Anda di halaman 1dari 34

BEA

MATERAI
Kelompok 5

R AFLY A RL IA N RA HM A N W (2 1 0 4 3 26 2 0 5 28 )
MO K H B OB YA ND I K A T. ( 2 1 04 3 2 6 2 0 42 9 )
MU H AM MA D I LH A M (2 1 0 4 3 26 2 0 5 41 )
MO C H K HO LI L U R RO HM A N (2 1 0 4 32 6 2 0 4 88 )

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Dasar Hukum
Dasar Hukum Bea Materai adalah Undang-Undang Negara Republik
Idonesia Nomor 13 Tahun 1985 atau disebut juga Undang-Undang
Bea Materai, yang disahkan di Jakarta Pada tanggal 27 Desember
1985 oleh Presiden Republik Indonesia dan Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 1985 dan mulai berlaku sejak 1 januari
1986. Undang-Undang tersebut merupakan perubahan dan
penggganti dari Aturan Bea Materai 1921. Bea Meterai yang selama
ini dipungut berdasarkan Aturan Bea Meterai 1921
(Zegelverordening 1921) tidak sesuai lagi dengan keperluan dan
perkembangan keadaan di Indonesia.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
KETENTUAN Ketentuan Umum diatur dalam Undang-Undang ini dalam beberapa

UMUM pasal dan ayat sebagai berikut:

( Pasal 1) 2. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :


1. Dengan nama Bea Meterai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalam Undang-undang ini.

a. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan,
keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak?pihak yang berkepentingan;
b. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia;
c. Tanda tangan adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula parap, teraan atau
cap tanda tangan atau cap parap, teraan cap nama atau lainnya sebagai pengganti tanda tangan;
d. Pemeteraian kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas
permintaan pemegang dokumen yang Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya;
e. Pejabat Pos adalah Pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahi tugas melayani permintaan
pemeteraian kemudian.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Objek, tarif, dan yang terutang Bea Materai, diatur dalam Bab II Objek, Tarif, dan Yang
yang terdiri dari beberapa pasal dan ayat serta penjelasan sebagai
Terutang Bea Materai
berikut:
(Pasal 2)
1. Dikenakan Bea Meterai atas dokumen yang berbentuk :

a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
perdata;
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya;
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya;
d. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah); 1) yang
menyebutkan penerimaan uang 2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan
uang dalam rekening di bank; 3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Objek, Tarif, dan Yang
2. Yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau Terutang Bea Materai
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
(Pasal 2)
a. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang harga
nominalnya lebih dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);
b. efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga
nominalnya lebih dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

3. Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
c, huruf d, huruf e, dan huruf f, dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp.
1.000,- (seribu rupiah).

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
4. Dikenakan pula Bea Meterai sebesar Rp. 1.000,- (seribu
rupiah) atas dokumen yang akan digunakan sebagai alat Objek, Tarif, dan Yang
pembuktian di muka Pengadilan. a. surat-surat biasa dan surat Terutang Bea Materai
kerumahtanggaan; b. surat-surat yang semula tidak dikenakan
(Pasal 2)
Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula;

5. Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, huruf e, dan
huruf f, yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
tetapi tidak lebih dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dikenakan Bea Meterai
dengan tarif Rp. 500,- (lima ratus rupiah), dan apabila harga nominalnya tidak lebih
dari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tidak terhutang Bea Meterai.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 3
Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea
Meterai dan besarnya batas pengenaan harga nominal yang
dikenakan Bea Meterai dapat ditiadakan, diturunkan, dinaikan
setinggi-tinggi enam kali atas dokumendokumen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Tidak dikenakan Bea Meterai atas :
PASAL 4
a. Dokumen yang berupa :

1. Surat penyimpanan barang; Perpajakan


2. Konosemen;
3. Surat angkutan penumpang dan barang;
4. Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana
dimaksud dalam angka 1), angka 2), dan angka 3);
5. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
6. Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengiriman;
7. Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan dengan surat-surat
sebagaimana dimaksud dalam angka 1) sampai angka 6)

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 4
b. Segala bentuk ijazah;
c. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya
dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu;
d. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank;
e. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari
Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank;
f. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
g. Dokumen yang menyebutkan tabungan pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank,
koperasi, dan badan?badan dan lainnya yang bergerak di bidang tersebut;
h. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian;
i. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 5
Saat terhutang Bea Meterai ditentukan dalam hal :
a. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen
itu diserahkan;
b. Dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak, adalah pada saat
selesainya dokumen itu dibuat;
c. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan
di Indonesia.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 6
1. Bentuk, ukuran, warna Meterai tempel, dan kertas Meterai, demikian pula
pencetakan, pengurusan, penjualan serta penelitian keabsahannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
2. Bea Meterai atas dokumen dilunasi dengan cara :
a. menggunakan benda Meterai.
b. menggunakan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
3. Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas
dokumen yang dikenakan bea Meterai.
4. Meterai tempel direkatkan di tempat di mana tanda tangan akan
dibubuhkan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 6
5. Pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan
dengan tinta atau sejenis dengan itu, sehingga sebagian tanda tangan ada diatas kertas dan
sebagian lagi di atas Meterai tempel.
6. Jika digunakan lebih dari satu Meterai tempel, tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di
atas semua Meterai tempel dan sebagian di atas kertas.
7. Kertas Meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi.
8. Jika isi dokumen yang dikenakan Bea Meterai terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di
atas kertas Meterai yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat
digunakan kertas tidak ber-Meterai.
9. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (8) tidak
dipenuhi, dokumen yang bersangkutan dianggap tidak ber Meterai.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 8
• Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dilunasi sebagaimana mestinya dikenakan denda administrasi sebesar 200
% (dua ratus persen) dari Bea Meterai yang tidak atau kurang dibayar.
• Pemegang dokumen atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
melunasi Bea Meterai yang terhutang berikut dendanya dengan cara pemeteraian
kemudian.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 9

Dokumen yang dibuat di luar negeri pada saat digunakan di Indonesia harus
telah dilunasi Bea Meterai yang terhutang dengan cara pemeteraian
kemudian.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 10

Pemeteraian kemudian atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal


2 ayat (3), Pasal 8, dan Pasal 9 dilakukan oleh Pejabat Pos menurut tata
cara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
D. KETENTUAN
KHUSUS (Bab IV)
PASAL 11 • Pejabat Pemerintah, hakim, panitera, jurusita, notaris, dan pejabat umum lainnya, masing-masing dalam
tugas atau jabatannya tidak dibenarkan
a. menerima mempertimbangkan atau menyimpan dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar;
b. melekatkan dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar sesuai dengan tarifnya pada dokumen
lain yang berkaitan
c. membuat salinan, tembusan, rangkapan atau petikan dari dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang
dibayar
d. memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak atau kurang dibayar sesuai dengan tarif Bea
Meterainya

2. Pelelangan terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan sanksi
administra-tif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 12

Kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda administrasi yang terhutang


menurut Undang-undang ini daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun,
terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
E. Ketentuan pidana
(Bab V)
PASAL 13

Dipidana sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana;

a. Barang siapa meniru atau memalsukan Meterai tempel kertas Meterai atau
meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan Meterai;
b. Barang siapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan
atau memasukkan ke Negara Indonesia Meterai palsu, yang dipalsukan atau
yang dibuat dengan melawan hak;

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 13

c. Barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan,


menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau dimasukkan ke Negara Indonesia
Meterai yang mereknya, capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda
waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah Meterai itu belum
dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak;
d. Barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakasperkakas yang diketahui
digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan
memalsukan benda Meterai.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
PASAL 14

• Barang siapa dengan sengaja menggunakan cara lain sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b tanpa izin Menteri Keuangan, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.
• Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
F. Ketentuan Peralihan
(BAB VI)
Pasal 15 PASAL 15 dan Pasal 16
• Atas dokumen yang tidak atau kurang dibayar Bea
Meterainya yang dibuat sebelum Undang-undang ini
berlaku, Bea Meterainya tetap terhutang berdasarkan
Aturan Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921).
• Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur oleh Menteri Keuangan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
F. Ketentuan Peralihan
(BAB VI)
Pasal 16 PASAL 16
Selama peraturan pelaksanaan Undang-undang ini belum
dikeluarkan maka peraturan pelaksanaan berdasarkan Aturan
Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921) yang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini yang belum dicabut
dan diganti dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 1988.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Ketentuan
Penutup
(BAB VII)
Pelaksanaan Undang-undang ini selanjutnya akan diatur dengan
Peraturan Pemerintah. Pasal 18 Undang-undang ini mulai
berlaku pada tanggal 1 Januari 1986. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang Undang
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perubahan Tarif
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum
Perpu No.20 Tahun
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
2000 menjunjung tinggi hak dan kewajiban yang sama kepada semua
Warga Negara untuk berperan serta dalam pembangunan. Dalam
rangka menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan untuk
meningkatkan keikutsertaan segenap warga masyarakat untuk
berperan serta menghimpun dana pembangunan, maka salah satu cara
dalam mewujudkannya adalah memenuhi kewajiban pembayaran Bea
Meterai atas dokumen-dokumen tertentu yang digunakan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perubahan Tarif
Perpu No.20 Tahun Besarnya tarif Bea Meterai yang berlaku sekarang sudah tidak sesuai lagi
2000 dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat sehingga perlu
dilakukan penyesuaian yang wajar. Sesuai dengan Pasal 3 Undang-
undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai, dengan Peraturan
Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan besarnya
batas pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Meterai, dapat
ditiadakan, diturunkan, dinaikkan setinggi-tingginya 6 (enam) kali.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka perlu diatur kembali mengenai
besarnya tarif Bea Meterai dan besarnya batas pengenaan harga nominal
yang dikenakan Bea Meterai dengan Peraturan Pemerintah.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun 2000
Pasal 1

Dokumen yang dikenakan Bea Meterai berdasarkan Undang undang


Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai adalah dokumen yang
berbentuk :
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;
b. Akta-akta Notaris termasuk salinannya;
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
termasuk rangkap- rangkapnya;

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun 2000
d. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu : Pasal 1
• yang menyebutkan penerimaan uang;
• yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam
rekening di Bank;
• yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank; atau
• yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
e. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep; atau
f. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian dimuka
Pengendalian, yaitu :
• Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
• Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan
tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh
orang lain, selain dari maksud semula.
E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun
2000
Pasal 2 • Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf f dikenakan Bea Meterai dengan
tarif Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah).
• Dokumen sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 huruf d dan
huruf e :

a. Yang mempunyai harga nominal sampai dengan


Rp.250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak
dikenakan Bea Meterai;

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun b. Yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 250.000,00
2000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp.
Pasal 2 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan
tarif sebesar Rp. 3.000,00 (tiga ribu rupiah);

c. Yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00


(satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar
Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah). Pasal 3 Cek dan Bilyet Giro
dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 3.000,00 (tiga
ribu rupiah) tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun 2000
Pasal 4
1. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah) dikenakan Bea
Meterai dengan tarif sebesar Rp. 3.000,00 (tiga ribu
rupiah), sedangkan yang mempunyai harga nominal
lebih dari Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp.
6.000,00 (enam ribu rupiah).

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun 2000
Pasal 4
2. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang tercantum dalam surat kolektif yang mempunyai jumlah
harga nominal sampai dengan Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp.
3.000,00 (tiga ribu rupiah) sedangkan yang mempunyai harga
nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 6.000,00 (enam
ribu rupiah).

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Pasal 5 Perpu No.20 Tahun 2000
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Pasal 5
maka Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 6
Nomor 7 Tahun 1995 tentang Perubahan Tarif
Bea Meterai dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Peraturan
Pemerintah ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
Perpu No.20 Tahun 2000
Pasal 7
Pasal 7
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Mei
2000. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

E K ON OM I PER PA JA K AN 1
TERIMA
KASIH
Any question?

E K ON OM I PER PA JA K AN 1

Anda mungkin juga menyukai