Anda di halaman 1dari 11

PERPAJAKAN 2

Bea Materai

Anggota Kelompok :
1. Ayu Ninggrayani (01/2002622010309)
2. Ni Putu Gek Jelita Angelina (03/2002622010311)
3. Luh Komang Noviartini (04/2002622010312)
4. I Putu Tedi Pegas Pratama (06/2002622010314)

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bimbingan dan penyertaan-
Nya, sehingga saya dapat merampung makalah ini guna memenuhi tugas yang diberikan
Dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Akuntansi UNMAS.
Makalah ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan
pengetahuan baik teori maupun praktek. Dengan demikian kelompok ini mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan
penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sagat diharapkan
kelompok ini. Guna tercapainya makalah yang baik.
Kiranya Yang Maha Kuasa tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar
karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Denpasar, 10 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................i

Daftar isi........................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bea Materai........................................................................................................2


2.2 Prinsip Umum Pengenaan Bea Materai..............................................................................2
2.3 Objek Objek Bea Materai.....................................................................................................2
2.4 Tarif Bea Materai...........................................................................................................4
2.5 Saat Terutangnya Bea Materai.............................................................................................4
2.6 Pelunasan dan Penggunaan Bea Materai..................................................................................5
2.7 Pemateraian Kemudian............................................................................................................5

BAB III : PENUTUP

1.1 Kesimpulan.............................................................................................................................6

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen (kertas yang berisikan
tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan
bagi seseorang dan atau pihak yang berkepentingan) yang menurut Undang-Undang
Bea Materai (UU No 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai), menjadi obyek Bea Materai.
Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Materai harus sudah dibubuhi benda
meterai atau pelunasan Bea Materai dengan menggunakan cara lain sebelum dokumen
itu digunakan.
Bea Materai yang dimaksud diatas adalah Materai tempel dan kertas Materai yang
dikeluarkan oleh Pemerintah. Sedangkan tanda tangan yang dimaksud yaitu tanda
tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula paraf, teraan atau cap tanda
tangan atau cap paraf, teraan cap nama atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda
tangan. Dokumen yang harus dikenakan Bea Materai adalah dokumen yang
menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen yang digunakan dimuka pengadilan. Secara Umum dokumen yang tidak
dikenakan Bea Materai adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi intern
perusahaan, berkaitan dengan pembayaran pajak dan dokumen negara.

1.2. Rumusan Masalah


A. Apa Itu Bea Materai?
B. Bagaimana Prinsip Umum Pengenaan Bea Materai?
C. Apa Saja Objek Objek Bea Materai?
D. Berapa Tarif Bea Materai?
E. Bagaimana Saat Terutangnya Bea Materai?
F. Bagaimana Pelunasan dan Penggunaan Bea Materai?
G. Apa Itu Pemateraian Kemudian?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bea Mateai


Bea Meterai menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Meterai
adalah pajak atas Dokumen. Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam
bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti
atau keterangan (kertas dan bukan kertas). Meterai adalah label atau carik dalam bentuk
tempel, elektronik, atau bentuk lainnya yang memiliki ciri dan mengandung unsur
pengaman yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang digunakan
untuk membayar pajak atas Dokumen.

2.2. Prinsip Umum Pengenaan Bea Materai


A. Bea Materai dapat dikenakan atas sebuah dokumen yang merupakan Pajak atas
dokumen tersebut
B. Rangkap/Tindasan yang dapat ditandatangani terutang pada Bea Materai sama
dengan aslinya
C. Satu dokumen hanya terutang satu Bea Materai

2.3. Objek – Objek Bea Materai


 Objek Bea Meterai :
A. Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian
yang bersifat perdata, meliputi :
1. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang
sejenis, beserta rangkapnya;
2. Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;
3. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;
4. Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
5. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
6. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang,
salinan risalah lelang, dan grosse risalah lelang;
7. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:

2
 menyebutkan penerimaan uang; atau
 berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan;
8. Dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
B. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.

 Yang bukan objek bea materai


A. Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang:
 Surat penyimpanan barang;
 Konosemen;
 Surat angkutan penumpang dan barang;
 Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
 Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
 Surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan angka e;
B. Segala bentuk ljazah;
C. Tanda terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang berkaitan dengan hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran dimaksud;
D. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah, bank,
dan lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan ;
E. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu yang berasal dari kas negara, kas pemerintahan daerah,
bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan;
F. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
G. Dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga, pembayaran
uang simpanan kepada penyimpan oleh bank, koperasi, dan badan lainnya yang
menyelenggarakan penyimpanan uang, atau pengeluaran surat berharga oleh
kustodian kepada nasabah;
H. Surat gadai;

3
I. Tanda pembagian keuntungan, bunga, atau imbal hasil dari surat berharga, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun; dan
J. Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter.

2.4. Tarif Bea Materai


Dokumen dikenai Bea Meterai dengan tarif tetap sebesar Rp10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah) berlaku mulai 1 Januari 2021. Tarif tersebut dapat diturunkan atau
dinaikkan dengan Peraturan Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Dokumen dapat dikenai Bea Meterai dengan tarif tetap
yang berbeda dalam rangka melaksanakan program pemerintah dan mendukung
pelaksanaan kebijakan moneter dan/atau sektror keuangan (Pasal 6 ayat 3 UU No 10
Tahun 2020).

2.5. Saat Terutangnya Bea Materai


A. Dokumen dibubuhi Tanda Tangan, untuk:
 surat perjanjian beserta rangkapnya;
 akta notaris beserta grosse, salinan, dan; dan
 akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya.
B. Dokumen selesai dibuat, untuk:
 berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun; dan
 transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak berjangka,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
C. Dokumen diserahkan kepada pihak untuk siapa Dokumen tersebut dibuat, untuk:
 keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis, beserta
rangkapnya;
 Dokumen lelang; dan
 Dokumen yang menyatakan jumlah uang.
D. Dokumen diajukan ke pengadilan, untuk Dokumen yang digunakan sebagai alat
bukti di pengadilan.
E. Dokumen digunakan di Indonesia, untuk Dokumen perdata yang dibuat di luar
negeri.

4
2.6. Pelunasan Dan Penggunaan Bea Materai
Bea Meterai terutang, dapat dilunasi dengan dilakukan dengan menggunakan:
A. Meterai Tempel; ciri-ciri umum gambar lambang negara, frasa meterai tempel,
angka yang menunjuk nilai nominal.
B. Meterai Elektronik, merupakan meterai yang memiliki kode unik dan keterangan
tertentu yang diatur dengan Peraturan Menteri.
C. Meterai dalam bentuk lain yang ditetapkan oleh menteri, merupakan meterai yang
dibuat dengan menggunakan mesin teraan Meterai Digital, sistem komputerisasi,
teknologi percetakan, dan sistem atau teknologi lainnyamerupakan meterai yang
dibuat dengan menggunakan mesin teraan Meterai Digital, sistem komputerisasi,
teknologi percetakan, dan sistem atau teknologi lainnya
D. Surat Setoran Pajak

2.7. Pemateraian Kemudian


Sesuai ketentuan Pasal 19 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
4/PMK.03/2021 tentang Pemeteraian Kemudian, Pemeteraian Kemudian adalah
pemeteraian yang memerlukan pengesahan dari pejabat yang ditetapkan oleh menteri.
Pemeteraian Kemudian dilakukan untuk:
A. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar sebagaimana
mestinya;
B. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Pihak yang wajib membayar Bea Meterai melalui Pemateraian Kemudian merupakan
pihak yang terutang.

5
BAB III
KESIMPULAN
1.1. Kesimpulan
Bea Meterai menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Meterai
adalah pajak atas Dokumen. Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam
bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti
atau keterangan (kertas dan bukan kertas). Meterai adalah label atau carik dalam
bentuk tempel, elektronik, atau bentuk lainnya yang memiliki ciri dan mengandung
unsur pengaman yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang
digunakan untuk membayar pajak atas Dokumen. Dokumen dikenai Bea Meterai
dengan tarif tetap sebesar Rp10.000,00
Prinsip umum pengenaan bea materai adalah
1. Bea Materai dapat dikenakan atas sebuah dokumen yang merupakan Pajak
atas dokumen tersebut
2. Rangkap/Tindasan yang dapat ditandatangani terutang pada Bea Materai
sama dengan aslinya
3. Satu dokumen hanya terutang satu Bea Materai

6
Daftar Pustaka
https://pajak.go.id/id/bea-meterai-0
http://nusatax.com/memahami-bea-meterai-terbaru/
https://arvahub.com/mengenal-meterai-beserta-tata-cara-penggunaannya/
file:///C:/Users/tedi%20pratama/Documents/hidden%20escapes/bea%20materai%20pasal.pdf

Anda mungkin juga menyukai