cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan
perusahaan anjak piutang;
b) cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
c) cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
d) cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
e) cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
f) cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk
usaha pengolahan limbah industri,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;

 premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar
oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan;
 penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam
bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
 jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan;
 harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
 Pajak Penghasilan;
 biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya;
 gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham;
 sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda
yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.,

Sumber :

https://www.sobatpajak.com/article/62a9b9f21f70cd04219526f2/Apa%20itu%20Deductible%20
Expense%20dan%20Non-%20Deductible%20Expense%3F
No Transaksi Deductible Non Alasan
Expenses deductible
Expences
1. Di dalam pembelian X Tidak dapat di bebankan karena
terdapat pembelian yang tidak ada bukti pembeliannya.
tidak dapat dibuktikan
(tanpa bon dan faktur)
Rp100.000.000
2. Sewa Gedung Kantor untuk X Sesuai dengan pasal 6 ayat (1)
2 Tahun 2019 dan 2020 UU PPh, biaya yang dapat di
Rp.200.000.000 kurangkan yaitu biaya sewa.
3. SewaKendaraan X Sesuai dengan pasal 6 ayat (1)
Rp.10.000.000 UU PPh, biaya yang dapat di
kurangkan yaitu biaya sewa.
4. Perjalanan dinas luar negeri X Sesuai dengan Pasal 6 ayat (1)
dalam rangka Penelitian & UU PPh, biaya yang dapat
Pengembangan dikurangkan yaitu biaya
Rp.50.000.000 penelitian dan pengembangan
perusahaan yang dilakukan
diIndonesia.
5. Perjalanan dinas dalam X Termasuk dalam biaya
negeri direksi perjalanan..
Rp.25.000.000
6. Pameran Produk dan X Sesuai dengan biaya
Inovasi Baru promosidan penjualan yang
Rp.120.000.000 diaturberdasarkan Peraturan
MenteriKeuangan
(PMK)No.02/PMK.03/2010.
7. Presentasi Pameran (tidak X Sesuai dengan biaya promosi
terdapat bukti) dan penjualan yang
Rp.10.000.000 diaturberdasarkan Peraturan
MenteriKeuangan
(PMK)No.02/PMK.03/2010.
8. Iklan Media Masa X Sesuai dengan biaya
Rp.30.000.000 promosidan penjualan yang
diaturberdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
(PMK)No.02/PMK.03/2010.
9. Biaya Telepon/Fax kantor X Sesuai dengan pasal 6 UU PPh.
Rp.4.300.000
10. Pulsa Handphone Direksi X Karena tidak ada hubungan
sebesar Rp2.000.000 dengan kegiatan 3M
(mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan ).
11. Denda telat lapor SPT PPh X Sesuai dengan Pasal 9 ayat (1)
21 Maret 2019 Rp.100.000 huruf k UU PPh.
12. Biaya PBB Gedung Kantor X Pajak selain Pajak
Rp. 2.500.000 Penghasilandapat dibebankan.
13. Biaya PKB Mobil direksi X Sesuai dengan Pasal 9 ayat (1)
Rp.1.250.000 huruf k UU PPh.
14. Biaya Entertainment (ada X Sesuai dengan SE-
daftar nominatif) Rp 27/PJ.22/1986.
30.000.000
15. Biaya Rekreasi Karyawan X Sesuai dengan Pasal 9 ayat
Rp (1)huruf e UU PPh.
20.000.000
16. Biaya Pentry-Dapur Kantor X Karena berhubungan dengan
(ada bukti) Rp kegiatan 3M (mendapatkan,
10.000.000 menagih dan memelihara
penghasilan).
17. Biaya lain-lain (tanpa X Tidak ada yang dapat
bukti) Rp dibuktikan.
10.000.000
18. Sumbangan wabah Covid - X Karena merupakan sumbangan
19 kepada saudara penanggulangan bencana
karyawan Rp 5.000.000 nasional yang ketentuan
nyadiatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
76Tahun 2011.
19. Zakat kepada Lembaga X Karena tidak ada hubungan
Dompet Dhuafa Rp dengan kegiatan 3M
10.000.000 (mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan).
20. Cadangan Penghapusan X Tidak sesuai dengan ketentuan
piutang tidak tertagih perpajakan.
Rp.15.000.000 tidak sesuai
dengan ketentuan
perpajakan

Anda mungkin juga menyukai