Anda di halaman 1dari 36

BEA METERAI

Apa sih Bea Meterai itu?


Apa dasar hukumnya?
Dasar Hukum Bea Meterai adalah:
1.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 (Lembaran Negara RI Tahun
1985 Nomor 69 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3313);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif
Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang
dikenakan Bea Meterai;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.03/2014 tentang Bentuk,
Ukuran, dan Warna Benda Meterai;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2014 tentang Tata Cara
Pemeteraian Kemudian.
5. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2020 (Mulai berlaku 1 Januari 2021)
METERAI 2014 (mulai berlaku tanggal 17 Agustus 2014)

Meterai Tempel desain tahun 2009 (desain lama) masih dapat dipergunakan
sampai dengan tanggal 31 Maret 2015
PENGERTIAN
Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud tentang perbuatan,
keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-
pihak yang berkepentingan;

Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas


meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia;
Pasal 2
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat
dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian
mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang
bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) termasuk rangkapannya.
d. Surat yang memuat jumlah Uang, yaitu;
 Yang menyebutkan penerimaan uang;
 Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalam rekening di bank;
 Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank; dan
 Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.
e. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep , dan cek.
f. Efek dalam nama dan bentuk apapun

7
OBJEK dan TARIF BEA METERAI

Lihat Tabel Excel


BUKAN OBJEK BEA METERAI
1. Dokumen yang berupa :
a. surat penyimpanan barang;
b. Konosemen (bill of lading)
c. surat angkutan penumpang dan barang;
d. keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c;
e. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
f. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
g. surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat
sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai huruf f.
2. Segala bentuk Ijazah;
3. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan
pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja
serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran
itu;
BUKAN OBJEK BEA METERAI
4. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas
Pemerintah Daerah, dan bank;
5. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan
lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas
Pemerintahan Daerah dan bank;
6. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
organisasi;
7. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang
tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-
badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut;
8. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan
Pegadaian;
9. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan
nama dan dalam bentuk apapun.
Pasal 6 UU BM : Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima
atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak
atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.
a. Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea
Meterai terhutang oleh penerima kuitansi.
b. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih,
misalnya surat perjanjian di bawah tangan, maka masing-
masing pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang
diterimanya.
c. Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea
Meterai yang terhutang baik atas asli sahih yang disimpan oleh
Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan pihak-pihak
yang bersangkutan terhutang oleh pihak-pihak yang mendapat
manfaat dari dokumen tersebut

11
Saat Terutang Bea Meterai

Dokumen yang dibuat


oleh satu pihak

Dokumen yang dibuat


DOKUMEN oleh banyak pihak

Dokumen yang dibuat


di luar negeri
CARA PELUNASAN BEA METERAI

1. Menggunakan benda meterai, yaitu


kertas meterai dan meterai tempel.
2. Menggunakan cara lain yang ditetapkan
oleh Menkeu
a. Sistem Komputerisasi
b. Teknologi Pencetakan
c. Mesin Teraan Digital
Ketentuan Meterai
1. Meterai tempel di rekatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di
atas dokumen yang dikenakan Bea Meterai.
2. Meterai tempel di rekatkan di tempat dimana tanda tangan akan
dibubuhkan.
3. Pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan,
dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu, sehingga
sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas meterai
tempel.
4. Jika digunakan lebih dari satu meterai tempel, tanda tangan harus
dibubuhkan sebagian di atas semua meterai tempel dan sebagian di atas
kertas.
5. Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi.
6. Jika isi dokumen yang dikenakan Bea Meterai terlalu panjang untuk
dimuat seluruhnya di atas meterai yang digunakan, maka untuk bagian isi
yang masih tertinggal dapat digunakan kertas tidak bermeterai.
7. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud tidak dipenuhi, dokumen yang
bersangkutan dianggap tidak bermeterai.
Bea Meterai Sistem
Komputerisasi

A. Hanya diperkenankan untuk dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah
uang dengan jumlah rata-rata pemeteraian setiap hari minimal sebanyak 100
dokumen.
B. Harus mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada DJP dengan mencantumkan
jenis dokumen dan perkiraan jumlah rata-rata dokumen yang akan dilunasi Bea
Meterai setiap hari.
C. Harus melakukan pembayaran Bea Meterai di muka minimal sebesar perkiraan
jumlah dokumen yang harus dilunasi Bea Meterai setiap bulan, dengan menggunakan
SSP ke Kas Negara melalui Bank Presepsi.
D. Harus menyampaikan laporan bulanan tentang realisasi penggunaan dan saldo Bea
Meterai kepada DJP paling lambat tanggal 15 setiap bulan.
E. Ijin tetap berlaku selama saldo Bea Meterai yang telah dibayar pada saat mengajukan
ijin masih mencukupi kebutuhan pemeteraian 1 bulan berikutnya. Jika kurang, harus
mengajukan permohonan ijin baru dengan terlebih dahulu melakukan pembayaran
Bea Meterai di muka minimal sebesar kekurangan yang harus dipenuhi untuk
mencukupi kebutuhan 1 bulan.
Bea Meterai dengan Teknologi Percetakan
Bea Meterai dengan Teknologi Percetakan

A. Hanya diperkenankan untuk dokumen yang berbentuk: cek, bilyet giro, dan efek dengan nama
dan dalam bentuk apapun
B. Harus mengajukan permohonan izin tertulis kepada DJP melalui Kepala KPP menggunakan
Formulir Lampiran I PER 27/PJ/2013
C. melampirkan:
1) Bentuk tanda Bea Meterai Lunas yang akan dibubuhkan, minimal terdiri dari :
1) frasa "Bea Meterai Lunas";
2) logo Kementerian Keuangan;
3) tarif Bea Meterai;
4) dan nama Pelaksana Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas.
2) Fotokopi Keputusan Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia tentang
Penetapan Sebagai Perusahaan Percetakan Warkat Debet dan Dokumen Kliring yang masih
berlaku dan sesuai dengan aslinya; dan
3) Fotokopi Petikan Keputusan Kepala Badan Intelijen Negara Selaku Ketua Badan Koordinasi
Pemberantasan Uang Palsu tentang Izin Operasional di bidang Pencetakan Dokumen
Sekuriti yang telah dilegalisasi oleh pihak yang mengeluarkan izin.
D. Harus melakukan pembayaran Bea Meterai di muka sebesar jumlah dokumen yang harus dilunasi
Bea Meterai, dengan menggunakan SSP.
E. wajib menyampaikan laporan bulanan kepada Kepala KPP Pelaksana Pembubuhan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan, menggunakan formulir dalam Lampiran IV PER-27/PJ/2013.
Bea Meterai Sistem
Mesin Teraan Digital

A. Hanya diperkenankan kepada penerbit dokumen yang melakukan pemeteraian dengan


jumlah rata-rata setiap hari minimal sebanyak 50 dokumen
B. Harus mengajukan Surat Permohonan Izin dan mendaftarkan Mesin Teraan Meterai
Digital dengan melampirkan
A. surat keterangan layak pakai yang diterbitkan oleh distributor Mesin Teraan
Meterai Digital KPP domisili dan
B. Surat Pernyataan Kepemilikan Mesin Teraan Meterai Digital sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran 1 PER-66/PJ/2010.
C. Setelah mendapat izin, bayar deposit ke Kantor Penerimaan Pembayaran yang sudah
on line;
D. Mengisikan kode deposit sebesar Rp15.000.000 atau kelipatannya yang dihasilkan
oleh sistem Deposit Code Recrediting (DCR) ke dalam Mesin Teraan Meterai Digital
yang akan digunakannya.
E. Bea Meterai kurang bayar yang disebabkan oleh kelebihan pemakaian dari deposit
yang disetor dikenakan: sanksi denda administrasi sebesar 200 % dari Bea Meterai
kurang bayar, dan pencabutan ijin penggunaan mesin teraan meterai.
PEMETERAIAN KEMUDIAN
suatu cara pelunasan bea meterai yang
dilakukan oleh pejabat pos atas
permintaan pemegang dokumen yang
bea meterai-nya belum dilunasi
sebagaimana mestinya.
Objek Pemeteraian Kemudian

Dokumen yang
Dokumen yang
Bea Meterainya
dibuat di luar
tidak atau
negeri yang akan
kurang dilunasi
digunakan di
sebagaimana
Indonesia
mestinya

Dokumen yang semula


tidak terutang Bea
Meterai namun akan
digunakan sebagai alat
pembuktian di muka
pengadilan
Pemeteraian Kemudian dilakukan
oleh pemegang Dokumen
• pihak yang akan menggunakan Dokumen
sebagai alat pembuktian di muka pengadilan;
• pemilik Dokumen yang Bea Meterainya tidak
atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya;
• pihak yang akan menggunakan Dokumen
yang dibuat di luar negeri untuk digunakan di
Indonesia.
Bea Meterai yang harus dilunasi

Dokumen yang akan • Bea Meterai yang terutang pada saat


digunakan sebagai alat Pemeteraian Kemudian dilakukan
pembuktian di muka
pengadilan

Dokumen yang Bea • Bea Meterai yang tidak atau kurang dilunasi
Meterainya tidak atau kurang ditambah denda administrasi sebesar 200%
dilunasi sebagaimana (dua ratus persen) dari Bea Meterai yang
mestinya tidak atau kurang dibayar

Dokumen yang dibuat di luar


negeri yang akan digunakan di • Bea Meterai yang terutang pada saat
Indonesia jika Pemeteraian Pemeteraian Kemudian dilakukan
Kemudian dilakukan sebelum
Dokumen digunakan di Indonesia

Dokumen yang dibuat di luar


• Bea Meterai yang terutang pada saat
negeri yang akan digunakan di
Pemeteraian Kemudian dilakukan ditambah
Indonesia jika Pemeteraian
denda administrasi sebesar 200% (dua ratus
Kemudian dilakukan setelah
persen) dari Bea Meterai yang tidak dibayar
Dokumen digunakan di Indonesia
Pelunasan Bea Meterai Dengan
Pemeteraian Kemudian
Pemeteraian Kemudian dilakukan atas:
1. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.
2. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana
mestinya.
3. Dokumen yang dibuat di luar negeri yang akan digunakan di Indonesia.

pemegang dokumen
Cara • Meterai Tempel; atau
Pelunasan BM • SSP

• SSP
Denda
Pemegang Dokumen
Pejabat Pos
Melunasi Bea Meterai mengesahkan dengan
dengan cara menempelkan membubuhkan cap
meterai tempel sebesar Bea pada dokumen dan SSP
Meterai yang tidak atau
kurang dilunasi

Menyerahkan dokumen
yang Bea Meterainya akan
dilunasi dengan cara
Pemeteraian Kemudian
kepada Pejabat Pos

Membayar denda sebesar


200% dari Bea Meterai
yang tidak atau kurang
dibayar menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP)
Pemegang Pemegang Pemegang Pejabat
Dokumen Dokumen Dokumen Pos

• Membuat dan • Melunasi Bea • Membayar • Mengesahkan


menyerahkan Meterai yang denda sebesar dengan
daftar tidak atau 200% dari Bea membubuhkan
Dokumen kurang dilunasi Meterai yang cap pada
kepada Pejabat dengan tidak atau daftar
Pos menggunakan kurang dibayar dokumen dan
SSP dengan SSP
menggunakan
SSP (apabila
terdapat
denda)
Kode Surat Setoran Pajak

Pelunasan Bea Meterai Pelunasan Denda Administrasi

SURAT SETORAN PAJAK SURAT SETORAN PAJAK


DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. LEMBAR 3 DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. LEMBAR 3
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(SSP) Untuk Dilaporkan oleh
Wajib Pajak ke KPP
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(SSP) Untuk Dilaporkan oleh
Wajib Pajak ke KPP

Kode Akun Pajak


NPWP : 0 1 2 3 4
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
5 6 7 8 0 1 2 0 0 0 NPWP : 0 1 2 3 4
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
5 6 7 8 0 1 2 0 0 0

411611
NAMA WP

ALAMAT WP
:

:
KOSASIH

JL. JAYA NO. 20


NAMA WP

ALAMAT WP
:

:
KOSASIH

JL. JAYA NO. 20 Kode Akun Pajak


NOP :
Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak
NOP :
Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak 411611
ALAMAT OP : ………….……………………...……………………………………….……………………………………………………………………………………………. ALAMAT OP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
………….……………………...……………………………………….……………………………………………………………………………………………. ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….

Uraian Pembayaran : Pelunasan Pemeteraian Kemudian Uraian Pembayaran : Denda Administrasi


Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran
……………………………………………...…………………..……………………………………………………. ……………………………………………...…………………..…………………………………………………….
4 1 1 6 1 1 1 0 0 ……………………………………………...…………………..…………………………………………………… 4 1 1 6 1 1 5 1 2 ……………………………………………...…………………..……………………………………………………
……………………………………………...…………………..…………………………………………………… ……………………………………………...…………………..……………………………………………………

Masa Pajak Masa Pajak


Tahun Pajak Tahun Pajak
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2 0 1 4 X 2 0 1 4
X
Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan Diisi Tahun terutangnya Pajak Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan Diisi Tahun terutangnya Pajak

Nomor Ketetapan : / / / / Nomor Ketetapan : / / / /


Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran : Rp6.000,00 Diisi dengan rupiah penuh Jumlah Pembayaran : Rp12.000,00 Diisi dengan rupiah penuh

Terbilang : Enam ribu rupiah Terbilang : Dua belas ribu rupiah

Kode Jenis Setoran


Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor Kode Jenis Setoran
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor
Tanggal …………………………………………… JAKARTA , Tanggal 14/04/2014 Tanggal …………………………………………… JAKARTA , Tanggal 14/04/2014

100 Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan

512
Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : ……………………………………. Nama Jelas : KOSASIH Nama Jelas : ……………………………………. Nama Jelas : KOSASIH

" Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa " " Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "
Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01 F.2.0.32.01
Pengesahan Dokumen
Dokumen dan/atau
daftar dokumen

Meneliti kesesuaian,
apabila telah sesuai
membubuhkan cap

TELAH DILAKUKAN PEMETERAIAN KEMUDIAN SESUAI DENGAN


PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.03/2014
Tanggal Penyetoran : ……………………………
Nomor SKPKB/STP (jika ada) : ……………………………
Nama : ……………………………
NIPPOS : ……………………………
Tanda Tangan : ……………………………
SANKSI PIDANA
Pidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun. (UU No 13 Tahun 1985)
Barang siapa dengan sengaja menggunakan pelunasan Bea Meterai dengan cara
lain tanpa izin Menteri Keuangan.

Pidana sesuai KUHP


a. Barang siapa meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas meterai atau
meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan meterai;
b. Barang siapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan
atau memasukan ke Negara Indonesia meterai palsu, yang dipalsukan atau yang
dibuat dengan melawan hak;
c. Barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan,
menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau dimasukan ke Negara Indonesia
meterai yang mereknya, capnya, tanda-tangannya, tanda sahnya atau tanda
waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah meterai itu belum
dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakan dengan melawan hak;
d. barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang
diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru
dan memalsukan benda meterai.
DALUWARSA

Kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda administrasi yang terhutang


menurut Undang-undang ini daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun,
terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.

Ditinjau dari segi kepastian hukum daluwarsa 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal
dokumen dibuat, berlaku untuk seluruh dokumen termasuk kuitansi.
• Mulai 1 Januari 2021, atas objek bea materai
dikenakan tarif bea materai menjadi 10.000
Ketentuan Peralihan
• Pada saat Undang-Undang Nomor 10 tahun 2020 ini berlaku:
• Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar yang dibuat
sebelum Undang-Undang ini berlaku, Bea Meterainya tetap terutang dan
dibayar berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai
• Meterai tempel yang telah dicetak berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1985
tentang Bea Meterai dan peraturan pelaksanaannya yang masih tersisa,
masih dapat digunakan sampai jangka waktu 1 (satu) tahun setelah UU ini
mulai berlaku dan tidak dapat ditukarkan dalam bentuk apapun.
• Meterai tempel yang digunakan untuk melakukan pembayaran Bea
Meterai yang terutang atas Dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf
b, dapat digunakan dengan nilai total Meterai tempel yang dibubuhkan
pada Dokumen paling sedikit Rp9.000,00 (sembilan ribu rupiah)
• Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
10 tahun 2020 (1 Januari 2021), Maka :
• Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
UndangUndang Nomor 13 Tahun 1985
tentang Bea Meterai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3313), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai