Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BEA MATERAI

DOSEN: HERAWATI DAHLAN, SE.,M.AK

OLEH:

WIDI APRIALDI

NIM:

2010421098

MATA KULIAH:

PERPAJAKAN

KELAS:

04

JURUSAN MANAJEMEN S1

UNIVERSITAS FAJAR
Daftar Isi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Bea Materai…………………………………………………………3


B. E- materai……………………………………………………………………….3
C. Subjek Bea Meterai……………………………………………………………..3
D. Dokumen yang Dikenakan Bea Meterai………………………………………..4
E. Dokumen yang Tidak Dikenakan Bea Meterai…………………………………4
F. Fungsi Bea Meterai……………………………………………………………..5
G. Masa Terutang Bea Meterai…………………………………………………….6

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................................7

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan bea materai berguna dalam meningkatkan kekuatan hukum dari
kesepakatan term and condition dan juga melindungi para pihak serta secara tidak
langsung menjadi sumber penerimaan negara.
Bea materai akan dikenakan oleh pemerintah untuk term and condition (T&C) di
berbagai e-commerce platform digital. Pengenaan bea materai ini sesuai dengan UU No.
10 Tahun 2020 tentang Bea Materai.
Jenis-jenis dokumen yang dapat dikenakan pada transaksi e-commerce, yaitu:
1. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, dan surat sejenis lainnya
2. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nominal lebih dari Rp 5 juta
Untuk e-commerce, masuk ke dalam bagian dokumen elektronik dengan dasar pengenaan
pajak Rp 10 ribu per dokumen yang ditetapkan dalam Pasal 5 UU Bea Materai. Pungutan
bea materai ini bertujuan untuk memberikan keadilan bagi pelaku usaha baik
konvensional maupun pengusaha online.
Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kebijakan tersebut dan tidak akan
memberikan dampak buruk terhadap ekonomi digital. Hal ini karena bea materi bukan
jenis pajak baru, sehingga tidak akan berimbas pada ekonomi digital.
Saat ini transaksi di e-commerce didominasi oleh pembeli dengan nilai transaksi yang
tidak banyak melebihi Rp 5 juta, jika ada transaksi dengan nilai besar, maka itu tidak
berdampak signifikan untuk menambah penerimaan negara dari pajak tersebut.
Adanaya pengenaan bea materai akan mengatur pendataan dokumen agar tidak ada
ketimpangan dan memberikan keadilan kepada pelaku usaha konvensional dengan pelaku
usaha online di e-commerce.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa Pengertian Bea Materai
2. Apa itu E- materai
3. Apa saja Subjek Bea Meterai
4. Apa Dokumen yang Dikenakan Bea Meterai
5. Apa aja Dokumen yang Tidak Dikenakan Bea Meterai
6. Bagaimana Fungsi Bea Meterai
7. Berapa lama Masa Terutang Bea Meterai

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Bea Materai
2. Untuk mengetahui E- materai
3. Untuk mengetahui Subjek Bea Meterai
4. Untuk mengetahui Dokumen yang Dikenakan Bea Meterai
5. Untuk mengetahui Dokumen yang Tidak Dikenakan Bea Meterai
6. Untuk mengetahui Fungsi Bea Meterai
7. Untuk mengetahui Masa Terutang Bea Meterai

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bea Materai
Bea materai adalah pajak atas dokumen. Dalam implementasinya, merujuk UU Nomor 10
Tahun 2020 tentang Bea Meterai, dokumen yang dimaksud adalah:
1. Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian
yang bersifat perdata;
2. Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Terkait dokumen yang bersifat perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lain yang sejenis
beserta rangkapnya.
Dilansir dari laman resmi pajak.go.id, bea meterai merupakan pajak atas dokumen yang
terutang sejak saat dokumen tersebut ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, atau diserahkan kepada pihak lain bila dokumen tersebut hanya dibuat
oleh satu pihak.
Per 1 Januari 2021 pemerintah memberlakukan tarif bea meterai baru menjadi tarif
tunggal, yaitu senilai Rp10.000,- per lembar. Sampai akhir Februari 2022 lalu, meterai
Rp3.000,- dan Rp6.000,- masih bisa digunakan.

B. E- materai
Dikutip dari laman e-meterai.co.id bahwa teknologi informasi telah mendorong
berkurangnya penggunaan kertas (paperless). Terlebih dalam kegiatan usaha,
pengurangan penggunaan kertas bertujuan meningkatkan efisiensi kerja. 
Terkait dengan efisiensi tersebut, transaksi elektronik semakin berkembang sehingga
banyak kontrak yang dapat dilakukan secara elektronik melalui jaringan internet. 
Meterai elektronik atau e-Meterai adalah meterai yang digunakan untuk dokumen
elektronik. Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE pada pasal 5
ayat (1) disebutkan bahwa dokumen elektronik merupakan alat bukti hukum yang sah.
Sehingga kedudukan dokumen elektronik dapat disamakan dengan dokumen kertas.

C. Subjek Bea Meterai


Dokumen yang menggunakan bea materai akan sah jika sudah ditandatangani
oleh pihak yang berkepentingan, atau diserahkan ke pihak lain jika dokumen tersebut
hanya dibuat satu pihak. Subjek dari bea materai antara lain:
 Pihak yang mendapatkan atau menerima manfaat dari dokumen, kecuali pihak
yang bersangkutan menentukan berbeda.
3
 Apabila dokumen dibuat salah satu pihak saja seperti kwitansi. Maka subjeknya
hanya penerima kwitansi saja.
 Apabila dokumen dibuat oleh dua pihak atau lebih, maka subjeknya adalah
masing-masing pihak terutang bea materai.

D. Dokumen yang Dikenakan Bea Meterai


Berdasarkan pasal 3 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2020, bea materai
diberlakukan pada 2 hal berikut, Majoopreneurs. 
Pertama, dokumen yang digunakan untuk menerangkan peristiwa bersifat perdata. Kedua,
dokumen yang digunakan sebagai bukti dalam pengadilan.
Lebih rincinya tentang dokumen bersifat perdata yang dimaksud dalam poin pertama
tersebut meliputi:
1. Surat keterangan, surat perjanjian, surat pernyataan dan sejenisnya.
2. Akta notaris beserta salinan, kutipan dan juga grosse.
3. Surat berharga dengan nama dalam bentuk apa pun.
4. Akta pejabat pembuat akta tanah beserta kutipan dan salinannya.
5. Dokumen transaksi surat berharga.
6. Dokumen lelang, baik itu berupa kutipan risalah lelang.
7. Dokumen yang nilainya lebih dari Rp 5 juta yang menyebutkan nama penerima
uang.
8. Dokumen lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

E. Dokumen yang Tidak Dikenakan Bea Meterai


Ternyata ada dokumen lain yang tidak dikenakan bea materai, Majoopreneurs. Daftar
dokumen yang dimaksud meliputi:
1. Dokumen yang berkaitan dengan lalu lintas barang dan orang, misalnya surat
konosemen, surat penyimpanan barang, bukti penerimaan dan pengiriman barang,
atau sejenisnya.
2. Semua bentuk ijazah.
3. Tanda terima pembayaran gaji, tunjangan, pensiunan, dan juga pembayaran lain yang
berhubungan dengan kerja.
4. Tanda bukti penerimaan uang dari kas negara, daerah maupun lembaga lain yang
sudah diatur dalam Undang-Undang.
5. Kwitansi semua jenis pajak dan juga penerimaan lainnya.
6. Tanda terima uang yang berguna untuk keperluan intern organisasi.
7. Dokumen yang memuat simpanan uang, pembayaran uang simpanan dan juga surat
berharga.
8. Surat gadai.
4
9. Tanda pembagian bunga atau imbalan hasil, keuntungan dari surat berharga dalam
bentuk apapun.
10. Dokumen yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia guna melaksanakan kebijakan
moneter.

F. Fungsi Bea Meterai


Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (UU Bea Meterai),
fungsi meterai adalah sebagai pengenaan pajak atas dokumen tertentu, sehingga tidak
menjadi hal penentu atas sah atau tidaknya suatu perjanjian.
Fungsi bea materai adalah memberi kekuatan hukum jika ada subjek atau pihak yang
membuat dokumen serta pihak-pihak lain yang terlibat. Beberapa subjek yang bisa
dikenakan atas fungsi bea materai adalah sebagai berikut:
 Pemungutan Pajak atas Suatu Dokumen
Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) huruf e UU Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea
Meterai, menjelaskan bahwa fungsi meterai yang utama adalah pemungutan pajak
atas suatu dokumen yang menurut UU Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai.
Pajak atau dokumen hanya akan dikenakan (satu) kali. Bea materai juga menjadi
salah satu cara pemerintah mengumpulkan dana dari masyarakat. Tarif bea
meterai menurut UU Bea Materai tahun 2020 adalah sebesar Rp10.000 sesuai
dengan jenis dokumen yang dikenai bea meterai.
 Bea Meterai Bukan Penentu Sahnya Sebuah Perjanjian Tertulis
Masih banyak masyarakat yang mengira bahwa bea meterai adalah penentu
sahnya sebuah perjanjian tertulis. Salah satu objek dari bea meterai adalah surat
perjanjian yang dibuat untuk menjadi alat bukti dan dasar hukum atas hak dan
kewajiban para pihak. Menurut ahli hukum R. Subekti, perjanjian adalah suatu
peristiwa ketika dua orang saling berjanji untuk melakukan sesuatu yang
menimbulkan hubungan pengikatan di antara keduanya. Berdasarkan Pasal 1320
KUHPerdata, terdapat 4 (empat) syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu kata
sepakat, kecakapan para pihak, adanya objek perjanjian, dan suatu sebab yang
halal.  Apabila suatu perjanjian telah menggunakan meterai tetapi tidak memenuhi
empat syarat tersebut, perjanjian tersebut tidak sah di mata hukum. Jadi, sebelum
membuat perjanjian, pastikan terlebih dahulu perjanjian tersebut telah memenuhi
syarat sebelum kamu membubuhkan meterai di dalamnya. Sekarang kamu paham,
ya, penentuan sahnya suatu perjanjian tidak ditentukan dari ada atau tidaknya
meterai, tetapi jika syarat sah perjanjian seperti diatur dalam KUHPerdata telah
terpenuhi seluruhnya .
 Persyaratan sebagai Alat Bukti di Pengadilan 
Pembuktian merupakan tahap yang penting dalam menyelesaikan perselisihan
bagi para pihak di pengadilan. Jika kamu berselisih dengan pihak lain, meski
sudah menyertakan dokumen lengkap tetapi tidak ada meterai dalam suatu

5
dokumen, maka dokumen tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat bukti di
pengadilan. 
Oleh karena itu, fungsi meterai penting untuk menjadikan suatu dokumen dapat
digunakan sebagai alat bukti dalam persidangan. Ketika hendak menggunakan
dokumen tanpa meterai sebagai alat bukti di pengadilan, hal yang harus kamu
lakukan adalah tetap membubuhkan meterai di dokumen tersebut.  Kondisi seperti
contoh di atas dinamakan dengan istilah pemeteraian kemudian ketika
pemeteraian kemudian dilakukan atas dokumen yang akan digunakan sebagai alat
bukti di pengadilan, seperti diatur dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No.
70/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeteraian Kemudian. Pemeteraian
kemudian dapat dilakukan dengan menggunakan meterai tempel atau
menggunakan surat setoran pajak. Dokumen yang merupakan objek bea meterai
yang telah dibayar bea meterainya sesuai ketentuan Undang-Undang, ketika
digunakan sebagai alat bukti di pengadilan, sudah tidak memerlukan Pemeteraian
Kemudian.

G. Masa Terutang Bea Meterai


Bea meterai terutang pada saat: 

1. Dokumen dibubuhi untuk tanda tangan

 Surat Perjanjian beserta rangkapnya


 Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya
 Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya

1. Dokumen selesai dibuat

 Surat berharga dengan nama dalam bentuk apa pun


 Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun

1. Dokumen diserahkan kepada pihak yang ditujukan pembuatan dokumennya

 Surat keterangan pernyataan atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya
 Dokumen lelang
 Surat yang menyatakan sejumlah uang

1. Dokumen diajukan ke Pengadilan untuk dokumen yang digunakan sebagai alat bukti
di Pengadilan
2. Dokumen digunakan di Indonesia untuk dokumen perdata yang dibuat di luar negeri

6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Penggunaan bea meterai tidak bisa dilakukan sembarangan karena terkait dengan sebuah
dokumen penting bagi salah satu pihak atau dua pihak yang melakukan perjanjian. 
Bea Materai merupakan sebuah pajak yang dikenakan pada sebuah dokumen yang digunakan
untuk bukti atau keterangan. Baik itu dokumen fisik maupun dokumen elektronik. 
Bea materai digunakan untuk memaksimalkan pendapatan negara, karena akan digunakan untuk
membiayai pembangunan. Selain itu, bea materai juga diberlakukan untuk memberikan kepastian
hukum yang adil dan menjadi penguat bukti di pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai