Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah pada mata kuliah Hukum Pajak dengan judul Bea Materai.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada pada
Mata Kuliah Hukum Pajak. Makalah ini dapat diselesaikan, atas dorongan dan
bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak, baik materi maupun teknik
penyusunannya. Terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr.Djem Bangun
Mulya, sebagai pemangku Mata Kuliah Hukum Pajak.
Akhir kata, semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dan
segala bantuan serta jasa, akan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bea meterai adalah pajak atas dokumen seperti yang telah disebutkan
dalam Undang-Undang Bea Meterai. Benda meterai adalah meterai tempel dan
kertas meterai yang dikelarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Banyak
masyarakat yang belum mengerti benar akan maksud dari penggunaan bea
meterai, sehingga menimbulkan pelanggaran dalam pengenaan bea meterai.
Sehubungan dengan hal itu, perlu diadakan pengaturan kembali tantang bea
meterai yang lebih bersifat sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
masyarakat.Yang menjadi objek bea meterai adalah dokumen.
Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan
maksud tentang: perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau
pihak-pihak yang berkepentingan. Tidak semua dokumen dikenakan bea meterai,
adapun dokumen yang tidak dikenakan bea meterai adalah dokumen yang berupa
surat penyimpanan barang, konosemen,surat angkutan penumpang dan barang,
keterangan pemindahan yang ditulis diatasdokumen surat penyimpanan barang,
konosemen dan surat angkutan penumpang dan barang, bukti untuk pengiriman
barang untuk dijual atas tanggungan pengirim,surat pengiriman barang untuk
dijual atas tanggungan pengirim, surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan
surat-surat di atas dan segala bentuk ijazah.
Selain itu yang tidak dikenakan bea meterai adalah tanda terima gaji,uang
tunggu,pensiun, uang tunjangan dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya
dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan
pembayaran itu, tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas
pemerintah daerah dan bank, kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk
penerimaan lainnya yangdapat disamakan dengan itu ke kas negara, kas
pememerintah daerah dan bank,tanda penerimaan uang yang dibuat untuk
keperluan intern organisasi, dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran
uang tabungan kepada penabung olehbank, koperasi, dan badan- badan lainnya
yang bergerak di bidang tersebut, surat gadai yang diberikan oleh Perum
Pegadaian, tanda pembagian keuntungan ataubunga dari efek, dengan nama dan
bentuk apa pun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bea Materai ………….................................
B. Fungsi Bea Materai……………….................................
C. Subjek Bea Materai….....................................................
D. Objek Bea Materai…………………..............................
E. Tarif Bea Materai…........................................................
F. Sanksi Bea Materai……................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………
B. Saran …………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BEA MATERAI
Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat
perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Nilai bea meterai yang
berlaku saat ini Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai
dokumen dan penggunaan dokumen.
Bea materai adalah pengenaan pajak terhadap dokumen berupa kertas yang
menurut Undang-Undang menjadi objek bea materai.
Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang dipungut secara insidental
jika dibuat dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea Meterai 1985 atas
suatu keadaan, perbuatan, atau peristiwa dalam masyarakat.
Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 13 tentang Bea Materai, fungsi bea materai
adalah pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen tertentu. Jadi
dapat disimpulkan, fungsi materai tidak menentukan sah atau tidaknya suatu
perjanjian. Namun, jika surat pernyataan atau perjanjian dimaksudkan sebagai alat
bukti di pengadilan maka harus dilunasi materau yang terutang.
a. Pihak yang menerima atau mendapat manfaat dokumen, kecuali pihak yang
bersangkutan menentukan lain.
b. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, seperti kwitansi, bea meterai terutang oleh
penerima kwitansi.
c. Dalam hal dokumen dibuat oleh dua pihak atau lebih, seperti surat perjanjian
dibawah tangan, maka masing-masing pihak terutang bea materai.
Pada dasarnya, objek bea materai yaitu berupa dokumen yang menyatakan
nominal hingga jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen
yang digunakan di pengadilan. Adapun objek bea materai, diantaranya:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lain yang dibuat dengan tujuan sebagai
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata
b. Akta notaris beserta salinannya
c. Akta pejabat pembuat akta tanah beserta rangkapnya
d. Surat berharga
e. Efek
f. Dokumen yang digunakan untuk pembuktian di pengadilan
Objek yang tidak dikenai bea materai adalah dokumen yang berhubungan
dengan transaksi internal perusahaan, berkaitan dengan pembayaran pajak dan
juga dokumen negara. Berikut dokumen yang tidak termasuk objek bea materai,
diantaranya yaitu:
Surat Perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
pendata.
Akta notaris termasuk salinannya.
Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek yang harga
nominalnya lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
Pengadilan, yakni:
surat biasa dan surat kerumahtanggaan.
surat yang tadinya tidak dikenakan bea meterai berdasarkan tujuannya,
jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain selain dan
maksud semula.
2. Untuk dokumen yang menyatakan nominal uang dengan batasan, seperti:
3. Cek dan Bilyet Giro dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp 3.000,-
tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal.
4. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang memiliki harga nominal
hingga Rp1.000.000,- dikenakan Bea Meterai Rp 3.000,- sedangkan yang
memiliki harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,- dikenakan Bea Meterai
Rp6.000,-.
5. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang tercantum
dalam surat kolektif yang memiliki jumlah harga nominal hingga dengan
Rp1.000.000,- dikenakan Bea Meterai Rp 3.000,-, sedangkan yang memiliki harga
nominal lebih dan Rp 1.000.000,- dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar
Rp6.000,-.
Sanksi administratif yaitu denda 200% dari Bea Meterai tidak atau kurang
bayar. Sanksi pidana sesuai dengan ketentuan dalam KUHP apabila meniru atau
memalsukan meterai tempel, mengedarkan meterai palsu, menyimpan bahan atau
perkakas yang diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan
untuk meniru dan memalsukan benda meterai. Sanksi pidana apabila sengaja
menggunakan meterai cara lain tanpa izin Menteri Keuangan dipidana penjara
selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat
perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Nilai bea meterai yang
berlaku saat ini Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 yang disesuaikan dengan nilai
dokumen dan penggunaan dokumen. UU No. 13 Tahun 1985, disebut juga dengan
undang-undang bea materai, karena undang-undang tersebut menjelaskan
mengenai dasar hukum pengenaan bea materai. Dokumen yang dikenai bea
materai yaitu dokumen dalam bentuk surat yang memuat jumlah uang, seperti
kwitansi maupun dokumen yang bersifat perdata.
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://pengajar.co.id/bea-materai-pengertian-fungsi-objek-subjek-dan-tarifnya/
https://www.pelajaran.id/2018/04/pengertian-bea-materai-fungsi-subjek-objek-dan-
tarif-bea-materai-terlengkap.html