METERAI
UTS HUKUM PAJAK
KELOMPOK 8
KELAS E
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DAFTAR ANGGOTA
Brigitta Caecilia
Cynthia Octania
Putri Noya
Siregar Isti Naini Zahara
195010101111046 195010100111254 195010101111101
1) Dokumen yang dibuat sepihak, Bea Meterai terutang oleh pihak yang menerima Dokumen.
2) (2) Dokumen yang dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih, Bea Meterai terutang oleh masing-masing pihak atas
Dokumen yang diterimanya.
3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Dokumen berupa surat berharga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, Bea Meterai terutang oleh pihak yang menerbitkan surat
berharga.
4) Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
Bea Meterai terutang oleh pihak yang mengajukan Dokumen.
5) Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang dibuat di luar negeri dan digunakan di Indonesia, Bea Meterai
terutang oleh pihak yang menerima manfaat atas Dokumen.
6) Ketentuan Pihak Yang Terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) tidak
menghalangi pihak atau para pihak untuk bersepakat atau menentukan mengenai pihak yang membayar Bea Meterai.
Objek Bea Meterai
● Pada ketentuan sebelumnya, objek yang dikenai tarif bea meterai hanya dokumen kertas.
Sedangkan pada UU No. 10 Tahun 2020 objek yang dikenakan tarif bea meterai adalah dokumen
kertas dan dokumen digital.
● Mengenai batasan nominal yang dikenai tarif bea meterai, dalam undangundang sebelumnya
tarif bea meterai dikenakan pada batasan nominal Rp. 250.000,00-Rp. 1.000.000,00 dan diatas
Rp. 1.000.000,00. Sedangkan dalam UU No. 10 Tahun 2020 batas nominal yang dikenakan tarif
bea meterai adalah Rp. 5.000.000,00
Bea
Meterai
Benda Meterai dan Pelunasannya
4
Perkembangan Meterai dan
Penggunaannya
Berdasarkan pasal 1 ayat (2) huruf b UU nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai, benda meterai adalah meterai tempel dan kertas
meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Ketentuan tersebut kemudian diubah dalam UU No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai, yang kemudian terdapat 3 jenis meterai
yaitu :
1. Meterai Tempel (Pasal 13)
Ciri umum : gambar lambang negara Garuda Pancasila, frasa "Meterai Tempel“, dan angka yang menunjukkan nilai nominal.
2. Meterai Elektronik (Pasal 14),
Memiliki kode unik dan keterangan tertentu, diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri.
3. Meterai dalam bentuk lainnya (Pasal 15),
Meterai yang dibuat dengan menggunakan mesin teraan Meterai digital, sistem komputerisasi, teknologi percetakan, dan
sistem atau teknologi lainnya.
Materai tempel yang telah dicetak dapat digunakan hingga jangka waktu 1 tahun setelah UU ini mulai berlaku dengan nilai total
materai tempel pada dokumen paling sedikit Rp 9.000,00.
Bea
Meterai
Sanksi Terhadap Pelanggaran
5
UU Bea meterai yang baru juga mengatur mengenai sanksi bagi pihak-pihak yang melanggar
ketentuan, sebagai berikut :
● Sanksi administratif berupa denda 100% akan diberikan kepada pihak-pihak yang tidak atau
kurang pungut dan/atau tidak atau kurang menyetorkan bea meterai.
● Sanksi pidana berupa penjara paling lama tujuh tahun atau denda paling banyak Rp500 juta bagi
setiap orang yang memalsukan atau membuat meterai dengan menggunakan cap asli secara
melawan hukum.
● Sanksi pidana kurungan paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp200 juta bagi setiap
orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyimpan meterai palsu atau meterai
melawan hukum. Sanksi yang sama juga mengancam setiap orang yang memiliki barang yang
dibubuhi meterai palsu dan/atau dengan sengaja menghilangkan tanda, ciri tertentu pada meterai.
Contoh Kasus