Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah pada mata kuliah Hukum Pajak dengan judul Bea Materai.

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada pada
Mata Kuliah Hukum Pajak. Makalah ini dapat diselesaikan, atas dorongan dan
bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak, baik materi maupun teknik
penyusunannya. Terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr.Djem Bangun
Mulya, sebagai pemangku Mata Kuliah Hukum Pajak.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik maupun saran dari
semua pihak akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata, semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dan
segala bantuan serta jasa, akan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Segenap warga negara berperan dalam menghimpun dana Pembangunan


Nasional.Salah satu caranya adalah dengan memenuhi kewajiban pembayaran atas
pengenaan Bea meterai terhadap dokumen-dokumen tertentu yang digunakan oleh
masyarakat dalam lalu lintas hukum. Bea meterai yang selama ini dipungut
berdasarkan aturan bea meterai 1921(Zegelverordening1921) sebagaimana diubah
beberapa kali, terakhir denganUU No. 13 Tahun 1985.

Bea meterai adalah pajak atas dokumen seperti yang telah disebutkan
dalam Undang-Undang Bea Meterai. Benda meterai adalah meterai tempel dan
kertas meterai yang dikelarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Banyak
masyarakat yang belum mengerti benar akan maksud dari penggunaan bea
meterai, sehingga menimbulkan pelanggaran dalam pengenaan bea meterai.
Sehubungan dengan hal itu, perlu diadakan pengaturan kembali tantang bea
meterai yang lebih bersifat sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
masyarakat.Yang menjadi objek bea meterai adalah dokumen.

Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan
maksud tentang: perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau
pihak-pihak yang berkepentingan. Tidak semua dokumen dikenakan bea meterai,
adapun dokumen yang tidak dikenakan bea meterai adalah dokumen yang berupa
surat penyimpanan barang, konosemen,surat angkutan penumpang dan barang,
keterangan pemindahan yang ditulis diatasdokumen surat penyimpanan barang,
konosemen dan surat angkutan penumpang dan barang, bukti untuk pengiriman
barang untuk dijual atas tanggungan pengirim,surat pengiriman barang untuk
dijual atas tanggungan pengirim, surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan
surat-surat di atas dan segala bentuk ijazah.
Selain itu yang tidak dikenakan bea meterai adalah tanda terima gaji,uang
tunggu,pensiun, uang tunjangan dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya
dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan
pembayaran itu, tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas
pemerintah daerah dan bank, kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk
penerimaan lainnya yangdapat disamakan dengan itu ke kas negara, kas
pememerintah daerah dan bank,tanda penerimaan uang yang dibuat untuk
keperluan intern organisasi, dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran
uang tabungan kepada penabung olehbank, koperasi, dan badan- badan lainnya
yang bergerak di bidang tersebut, surat gadai yang diberikan oleh Perum
Pegadaian, tanda pembagian keuntungan ataubunga dari efek, dengan nama dan
bentuk apa pun.

Walaupun di dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1983 yang


operasionalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang
tarif bea meterai telah menjelaskan secara rinci tentang dokumen yang wajib atau
tidak wajib diberi meterai, namun masih saja terdapat pelanggaran dalam
penggunaan bea meterai.Pelanggaran bea meterai ringan seperti kurang meterai
tempel dapat dilakukan dengan pemetraian kemudian. Namun pemalsuan atau
perbuatan dengan sengaja membuat atau meniru bea meterai merupakan tindakan
melanggar hukum yangdapat dituntut secara pidana.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dari


makalah ini adalah Bea Materai.

C. Tujuan

Agar pembaca memahami dan mengetahui Bea Materai.

DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah..................................................
B.            Rumusan Masalah ..........................................................
C.            Tujuan dan Manfaat .......................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.           Pengertian Bea Materai ………….................................
B.           Fungsi Bea Materai……………….................................
C.           Subjek Bea Materai….....................................................
D.           Objek Bea Materai…………………..............................
E.           Tarif Bea Materai…........................................................
F.            Sanksi Bea Materai……................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………
B. Saran …………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BEA MATERAI

Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat
perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Nilai bea meterai yang
berlaku saat ini Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai
dokumen dan penggunaan dokumen.

Pengertian bea materai lainnya yaitu:

Bea materai adalah pengenaan pajak terhadap dokumen berupa kertas yang
menurut Undang-Undang menjadi objek bea materai.

Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang dipungut secara insidental
jika dibuat dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea Meterai 1985 atas
suatu keadaan, perbuatan, atau peristiwa dalam masyarakat.

UU No. 13 Tahun 1985, disebut juga dengan undang-undang bea materai,


karena undang-undang tersebut menjelaskan mengenai dasar hukum pengenaan
bea materai. Dokumen yang dikenai bea materai yaitu dokumen dalam bentuk
surat yang memuat jumlah uang, seperti kwitansi maupun dokumen yang bersifat
perdata.

2. Fungsi Bea Materai

Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 13 tentang Bea Materai, fungsi bea materai
adalah pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen tertentu. Jadi
dapat disimpulkan, fungsi materai tidak menentukan sah atau tidaknya suatu
perjanjian. Namun, jika surat pernyataan atau perjanjian dimaksudkan sebagai alat
bukti di pengadilan maka harus dilunasi materau yang terutang.

3. Subjek Bea Materai

Berikut ini subjek bea materai, diantaranya:

a. Pihak yang menerima atau mendapat manfaat dokumen, kecuali pihak yang
bersangkutan menentukan lain.
b. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, seperti kwitansi, bea meterai terutang oleh
penerima kwitansi.
c. Dalam hal dokumen dibuat oleh dua pihak atau lebih, seperti surat perjanjian
dibawah tangan, maka masing-masing pihak terutang bea materai.

4. Objek Bea Materai

Pada dasarnya, objek bea materai yaitu berupa dokumen yang menyatakan
nominal hingga jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen
yang digunakan di pengadilan. Adapun objek bea materai, diantaranya:

a. Surat perjanjian dan surat-surat lain yang dibuat dengan tujuan sebagai
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata
b. Akta notaris beserta salinannya
c. Akta pejabat pembuat akta tanah beserta rangkapnya
d. Surat berharga
e. Efek
f. Dokumen yang digunakan untuk pembuktian di pengadilan

Objek Yang Tidak Dikenakan Bea Materai

Objek yang tidak dikenai bea materai adalah dokumen yang berhubungan
dengan transaksi internal perusahaan, berkaitan dengan pembayaran pajak dan
juga dokumen negara. Berikut dokumen yang tidak termasuk objek bea materai,
diantaranya yaitu:

a. Dokumen yang berupa:

 surat penyimpanan barang


 konosemen
 surat angkutan penumpang dan barang
 keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen surat
penyimpanan barang, konosemen, dan surat angkutan penumpang dan
barang
 bukti untuk pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim
 surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim

b. Segala bentuk ijazah


c. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan dan pembayaran
lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat yang diserahkan
untuk mendapatkan pembayaran itu.
d. Tanda bukti penerimaan uang negara dan kas negara, kas pemerintah daerah
dan bank.
e. Kwitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
disamakan dengan itu ke kas negara, kas pemerintah daerah dan bank.
f. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi.
g. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada
penabung oleh bank, koperasi dan badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut.
h. Surat gadai yang diberikan Perum Pegadaian.

5. Tarif Bea Materai

Berikut beberapa tarif bea materai:

1. Tarif bea materai Rp. 6.000,00 yaitu untuk dokumen berupa:

 Surat Perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
pendata.
 Akta notaris termasuk salinannya.
 Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek yang harga
nominalnya lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
Pengadilan, yakni:
 surat biasa dan surat kerumahtanggaan.
 surat yang tadinya tidak dikenakan bea meterai berdasarkan tujuannya,
jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain selain dan
maksud semula.
2. Untuk dokumen yang menyatakan nominal uang dengan batasan, seperti:

 Nominal hingga Rp250.000,- tidak dikenakan bea materai


 Nominal antara Rp250.000,- hingga Rp1.000.000,- dikenakan bea mterai
Rp3.000,-
 Nominal diatas Rp 1.000.000,- dikenakan bea materai Rp 6.000,-

3. Cek dan Bilyet Giro dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp 3.000,-
tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal.

4. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang memiliki harga nominal
hingga Rp1.000.000,- dikenakan Bea Meterai Rp 3.000,- sedangkan yang
memiliki harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,- dikenakan Bea Meterai
Rp6.000,-.

5. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang tercantum
dalam surat kolektif yang memiliki jumlah harga nominal hingga dengan
Rp1.000.000,- dikenakan Bea Meterai Rp 3.000,-, sedangkan yang memiliki harga
nominal lebih dan Rp 1.000.000,- dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar
Rp6.000,-.

6. Sanksi Terkait Bea Meterai

Sanksi administratif yaitu denda 200% dari Bea Meterai tidak atau kurang
bayar. Sanksi pidana sesuai dengan ketentuan dalam KUHP apabila meniru atau
memalsukan meterai tempel, mengedarkan meterai palsu, menyimpan bahan atau
perkakas yang diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan
untuk meniru dan memalsukan benda meterai. Sanksi pidana apabila sengaja
menggunakan meterai cara lain tanpa izin Menteri Keuangan dipidana penjara
selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.

BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN

Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat
perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Nilai bea meterai yang
berlaku saat ini Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai
dokumen dan penggunaan dokumen. UU No. 13 Tahun 1985, disebut juga dengan
undang-undang bea materai, karena undang-undang tersebut menjelaskan
mengenai dasar hukum pengenaan bea materai. Dokumen yang dikenai bea
materai yaitu dokumen dalam bentuk surat yang memuat jumlah uang, seperti
kwitansi maupun dokumen yang bersifat perdata.

2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
https://pengajar.co.id/bea-materai-pengertian-fungsi-objek-subjek-dan-tarifnya/

https://www.pelajaran.id/2018/04/pengertian-bea-materai-fungsi-subjek-objek-dan-
tarif-bea-materai-terlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai