Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN KE 3.2.

HUKUM PERJANJIAN
POKOK BAHASAN

1. PENGERTIAN PERJANJIAN
2. MOU
3. AZAS-AZAS DALAM HUKUM PERJANJIAN
4. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
5. UNSUR-UNSUR PERJANIAN
6. MACAM-MACAM PERJANJIAN
7. AKIBAT DARI PERJANJIAN
8. HAPUSNYA PERJANJIAN/BERAKHIRNYA PERJANJIAN
9. ANATOMI KONTRAK
10. PENYELESAIAN KONTRAK
11. PERUBAHAN PERJANJIAN
12. BEA MATERAI
13. PERMASALAHAN DALAM HUKUM KONTRAK DI INDONESIA
PENGERTIAN DAN AZAS PERJANJIAN

a. Definisi menurut pasal 1313 KUHPerdata: perjanjian adalah


suatu peristiwa yang terjadi bila seseorang berjanji kepada
orang lain atau bila dua orang saling berjanji untuk
melaksanakan suatu prestasi.
dari pengertian diatas, terlalu luas dan tidak lengkap.
b. Azas perjanjian:
1. Azas kebebasan berkontrak
para Pihak bebas untuk menentukan apa-apa saja yang
diinginkan untuk dicantumkan dalam perjanjian. Akan tetapi
dibatasi dengan perjanjian standar/ perjanjian baku.
2. Azas Konsensualitas
perjanjian timbul sejak tercapainya konsensus/ kesepakatan
antara kedua pihak yang melakukan perjanjian. Sehingga
tidak membutuhkan lagi formalitas.
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

Memorandum of understanding adalah suatu perjanjian


pendahuluan yang nantinya akan diikuti dan dijabarkan
dalam perjanjian lain yang mengaturnya secara lebih detail.
Ciri – ciri Memorandum Of Understanding :

1. Isinya ringkas.
2. Berisikan hal – hal yang pokok saja.
3. Hanya bersifat pendahuluan.
4. Mempunyai jangka waktu berlaklu.
5. Dibuat dalam bentuk perjanjian bawah tangan.
6. Tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa.
TUJUAN MOU

Untuk memberikan kesempatan kepada pihak


yang bersepakat untuk memperhitungkan apakah saling
menguntungkan atau tidak jika diadakan kerja sama
sehingga agar Memorandum Of Understanding dapat
ditindak lanjuti dengan perjanjian dan dapat diterapkan
sanksi – sanksi.
SYARAT SAHNYA DAN UNSUR PERJANJIAN

Tercantum dalam pasal 1320 KUHPerdata:


1. Sepakat untuk mengikatkan diri
2. Cakap untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal

Unsur-unsur perjanjian:
1. Essentialia
2. Naturalia
3. Accidentalia
MACAM-MACAM PERJANJIAN

1. Perjanjian timbal balik


2. Perjanjian Cuma-Cuma dan perjanjian atas
beban
3. Perjanjian bernama dan perjanjian tidak
bernama
4. Perjanjian campuran
5. Perjanjian obligatoir
6. Perjanjian kebendaan
7. Perjanjian konsensuil dan perjanjian riil
8. Perjanjian-perjanjian istimewa sifatnya.
AKIBAT DARI PERJANJIAN

1. Perjanjian berlaku sebagai undang-undang


bagi para pihak
2. Perjanjian tidak dapat ditarik kembali oleh
salah satu pihak
3. Perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik
4. Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak
yang membuatnya
5. Kreditur bisa mengajukan actio Pauliana
HAPUSNYA PERJANJIAN/BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Ditentukan dalam perjanjian oleh kedua belah


pihak
2. Ditentukan oleh undang-undang
3. Ditentukan oleh para pihak dan undang-undang
4. Pernyataan menghentikan perjanjian
5. Ditentukan oleh putusan hakim
6. Tujuan perjanjian telah tercapai
7. Dengan persetujuan para pihak
PENYELESAIAN KONTRAK

1. MELALUI JALUR PENGADILAN


2. MELALUI JALUR MUSYAWARAH
3. MELALUI LEMBAGA ARBITRASE
Ada 3 keuntungan lewat arbitrase:
1. Waktu yang cepat
2. Adanya orang-orang yang ahli
3. Rahasia para pihak terjamin
PERUBAHAN PERJANJIAN

Perubahan Perjanjian:
1. Sebelum perjanjian ditandatangani
yaitu dengan cara merenvooi(pembetulan, perubahan,
tambahan, coretan maupun penggantian pada akta
perjanjian) dengan 2 cara:
a. dituliskan dipinggir perjanjian yang bersangkutan
b. dituliskan pada akhir perjanjian sebelum penutup
2. Perubahan Perjanjian setelah perjanjian ditanda tangani.
sepanjang tidak mengubah subyek dan obyek perjanjian, maka
dibuat dalam suatu addendum (perjanjian tambahan)
BEA MATERAI

Per 1 Januari 2021 pemerintah memberlakukan tarif bea meterai baru menjadi tarif tunggal,


yaitu senilai Rp10.000 per lembar. Namun, sepanjang tahun 2021 ini meterai Rp3.000
dan Rp6.000 masih bisa digunakan sambil menunggu materai Rp10 ribu dirilis
pemerintah.
 Rincian dokumen yang terkena bea meterai Rp. 10.000 Merujuk pada UU Nomor 10
Tahun 2020, bea materai Rp 10.000 dikenakan atas beberapa dokumen yang meliputi: 
 1. Surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya; 
 2. Akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya; 
 3. Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya; 
 4. Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun; 
 5. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi kontrak berjangka,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun; 
 6. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan
risalah lelang, dan grosse risalah lelang; 
 7. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang (1) menyebutkan penerimaan uang; atau (2)
berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan; 
 8. Dokumen lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
KETENTUAN E-METERAI

 UU No 10 Tahun 2020
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2020,
Menggantikan Undang - Undang Bea Meterai Nomor 13 Tahun 1985
 Meterai elektronik (e-Meterai) adalah meterai yang digunakan untuk
dokumen elektronik.Berdasarkan Undang Undang No. 11 Tahun 2008
(UU ITE) pada Pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan bahwa dokumen
elektronik merupakan alat bukti hukum yang sah. Sehingga, kedudukan
dokumen elektronik disamakan dengan dokumen kertas. Hal tersebut
membuat perlunya equal treatment antara dokumen kertas dengan
elektronik.
 Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai Bea Meterai
dengan tarif tetap sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah)“Berlaku
mulai 1 Januari 2021”
OBJEK BEA METERAI

 Bea Meterai dikenakan atas:


1) Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian
yang bersifat perdata; dan
2) Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan

 Dokumen yang bersifat perdata sebagaimana dimaksud meliputi:


1) Surat Perjanjian, surat keterangan/ pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya;
2) Akta notaris beserta grosse, Salinan, dan kutipanya;
3) Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;
4) Surat berharga dengan nama dan bentuk apapun;
5) Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi kontrak berjangka,
dengan nama dan bentuk apa pun;
6) Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, Salinan
risalah lelang, dan grosse risalah lelang
LANJUTAN…………..

 Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nominal lebih dari


Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:
1)Menyebutkan penerimaan uang;
2)Berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi
atau diperhitungkan

 Saat Terutang Bea Meterai


Bea Meterai terutang pada saat:
1)Dokumen dibubuhi untuk tanda tangan
2)Surat Perjanjian berserta rangkapnya
3)Surat Perjanjian berserta rangkapnya
4)Akte notaris beserta grosse , Salinan, dan kutipannya
5)Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta Salinan dan kutipannya
LANJUTAN….

 Dokumen selesai dibuat


1) Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun
2) Dokumen transaksi surat berharga , termasuk dokumen transaksi kontrak
berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun

 Dokumen diserahkan kepada pihak untuk siapa Dokumen tersebut dibuat


1) Surat keterangan pernyataan atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya
2) 2) Dokumen lelang
3) Surat yang menyatakan jumlah uang

 Dokumen diajukan ke Pengadilan, untuk dokumen yang digunakan sebagai alat


bukti di pengadilan

 Dokumen digunakan di Indonesia, untuk dokumen perdata yang dibuat di luar negeri
LANJUTAN BEA MATERAI (2)

Sanksi: akta perjanjian yang tidak atau belum dilunasi dikenakan denda
administrasi 200% dari bea materai yang tidak atau kurang bayar.
Pelunasan dilakukan dengan:
- Materai tempel
- Mesin teraan
- Pencetakan tanda lunas bea materai
- Kertas materai
- Nazegeling (pemeteraian kemudian), karena:
1. Dokumen dibuat diluar negeri yang akan dipergunkan di Indonesia.
2. Dokumen akan dipergunakan sebagai alat pembuktian di muka
pengadilan yang masih terutang bea meterainya.
PERMASALAHAN DALAM HUKUM KONTRAK
DI INDONESIA

1. Perjanjian baku
2. Perjanjian pendahuluan
perjanjian terjadi melalui 3 proses:
a. fase pra kontrak
b. fase kontrak
c. fase pasca kontrak
3. Kontrak dagang internasional
- perjanjian patungan, franchising, modal ventura,
liscensing, agency, distributor dll.
Tapi semua itu ada saran dari Prof Mariam: belum diatur
didalam perangkat hukum, dan tersedianya tenaga
pengajar yang memahami perjanjian-perjanjian itu,
sehingga mempunyai kemampuan untuk mengalihkan
pengetahuannya kepada anak didik.

Anda mungkin juga menyukai