Anda di halaman 1dari 15

BEA

METERAI
UTS HUKUM PAJAK
KELOMPOK 8
KELAS E
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DAFTAR ANGGOTA

Brigitta Caecilia
Cynthia Octania
Putri Noya
Siregar Isti Naini Zahara
195010101111046 195010100111254 195010101111101

Magdalena Roza Catherine Theresia Maria Magdalena


Puspitasari Hilary Napitupulu Nuvinda R.
Evelyn Natasya
195010101111020 195010100111209 195010100111047 195010100111135
Bea
Meterai
Pengertian dan Dasar Hukum
1
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan
dokumen yang memuat jumlah uang atau nominal diatas
jumlah tertentu sesuai dengan ketentuannya.

Bea Meterai adalah pajak atas Dokumen.


(Pasal 1 butir 1, UU No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai)

Meterai adalah label atau carik dalam bentuk tempel,


elektronik, atau bentuk lainnya yang memiliki ciri dan
mengandung unsur pengaman yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, yang digunakan untuk
membayar pajak atas Dokumen
(Pasal 1 butir 4, UU No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai)
Bea
Meterai
Subjek dan Objek
2
Subjek Bea Meterai
Pasal 1 butri 5, UU No. 10 Tahun 2020
Pihak Yang Terutang adalah pihak yang dikenai Bea Meterai dan wajib membayar Bea Meterai yang terutang.

Pihak Terutang yang dimaksud dijelaskan pada Pasal 9 :

1) Dokumen yang dibuat sepihak, Bea Meterai terutang oleh pihak yang menerima Dokumen.
2) (2) Dokumen yang dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih, Bea Meterai terutang oleh masing-masing pihak atas
Dokumen yang diterimanya.
3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Dokumen berupa surat berharga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, Bea Meterai terutang oleh pihak yang menerbitkan surat
berharga.
4) Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
Bea Meterai terutang oleh pihak yang mengajukan Dokumen.
5) Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang dibuat di luar negeri dan digunakan di Indonesia, Bea Meterai
terutang oleh pihak yang menerima manfaat atas Dokumen.
6) Ketentuan Pihak Yang Terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) tidak
menghalangi pihak atau para pihak untuk bersepakat atau menentukan mengenai pihak yang membayar Bea Meterai.
Objek Bea Meterai

Yang Bukan : (Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2020


a. Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang:
Yang Benar : (Pasal 3 UU No. 10 Tahun 2020) b. segala bentuk ljazah;
a. surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat c. Tanda terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya; pembayaran lainnya yang berkaitan dengan hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan pembayaran dimaksud;
b. akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;
d. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah,
c. akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya; bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara berdasarkan ketentuan
d. surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun; peraturan perundang-undangan
e. Dokumen transaksi surat berharga, termasuk Dokumen transaksi e. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu yang berasal dari kas negara, kas pemerintahan
kontrak berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
daerah, bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan
f. Dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah peraturan perundangundangan;
lelang, salinan risalah lelang, dan grosse risalah lelang; f. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
g. Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal g. Dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga,
pembayaran uang simpanan kepada penyimpan oleh bank, koperasi, dan
lebih dari Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:
badan lainnya yang menyelenggarakan penyimpanan uang, atau pengeluaran
1. Menyebutkan penerimaan uang; atau surat berharga oleh kustodian kepada nasabah;
2. Berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau h. Surat gadai;
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan ; dan i. Tanda pembagian keuntungan, bunga, atau imbal hasil dari surat berharga,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun; dan
h. Dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. j. Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia dalam
rangka pelaksanaan kebijakan moneter
Bea
Meterai
Tarif Sebelum dan Sesudah UU No.
3
10 Tahun 2020
● Sebelum berlakunya UU No.10 Tahun 2020, tarif bea meterai terbagi dalam dua nominal, yaitu :
Rp. 3000,00 dan Rp. 6000,00 dan setelah berlakunya UU No. 10 Tahun 2020, terjadi
penyederhanaan terhadap tarif bea meterai menjadi Rp. 10.000,00

● Pada ketentuan sebelumnya, objek yang dikenai tarif bea meterai hanya dokumen kertas.
Sedangkan pada UU No. 10 Tahun 2020 objek yang dikenakan tarif bea meterai adalah dokumen
kertas dan dokumen digital.

● Mengenai batasan nominal yang dikenai tarif bea meterai, dalam undangundang sebelumnya
tarif bea meterai dikenakan pada batasan nominal Rp. 250.000,00-Rp. 1.000.000,00 dan diatas
Rp. 1.000.000,00. Sedangkan dalam UU No. 10 Tahun 2020 batas nominal yang dikenakan tarif
bea meterai adalah Rp. 5.000.000,00
Bea
Meterai
Benda Meterai dan Pelunasannya
4
Perkembangan Meterai dan
Penggunaannya
Berdasarkan pasal 1 ayat (2) huruf b UU nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai, benda meterai adalah meterai tempel dan kertas
meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Ketentuan tersebut kemudian diubah dalam UU No. 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai, yang kemudian terdapat 3 jenis meterai
yaitu :
1. Meterai Tempel (Pasal 13)
Ciri umum : gambar lambang negara Garuda Pancasila, frasa "Meterai Tempel“, dan angka yang menunjukkan nilai nominal.
2. Meterai Elektronik (Pasal 14),
Memiliki kode unik dan keterangan tertentu, diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri.
3. Meterai dalam bentuk lainnya (Pasal 15),
Meterai yang dibuat dengan menggunakan mesin teraan Meterai digital, sistem komputerisasi, teknologi percetakan, dan
sistem atau teknologi lainnya.

Materai tempel yang telah dicetak dapat digunakan hingga jangka waktu 1 tahun setelah UU ini mulai berlaku dengan nilai total
materai tempel pada dokumen paling sedikit Rp 9.000,00.
Bea
Meterai
Sanksi Terhadap Pelanggaran
5
UU Bea meterai yang baru juga mengatur mengenai sanksi bagi pihak-pihak yang melanggar
ketentuan, sebagai berikut :

● Sanksi administratif berupa denda 100% akan diberikan kepada pihak-pihak yang tidak atau
kurang pungut dan/atau tidak atau kurang menyetorkan bea meterai.

● Sanksi pidana berupa penjara paling lama tujuh tahun atau denda paling banyak Rp500 juta bagi
setiap orang yang memalsukan atau membuat meterai dengan menggunakan cap asli secara
melawan hukum.

● Sanksi pidana kurungan paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp200 juta bagi setiap
orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyimpan meterai palsu atau meterai
melawan hukum. Sanksi yang sama juga mengancam setiap orang yang memiliki barang yang
dibubuhi meterai palsu dan/atau dengan sengaja menghilangkan tanda, ciri tertentu pada meterai.
Contoh Kasus

● Penjualan materai tempel palsu melalui situs belanja online


● Polda Metro Jaya mengamankan 8 orang tersangka dengan barang bukti 64.412 keping
materai tempel palsu nominal Rp. 6.000 yang dijual online dengan harga Rp. 1.500/lembar.
● Menimbulkan kerugian negara sebesar Rp. 6,1 miliar
● Dijerat Pasal 13 UU No. 13 Tahun 1985 ttg Bea Materai jo Pasal 253 KUHP jo Pasal 257
KUHP. Passal 3, 4, dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 ttg Pencucian Uang.
● Dokumen yang menggunakan materai tempel palsu dinyatakan tidak bermaterai.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai