Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH QUALITY MANAGEMENT SYSTEM 2

“TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN”

DOSEN PENGAMPU:

DEISY LUSIANA, SE, MSi.

DI SUSUN OLEH:

NATASYA EKLESIA POSUMAH

RAFAEL YURA NIOMBA

TRISYE YULIANA LALIWU

NOVELA IVANA ISIR

NOMINCE WANIMBO
POLITEKNIK NEGERI MANADO

JURUSAN AKUNTANSI

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih memberikan
kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “TANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN”

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata
kuliah Quality Management System (QMS) 2.

Kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu Selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.

Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami
akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.

Manado, 09 Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Caver .............................................................................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................................................

Daftar Isi ......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Manajemen ....................................................................


2.2 Komitmen Manajemen, Kebijakan Mutu dan Hirarki Dokumen ................................
2.3 Tanggung Jawab, Kewenangan, Komunikasi dan Tinjawan Manajemen

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatu. Yang artinya seseorang yang diberi tanggung jawab harus
bersedia atau menerima segala resiko.
Menurut Abu dan Munawar, Pengertian tanggung jawab ialah perbedaan antara
kebenaran dan kesalahan, yang boleh dan yang dilarang, dianjurkan dan yang dicegah, baik
dan buruk dan sadar bahwa menjauhi hal yang mempunyai sifat negatif dan mencoba untuk
memanfaatkan sesuatu yang positif.
Menurut Schiller dan Bryan, pengertian tanggung jawab ialah perilaku yang bisa
menentukan bagaiman bereaksi kepada situasi setiap hari dan memerlukan keputusan yang
bersifat moral.
Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban tugas-tugas
uang yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau
dimilikinya. Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antar atasan dan bawahan,
dimana atasan mendelegasikan sebagai wewenang pekerjaannya kepada bawahan untuk
dikerjakan. Tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas, jadi merupakan arus balik dari
perintah-perintah itu.
Pengertian manajemen secara umum adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang
dalam mengatur kegiatan yang dikerjakan individu atau kelompok. Sistem atau manajemen
harus dilakukan untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu atau kelompok
tersebut dalam sebuah kerjasama dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Berarti manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur segala


sesuatu untuk mencapai sebuah tujuan. Kemampuan mengatur dalam ranah manajemen ini
sebenarnya secara tidak sadar telah kita praktekkan setiap hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun Rumusan Masalah Dari Makalah Ini Adalah:
1) Pengantar Tanggung Jawab Manajemen
2) Komitmen Manajemen, Kebijakan Mutu Dan Hirarki Dokumen
3) Tanggung Jawab, Kewenangan, Komunikasi Dan Tinjauan Manajemen

1.3 TUJUAN MAKALAH


1) Agar Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Tanggung Jawab Manajemen
2) Agar Mahasiswa Dapat Mengerti Akan Komitmen, Kebijakan Dan Hirarki Tanggung
Jawab Manajemen
3) Agar Mahasiswa Dapat Mengetahuai Tanggung Jawab, Kewenangan, Komunikasi Dan
Tinjauan Manajemen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Manajemen

Pengertian tanggung jawab manjemen memang seringkali terasa sulituntuk menerangkannya


dengan tepat. Adakalanya tanggung jawab dikaitkandengan keharusan untuk berbuat sesuatu,
atau kadang-kadang dihubungkandengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu
perbuatan.Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulitmerumuskannya
dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudahdimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh,
pengertian tanggung jawabselalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan
untukmelakukan, dan kemampuan untuk melakukan.

Pada umumnya "tanggung jawab manajemen" diartikan sebagaikeharusan untuk


"menanggung" dan "menjawab dalam sebuah manajemen"dalam pengertian lain yaitu suatu
keharusan untuk menanggung akibat yangditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka
menjawab suatupersoalan.Tanggung jawab manajemen yaitu keharusan untuk melakukan
semuakewajiban atau tugas-tugas yang dibebankan kepada seseorang sebagaiakibat dari
wewenang yang diterima atau diwakilinya yang sesuai dengangaris-garis besar yang sudah diatur
dalam sebuah manajerial.Didalam suatu instansi, lembaga, ataupun dalam suatu
organisasi,tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan dan bawahan.Dimana
atasan mendelegsasikan sebagian wewenang (pekerjaannya) kepada delegate (bawahan) untuk
dikerjakan.

2.2 Komitmen Manajemen, Kebijakan Mutu dan Hirarki Dokumen

❖ KOMITMEN MANAJEMEN

Norman mempersepsikan komitmen manajemen sama dengan komitmen organisasi.


Allen dan Meyer dalam Norman (2010) mendefenisikan komitmen organisasi sebagai suatu
kelekatan afeksi atau emosi terhadap organisasi seperti individu melakukan identifikasi yang
kuat, memilih keterlibatan tinggi, dan senang menjadi bagian dari organisasi.
Menurut Sapeni dalam Fardyan (2010) komitmen dapat diartikan kecendrungan dalam
diri seseorang untuk merasa aktif dalam suatu kegiatan, harus sanggup menetapkan keputusan
untuk dirinya sendiri dan melaksanakan kegiatannya tersebut dengan kesungguhan hati dan rasa
tanggungjawab.

Menurut Mukjizat (2000) manajemen adalah pejabat pimpinan yang bertanggungjawab


atas jalannya organisasi dalam melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pimpinan, dan
pengendalian sumber daya organisasi sehingga orang bekerjasama dengan efektif untuk
mencapai sasaran organisasi.

Manajemen harus mencapai tujuan dengan bekerja melalui orang lain, pimpinan tidak
akan dapat melaksanakan seluruh strategi organisasi dengan bekerja sendiri.

Menurut Nadirsyah (2008) komitmen manajemen adalah suatu keyakinan dan dukungan
yang kuat dari manajemen untuk melakukan, menjalankan, dan mengimplementasikan suatu
kebijakan yang ditetapkan secara bersama sehingga tujuan atas diterapkannya kebijakan tersebut
dapat dicapai.

Organisasi dengan komitmen manajemen yang kuat dari pimpinan dan bawahannya maka
akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang diinginkan untuk menghasilkan kinerja yang lebih
baik, dibanding dengan organisasi yang tidak memiliki komitmen manajemen. Dengan demikian
keberadaan komitmen manajemen yang kuat sangat dibutuhkan organisasi agar dapat
meningkatkan akuntabilitas kinerja serta penggunaan yang lebih baik atas informasi kinerja yang
dihasilkan.

Indikator komitmen manajemen menurut Nurkhamid (2008) manajemen memiliki


komitmen untuk mengalokasikan sumberdaya (meliputi: waktu, orang, uang), menugaskan staf
dan divisi/departemen dalam organisasi untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja suatu
program, mengumpulkan data yang relevan dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk menilai
kinerja organisasi serta menggunakan bencmark untuk mengevaluasi kinerja organisasi.

❖ Kebijakan Mutu

Kebijakan Mutu merupakan salah satu dokumen yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan
atau organisasi yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Kebijakan Mutu
adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang komitmen perusahaan
dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktivitas keseharian
organisasi atau perusahaan. Di dalam Standar ISO 9000:2015 – sebuah dokumen standar yang
berisi definisi kata atau istilah yang digunakan dalam sistem manajemen mutu -disebutkan
bahwa:

Kebijakan Mutu

Maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang
dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak.

1. Pada umumnya kebijakan mutu konsisten dengan kebijakan menyeluruh organisasi dan
menyediakan kerangka kerja bagi penetapan sasaran mutu.
2. Prinsip manajemen mutu yang disajikan dalam standar ini dapat merupakan dasar bagi
penetapan kebijakan mutu.

Dari definisi di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan kebijakan mutu adalah kebijakan resmi
organisasi atau perusahaan dari manajemen perusahaan yang berisi maksud dan tujuan organisasi
yang berkaitan dengan masalah mutu.

Membuat Kebijakan Mutu Yang Benar

Kami selaku Konsultan ISO 9001 sering sekali mendapat pertanyaan dari klien mengenai cara
penyusunan kebijakan mutu yang benar. Sebenarnya dalam Standar ISO 9001:2015 Klausul 5.2
sudah dijelaskan syarat untuk menyusun kebijakan mutu, yaitu:

a. Sesuai dengan maksud organisasi

Kebijakan mutu harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

b. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan menelaah sasaran mutu

Kebijakan mutu harus menyediakan kerangka utama yang dapat dijadikan acuan dalam
penetapan target kerja (sasaran mutu). Kerangka utama yang dimaksud biasanya menjadi target
utama perusahaan seperti masalah kepuasan pelanggan, kompetensi dan kesejahteraan karyawan,
dan sebagainya.
c. Memuat komitmen untuk mematuhi persyaratan yang berlaku

Di dalam kebijakan mutu arus ada pernyataan tertulis yang berisi komitmen dalam
mematuhi persyaratan yang berlaku.

d. Memuat komitmen untuk melakukan peningkatan Sistem Manajemen Mutu

Di dalam kebijakan mutu harus ada pernyataan untuk menyempurnakan efektifitas Sistem
Manajemen Mutu dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

e. Tersedia dalam bentuk informasi terdokumentasi dan senantiasa dipelihara

Kebijakan mutu harus tersedia dalam bentuk informasi terdokumentasi (dapat berupa
hard copy ataupun dalam bentuk soft copy), dan secara periodik ditinjau kesesuaiannya dengan
visi, misi, strategi, dan lingkup bisnis perusahaan.

f. Dikomunikasikan dan dimengerti di dalam organisasi

Kebijakan mutu yang telah ditetapkan harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan
mulai dari level manajemen hingga ke level staff. Beberapa perusahaan melakukan sosialisasi
kebijakan mutu dengan cara mencetaknya dalam spanduk besar dan ditempelkan pada pintu
masuk atau gerbang masuk agar semua karyawan dapat membaca dan memahaminya dengan
mudah. Ada pula yang memasukkan kebijakan mutu dalam motto perusahaan yang selalu
diikrarkan setiap pagi sebelum memulai bekerja. Setiap organisai dapat secara bebas memilih
cara mengkomunikasikan kebijakan mutu kepada seluruh karyawannya.

g. Tersedia untuk pihak terkait

Kebijakan mutu selain harus disosialisasikan kepada karyawan, namun juga harus
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan organisasi, sosialisasi kepada pihak
terkait dapat dilakukan dengan memposting kebijakan mutu dalam website perusahaan atau
dapat disosialisasikan melalui pertemuan secara langsung.

Contoh Kebijakan Mutu

Berikut kami selaku Konsultan ISO 9001 akan memberikan contoh kebijakan mutu yang
sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh ISO 9001:2015:
Kebijakan Mutu

Multiple Training & Consulting

Multiple Training & Consulting bertekad menjadi perusahaan jasa konsultan sistem
manajemen terdepan di Indonesia dengan selalu mengutamakan kepuasan klien melalui
pelayanan yang bermutu tinggi dan konsisten.

Dalam upayanya menerapkan tujuan tersebut, manajemen dan seluruh karyawan Multiple
Training & Consulting telah menyatakan komitmennya untuk menerapkan Sistem Manajemen
Mutu yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2015, dan senantiasa melakukan perbaikan yang
berkelanjutan dalam sistem manajemen mutu, serta pengembangan sumber daya dengan cara:

Memastikaan kepuasan klien

Usaha perbaikan pelayanan secara berkesinambungan

Lugas dan jelas dalam memberi bimbingan

Tepat waktu dalam pengerjaan

Informatif

Patuh terhadap pesyaratan klien dan peraturan perundang-undangan

Lihai dalam melihat peluang perbaikan

Edukasi terencana untuk peningkatan kompetensi karyawan

Kebijakan mutu ini disampaikan untuk dipahami oleh manajemen dan seluruh karyawan
melalui pelatihan dan sosialisasi sesuai dengan program yang direncanakan. Kebijakan mutu ini
secara berkala akan dievaluasi agar senantiasa sesuai dengan misi perusahaan.

Kebijakan mutu di atas merupakan salah satu contoh kebijakan mutu yang sederhana
namun mencakup visi, misi dan tujuan organisasi. Disampaikan dengan bahasa yang lugas dan
mudah untuk dihafal dan dipahami oleh seluruh karyawan.

Kesalahan Seputar Kebijakan Mutu


Berikut ini beberapa kesalahan yang banyak ditemukan baik oleh auditor internal, auditor
eksternal, maupun konsultan ISO 9001 yang banyak terjadi di perusahaan yang menerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2015:

1. Kebijakan Mutu tidak memuat syarat wajib yang ditegaskan dalam Standar ISO 9001:2015
Klausul

2. Kebijakan Mutu tidak sejalan dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan

3. Kebijakan Mutu sudah ditetapkan namun belum disosialisasikan

4. Sosialisasi kebijakan mutu kurang efektif yang dibuktikan dari banyaknya karyawan yang
tidak memahami kebijakan mutu

5. Kebijakan Mutu tidak direvisi seiring perubahan visi, misi, maupun lingkup bisnis perusahaan

❖ Hirarki Dokumen

Hirarki Dokumen Sistem Manajemen Mutu :

Ditinjau dari hirarkinya, dokumen dalam sistem manajemen mutu terdiri dari 4 tingkatan :

1. Tingkat I : Panduan Mutu / Quality Manual

Dokumen ini berisi antara lain kebijakan mutu, sasaran mutu, serta penjelasan dari sistem
manajemen mutu berikut klausul-klausul dari standar ISO yang akan diterapkan. Jika berbicara
mengenai laboratorium pengujian dan atau kalibrasi, panduan mutu merupakan dokumen yang
menyatakan kebijakan mutu dan menguraikan sistem manajemen mutu. Dokumen ini digunakan
untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium yang dapat mempengaruhi
mutu data hasil pengujian atau kalibrasi. Dokumen ini haruslah menjabarkan kegiatan
operasional laboratorium, pengendaliannya, tanggung jawab, wewenang, dan hubungan timbal
balik personel yang mengatur, melaksanakan, menverifikasi atau mengkaji ulang pekerjaan yang
dapat mempengaruhi mutu, selain itu panduan mutu itu sendiri dapat digunakan oleh
laboratorium untuk memberikan informasi pada pelanggan, pemasok, assesor, dan personelnya,
bahwa kebijakan dan sasaran sistem manajemen mutu telah diterapkan sesuai dengan standar
yang di adopsi.
Manfaat adanya panduan mutu / quality manual tersebut adalah antara lain :

Digunakan sebagai dokumen acuan untuk internal / eksternal audit sistem manajemen
mutu serta digunakan sebagai bahan pelatihan seluruh personel di dalam laboratorium.

Merupakan sistem komunikasi informasi yang positif, terencana, dan dapat dipercaya
sehingga memberikan dasar yang kuat bahwa sistem manajemen mutu dapat diterapkan secara
berhasil di dalam laboratorium. Untuk memenuhi persyaratan akresditasi dari badan akreditasi.
Dapat digunakan sebagai alat pemasaran karena dapat meyakinkan pelanggan bahwa
laboratorium memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu

Dokumen panduan mutu itu sendiri biasa terdiri dari :

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Distribusi

Daftar amandemen / Status Revisi

Daftar Isi

Profil Laboratorium

Kebijakan, sasaran, serta komitmen manajemen

Ruang lingkup penerapan sistem manajemen

Acuan

Devinisi dan istilah

Penjabaran Organisasi, Tanggung Jawab dan wewenang

Penjabaran elemen-elemen sistem manajemen yang mengacu pada ISO / IEC 17025 : 2017

Lampiran dan daftar prosedur pelaksanaan

2. Tingkat II : Prosedur Pelaksanaan


Banyak yang mengenalnya sebagai SOP (Standar Operating Procedure). Dokumen ini
merupakan pelengkap dari panduan mutu dimana tujuannya adalah memberikan penjelasan
untuk kegiatan yang berbeda-beda yang dilaksanakan dalam laboratorium sehingga system
manajemen berjalan efektif, dapat diterapkan, serta dipelihara oleh masing-masing fungsi /
bagian yang ada.

Prosedur pelaksanaan atau SOP ini adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu
kegiatan tertentu yang bertujuan untuk memberi petunjuk bagi personel dalam malaksanakan
suatu kegiatan / proses.

Secara umum prosedur pelaksanaan ini menjabarkan :

• Apa yang harus dilaksanakan


• Siapa yang melaksanakan
• Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
• Mengapa harus dilaksanakan
• Kapan dilaksanakan
• Tanggung jawab dan wewenang, dan hubungan kerja antara personel yang mengatur,
melaksanakan, dan menverifikasi
• Dokumentasi yang terkait serta rekaman mutu dan atau rekaman teknis yang harus
dipelihara
• Bagaimana kegiatan yang berbeda harus dilakukan

Contoh prosedur di dalam laboratorium kalibrasi yang menerapkan standar ISO


17025 : 2017 adalah :

• Prosedur pengendalian dokumen


• Prosedur internal audit
• Prosedur manajemen review
• Prosedur Ketidakpastian pengukuran
• Prosedur verifikasi metode kalibrasi
• dll

Cara membuat SOP / Prosedur pelaksanaan :


a. Tujuan

Memberikan gambaran / informasi serta alasan dibuatnya prosedur terkait

b. Ruang Lingkup

Menyebutkan penerapan, kegunaan, dan pada bagian mana prosedur pelaksanaan akan
diimplmentasikan

c. Acuan / Referensi

Menyebutkan daftar referensi yang digunakan dalam pembuatan SOP

d. Definisi

Daftar istilah dan mendefinisikan kata-kata penting dalam SOP

e. Tanggung Jawab

Menyebutkan jabatan dan posisi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab


melakasanakan prosedur

f. Tahapan

Menyebutkan langkah demi langkah secara detil mengenai siapa, apa, kapan, dan dimana
SOP tersebut dilaksanakan

g. Rekaman

Menjabarkan segala kegiatan yang harus direkam berkaitan dengan penerapan prosedur
pelaksanaan yang bersangkutan termasuk waktu simpan rekaman serta personel yang
bertanggung jawab memusnahkan

h. Lampiran

Menjabarkan sistem pemeliharaan prosedur pelaksanaan yang disimpan serta contoh


formulir pendukungnya.

3. Tingkat III : Instruksi Kerja


Instruksi kerja atau terkadang di beberapa perusahaan disebut sebagai work instruction
(WI) sifatnya lebih kearah menguraikan kegiatan operasional laboratorium dari salah satu
prosedur yang bersifat teknis atau petunjuk detil dan rinci tentang bagaiman suatu prosedur di
dokumen tingkat II diatas dilaksanakan. Sehingga fungsi instruksi kerja itu sendiri adalah
sebagai pelengkap prosedur serta dapat membantu dalam hal pengendaliannya. Bentuk instruksi
kerja bisa bermacam-macam antara lain : diagram alir, gambar, atau uraian tentang suatu
kegiatan.

Di dalam laboratorium kalibrasi, instruksi kerja itu bisa dibuat oleh pelaksana yang setiap
hari melaksanakan kegiatan operasional yang bersangkutan, namun tetap memerlukan bimbingan
dari penyelia / atasan langsungnya.

Penulisan Instruksi kerja yang baik adalah :

a. Tulis secara tahapan demi tahapan

b. Jelasakan secara rinci setiap tahapan tersebut serta dokumen pendukung / dokumen terkait
yang diperlukan

c. Lakukan uji coba sebelum diterapkan / disahkan.

Contoh Instruksi kerja yang paling mudah adalah instruksi kerja pemakaian alat standar
kalibrator.

4. Form

Dalam menjalankan aktifitas di dalam laboratorium baiknya dicatat dan


didokumentasikan pada form-form yang telah ditetapkan oleh laboratorium. Fungsi form ini
adalah untuk mengurangi kesenjangan informasi serta ketertelusuran dari kegiatan perusahaan
sehingga jika di kemudian hari diperlukan maka form tersebut bisa di buka kembali. Form yang
telah diisi oleh personel laboratorium menjadi rekaman / bukti bahwa kegiatan operasional telah
dilakukan dan sistem manajemen mutu telah berhasil diterapkan secara efektif.

Contoh form di dalam laboraratorium kalibrasi antara lain sebagai berikut :

Form Struktur organisasi


Form Hasil meeting manajemen

Form penawaran harga

Form Serah terima alat

Form Surat Jalan

Form keluhan pelanggan

Form data pengamatan kalibrasi

Form Audit internal

Form verifikasi metode kalibrasi

Form Purchase Order

Form Daftar alat standar

Form Kaji ulang manajemen

2.3 Tanggung Jawab, Kewenangan, Komunikasi dan Tinjawan Manajemen

❖ Tanggung Jawab
Tanggung jawab manajemen tidak dapat dilimpahkan kepada oranglain. Authority diterima
maka tanggungjawabnya harus diterima jugadengan sebaik-baiknya. Hal inilah manajer puncak
menjadi penanggung jawab terakhir mengenai nasib suatu perusahaan dalam menjalankan
manajemen perubahan dikenal adanya pemeran utama sehingga menyangkut pula tanggung
jawab, yaitu sebagai berikut:
1) Change Advocates

Orang yang mempunyai gagasan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melaksanakan,
dinamakan change advocate. Langkah pertama yang dilakukan change advocate adalah menjadi
sponsor, yang dapat menunjuk seseorang menjadi change agent dan mengusahakan sumber daya
yang mendukung agar perubahan benar-benar terjadi. Change advocate dapat berubah menjadi
change agent dengan wewenag dansumber daya untuk menfasilitasi dan melakukan gagasan baik
tersebutdan membuat perubahan terjadi.

2) Sponsor

Sponsor sering kali adalah direktur atau senior manajer yang sibuk dengan pekerjaan
sehari-hari, tetapi juga betanggung jawab untuk menjalankan peran aktif dalam banyak
perubahan yang sering kali dilakukan dari mejanya. Sponsor harus memahami
perubahan,mengelola atau mengawasi perubahan dan berhubungan dengan orang yang terkena
perubahan. Dengan demikian tanggung jawab sponsor adalah :

- Memahami keadaan yang diinginkan dan dampak yang didapat pada tenagan kerja.
- Mengelola dan mengawasi perubahan.
- Sponsor berpengaruh pada orang yang terkena pengaruh perubahan.

Namun adakanlanya sponsor enggan bekerjasama yaitu :

- Sponsor tidak setuju dengan perubahan yang diusulkan.


- Sponsor tidak setuju dengan perubahan tetapi tidak memilikisumber daya yang
diperlukan oleh perubahan
- Sponsor setuju dengan perubahan tetapi tidak mempunyaicukup waktu untuk mendukung
dengan baik.
3) Change Agent

Change Agent adalah sponsor, sedangkan dibawahnya adalah target. Sponsor meminta change
agent untuk memahami pada tingkatstrategis tentang bagaimana perubahan akan membuat
perubahan bisnis dan membuatnya lebih baik. Mereka berbicara dalam terminology bisnis dan
berharap change agent menyampaikan perubahan dengan cepat dana dengan biaya yang efesien.

Change agent tidak membuat keputusan untuk berubah, atau mengalokasikan sumber daya
untuk berubah, dan tidak memiliki sendiri perubahan tersebut. Perubahan menjadi milik sponsor
dan orang yang menjadi berubah. Pekerjaan change agent adalahmerencanakan dan
mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Kadang-kadang peran sponsor dan
change agent dijalankanoleh orang yang sama.
4) Target

Target adalah seseorang yang harus berubah. Sering dikira bahwa target adalah kelompok
kecil orang dimana perubahan akan mempunyai dampak besar. Target dapat mengajukan
keberatan apabila tidak diberi kesempatan berpertisipasi dalam perubahan. Jika sponsor dan
change agent menerima sikap positif terhadap target dan berusahamelibatkan mereka dalam
perubahan, keberatan mungkin kurang terjadi.

❖ Kewenangan

Kewenangan atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan yang
sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan kekuasaan formal
atau terlegitimasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang yang ditunjuk atau dipilih
untuk memimpin suatu organisasi, bagian, atau departemen memiliki kewenangan atau
kekuasaan yang terlegitimasi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi manajer
personalia dengan sendirinya terlegitimasi untuk memiliki kewenangan dalam mengatur
berbagai hal yang terkait dengan sumber daya manusia atau orang-orang yang terdapat di
dalam organisasi.
Kewenangan atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan yang sering
kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan kekuasaan formal atau
terlegitimasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang yang ditunjuk atau dipilih untuk
memimpin suatu organisasi, bagian, atau departemen memiliki kewenangan atau kekuasaan yang
terlegitimasi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi manajer personalia dengan
sendirinya
Kewenangan atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan yangsering
kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan kekuasaan formalatau
terlegitimasi. Dalam sebuah organisasi, seseorang yang ditunjuk atau dipilih
untukmemimpin suatu organisasi, bagian, atau departemen memiliki kewenangan atau kekuasaan
yangterlegitimasi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi manajer personalia dengan
sendirinya terlegitimasi untuk memiliki kewenangan dalam mengatur berbagai hal yang
terkait dengansumber daya manusia atau orang-orang yang terdapat di dalam organisasi.
Dua Pandangan Mengenai Kewenangan Formal.

Terdapat dua pandangan mengenai kewenangan formal, yaitu pandangan klasik


(classicalview) dan pandangan berdasarkan penerimaan (acceptance, view).

Pandangan Klasik

Pandangan klasik mengenai kewenangan formal menerangkan bahwa kewenangan


padadasarnya terlahir sebagai akibat adanya kewenangan yang lebih tinggi dari kewenangan
yangdiberikan. Misalnya saja, seorang manajer mendapatkan kewenangan formal
akibat adanyapemberian kewenangan dari pihak yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi,
misalnya sajadirektur utama. Seorang kapten dalam tradisi militer memiliki
kewenangan formal untukmemerintah para prajurit dikarenakan kewenangan tersebut
diterimanya dari seseorang yangmemiliki kewenangan yang lebih tinggi darinya,
misalnya dari jenderal. Dengan demikian,kewenangan formal menurut pandangan klasik
bersifat pendekatan topdown, atau dari hierarkiyang atas ke hierarki yang lebih bawah.

Pandangan Berdasarkan Penerimaan

Pandangan kedua cenderung berbeda dengan pandangan yang pertama. Tidak


setiapkewenangan yang bersifat top-down serta-merta akan dijalankan oleh bawahan.
Kadangkala kitamendapati apa yang diperintahkan oleh atasan misalnya tidak dijalankan
oleh bawahan. Hal tersebut barangkali bukan disebabkan bahwa sang atasan tidak memiliki
kewenangan, akan tetapi apa yang kemudian dilakukan oleh atasan tidak dapat diterima oleh
bawahan. Pandangan yang berdasarkan penerimaan (acceptance view) memandang bahwa
kewenangan formal akan cenderung dijalankan atau diterima oleh bawahan tergantung
dari beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut sebagaimana dikemukakan Chester Barnard
dari empat hal, yaitu

(1) Bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh pimpinan
atau atasan, atau atasan;

(2) Pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh
atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten atau tidak bertentangandengan
rencana pencapaian tujuan organisasi;
(3) Pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh
atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten mendukung nilai, misi,
maupun motif pribadi atau kelompoknya;

(4) Sang bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang
diperintahkannya.

Berdasarkan kedua pandangan ini, bisa dikatakan bahwa tidak setiap kewenangan dapat
mengubah situasi ke arah yang diinginkan. Berbagai jenis organisasi tentunya
memiliki kekhasannya sendiri, apakah cenderung mengikuti pandangan klasik atau
pandangan yang berdasarkan penerimaan. Hal tersebut sangat bergantung pada
berbagai faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh organisasi David Mc Clelland
mengemukakan ada "dua muka darikekuasaan'; yaitu sisi negatif dan sisi positif. Sisi
negatif mengandung arti bahwa memilikikekuasaan berarti menguasai orang lain yang lebih
lemah. Kepemimpinan yang didasarkan atassisi negatif kekuasaan memperlakukan orang sebagai
tidak lebih dari "bidak" yang digunakan atau dikorbankan bila perlu. Hal ini jelas merugikan,
karena orang-orang yang merasa hanyasebagai "bidak" akan cenderung menentang
kepemimpinan atau menjadi pasif.

Sisi positif kekuasaan ditandai dengan perhatian pada pencapaian tujuan kelompok.
Inimeliputi penggunaan pengaruh atas nama, dan bukan kekuasaan di atas orang lain. Manajer
yang menggunakan kekuasaan positif mendorong anggota kelompok untuk mengembangkan
kekuatandan kecakapan yang mereka butuhkan untuk meraih sukses sebagai perseorangan atau
an.u!ota suatu organisasi. Penggunaan kekuasaan secara tepat merupakan motivator besar bagi
anggotaorganisasi.

❖ Komunikasi

Manajemen komunikasi pada dasarnya adalah suatu perpaduan ilmu komunikasi dengan
teori manajemen untuk bisa diterapkan dalam berbagai latar tempat belakang suatu komunikasi.
Manajemen komunikasi juga bisa diartikan sebagai suatu perencanaan yang sistematis,
penerapan, pemantauan, serta revisi dari seluruh saluran komunikasi dalam suatu perusahaan
atau organisasi dan juga antar organisasi yang mencakup organisasi serta penyebaran instruksi
pada komunikasi baru yang tersambung dengan jaringan, organisasi atau suatu teknologi
komunikasi.

Jadi, pengertian dari manajemen komunikasi ini adalah cara setiap individu dalam
mengelola proses komunikasi yang berhubungan dengan pihak lain dalam hal berkomunikasi.
Manajemen komunikasi juga akan membentuk suatu alur komunikasi agar nantinya bisa
melahirkan koordinasi yang tidak saling berbenturan dan untuk menghasilkan solusi jika
nantinya ada perbedaan pendapat.

Dalam dunia bisnis, terdapat dua fungsi utama manajemen komunikasi, yaitu sebagai sarana
untuk menyamakan pengertian pada seluruh anggota dalam suatu perusahaan serta sebagai
sarana untuk menggerakan orang lain dalam suatu perusahaan dengan informasi yang diberikan
secara jelas.

Seorang manajer dalam hal memiliki peran dalam memerintahkan tiap anggota timnya untuk
bisa bekerja sesuai dengan instruksi yang disetujui untuk bisa menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Selain itu, manajemen ini juga bermanfaat untuk menjaga hubungan baik pada tiap
anggota di dalam perusahaan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, kemungkinan akan terjadi
konflik internal yang bisa berpengaruh pada kerjasama yang tidak maksimal.

Di bawah ini adalah fungsi lain dari manajemen komunikasi dalam bisnis bisa Anda baca di
bawah ini:

• Manajemen Komunikasi Sebagai Kendali

Manajer akan melakukan pengendalian perilaku pada tiap anggota dengan bentuk tata tertib atau
peraturan anggota. Sehingga, setiap kegiatan anggota harus dilakukan dengan dasar peraturan
yang sebelumnya sudah ditetapkan oleh pihak perusahaan demi menghindari konflik yang
mungkin bisa terjadi.

• Manajemen Komunikasi Sebagai Motivasi


Pihak manajer akan akan mengarahkan tiap anggotanya untuk bisa memotivasi setiap anggota
untuk bisa bekerja dengan baik sesuai dengan SOP yang berlaku.

• Manajemen Komunikasi Sebagai Bentuk Pengungkapan Emosional

Suatu perusahaan yang telah memiliki manajemen komunikasi yang baik akan melahirkan
koordinasi antar tim yang sama baiknya. Sehingga, komunikasi akan dimanfaatkan sebagai
sarana yang penting untuk mengungkapkan emosional pada tiap anggota. Sehingga akan mampu
meminimalisir segala bentuk permasalahan yang bisa timbul karena konflik pribadi antar
individu.

• Manajemen Komunikasi Sebagai Alat Penyampaian Informasi

Tujuan akhir dari komunikasi adalah sebagai sarana menyampaikan informasi serta
menentukan pilihan lain dalam langkah mengambil kebijakan yang tepat. Pada umumnya, tujuan
adanya manajemen komunikasi adalah untuk bisa berinteraksi dengan baik, sehingga setiap
orang mampu memahami dan mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan baik. Selain itu,
manajemen komunikasi juga bisa dijadikan sarana informasi yang membentuk cara orang lain
dalam berinteraksi.

Beberapa tujuan lain dari manajemen komunikasi adalah untuk mengembangkan bentuk interaksi
yang profesional, membentuk suatu keinginan yang baik, memiliki rasa toleransi yang tinggi,
bisa saling bekerja sama, saling menghargai satu sama lain, dan mendapatkan sudut pandang lain
yang menguntungkan.

George R. Terry menjelaskan bahwa komunikasi terdiri dari 5 komponen yang penting,
yaitu:

1. Komunikasi Formal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan tanpa
memerlukan pengaturan tertentu. Jenis komunikasi yang digunakan pada jalur komunikasi
formal ini mempunyai wewenang dan tanggung jawab melalui berbagai instruksi dalam bentuk
tulisan ataupun lisan dengan memanfaatkan prosedur secara fungsional yang terjadi dari atasan
ke bawahan atau sebaliknya.

Contohnya adalah kebijakan peraturan perusahaan terkait jam kerja yang disampaikan dalam
surat kontrak kerja.

2. Komunikasi Non-Formal

Komunikasi non-formal juga tidak memerlukan suatu pengaturan tertentu dan sering terjadi
secara spontan saja. Seperti adanya saran terkait tanggung jawab atau tugas dalam suatu
pekerjaan. Contohnya adalah anggota perusahaan yang memberikan saran dan masukan ketika
menerima suatu tugas.

3. Komunikasi Informal

Komunikasi informal adalah komunikasi yang dilakukan untuk membahas hal lain diluar
pekerjaan. Komunikasi jenis ini akan lebih menekankan hubungan antar manusia. Seperti dua
orang karyawan yang curhat tentang masalah kehidupannya di luar pekerjaan.

4. Komunikasi Teknis

Komunikasi teknis adalah komunikasi yang dijalin untuk menyampaikan suatu strategi tertentu,
seperti seorang manajer marketing yang memberikan arahan secara teknis tentang cara
melakukan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial.

5. Komunikasi Prosedural

Komunikasi prosedural adalah komunikasi yang dilakukan untuk membuat suatu laporan
performa pada suatu perusahaan.

Disisi lain, Onong U. Effendi membagi komunikasi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan dengan suatu
etika komunikasi yang baik.

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjalin antar pimpinan antar karyawan dalam
suatu perusahaan. Artinya, komunikasi horizontal adalah arus komunikasi yang berada dalam
satu level organisasi tertentu.

3. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjalin antar perusahaan dengan perusahaan lain
yang berada di luar perusahaan.

❖ Tinjawan Manajemen

Tinjawan manajemen merupakan suatu proses untuk kaji ulang sitem manajemen mutu.
Sistem manajemen mutu ISO 9002:2008 menyebutkan bahwa pimpinan puncak harus meninjau
sistem manajemen mutu organisasi pada selang waktu terencana untuk memastikan kesusesuian,
kecukupan dan efektifitasnya terus berkelanjutan. Hal ini dilakakukan dalam bentuk Rapat
Tinjawan Manajemen (RTM), dimana harus mencakuup penilaian peluang koreksi dan keperluan
akan perubahan pada sistem manajemen mutu, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu.

Kegiatan ini wajib dilakukan seluruh jajaran manajemen dalam rangka memenuhi persyaratan
standar ISO 9001. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk rapat yang dihadiri oleh
semua jajaran penting perusahaan termasuk direktur. Itu sebabnya tinjawan menajmen bisanya
dinamakan RTM atau Rapat Tinjawan Manajemen. Pelaksanaan rapat minimal satu kali dalam
satu tahun.

Keluran Tinajwan Manajemen Harus Mencakup Keputusan dan Tindakan Yang Berhubungan
Dengan :

A. Peluang Untuk Perbaikan


B. Kebutuhan Perubahan Sistem Manajemen Mutu
C. Sumber Daya Yang Diperlukan
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti hasil tinjawan
manajemen. Maksud dan tujuan persyaratan diatas adalah menjamin bahwa kegiatan tinjawan
manajemen memberikan informasi yang cukup tentang kinerja dan efektivitas sistem manejemen
mutu organisasi.

Hasil dari kegiatan tinjawan manajemen hendaknya mencakup keputusan-keputusan yang


berhubungan dengan peluang-peluang perbaikan, manajemen perubahan sistem manajemen mutu
dan kebutuhan susmber daya. Hasil dari tinjawan management menjadi masukan (input) bagi
tinjawan manejeman yang berikut. Hasil tinjawan manajemen harus dimonitor. Akan lebih baik
bila ditetapkan jangka waktu perbaikan hasil tinjawan manajemen.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanggung jawab manajemen yaitu keharusan untuk melakukan semua kewajiban atau
tugas-tugas yang dibebankan kepada seseorang sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau
diwakilinya yang sesuai dengan garis-garis besar yang sudah diatur dalam sebuah manajerial.
Tnggung jawab manjemen memang seringkali terasa sulituntuk menerangkannya dengan tepat.
Ada kalanya tanggung jawab dikaitkandengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-
kadang dihubungkandengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu
perbuatan.Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulitmerumuskannya
dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudahdimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh,
pengertian tanggung jawabselalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan
untukmelakukan, dan kemampuan untuk melakukannya.

Manajemen harus mewajibkan semua personel untuk menerapkan keamanan informasi sesuai
dengan kebijakan keamanan informasi, kebijakan topik khusus dan prosedur organisasi yang
ditetapkan. Untuk memastikan manajemen memahami peran mereka dalam keamanan informasi
dan melakukan tindakan yang bertujuan untuk memastikan semua personel menyadari dan
memenuhi tanggung jawab keamanan informasi mereka. Manajemen harus menunjukkan
dukungan terhadap kebijakan keamanan informasi, kebijakan topik khusus, prosedur dan kontrol
keamanan informasi.

Tanggung jawab manajemen harus mencakup memastikan bahwa personel: diberi


pengarahan dengan benar tentang peran dan tanggung jawab keamanan informasi mereka
sebelum diberikan akses ke informasi organisasi dan aset terkait lainnya; diberikan pedoman
yang menyatakan harapan keamanan informasi dari peran mereka dalam organisasi; diberi
mandat untuk memenuhi kebijakan keamanan informasi dan kebijakan topik khusus organisasi;
mencapai tingkat kesadaran keamanan informasi yang relevan dengan peran dan tanggung jawab
mereka dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/41173133/TUGAS-TANGGUNG-JAWAB-
MANAJEMENdoc/

http://theorykeuangandaerah.blogspot.com/2015/12/komitmen-manajemen.html?m=1

https://konsultaniso.web.id/iso-90012015/kebijakan-mutu/

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/hirarki-dokumen-di-dalam-sistem-manajemen-
laboratorium-iso-17025-2017/

https://www.infolabling.com/2014/05/hirarki-dokumentasi-sistem-manajemen.html?m=1

https://id.scribd.com/document/380276091/TANGGUNG-JAWAB-MANAJEMEN

https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/07/153000169/kekuasaan-dan-wewenang-
dalam-manajemen-

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai