BEA MATERAI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PRODI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bea Meterai merupakan pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang menurut Undang-
undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai. Atas setiap dokumen yang menjad objek Bea
Meterai harus sudah dibubuhi benda meterai atau pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan
cara lain sebelum dokumen itu digunakan. Prinsip umum dari bea materai adalah bea materai
dikenakan atas dokumen, satu dokumen hanya satu terhutang bea materai dan rangkap bea
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bea materai dan apa prinsip umum dari bea materai ?
PEMBAHASAN
Berapa materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang menurut
Asas-asas yang mengatur bea materai yang diantaranya yaitu asas kesederhanaan, asas
Pihak yang menerima atau memperoleh manfaat dari dokumen yang bersangkutan,
Dalam hal dokumen dibuat sepihak, bea meterai terutang oleh penerima. Misalnya pada
kuitansi.
Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 pihak atau lebih, maka masing-masing pihak terkait
Dasar hukum pengenaan Bea Materai adalah Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 atau
disebut juga Undang-undang Bea Materai. Undang-undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari
1986. Selain itu, untuk mengatur pelaksanaannya, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2000 tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang
aslinya.
Objek pemungutan bea materai diatur berdasarkan Aturan Bea Materai 1921 sebagaimana
telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang nomor 13 tahun 1985 adalah dokumen.
Dokumen yang menjadi objek pemungutan adalah dokumen yang ditulis di atas kertas.
Dokumen yang tidak di tulis di atas kertas tidak termasuk ke dalam objek dari pemungutan bea
materai.
Pada prinsipnya dokumen yang harus dikenakan meterai adalah dokumen menyatakan
nilai nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen
a. Alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
- yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian telah dilunasi
atau diperhitungkan.
f. Dokumen yang dikenakan Bea Meterai juga terhadap dokumen yang akan digunakan
sebagai alat pembuktian di muka pengadilan yaitu surat-surat biasa dan surat-surat
Secara umum dokumen yang tidak dikenakan bea meterai adalah dokumen
yang berhubungan dengan transaksi intern perusahaan, berkaitan dengan pembayaran pajak dan
dokumen Negara. Terdapat dokumen-dokumen tertentu tidak dikenakan bea materai adalah:
2. konosemen;
- Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan dan pembayaran lainnya
yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan
- Tanda bukti penerimaan uang negara dan kas negara, kas pemerintah daerah dan bank.
- Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan
oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut.
a. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahka dan
diterima oleh pihak untuk siapa dokumen itu dibuat,jadi bukan pada saa
ditandatangani, misalnya: kuitansi tanda terima uang terutang bea materai pada saat
b. Dokumen yang dibuat lebih dari salah satu pihak, adalah pada saat selesai dibuat yang
Contoh: dokumen perjanjian hutang piutang, terutang bea materai setelah dokumen
c. Dokumen yang dibuat diluar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia. Bea
Contoh: dokumen perjanjian antara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
pengeboran minya lepas pantai. Perjanjian di buat di Paris maka atas dokumen
perjanjian tersebut terutang bea materai pada saat dimulainya pelaksanaan perjanjian
tersebut di Indonesia
Pelunasan bea materai teradap dokumen yang terutang bea materai dapat dilakukan
Direktur Jenderal Pajak Nomor 122A/PJ/2000 tanggal 1 Mei tahun 2000. Pelaksanaan
Pelunasan bea materai dengan menggunakan kertas materai atau sering dikenal dengan
kertas segel yakni dengan menggunakan kertas materai/kertas segel yang sah
dikeluarkan oleh pemerintah dengan bentuk, ukuran dan warna sesuai dengan
Pelunasan bea mateai dengan mesin tera bea materai dapat dilakuan dengan izin
tertulis dari Direktur Jenderal Pajak dan hasil pencetakan bea materai lunas dibayar
Apabila dokumen tidak atau kurang dilunasi bea meterai sebagaimana mestinya
maka akan dikenakan denda administrasi sebesar 200% (dua ratus persen) dari bea
meterai yang tidak atau kurang dibayar. Pemeteraian kemudian atas dokumen tersebut
dilakukan oleh pejabat pos menurut tata cara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pemeteraian kemudian adalah suatu cara pelunasan bea meterai yang dilakukan
oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang bea meterainya belum
dilunasi sebagaimana mestinya. Pemeteraian kemudian dilakukan atas:
a. Dokumen yang semula tidak terutang bea meterai, namun akan digunakan
mestinya; dan
G. Daluawarsa
Kewajiban pemenuhan bea meterai dan denda administrasi yang terutang
mempunyai daluwarsa setelah melampaui waktu 5 tahun sejak tanggal dokumen dibuat.
Hal ini berlaku untuk seluruh dokumen termasuk kuitansi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi.
- https://www.academia.edu/35466753/BEA_MATERAI
- https://www.pajakku.com/read/602a3c9c5bddc138006e3212/Bea-Materai-Edisi-2021:-
Pengertian-Fungsi-dan-Ketentuan