Anda di halaman 1dari 7

PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

RPS 14-15 : Bea Materai OBJEK BEA MATERAI : Dokumen


Sub pokok bahasan: Dokumen : kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti
1. Dasar Hukum dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi
2. Pengertian Bea Materai seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Objek Bea Materai
Bentuk Dokumen yang Dikenai Bea Materai :
4. Jenis Bea Materai
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan
5. Saat terutang
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
6. Saat pelunasan
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
7. Cara melunasi bea materai
Pihak-pihak yang memegang surat perjanjian atau surat-
8. Sanksi bagi pelanggar
surat lainnya tersebut, dibebani kewajiban untuk membayar
Bea Meterai atas surat perjanjian atau surat-surat yang
DASAR HUKUM dipegangnya. Yang dimaksud surat-surat lainnya antara lain
1. UU No 13 tahun 1985 tentang Bea Materai surat kuasa, surat hibah, surat pernyataan.
2. KMK 133a, 133b, dan 133c Tahun 2000 2. Akta-akta notaris termasuk salinannya
3. PMK 65 Tahun 2014 tentang Bentuk, Ukuran, dan Warna 3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
Bea Materai termasuk rangkap-rangkapnya
4. PMK 70 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemateraian 4. surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp1 juta :
Kemudian a. yang menyebutkan penerimaan uang;
5. PP 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan b. yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan
Besarnya Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea uang dalam rekening di bank; yang berisi
Materai pemberitahuan saldo rekening di bank;
6. PER 17 Tahun 2008 c. yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya
7. PER 66 Tahun 2010 atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan
8. SE 05 Tahun 2001 jumlah uang ataupun harga nominal yang dinyatakan dalam
mata uang asing : dikalikan dengan nilai tukar yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada saat
dokumen itu dibuat.
5. surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang
harga nominalnya lebih dari Rp1 juta
6. efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang
harga nominalnya lebih dari Rp1 juta
7. dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di
muka Pengadilan:
a. surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
b. surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain
atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula;
8. dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di
muka Pengadilan:
a. surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
Benda Materai : meterai tempel dan kertas meterai yang b. surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (Pasal 1 (2) UU berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
Bea Materai) lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud
semula;

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

dimaksudkan untuk mengenakan Bea Meterai atas surat- 8. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
surat yang semula tidak kena Bea Meterai, tetapi karena Pegadaian;
kemudian digunakan sebagai alat pembuktian di muka 9. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan
pengadilan maka lebih dahulu harus dilakukan nama dan dalam bentuk apapun.
pemeteraian-kemudian 10.surat yang memuat jumlah uang; dan surat berharga seperti
wesel, promes, dan aksep (sanggup bayar) yang nilai
Dokumen yang Tidak Dikenai Bea Materai (Non-objek) :
nominalnya tidak lebih dari Rp250 ribu
1. dokumen yang berupa:
a. surat penyimpanan barang
b. konosemen : daftar muatan kapal, atau sebuah TARIF BEA MATERAI
dokumen yang menentukan syarat-syarat kontrak 1. Rp6.000, untuk :
antara pengirim dan maskapai pelayaran. a. surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat
Konosemen berupa formulir yang dikeluarkan oleh dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian
maskapai dan dilengkapi oleh pengirim. mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang
Konosemen berfungsi sebagai dokumen kepemilikan, bersifat perdata
kontrak pengangkutan, dan tanda terima barang b. akta-akta Notaris termasuk salinannya dan akta-akta
c. surat angkutan penumpang dan barang yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
d. dan keterangan atas pemindahannya yang ditulis pada termasuk rangkap-rangkapnya
ketiga dokumen pada point a,b, dan c c. dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian
e. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang di muka Pengadilan, yaitu :
f. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan 1) surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan
pengirim 2) surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
g. surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
surat-surat sebagaimana dimaksud dalam angka 5 dan lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari
6 namun karena isi dan kegunaannya dapat disamakan maksud semula.
surat-surat yang dimaksud, seperti surat titipan barang, d. surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
ceel gudang, manifest penumpang, maka surat yang 1) yang menyebutkan penerimaan uang
demikian ini tidak dikenakan Bea Meterai 2) yang menyatakan pembukuan uang atau
2. segala bentuk Ijazah (termasuk surat keterangan telah penyimpanan uang dalam rekening di Bank
mengikuti sesuatu pendidikan, latihan, kursus dan 3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank
penataran) 4) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang
3. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan diperhitungkan
hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk e. surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep
mendapatkan pembayaran itu f. Efek dengan nama dan bentuk apapun
4. tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas g. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk
Pemerintah Daerah, dan bank apapun yang tercantum dalam surat kolektif
5. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan Ket : untuk point d,e,f,g => harga nominal (N) >Rp1jt
lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara,
2. Rp3.000, Untuk :
Kas Pemerintahan Daerah dan bank
a. surat yang memuat jumlah uang dengan harga nominal
6. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
Rp250 ribu < N ≤ Rp1 juta
organisasi
b. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep
7. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang
dengan harga nominal Rp250 ribu < N ≤ Rp1 juta
tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-
c. Cek dan Bilyet Giro tanpa batas pengenaan besarnya
badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut
harga nominal.
Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com
Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

d. Efek dengan nama dan bentuk apapun dengan harga PELUNASAN BEA MATERAI DENGAN CARA BIASA (Pasal 7)
nominal 0 < N ≤ Rp1 juta 1. Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan
e. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan Bea Meterai
apapun yang tercantum dalam surat kolektif dengan 2. Meterai tempel direkatkan di tempat dimana tanda tangan
harga nominal 0 < N ≤ Rp1 juta akan dibubuhkan
3. Pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman
tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang
SAAT TERUTANG BEA METERAI sejenis dengan itu, sehingga sebagian tanda tangan ada di
atas kertas dan sebagian lagi di atas meterai tempel
Objek Dokumen 4. Jika digunakan lebih dari satu meterai tempel, tanda tangan
harus dibubuhkan sebagian di atas semua meterai tempel
dan sebagian di atas kertas
oleh lebih dari 5. Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh
oleh satu pihak di luar negeri
Dibuat salah satu pihak
digunakan lagi
6. Jika isi dokumen yang dikenakan Bea Meterai terlalu panjang
saat selesainya
untuk dimuat seluruhnya di atas meterai yang digunakan,
saat dokumen saat digunakan
Saat Terutang itu diserahkan
dokumen itu
dibuat
di Indonesia maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat
digunakan kertas tidak bermeterai
7. Apabila tidak dipenuhi, dokumen yang bersangkutan
dianggap tidak bermeterai
8. Jika sehelai kertas meterai karena sesuatu hal tidak jadi
Saat terhutang pada :
digunakan dan dalam hal ini belum ditandatangani oleh
• saat dokumen itu diserahkan dan diterima oleh pihak untuk
pembuat atau yang berkepentingan, sedangkan dalam
siapa dokumen itu dibuat, bukan pada saat ditandatangani,
kertas meterai telah terlanjur ditulis dengan beberapa kata
misalnya kuintansi, cek, dan sebagainya
atau kalimat yang belum merupakan suatu dokumen yang
• saat dokumen itu telah selesai dibuat, yang ditutup dengan
selesai dan kemudian tulisan yang ada pada kertas meterai
pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan. Sebagai
tersebut dicoret dan dimuat tulisan atau keterangan baru
contoh surat perjanjian jual beli.
maka kertas meterai yang demikian dapat digunakan dan
• saat ditandatanganinya perjanjian.
tidak perlu dibubuhi meterai lagi
Ketentuan lain :
Pengadaan, Pengelolaan, dan Penjualan Benda Materai :
1. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea
• Pencetakan dalam rangka pengadaan benda meterai,
Meterai terhutang oleh penerima kuitansi
dilaksanakan oleh Perusahaan Umum (PERUM) percetakan
2. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 pihak atau lebih, misalnya
Uang Republik Indonesia (PERURI)
surat perjanjian di bawah tangan, maka masing-masing
• Pengelolaan dan Penjualan benda meterai, dilaksanakan
pihak terutang BM atas dokumen yg diterimanya
oleh Perusahaan Umum (PERUM) Pos dan Giro
3. Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea
Meterai yang terhutang baik atas asli sahih yang disimpan
Pemusnahan Benda Materai :
oleh Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan pihak-
Benda Meterai yang dimusnahkan adalah Benda Meterai yang
pihak ybs terhutang oleh pihak-pihak yang mendapat
rusak, cacat, atau kotor sehingga tidak jelas lagi ciri-ciri
manfaat dari dokumen tersebut, yaitu pihak-pihak yang
keasliannya dan Benda Meterai lainnya yang dinyatakan sudah
mengadakan perjanjian.
tidak berlaku lagi.
4. Jika pihak atau pihak-pihak ybs menentukan lain, maka Bea
Pemusnahan Benda Meterai dilaksanakan oleh panitia yang
Meterai terhutang oleh pihak atau pihak-pihak yang
dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
ditentukan dalam dokumen tersebut.

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

PELUNASAN BEA MATERAI DENGAN CARA LAIN 5. memasukkan informasi mengenai identitas Wajib Pajak, dan
Pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan cara lain adalah identitas/nomor seri Mesin Teraan Meterai Digital ke dalam
dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas dengan Server e-Meterai.
menggunakan: 6. Deposit secara elektronik masuk ke Server e Meterai
1. mesin teraan meterai,
2. teknologi percetakan, Server Aplikasi Kode Deposit setelah menerima informasi
3. sistem komputerisasi, dan pembayaran deposit dari Server e-Meterai:
4. alat lain dengan teknologi tertentu 1. secara otomatis membangkitkan kode deposit yang
diperuntukkan khusus bagi mesin yang akan diisi depositnya
secara otomatis menginformasikan kode deposit tersebut
PELUNASAN BEA MATERAI DENGAN MESIN TERAAN
kepada Wajib Pajak melalui faksimili, e-mail, sms, terminal
data, atau cara lain.
2. Wajib Pajak harus mengajukan Surat Permohonan Izin
kepada Kepala Kantor
3. Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, dengan
melampirkan data sebagai berikut:
4. Surat Keterangan Layak Pakai dari distributor Mesin Teraan
Meterai Digital
5. Surat Pernyataan Kepemilikan Mesin Teraan Meterai Digital
6. Bukti SSP deposit sebesar Rp15 juta atau kelipatannya harus
tercantum dalam satu Surat Setoran Pajak (kode Akun
411611 kode Jenis Setoran 201 bila satu mesin, bila lebih
Distributor Mesin Teraan Meterai Digital menempatkan server
maka 201, 201 dst)
Aplikasi Kode Deposit miliknya di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak sebagai penghubung antara Mesin Teraan
Deposit adalah Penyetoran Bea Meterai di muka oleh Wajib
Meterai Digital yang akan dilayani dengan Server e-Meterai.
Pajak. Wajib Pajak harus mengajukan Surat Permohonan Izin
Wajib Pajak yang akan menggunakan Mesin Teraan Meterai
kepada Kepala KPPtempat Wajib Pajak terdaftar, dengan
Digital harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
melampirkan data sebagai berikut:
1. mendaftarkan Mesin Teraan Meterai Digital dengan
1. Surat Keterangan Layak Pakai dari distributor Mesin Teraan
melampirkan surat keterangan layak pakai yang diterbitkan
Meterai Digital
oleh Distributor Mesin Teraan Meterai Digital ke Kantor
2. Surat Pernyataan Kepemilikan Mesin Teraan Meterai Digital
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi domisili
3. Bukti SSP deposit sebesar Rp15 juta atau kelipatannya harus
atau tempat tinggal Wajib Pajak
tercantum dalam satu Surat Setoran Pajak (kode Akun
2. setelah mendapat izin penggunaan Mesin Teraan Meterai
411611 kode Jenis Setoran 201 bila satu mesin, bila lebih
Digital dari Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak membayar
maka 201, 201 dst)
deposit ke Kantor Penerimaan Pembayaran yang sudah on
4. Wajib Pajak setelah membayar deposit Mesin Teraan
line
Meterai Digital akan memperoleh Kode Deposit paling
3. mengisikan kode deposit yang dihasilkan oleh sistem
lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pembayaran deposit
Deposit Code Recrediting (DCR) ke dalam Mesin Teraan
dilakukan
Meterai Digital yang akan digunakannya
5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak wajib menerbitkan Surat Izin
4. menerbitkan izin penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital
Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak surat permohonan
Teraan Meterai Digital paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
diterima lengkap
Surat Permohonan Izin diterima lengkap

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

Aplikasi Kode Deposit tidak dapat membangkitkan (generate) Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan teknologi
Kode Deposit dapat terjadi karena: percetakan dilaksanakan oleh Pelaksana Pembubuhan.
1. Melakukan penyetoran deposit namun tidak sebesar Rp15 1. Mengajukan Ijin ke KPP
atau kelipatannya dalam satu SSP 2. DJP dalam waktu 7 hari sejak lengkap harus ada keputusan.
2. Melakukan penyetoran deposit namun tidak menggunakan Laporan Bulanan Pelaksanaan Pembubuhan Tanda Bea Meterai
Kode Akun Pajak dan/atau Kode Jenis Setoran yang sesuai Lunas dengan Teknologi Percetakan ke KPP. Pelaksana
3. Identitas Wajib Pajak pada Surat Setoran Pajak yang berbeda Pembubuhan dikenai:
dengan identitas Wajib Pajak pada Surat Izin Pembubuhan 1. sanksi pidana berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor
Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai, dalam hal melakukan
Digital. pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas tanpa surat Izin
Pembubuhan dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pelaksana
Surat Izin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan Pembubuhan.
Mesin Teraan Meterai Digital dicabut dalam hal: 2. sanksi pencabutan izin sebagai pelaksana pembubuhan
1. Mesin Teraan Meterai Digital mengalami kerusakan tanda Bea Meterai Lunas dengan teknologi percetakan,
sehingga tidak dapat digunakan lagi, (dapat dalam hal menyampaikan laporan bulanan pembubuhan
dipindahbukukan) tanda Bea Meterai Lunas dengan teknologi percetakan
2. Wajib Pajak mengajukan pencabutan izin pembubuhan kepada Direktur Jenderal Pajak melewati batas waktu yang
(dapat dipindahbukukan) telah ditentukan.
3. Kantor Pelayanan Pajak menemukan Mesin Teraan Meterai
PELUNASAN BM DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI
Digital digunakan tidak sesuai dengan izin pembubuhan
Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea
tanda Bea Meterai lunas. (dicabut secara jabatan, Saldo
Meterai Lunas dengan sistem komputerisasi hanya
Deposit tidak dapat dipindahbukukan)
diperkenankan untuk dokumen dengan jumlah rata-rata
Pemindahbukuan hanya dapat dilakukan ke Kode Akun Pajak
pemeteraian setiap hari minimal sebanyak 100 dokumen.
dan Kode Jenis Setoran selain Kode Akun Pajak dan Kode
1. Penerbit dokumen harus mengajukan permohonan ijin
Jenis Setoran untuk penyetoran deposit Mesin Teraan
secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan
Meterai Digital
mencantumkan jenis dokumen dan perkiraan jumlah rata-
rata dokumen yang akan dilunasi Bea Meterai setiap hari.
Penggunaan Mesin Teraan Meterai Digital tanpa izin tertulis
2. harus melakukan pembayaran Bea Meterai di muka minimal
dari Direktur Jenderal Pajak dikenakan sanksi pidana dengan
sebesar perkiraan jumlah dokumen yang harus dilunasi Bea
pidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun sebagaimana
Meterai setiap bulan, dengan menggunakan SSP
dimaksud dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
3. Penerbit dokumen yang mendapatkan ijin pelunasan Bea
1985 tentang Bea Meterai.
Meterai dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas
dengan sistem komputerisasi harus menyampaikan laporan
PELUNASAN BM DENGAN TEKNOLOGI PERCETAKAN bulanan tentang realisasi penggunaan dan saldo Bea
Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan menggunakan Meterai kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat
teknologi percetakan dilaksanakan oleh Perusahaan Umum tanggal 15 setiap bulan
(Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dan/atau
Perusahaan Sekuriti yang mendapat ijin dari Badan Koordinasi DJP memberi ijin paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh)
Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) yang di tunjuk oleh hari sejak surat permohonan diterima lengkap
Bank Indonesia. 1. Ijin pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda
Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea Bea Meterai Lunas dengan sistem komputerisasi berlaku
Meterai Lunas dengan teknologi percetakan hanya selama saldo Bea Meterai yang telah dibayar pada saat
diperkenankan untuk dokumen yang berbentuk cek, bilyet giro, mengajukan ijin masih mencukupi kebutuhan pemeteraian
dan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun. 1 (satu) bulan berikutnya

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

2. Penerbit dokumen yang mempunyai saldo Bea Meterai • yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
kurang dari estimasi kebutuhan satu bulan, harus sebagaimana mestinya. Dilakukan oleh Pihak Yang Memiliki.
mengajukan permohonan ijin baru dengan terlebih dahulu Sebesar Bea Meterai yang tidak atau kurang dilunasi sesuai
melakukan pembayaran Bea Meterai di muka minimal dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
sebesar kekurangan yang harus dipenuhi untuk mencukupi berlaku pada saat Pemeteraian Kemudian dilakukan
kebutuhan 1 (satu) bulan. ditambah denda administrasi sebesar 200% dari Bea
3. Bea Meterai yang belum dipergunakan karena sesuatu hal, Meterai yang tidak atau kurang dibayar. DJP dapat
dapat dialihkan untuk pengisian deposit mesin teraan menerbitkan SKPKB kepada Pemilik Dokumen untuk
meterai, atau pencetakan tanda Bea Meterai Lunas dengan menagih Bea Meterai yang harus dilunasi dalam hal Pemilik
teknologi percetakan. Dokumen tidak melakukan Pemeteraian Kemudian atas
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar
Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea • yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di Indonesia.
Meterai Lunas dengan sistem komputerisasi tanpa ijin tertulis Dilakukan oleh Pihak Yang Menggunakan.
Direktur Jenderal Pajak dikenakan sanksi pidana berdasarkan 1. sebesar Bea Meterai yang terutang sesuai dengan
Pasal 14 Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Meterai. berlaku pada saat Pemeteraian Kemudian dilakukan
Bea Meterai kurang bayar yang disebabkan oleh kelebihan jika Pemeteraian Kemudian dilakukan sebelum
pemakaian dari pembayaran di muka yang dilakukan, dikenakan Dokumen digunakan di Indonesia.
sanksi denda administrasi sebesar 200 % dari Bea Meterai 2. sebesar Bea Meterai yang terutang sesuai dengan
kurang bayar. ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan sistem berlaku pada saat Pemeteraian Kemudian dilakukan
komputerisai yang melewati masa berlakunya ijin yang ditambah denda administrasi sebesar 200% dari Bea
diberikan, dikenakan sanksi pencabutan ijin. Meterai yang tidak dibayar, jika Pemeteraian Kemudian
Penyampaian laporan kepada Direktur Jenderal Pajak yang dilakukan setelah Dokumen digunakan di Indonesia.
melewati batas waktu yang telah ditentukan dikenakan sanksi DJP dapat menerbitkan SKPKB kepada Pemilik Dokumen
pencabutan ijin. untuk menagih Bea Meterai yang harus dilunasi dalam hal
Pemilik Dokumen tidak melakukan Pemeteraian Kemudian
atas Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang
TATA CARA PEMATERAIAN KEMUDIAN
dibayar
Pemeteraian Kemudian : suatu cara pelunasan Bea Meterai
DJP kepada Pemilik Dokumen dapat menerbitkan STP
yang dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang
dalam hal pemilik Dokumen telah melunasi Bea Meterai
Dokumen yang Bea Meterainya belum dilunasi sebagaimana
yang tidak atau kurang dilunasi namun belum melunasi
mestinya
denda administrasi sebagaimana mestinya.
Pejabat Pos : pejabat PT. Pos Indonesia (Persero) yang diserahi
tugas melayani permintaan Pemeteraian Kemudian Pemeteraian Kemudian harus disahkan oleh Pejabat Pos,
Pemilik Dokumen : pihak yang terutang Bea Meterai dengan menggunakan meterai tempel atau Surat Setoran Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-Undang Bea (SSP), sedangkan pelunasan denda administrasi dilakukan
Meterai dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
Dokumen yang Bea Meterainya ditetapkan dengan Surat
Pemeteraian Kemudian dilakukan terhadap Dokumen: Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau ditagih dengan
• yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Surat Tagihan Pajak (STP), dianggap telah dilakukan
pengadilan. Dilakukan oleh Pihak Yang Menggunakan. Pemeteraian Kemudian jika :
sebesar Bea Meterai yang terutang sesuai dengan ketentuan 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat Tagihan Pajak (STP) tersebut telah dibayar ke Kas Negara
Pemeteraian Kemudian dilakukan

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu
PPnBM RPS 14-15 Bea Materai

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah


ditera Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN),
2. telah dilakukan pengesahan oleh Pejabat Pos

SANKSI PIDANA TERKAIT BEA MATERAI


Ketentuan Pidana Pasal 13 UU Bea Materai.
Dipidana sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana:
a. barangsiapa meniru atau memalsukan meterai tempel dan
kertas meterai atau meniru dan memalsukan tanda tangan
yang perlu untuk mensahkan meterai
b. barangsiapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud
untuk diedarkan atau memasukan ke Negara Indonesia
meterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan
melawan hak
c. barangsiapa dengan sengaja menggunakan, menjual,
menawarkan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau
dimasukan ke Negara Indonesia meterai yang mereknya,
capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda
waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah
meterai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain
menggunakan dengan melawan hak
d. barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-
perkakas yang diketahuinya digunakan untuk melakukan
salah satu kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda
meterai.

Ketentuan Pidana Pasal 14 UU Bea Materai :


1. Barang siapa dengan sengaja menggunakan cara lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b tanpa
izin Menteri Keuangan, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.
2. Tindak Pidana tersebut adalah kejahatan

Kritik dan saran : suppliermu@gmail.com


Akses materi di : http://bit.ly/SupplyUntukmu

Anda mungkin juga menyukai