Anda di halaman 1dari 51

www.pajak.go.

id
Latar Belakang
Pengesahan ini akan sangat bermanfaat sebagai
salah satu perangkat untuk mewujudkan perbaikan
kesejahteraan rakyat, peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas, perbaikan tata kelola
Bea Meterai.

Undang-Undang Bea Meterai yang baru ini akan


Menggantikan Undang-Undang Bea Meterai
Nomor 13 Tahun 1985 yang telah berlaku selama
35 tahun dan belum pernah mengalami
perubahan.

https://www.pajak.go.id/index.php/id/artikel/uu-bea-meterai-refleksi-keberpihakan-kepada-umkm

www.pajak.go.id
Tujuan
Memberikan kesetaraan antara
dokumen kertas dan elektronik

Keberpihakan kepada masyarakat


luas dan pelaku UMKM dengan tarif
yang relatif rendah dan terjangkau,
serta kenaikan batas nominal nilai
uang dalam dokumen dari lebih dari
Rp1 juta menjadi lebih dari Rp5 juta
Meningkatkan kesederhanaan dan
efektivitas melalui tarif tunggal dan
penerapan meterai elektronik

www.pajak.go.id
ISI SALINDIA
Pengertian Bea Meterai
Pasal 1 angka 1 UU Bea Meterai

“ Bea Meterai adalah pajak atas dokumen.

Pasal 1 angka 2 UU Bea Meterai

“ Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam


bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang
dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan.
Bea Meterai dikenakan 1 (satu) kali untuk setiap Dokumen
(Pasal 4 UU Bea Meterai)

www.pajak.go.id
5

Objek Bea Meterai

Bea Meterai dikenakan atas:


Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk
menerangkan mengenai suatu kejadian yang
bersifat perdata; dan

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di


pengadilan

Pasal 3 ayat (1) UU Bea Meterai


www.pajak.go.id
Pasal 3 ayat (2) Objek Bea Meterai
Dokumen yang bersifat perdata sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1)
huruf a meliputi:
surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, dokumen lelang yang berupa
atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya; kutipan risalah lelang, minuta
risalah lelang, salinan risalah
akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipanya; lelang, dan grosse risalah lelang
akta PPATbeserta salinan dan kutipannya;

surat berharga dengan nama dan bentuk apapun;

dokumen transaksi surat berharga, termasuk


dokumen transaksi kontrak berjangka, dengan
nama dan bentuk apa pun;

www.pajak.go.id
Objek Bea Meterai

> 250 ribu > 5 juta


UU No 13 Tahun 1985 UU No Tahun 2020

Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nominal lebih dari


Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:
menyebutkan penerimaan uang;
berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan

Pasal 3 ayat (2) huruf g UU Bea Meterai

www.pajak.go.id
Non-Objek Bea Meterai 1
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa:
dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang tanda terima pembayaran gaji,
uang tunggu, pensiun, uang
1. surat penyimpanan barang tunjangan, dan pembayaran
2. konosemen lainnya yang berkaitan dengan
3. surat angkutan penumpang dan barang
hubungan kerja, serta surat yang
diserahkan untuk mendapatkan
4. bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang pembayaran dimaksud
5. surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan
pengirim
tanda bukti penerimaan uang negara
6. surat lainnya yang dapat dipersamakan dengan surat dari kas negara, kas pemerintah
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan
angka 5 daerah, bank, dan Lembaga lainnya
yang ditunjuk oleh negara
berdasarkan ketentuan peraturan
segala bentuk ijazah perundang-undangan

Pasal 7 UU Bea Meterai


www.pajak.go.id
Non-Objek Bea Meterai 2
Bea Meterai tidak dikenakan atas Dokumen berupa:
kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk dokumen yang menyebutkan simpanan
penerimaan lainnya yang dapat dipersamakan uang atau surat berharga, pembayaran uang
dengan itu yang berasal dari kas negara, kas simpanan kepada penyimpan oleh bank,
pemerintahan daerah, bank, dan lembaga koperasi, dan badan lainnya yang
lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan menyelenggarakan penyimpanan uang, atau
peraturan perundang-undangan pengeluaran surat berharga oleh kustodian
kepada nasabah
tanda penerimaan uang yang dibuat untuk
keperluan intern organisasi tanda pembagian keuntungan, bunga, atau
imbal hasil dari surat berharga, dengan
surat gadai nama dan dalam bentuk apa pun
dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan
oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moneter

Pasal 7 UU Bea Meterai


www.pajak.go.id
Tarif Bea Meterai

Dokumen sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 dikenai Bea Meterai
dengan tarif tetap sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah)
Pasal 5 UU Bea Meterai 2020

Tarif tersebut dapat diturunkan atau dinaikkan


dengan Peraturan Pemerintah setelah berkonsultasi
Berlaku mulai 1 Januari 2021
dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

www.pajak.go.id
Saat Terutang Bea Meterai
Bea Meterai terutang pada saat:

Dokumen dibubuhi untuk tanda tangan


Surat perjanjian berserta rangkapnya
Akte notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya
Akta PPAT beserta salinan dan kutipannya

Dokumen selesai dibuat


Surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun
Dokumen transaksi surat berharga, termasuk dokumen transaksi
kontrak berjangka, dengan nama dan dalam bentuk apa pun

Pasal 8 ayat (1) UU Bea Meterai


www.pajak.go.id
Saat Terutang Bea Meterai
Dokumen diserahkan kepada pihak untuk siapa Dokumen tersebut dibuat

Surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,


beserta rangkapnya
Dokumen lelang
Surat yang menyatakan jumlah uang

Dokumen diajukan ke Pengadilan, untuk dokumen yang digunakan


sebagai alat bukti di pengadilan
Dokumen digunakan di Indonesia, untuk dokumen perdata yang dibuat
di luar negeri
Pasal 8 ayat (1) UU Bea Meterai
www.pajak.go.id
PIHAK
Pasal 9
Yang Terutang
Dokumen yang dibuat sepihak, Bea Meterai terutang
oleh pihak yang menerima dokumen

Dokumen yang dibuat 2 (dua) pihak atau lebih, Bea


Meterai terutang oleh masing-masing pihak atas
Dokumen yang diterimanya

PENGECUALIAN
Dokumen berupa surat berharga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, Bea Meterai
terutang oleh pihak yang menerbitkan surat
berharga
www.pajak.go.id
PIHAK
Pasal 10 - 11
Pemungut
Pemungutan Bea Meterai yang terutang atas Dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dapat
dilakukan oleh pemungut Bea Meterai.

Kewajiban Pemungut Bea Meterai:


Memungut Bea Meterai yang terutang atas dokumen
tertentu dari pihak yang terutang
Menyetorkan Bea Meterai ke kas negara
Melaporkan pemungutan dan penyetoran Bea Meterai
ke kantor DJP

* Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan pemungut dan tata cara pemungutan,
penyetoran, dan pelaporan Bea Meterai diatur dalam Peraturan Menteri
www.pajak.go.id
Pembayaran Bea Meterai

Meterai
Tempel
Meterai Elektronik
Meterai Dalam Bentuk Lain
Surat Setoran Pajak
www.pajak.go.id
Meterai Tempel
Ciri-ciri umum meterai tempel adalah:

gambar lambang negara Garuda Pancasila

frasa “Meterai Tempel”

angka yang menunjukkan nilai nominal

Selain memiliki ciri umum, meterai tempel juga memiliki


ciri khusus sebagai unsur pengaman pada desain, bahan,
dan teknik cetak.

www.pajak.go.id
Meterai Elektronik
merupakan meterai yang memiliki kode unik dan keterangan
tertentu yang diatur dengan Peraturan Menteri

Meterai Dalam Bentuk Lain


merupakan meterai yang dibuat dengan menggunakan
mesin teraan meterai digital, sistem komputerisasi, teknologi
percetakan, dan sistem atau teknologi lainnya

www.pajak.go.id
Pemeteraian Kemudian
Dilakukan untuk:
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti


pengadilan

* Pihak yang wajib membayar Bea Meterai melalui Pemateraian Kemudian


merupakan pihak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
www.pajak.go.id
Pasal 22

Bea Meterai yang terutang dapat diberikan


fasilitas pembebasan dari pengenaan Bea
Meterai, baik untuk sementara waktu maupun
c.
Dokumen dalam rangka mendorong
selamanya, untuk: atau melaksanakan program
pemerintah dan/atau kebijakan
Dokumen yang menyatakan pengalihan hak
a. atas tanah dan/atau bangunan dalam rangka
lembaga yang berwenang di bidang
moneter atau jasa keuangan
percepatan proses penanganan dan
pemulihan kondisi sosial ekonomi suatu Dokumen yang terkait pelaksanaan
daerah akibat bencana alam yang ditetapkan
sebagai bencana alam
d. perjanjian internasional yang telah
mengikat berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di
Dokumen yang menyatakan pengalihan hak
b. atas tanah dan/atau bangunan yang
bidang perjanjian internasional atau
berdasarkan asas timbal balik
digunakan untuk melaksanakan kegiatan
yang semata-mata bersifat keagamaan
dan/atau sosial tidak bersifat komersial
* Dokumen adalah sebagaimana dimaksud Pasal 3

www.pajak.go.id
Sanksi
Pemungut Bea Meterai yang tidak melaksanakan kewajiban pemungutan
dan/atau penyetoran, diterbitkan SKP untuk menagih Bea Meterai yang tidak
atau kurang dipungut dan/atau tidak atau kurang disetor, ditambah sanksi
administratif sebesar 100% (seratus persen) dari Bea Meterai yang tidak
atau kurang dipungut dan/atau tidak atau kurang disetor.
Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) UU Bea Meterai

Bea Meterai yang wajib dibayar melalui Pemeteraian Kemudian atas


dokumen yang Bea Mterainya tidak atau kurang dibayar sebesar
Bea Meterai yang terutang ditambah sanksi administratif sebesar
100% (seratus persen) dari Bea Meterai yang terutang.
Pasal 17 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (2) UU Bea Meterai 2020

www.pajak.go.id
Pasal 21 Larangan Pejabat
Pejabat yang berwenang dalam menjalankan tugas atau jabatannya, dilarang:
menerima, mempertimbangkan, atau menyimpan Dokumen sebagaimana
a. dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar

melekatkan Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea


b. Meterainya tidak atau kurang dibayar pada Dokumen lain yang berkaitan

membuat salinan, tembusan, rangkap, atau petikan dari Dokumen


c. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar

d. memberikan keterangan atau catatan pada Dokumen sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar
www.pajak.go.id
Kedaluwarsa

“ Bea Meterai yang terutang menjadi kedaluwarsa setelah


jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutang.

Pasal 23 UU Bea Meterai

www.pajak.go.id
Ketentuan Pidana Pasal 24

Setiap orang yang:


meniru atau memalsu Meterai yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, dengan maksud untuk memakai
atau meminta orang lain memakai Meteri tersebut sebagai
Meterai asli, tidak dipalsu, atau sah; atau

Membuat meterai dengan menggunakan cap asli secara melawan


hukum, termasuk membuat meterai elektronik, dan meterai dalam
bentuk lain, secara melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
www.pajak.go.id
Ketentuan Pidana Pasal 25
Setiap orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan,
mempunyai persediaan untuk dijual atau memasukkan ke wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia:

Meterai dipalsu atau dibuat secara melawan hukum seolah-olah


asli, tidak dipalsu, dan dibuat secara tidak melawan hukum; atau
Barang yang dibubuhi meterai sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, seolah-olah barang tersebut asli, tidak dipalsu, dan
dibuat secara tidak melawan hukum
dipidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
www.pajak.go.id
Ketentuan Pidana Pasal 26

Setiap orang yang dengan sengaja menghilangkan


tanda, menghilangkan ciri, atau memakai, menjual,
menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan
untuk dijual, atau memasukkan ke wilayah NKRI
seolah-olah meterai tersebut belum dipakai, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah)

www.pajak.go.id
PMK No. 4/PMK.03/2021

Pembayaran Bea Meterai,


Ciri Umum dan Ciri Khusus Meterai
Tempel, Meterai dalam Bentuk Lain,
dan Penentuan Keabsahan Meterai,
serta Pemeteraian Kemudian
www.pajak.go.id
Latar Belakang

Melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 10


Tahun 2020 tentang Bea Meterai mengenai :
 tata cara pembayaran Bea Meterai
 ciri-ciri keaslian meterai untuk mencegah
dan menghindari peniruan, pemalsuan, dan
penyalahgunaan meterai tempel
 keabsahan meterai
 tata cara pemeteraian kemudian
 penggunaan meterai tempel yang telah dicetak
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1985

27
www.pajak.go.id
Pembayaran Bea Meterai

Pihak yang terutang melakukan


pembayaran Bea Meterai yang terutang
pada Dokumen pada saat terutang
Bea Meterai.

Dokumen yang terutang Bea Meterai


dikenai Bea Meterai dengan tarif tetap
sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu
rupiah).

28
Pembayaran Bea Meterai

Meterai
o Meterai Tempel
o Meterai dalam bentuk lain
 Meterai teraan
 Meterai komputerisasi
 Meterai percetakan

Surat Setoran Pajak (SSP)

29
www.pajak.go.id
Meterai Tempel

Pembayaran
dilakukan dengan membubuhkan Meterai yang
sah dan berlaku serta belum pernah dipakai

Ketentuan Pembubuhan
o direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak
rusak di tempat Tanda Tangan akan
dibubuhkan

o dibubuhkan Tanda Tangan sebagian di atas


kertas dan sebagian di atas Meterai tempel
disertai dengan pencantuman tanggal, bulan,
dan tahun dilakukannya penandatanganan
30
3

Ciri Umum dan Khusus Meterai Tempel

* *

* *
*

Menteri Keuangan dapat menambahkan

* = Ciri Umum ciri khusus meterai tempel yang ditetapkan


dengan keputusan menteri.

www.pajak.go.id
Meterai dalam Bentuk Lain

Meterai Teraan Meterai Komputerisasi Meterai Percetakan*

Syarat telah memperoleh izin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak


Cara
mesin teraan meterai digital sistem komputerisasi teknologi percetakan
Pembubuhan
Ketentuan Jika Dokumen terdiri atas dua lembar atau lebih, maka
tidak diatur
Pembubuhan dibubuhkan pada lembar pertama Dokumen
Unsur dalam • logo Kementerian Keuangan • tulisan “BEA METERAI LUNAS” • tulisan “METERAI PERCETAKAN”
• tulisan “Direktorat Jenderal Pajak” • angka yang menunjukkan tarif • logo Kementerian Keuangan
meterai • logo dan/atau tulisan nama Pembuat Meterai Bea Meterai. • angka yang menunjukkan tarif
• tulisan “METERAI TERAAN” Bea Meterai
• angka yang menunjukkan tarif Bea Meterai • nama Pembuat Meterai
• tanggal, bulan, dan tahun pembubuhan
• nomor mesin
• kode unik
* Dokumen yang dibubuhi Meterai Percetakan berupa cek dan bilyet giro

32
www.pajak.go.id
Surat Setoran Pajak (SSP)

SSP hanya digunakan untuk Menyetorkan Bea Meterai yang


a pembayaran Bea Meterai: b terutang ke kas negara
 dokumen yang digunakan sebagai  menggunakan formulir SSP/Kode Billing
alat bukti di pengadilan dengan • kode akun pajak 411611
jumlah lebih dari 50 Dokumen • kode jenis setoran 100
 tidak memungkinkan menggunakan
Meterai tempel karena tidak tersedia/
tidak dapat digunakan

Membuat daftar Dokumen jika Melekatkan SSP yang telah ber-NTPN


c terdapat dua atau lebih Dokumen d dan Dokumen yang terutang Bea
Meterai/daftar Dokumen

dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak saat terutang Bea Meterai

33
www.pajak.go.id
Penentuan Keabsahan Meterai

Meterai tempel
 menggunakan Meterai yang sah dan berlaku serta
belum pernah dipakai; dan
 memenuhi ketentuan pembubuhan Meterai tempel

Meterai dalam bentuk lain


 dibuat berdasarkan izin tertulis dari Direktur Jenderal
Pajak; dan
 menggunakan Meterai dalam bentuk lain yang
memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan

Jika tidak memenuhi maka Pembayaran Bea Meterai tidak sah


dan Dokumen dianggap tidak dibubuhi Meterai

34
www.pajak.go.id
Permintaan penentuan keabsahan

 Jika diperlukan pihak yang terutang atau


pihak lain dapat mengajukan permintaan
penentuan keabsahan

 Harus dilampiri dengan Meterai yang


dimintakan penentuan keabsahannya

DJP menentukan keabsahan dengan cara :


 melakukan penelitian
 meminta keterangan atau penjelasan dari pihak
yang melaksanakan pencetakan Meterai tempel

35
www.pajak.go.id
Pemeteraian Kemudian
Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang Cara Pembayaran
dibayar sebagaimana mestinya  Bea Meterai yang terutang:
 Meterai tempel; atau
terutang sejak terutang sebelum
1 Januari 2021 1 Januari 2021  SSP
• kode akun pajak 411611
Bea Meterai yang terutang • kode jenis setoran 100
+
sanksi administratif  Sanksi administratif:
 SSP
100% 200% • kode akun pajak 411611
• kode jenis setoran 512

Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti


di pengadilan

Bea Meterai yang terutang sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat
Pemeteraian Kemudian

36
www.pajak.go.id
Pengesahan Pemeteraian Kemudian

Pemeteraian Kemudian disahkan oleh


 Pejabat Pos; atau
 Pejabat lain yang ditunjuk Direktur Jenderal Pajak

Pejabat tersebut memastikan


 Meterai tempel yang digunakan sah dan berlaku serta belum pernah dipakai
 Kebenaran SSP yang telah mendapatkan NTPN dengan melakukan konfirmasi
pada saluran tertentu yang disediakan oleh Direktur Jenderal Pajak;
 Kesesuaian nilai pembayaran dalam SSP yang telah mendapatkan NTPN dengan
jumlah Bea Meterai yang wajib dibayar melalui Pemeteraian Kemudian
 Kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran

37
www.pajak.go.id
Cap Pemetereian Kemudian

Pejabat membubuhkan cap Pemeteraian Kemudian


 Dokumen/daftar Dokumen yang Bea Meterainya telah dibayar; dan/atau
 SSP yang telah mendapatkan NTPN

Bentuk Cap Pemetereian Kemudian

38
www.pajak.go.id
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP)

• Dalam hal pihak yang terutang tidak melakukan pemeteraian


kemudian atas dokumen yang Bea Meterainya tidak/kurang dibayar
sebagaimana mestinya
 Kepala KPP dapat menerbitkan SKP
 Pihak yang terutang dapat meminta pengesahan atas dokumen yang Bea
Meterainya ditetapkan dengan SKP

• Berdasarkan penelitian (kesesuaian nilai SSP dengan jumlah


Bea Meterai di SKP) dapat disahkan dengan membubuhkan
cap Pemeteraian Kemudian

Dalam hal ditemukan data bahwa Dokumen yang Bea


Meterainya tidak/kurang dibayar merupakan
Dokumen yang Bea Meterainya seharusnya dipungut
→ Kepala KPP Pihak yang terutang mengirimkan
Pemberitahuan kepada Kepala KPP tempat Pemungut
bea meterai untuk kemudian ditindaklanjuti

39
www.pajak.go.id
Ketentuan Peralihan
PMK-65/PMK.03/2014 (tentang Bentuk, Ukuran, dan Warna Benda Meterai)
• Meterai tempel lama dapat digunakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2021
dan tidak dapat ditukarkan dengan uang atau dalam bentuk apa pun.
• Pembayaran menggunakan Meterai tempel paling sedikit Rp9.000,00 (sembilan ribu
rupiah) dan sesuai dengan ketentuan pembubuhan

KMK-133b/KMK.04/2000 (Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain)

• Izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan menggunakan mesin teraan
meterai digital dan teknologi percetakan dan izin sebagai pelaksana pembubuhan
tanda Bea Meterai lunas masih berlaku sampai dengan izin berakhir/dicabut.
• Izin pembubuhan tanda Bea Meterai lunas dengan menggunakan sistem
komputerisasi masih berlaku dalam hal pemilik izin melakukan pembayaran Bea
Meterai di muka dan melaporkan ke KPP terdaftar dan izin belum dicabut.
• Tanda Bea Meterai Lunas
• Tanda yang telah dibubuhkan dapat digunakan untuk pembayaran
• selisih Bea Meterai yang seharusnya terutang dengan tarif yang tertera wajib dilunasi dengan
mesin teraan meterai digital atau SSP, paling lama sebelum Dokumen digunakan.

40
www.pajak.go.id
Ketentuan Penutup

! Pencabutan atas peraturan berikut :


• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000
tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara
Lain
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.03/2014 tentang
Bentuk, Ukuran, dan Warna Benda Meterai
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2014 tentang
Tata Cara Pemeteraian Kemudian

! Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.03/2021


mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2021

41
www.pajak.go.id
Masih Berlaku
Materai Tempel edisi 2014 yang
a masih tersisa, Masih dapat
digunakan sampai 31 Desember
2021

Materai Tempel yang digunakan


b untuk melakukan pembayaran Bea
Materai, dapat digunakan dengan
nilai total Materai Tempel paling
sedikit Rp. 9.000
1 Januari sd 31 Desember 2021
www.pajak.go.id
3 Cara Penggunaan
Kombinasi Materai Rp. 6.000 plus
a Rp. 6.000

Kombinasi Materai Rp. 6.000 plus


b Rp. 3.000

Kombinasi Materai Rp. 3.000


c sebanyak 3 lembar

Sesuai Pasal 28 ayat b berbunyi“…masih dapat digunakan sampai


dengan jangka waktu 1 tahun setelah UU ini berlaku….” dan ayat c
berbunyi ”…. Digunakan dengan nilai paling sedikit Rp. 9.000”
www.pajak.go.id
PER No. 1/PJ/2021

Tata Cara Pelunasan Selisih Kurang


Bea Meterai Yang Terutang Atas
Dokumen Berupa Cek dan Bilyet Giro

www.pajak.go.id
Latar Belakang

Memberikan kemudahan administrasi


pelunasan selisih kurang bea materai
yang terutang atas dokumen berupa
cek dan bilyet giro sebagai pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020
tentang Bea Materai

www.pajak.go.id
Bea Meterai dikenakan :

Atas Dokumen berupa Cek atau Bilyet


Giro.

Dokumen yang dimaksud dikenai Bea


Meterai dengan tarif tetap sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

www.pajak.go.id
Selisih Kurang Bea Materai
Cek atau Bilyet Giro belum selesai dibuat tetapi telah
dibubuhi tanda Bea Materai Lunas dengan
menggunakan teknologi percetakan dengan dengan
tarif lebih kecil dari Bea Materai seharusnya
terutang oleh :
Pihak Yang Terutang
Bank Penyedia atau pembawa cek
dan/ atau bilyet giro
Pihak Lain
Pelunasan Selisih Kurang dilakukan dengan :
o Mesin Teraan Materai Digital dengan
membubuhkan teraan Bea Materai Lunas atau
o Surat Setoran Pajak atau Kode Billing
Kode Akun : 411611 KJS : 100
www.pajak.go.id
Permintaan Cap Bukti Pelunasan
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Mengajukan permintaan cap bukti
pelunasan atas
o Cek dan/atau Bilyet Giro yang telah dibubuhi, teraan
Bea Materai Lunas yang memuat :
 tulisan nama pembubuh teraan Bea Materai Lunas
 tulisan nominal selisih kurang Bea Materai dan
 tulisan, tanggal, bulan dan tahun dilaksanakannya
pembubuhan teraan Bea Materai Lunas

o SSP atau Kode Billing yang telah terdapat NTPN, harus


memuat keterangan mengenai Nomor seri Cek
dan/atau Bilyet Giro

www.pajak.go.id
Pembubuhan Cap Bukti Pelunasan

Kepala KPP melalui Seksi Pelayanan membubuhkan


o cap bukti pelunasan selisih kurang Bea
Materai pada sisi muka Cek dan/atau Bilyet
Giro, dan
o Tanda tangan, nama terang, dan cap KPP
pada sisi belakang cek dan/atau Bilyet Giro

Cap bukti pelunasan selisih kurang memiliki unsur :


o Tulisan ”BEA MATERAI LUNAS”; dan
o Tulisan nominal selisih kurang Bea Materai
o Tulisan Identitas KPP
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai