Pemerintah dan DPR sudah sepakat mengganti Undang-Undang Bea Meterai nomor 13 tahun
1985 menjadi Undang-Undang nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Meterai. Undang-Undang
Bea Meterai baru ini berlaku mulai 1 Januari 2021. Hanya ada satu tarif Bea Meterai yaitu
Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
Undang-Undang No 10 tahun 2020 merupakan Undang-Undang ketiga tentang Bea Meterai.
Undang-Undang pertama dibuat pada zaman kolonial Belanda yaitu Aturan Bea Meterai
1921 (Zegelverordening 1921). Kemudian dicabut dengan Undang-Undang No. 13 Tahun
1985. Terakhir Undang-Undang No 10 tahun 2020.
Dokumen Yang Dikecualikan Sebagai Objek Atau Tidak Terutang Bea Meterai.
Sebenarnya pengecualian ini masih mirip-mirip dengan Undang-Undang sebelumnya, kecuali
terkait dokumen kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, dan surat gadai. Di Undang-
Undang sebelumnya, surat gadai yang dikecualikan adalah surat gadai yang diberikan oleh
Perjan Pegadaian. Sekarang berlaku untuk semua surat gadai.
Berikut dokumen yang dikecualikan sebagai objek Bea Meterai:
1. Surat penyimpanan barang
2. Konosemen
3. Surat angkutan penumpang dan barang
4. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang
5. Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
6. Surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat sebagaimana dimaksud pada
angka 1 sampai dengan angka 5
7. Segala bentuk ijazah;
8. T terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang berkaitan dengan hubungan kerja, serta surat yang diserahkan untuk
mendapatkan pembayaran dimaksud;
9. T bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah, bank, dan
Lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
10. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu yang berasal dari kas negara, kas pemerintahan daerah,
bank, dan Lembaga lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
11. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
12. Surat gadai;
13. Dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga, pembayaran uang
simpanan kepada penyimpan oleh bank, koperasi, dan badan lainnya yang
menyelenggarakan penyimpanan uang, atau pengeluaran surat berharga oleh
kustodian kepada nasabah;
14. Tanda pembagian keuntungan, bunga, atau imbal hasil dari surat berharga, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun; dan
15. Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter.
Sumber
https://lldikti13.kemdikbud.go.id/2021/02/04/aturan-bea-meterai-2021-serta-rincian-
lengkap-dokumen-yang-terkena-bea-meterai-rp-10-000/
https://aguspajak.com/2020/11/03/bm/