Anda di halaman 1dari 12

BEA MATERAI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan


Pada Fakultas Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Dosen Pengampu:

Yuli Dwi Yusrani Anugrah, S.E, M.Akun


NIY: 19930721196132

Disusun Oleh:

Lutfiaturroida Hasanah

Mey Shinta Yudiana

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN LUMAJANG
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
‫سم اهللاِ الرَّح َما ِن ال َّر ِح ِيم‬
ِ ِ‫ب‬
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, karna atas rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulisan makalah yang berjudul “Bea Materai” dapat terselesaikan
dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini di ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan yang diberikan kepada penulis.

Penyusunan makalah ini berisi tentang Bea Materai , dengan harapan pembaca dapat
memahami serta dapat mengambil pelajaran yang ada didalam nya, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari- hari.

Penulis sangat berterima kasih kepada para pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata “tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan penulisan makalah ini yang
masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik allah semata. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah ini sangatlah penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan masalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bea materai.........................................................................................3
B. Objek bea materai...............................................................................3
C. Subjek bea materai..............................................................................5
D. Dokumen Yang Dikenakan Bea Materai ...........................................7
E. Undang-undang bea materai ..............................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bea materai  didefinisikan sebagai pajak atas dokumen. Dokumen merupakan
sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik,
yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan. Bea meterai dikenakan satu kali
untuk setiap dokumen.  Bea materai adalah pengenaan pajak terhadap dokumen berupa
kertas yang menurut Undang-Undang menjadi objek bea materai. bea materai merupakan
pajak tidak langsung yang dipungut secara insidental jika dibuat dokumen yang disebut
oleh Undang-Undang Bea Meterai 1985 atas suatu keadaan, perbuatan, atau peristiwa
dalam masyarakat.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 disebut juga Undang-Undang bea materai
karena menjelaskan dasar hukum pengenaan bea materai. Dokumen yang dikenai bea
meterai antara lain adalah dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah uang,
seperti kuitansi, atau dokumen yang bersifat perdata, seperti dokumen perjanjian
pembangunan gedung kantor dengan pengusaha jasa konstruksi serta dokumen kontrak
pengadaan jasa tenaga kebersihan
Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 13 tentang Bea Materai, fungsi bea materai adalah
pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen tertentu. Jadi dapat
disimpulkan, fungsi materai tidak menentukan sah atau tidaknya suatu perjanjian. Namun,
jika surat pernyataan atau perjanjian dimaksudkan sebagai alat bukti di pengadilan maka
harus dilunasi materai yang terutang.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud bea materai?
2. Apa saja objek bea materai?
3. Apa saja subjek bea materai?
4. Bagaimana untuk dokumen yang dikenakan bea materai?
5. Bagaimana undang-undang bea materai 2021?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Apa itu bea materai
2. Untuk mengetahui apa saja objek bea materai
3. Untuk mengetahui apa saja subjek bea materai
4. Untuk mengetahui dokumen yang dikenakan bea materai
5. Untuk mengetahu undang-undang bea materai 2021
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bea materai
Bea Materai  adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di dalam pengadilan. Dokumen yang bisa dikenai bea meterai
adalah dokumen berbentuk surat yang memuat jumlah uang, dokumen yang bersifat
perdata, dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan, misalnya dokumen kontrak
pengadaan perlengkapan kantor dan dokumen perjanjian pembangunan gedung
kantor.Nilai bea meterai yang berlaku adalah Rp3.000 dan Rp6.000 sesuai jenis dokumen
yang dikenai bea dan penggunaan dokumen. Pembayaran bea meterai dilakukan terlebih
dahulu daripada saat terutang.
pengenaan pajak atas dokumen. merupakan Benda materai yaitu : Materai tempel
dan kertas materai yang dikeluarkan oleh pemerinta, Pemeteraian kemudian suatu cara
pelunasan bea materai yang dilakukan oleh pejabat pos atas permintaan pemegang
dokumen yang bea materainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.1
B. Objek Bea Materai
Dokumen yaitu kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud
tentang perbuatan, keadaan, kenyataan bagi seseorang dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pengenaan Bea materai bukanlah pada perbuatan hukumnya melainkan
pada ada atau tidaknya dokumen yang dibuat untuk membuktikan adanya perbuatan itu.
Pada dasarnya, objek bea materai yaitu berupa dokumen yang menyatakan nominal hingga
jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan di
pengadilan. Adapun objek bea materai, diantaranya:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lain yang dibuat dengan tujuan sebagai pembuktian
mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata
b. Akta notaris beserta salinannya
c. Akta pejabat pembuat akta tanah beserta rangkapnya
d. Surat berharga
e. Efek
f. Dokumen yang digunakan untuk pembuktian di pengadilan

1
Kementerian keuangan republik Indonesia,direktorat jenderal perbendaharaan. Kppn metro. Jl.seminung.no.5
C. subjek bea materai.
Subjek bea materai yaitu : Pihak yang menerima atau mendapat manfaat dari
dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain. Dokumen
merupakan subjek bea materai yang diatur berdasarkan aturan bea materai pada tahun 1921
yang mana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang nomor 13 tahun 1985.Pada
prinsipnya dokumen yang harus dikenakan materai adalah dokumen yang menyatakan nilai
nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang
digunakan di muka pengadilan, antara lain :
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan/keadaan yang bersifat perdata.
2. Akta-akta notaris termasuk juga salinannya.
3. Akta-akta yang dibuat oleh para Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk juga rangkap-
rangkapnya.
4. Surat yang memuat jumlah uang yaitu:
a. Yang menyebutkan penerimaan uang;
b. Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening
bank;
c. Yang berisi tentang pemberitahuan saldo rekening di bank;
d. Yang berisi tentang pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian telah
dilunasi atau diperhitungkan.
5. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek yang harga nominalnya lebih dari
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
6. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan, yaitu:
a. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan.
b. Surat-surat yang semula tidak dikenakan bea meterai berdasarkan tujuannya, jika
digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain selain dengan maksud seperti
semula.2
D. Dokumen Yang Dikenakan Bea Materai

2
Nugroho adi purwo.S.E.,M.A. 2018. Bea materai. Attaxindonesia.co.id.
Dokumen Yang Dikenakan Bea Materai yaitu Surat perjanjian & surat lain yang
dibuat dengan tujuan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan
yang bersifat perdata. Akta Notaris dan PPAT termasuk salinannya, Surat yang memuat
jumlah uang lebih dari Rp 1.000.000,-, Surat berharga (wesel, promes, aksep, cek lebih
dari satu juta rupiah), Efek dengan nominal lebih dari satu juta rupiah, Dokumen yang
digunakan sebagai alat pembuktian di pengadilan seperti : - Surat biasa & surat
kerumahtanggaan - Surat yang semula tidak dikenakan materai tetapi kemudian tujuannya
diubah.
Sedangkan Pengecualian yaitu: Surat penyimpanan barang, Konosemen, Surat
angkut penumpang dan barang, Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen
1-3, Bukti pengiriman dan penerimaan barang, Surat pengiriman barang untuk dijual atas
tanggungan pengirim. dan untuk Surat lain yang sejenis yaitu :a. Segala bentuk ijazah. b.
Tanda terima gaji, pensiun, uang tunjangan, dll. c. Tanda bukti penerimaan uang negara. d.
Kuitansi segala jenis pajak. e. Dokumen yang menyebutkan tabungan, koperasi. f. Surat
gadai yang dikeluarkan oleh pegadaian. g. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari
efek.
E. undang-undang bea materai 2021
Per 1 Januari 2021 pemerintah memberlakukan tarif bea meterai baru menjadi tarif
tunggal, yaitu senilai Rp10.000 per lembar. Namun, sepanjang tahun 2021 ini meterai
Rp3.000 dan Rp6.000 masih bisa digunakan sambil menunggu materai Rp10 ribu dirilis
pemerintah. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama mengatakan hal itu telah tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai. “Materai Rp3 ribu dan Rp6 ribu
masih bisa digunakan tetapi dengan minimal nilai Rp9.000 hingga akhir 2021,”.Dia
mengatakan ada tiga cara penggunaan materai sesuai dengan aturan baru, yaitu kombinasi
materai Rp6.000 plus Rp6.000, kemudian Rp6.000 plus Rp3.000, atau Rp3.000 sebanyak
tiga lembar. Pada masa transisi ini, lanjutnya, masyarakat bisa memanfaatkan materai yang
lama yang masih beredar sembari menunggu keluarnya materai Rp10.000. Yoga
mengungkapkan materai Rp10.000 sendiri saat ini masih dalam tahap persiapan yang akan
segera diselesaikan. “Nah, ini kita sedang mendesain [materai] yang baru yang Rp10.000,
termasuk nanti mencetak, menyiapkan distribusinya ke seluruh Indonesia. Mudah-
mudahan bisa segera kita selesaikan semuanya,” ujar Yoga.
Sesuai dengan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai,
poin b dan c menjelaskan bagaimana penggunaan materai saat ini yang minimal digunakan
Rp9.000.
b. Materai tempel yang telah dicetak berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985
tentang Bea Materai dan peraturan pelaksanaannya yang masih tersisa, masih dapat
digunakan sampai dengan jangka waktu 1 (satu) tahun setelah Undang-Undang ini mulai
berlaku dan tidak dapat ditukarkan dengan uang atau dalam bentuk apa pun.
c. Materai tempel yang digunakan untuk melakukan pembayaran Bea Materai yang
terutang atas Dokumen sebagaimana dimaksusd dalam huruf b, dapat digunakan dengan
nilai total Materai tempel yang dibubuhkan pada Dokumen paling sedikit Rp9.000,00
(sembilan ribu rupiah). 
Sedangkan rincian dokumen yang terkena bea meterai Rp. 10.000 Merujuk pada UU
Nomor 10 Tahun 2020, bea materai Rp 10.000 dikenakan atas beberapa dokumen yang
meliputi: 
1. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya.

2. Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya.

3. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya.

4. Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun.

5. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak berjangka,


dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

6. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan
risalah lelang, dan grosse risalah lelang.
7. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang (1) menyebutkan penerimaan uang; atau (2) berisi
pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.

8. Dokumen lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.3

3
Farrasa.r.f. 2021. (aturan bea materai 2021) lidikti.13.kemendikbud.go.id
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak 1 Januari 2021, tarif bea meterai menggunakan tarif tetap sebesar Rp10.000,00.
Namun, meterai tempel lama dengan nilai Rp3.000,00 dan Rp6.000,00 tetap dapat
digunakan hingga 31 Desember 2021 dengan ketentuan jumlah meterai yang digunakan
memiliki nilai paling sedikit sebesar Rp9.000,00.
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas suatu dokumen baik itu dokumen
kertas maupun dokumen elektronik yang dapat digunakan sebagai bukti atau
keterangan. Adapun asas-asas yang mengatur bea materai yang diantaranya yaitu
asas kesederhanaan, asas efisiensi, asas keadilan, asas kepastian hukum, dan asas
kemanfaatan.
Adapun bea materai diberlakukan untuk mengoptimalkan penerimaan negara
demi membiayai pembangunan nasional secara mandiri menuju kesejahteraan,
memberikan kepastian hukum yang adil, menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan
menyelaraskan ketentuan bea materai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian keuangan republik Indonesia,direktorat jenderal perbendaharaan. Kppn metro.
Jl.seminung.no.5

Nugroho adi purwo.S.E.,M.A. 2018. Bea materai. Attaxindonesia.co.id

Farrasa.r.f. 2021. (aturan bea materai 2021) lidikti.13.kemendikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai