“Pengorganisasian”
Nama kelompok 1:
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan paper ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan paper yang berjudul "Pengorganisasian" tepat waktu. Paper "Pengorganisasian"
disusun guna memenuhi tugas Ibu Anak Agung Ayu Sriathi, S.E., M.M pada mata kuliah
Manajemen di Universitas Udayana. Selain itu, penulis juga berharap agar paper ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Pengantar "Pengorganisasian".
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Anak Agung Ayu
Sriathi, S.E., M.M selaku dosen mata kuliah Manajemen. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan paper ini.
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2
1.2.1 Pengelolaan sumber daya manusia............................................................................2
1.2.2 Wewanang, delegasi dan desentralisasi.....................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.3.1 Pengelolaan sumber daya manusia............................................................................2
1.3.2 Wewanang, delegasi dan desentralisasi.....................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Pengelolaan sumber daya manusia...................................................................................4
2.1.1 Pentingnya mengelola sumber daya manusia............................................................4
2.1.2 Faktor faktor ekstersnal yang mempengaruhi proses MSDM...................................4
2.1.3 Perencanaan sumber daya manusia...........................................................................5
2.1.4 Perekrutan dan pendekrutan......................................................................................6
2.1.5 Memberikan karyawan keterampilan dan pengetahuan dibutuhkan.........................7
2.1.6 Mempertahankan kryawan yang kompeten dan berkinerja baik...............................8
2.2 Wewenang, delegasi dan desentralisasi............................................................................9
2.2.1 Pengertian wewenang, kekuasaan dan pengaruh.......................................................9
2.2.2 Struktur lini dan staf..................................................................................................9
2.2.3 Wewenang lini, staf, dan fungsional........................................................................10
2.2.4 Delegasi wewenang.................................................................................................12
2.2.5 Sentralisasi versus desentralisasi.............................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................18
KESIMPULAN..............................................................................................................................18
ii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1Pengelolaan sumber daya manusia
1.3.1.1 Untuk mengetahui pentingnya mengelola sumber daya manusia.
1.3.1.2 Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses
MSDM.
1.3.1.3 Untuk mengetahui perencanaan sumber daya manusia.
1.3.1.4 Untuk mengetahui perekrutan dan pendekrutan.
1.3.1.5 Untuk mengetahui cara memberikan karyawan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan.
2
1.3.1.6 Untuk mengetahui cara mempertahankan karyawan yang kompeten dan
berkinerja baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
b) Serikat Pekerja
Merupakan suatu organisasi yang mewakili pekerja dan berupaya
melindungi kepentingan mereka melalui tawar-menawar kolektif (collective
bargaining). Dalam organisasi yang memiliki serikat pekerja, sebagian besar
keputusan MSDM didikte oleh kesepakatan yang dihasilkan dari perundingan
bersama ini, yang biasanya meliputi hal-hal yang terkait dengan sumber
perekrutan; kriteria penerimaan karyawan, promosi, dan pemecatan;
kelayakan pelatihan; serta praktik kedisiplinan.
4
c) Lingkungan Hukum MSDM
Praktek MSDM suatu organisasi diatur oleh hukum suatu negara.
Misalnya, keputusan mengenai siapa yang akan dipekerjakan atau siapa yang
akan dipilih untuk mengikuti program pelatihan atau mengenai
kompensasi/imbalan untuk karyawan tanpa memandang ras, jenis kelamin,
agama, usia, warna kulit, asal negara atau kecacatan. Pengecualian dapat
terjadi hanya dalam keadaan khusus. Misalnya, petugas pemadam kebakaran
dapat menolak lamaran pekerjaan dari pelamar yang berjalan di atas kursi
roda, tetapi jika individu yang sama melamar pekerjaan di belakang meja,
maka kondisi cacat tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menolak
pemberian pekerjaan. Namun, masalah - masalah tersebut, jarang ada yang
terlihat jelas. Misalnya, undang-undang ketenagakerjaan melindungi sebagian
besar karyawan yang memiliki keyakinan agama yang membutuhkan busana
tertentu - jubah, kemeja panjang, rambut panjang dan sejenisnya. Namun, jika
busana tersebut mungkin berbahaya atau tidak aman dalam lingkungan kerja
(seperti ketika mengoperasikan mesin), sebuah perusahaan dapat menolak
untuk mempekerjakan orang yang tidak berpakaian lebih aman. Seperti yang
kita lihat, sejumlah undang - undang dan peraturan yang penting
mempengaruhi apa yang kita bisa dan tidak bisa lakukan secara sah sebagai
seorang manajer. Karena kasus penuntutan hukum dalam lingkungan kerja
kini semakin mengarah kepada manajer serta organisasi mereka, manajer
harus tahu apa yang mereka bisa dan tidak bisa dilakukan secara hukum.
d) Tren Demografis
Beberapa tahun yang lalu, kepala pabrik mesin BMW dengan
2.500 karyawan di Dingolfing, Lower Bavaria, mengkhawatirkan potensi
penurunan produktivitas di masa depan yang tak terelakkan akibat penuaan
tenaga kerja. Saat itulah eksekutif perusahaan ini memutuskan untuk
mendisain ulang pabriknya bagi pekerja yang lebih tua. Contoh ini
menunjukkan tren demografi yang berdampak praktek MSDM. Tren tenaga
kerja selama paruh pertama dari abad kedua puluh satu akan dicatat untuk tiga
alasan: (1) perubahan komposisi ras dan etnis, (2) penuaan generasi baby
boomer, dan (3) kohor yang meluas dari pekerja Gen Y. Tren ini dan tren
demografi lainnya adalah penting karena mereka memiliki dampak pada
praktek MSDM saat ini dan di masa mendatang
5
Manajer memulai perencanaan SDM dengan inventarisasi
karyawan yang ada saat ini. Ini biasanya mencakup informasi tentang
karyawan seperti nama, pendidikan, pelatihan, pekerjaan sebelumnya,
bahasa yang digunakan, kemampuan khusus dan keterampilan khusus.
Suatu bagian penting dari penilaian saat ini adalah analisis pekerjaan, yakni
penilaian yang mendefinisikan pekerjaan dan perilaku yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Informasi untuk analisis pekerjaan
tersebut dikumpulkan dengan mengamati secara langsung pada karyawan
yang bekerja, mewawancarai karyawan secara perorangan atau dalam
kelompok, meminta karyawan mengisi kuesioner atau catatan kegiatan
sehari - hari di buku harian atau meminta bantuan orang yang ahli (biasanya
manajer) untuk mengidentifikasi karakteristik yang khusus dari pekerjaan
tersebut.
Dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari analisis
pekerjaan, manajer mengembangkan atau merevisi deskripsi pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis yang
menjelaskan suatu pekerjaan – biasanya isi pekerjaan, lingkungan dan
kondisi kerja. Spesifikasi pekerjaan menyatakan kualifikasi minimum yang
harus dimiliki seseorang untuk berhasil melakukan pekerjaan yang
diberikan. Hal tersebut mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Baik
deskripsi pekerjaan maupun spesifikasi pekerjaan adalah dokumen penting
yang digunakan saat manajer mulai merekrut dan memilih.
6
merujuk pelamar yang memenuhi syarat dengan baik. Juga, karyawan sering
merasa reputasi mereka dipertaruhkan dan merujuk orang hanya bila mereka
yakin bahwa orang tersebut tidak akan membuat mereka terlihat buruk.
B. Pendekrutan (Decruitment)
Pendekatan lain untuk mengendalikan jumlah tenaga kerja adalah
melalui dekrutmen, yang bukan merupakan tugas yang menyenangkan bagi
setiap manajer. Meskipun karyawan bisa dipecat, pilihan lain mungkin lebih
baik. Namun, tidak peduli bagaimana Anda melakukannya, tidak pernah
mudah untuk mengurangi tenaga kerja dalam suatu organisasi.
C. Seleksi
Setelah memiliki sejumlah kandidat, langkah berikutnya dalam
proses MSDM adalah seleksi, yaitu menyaring para pelamar kerja untuk
menentukan siapa yang paling memenuhi kualifikasi atas pekerjaan tersebut.
Manajer harus memilih di antara sekian calonnya dengan cermat karena
kesalahan penerimaan dapat menimbulkan implikasi yang signifikan. Proses
seleksi melibatkan kegiatan memprediksi pelamar yang akan berhasil jika
diterima masuk ke dalam organisasi. Misalnya, dalam rekrutmen untuk posisi
penjualan, proses seleksi harus memprediksi pelamar yang akan
menghasilkan volume penjualan yang tinggi. Setiap keputusan seleksi akan
menghasilkan empat kemungkinan, yakni dua keputusan yang benar dan dua
keputusan yang salah.
7
Pelatihan Karyawan
Pelatihan karyawan merupakan kegiatan MSDM yang penting. Dengan
berubahnya tuntutan pekerjaan, keterampilan karyawan pun harus berubah.
Manajer, tentu saja, bertanggung jawab untuk memutuskan jenis pelatihan
apa yang dibutuhkan karyawan, kapan mereka membutuhkannya dan dalam
bentuk apa pelatihan itu dilaksanakan.
8
memungkinkan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan tenaga
kerja yang berbakat dan produktif.
9
2.2.2 Struktur lini dan staf
2.2.1 Organisasi Lini
Semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi fingi dasar yang
harus dilaksanakan. Setidaknya paling sedikit perusahaan mempunyai 3
fungsi dasar produksi, pemasaran dan keuangan. Fungsi fungsi ini biasanya
disusun dalam suatu organisasi lini diaman rantai pemerintah adalah jelas
dan mengalir ke bawah melalui tingkatan tingkatan manajerial.
10
B. Wewenang Staf
Wewenang staf (staff authority) adalah hak yang dipunyai oleh satuan-
satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi,
atau konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan wewenang
kepada anggota staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
11
c. Orang staf selalu merasa di bawah perintah orang lini; dilain
pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin
memperluas kekuasaannta.
4. Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak
mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam
hubungannya dengan lini. Padahal organisasi departemen staf
ditempatkan relatif pada posisi tinggi dekat manajemen puncak.
Departemen lini dengan tingkatan lebih rendah cenderung tidak
senang dengan hal tersebut.
Untuk menghapuskan konflik-konflik tersebut, manajemen puncak harus
secara jelas menyampaikan delegasi departemen-departemen staf. Lebih
dari itu, supaya efektif, departemen-departemen staf harus menyadari bahwa
pekerjaan mereka adalah "to sell, not to tell" - "menjual" kepada
departemen-departemen lini gagasan-gagasan mereka, dan bukan
"memberitahu" mereka bagaimana menjalankan fungsi.
12
Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai
semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Mereka
mungkin menguasai "the big picture" tetapi tidak cukup mengerti tentang
masalah lebih terperinci. Sehingga, agar organisasi dapat menggunakan
sumber daya-sumber dayanya leboh efisien maka pelaksanaan tugas-tugas
tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin
dimana terapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
13
penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti individu juga
setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas. Bagi manajer, selain harus mempertanggung jawabkan tugas-
tugasnya sendiri, juga harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugas bawahannya.
14
3. Berikan motivasi kepada bawahan. Manajer dapat mendorong bawahan
melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja. Manajer memberikan pedoman, bantuan dan
informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan
pekerjaan sesungguhnya yang telah didelegasikan.
5. Berikan latihan. Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan
pelaksanaan kerjanya.
6. Adakan pengawasan yang memadai. Sistem pengawasan yang terpercaya
(seperti laporan mingguan) dibuat agar manajer tidak perlu menghabiskan
waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.
15
juga, tingkat pertumbuhan yang semakin cepat akan memaksa manajemen
meningkatkan delegasi wewenangnya.
3. Strategi dan lingkungan organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi
tipe pasar, lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
Faktor-faktir ini selanjutnya akan mempengaruhi derajat desentralisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi. Pada umumnya, semakin menyebar satuan-
satuan organisasi secara geografis, organisasi akan cenderung melakukan
desentralisasi, karena pembuatan keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi
lokal masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan
peralatan-peralatan efektif untuk melakukan pengawasan satuan-satuan
tingkat bawah akan cenderung melakukan sentralisasi bila manajemen tidak
dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan kerja bawahannya.
6. Kualitas manajer. Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer-manajer
yang berkualitas karena mereka harus membuat keputusan sendiri.
7. Keanekaragaman produk dan jasa. Makin beranekaragam produk atau jasa
yang ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi, dan
sebaliknya semakin tidak beranekaragam, maka lebih cenderung sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya, seperti biaya dan risiko yang
berhubungan dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi,
kemampuan manajemen bawah, dan sebagainya.
16
yang selanjutnya diturunkan lagi ke kepala divisi, selanjutnya ke kepala dan terakhir ke
manajer. Kepada para kepala divisi ini, kepala departemen dan manajer akan diberikan
individual performance plan yang harus dicapai plus KPI-nya. Tak hanya diberi target,
karyawan juga rutin diberi coaching dan konseling antara atasan dan bawahan. Setelah
memasuki masa penilaian, karyawan bersangkutan bisa menyanggah hasil penilaian atasan
jika dirasa tidak sesuai.
Rekrutmen merupakan perjalanan awal karier. Setelah calon pemimpin (Future
Leaders) di Unilever ini direkrut, maka akan menjalani Unilever Development Program.
Keberanian Unilever untuk menetapkan entry salary yang tinggi juga membuat Unilever
dipilih dalam hal sistem remunerasi. Sistem ini dinilai sangat atraktif dan kompetitif, dan
mampu memacu karyawan untuk maju dan berkembang.
Proses performance management berawal dari rapat Senior Group Directors
(SGD). Dimana dibahas proyeksi kinerja selama setahun ke depan, ditambah key
performance indicator (KPI)-nya. Hasilnya akan dibawa ke perusahaan masing-masing,
yang selanjutnya diturunkan lagi ke kepala divisi, selanjutnya ke kepala dan terakhir ke
manajer. Kepada para kepala divisi ini, kepala departemen dan manajer akan diberikan
individual performance plan yang harus dicapai plus KPI-nya. Tak hanya diberi target,
karyawan juga rutin diberi coaching dan konseling antara atasan dan bawahan. Setelah
memasuki masa penilaian, karyawan bersangkutan bisa menyanggah hasil penilaian atasan
jika dirasa tidak sesuai.
Rekrutmen merupakan perjalanan awal karier. Setelah calon pemimpin (Future
Leaders) di Unilever ini direkrut, maka akan menjalani Unilever Development Program.
Keberanian Unilever untuk menetapkan entry salary yang tinggi juga membuat Unilever
dipilih dalam hal sistem remunerasi. Sistem ini dinilai sangat atraktif dan kompetitif, dan
mampu memacu karyawan untuk maju dan berkembang.
17
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dalam mendelegasikan wewenang maupun disentralisasi kekuasaan manajer
harus memahami terlebih dahulu rentang konsep atau teori mengenai delegasi, wewenang
dan disentralisasi. Dalam setiap perusahaan seorang manajer harus mampu mendelegasi
tugasnya kepada bawahannya. Delegasi wewenang adalah proses pemberian wewenang dan
tanggung jawab dari pimpinan kepada bawahannya. Seorang manajer juga harus mampu
melakukan penyebaran wewenang pembuatan keputusan ke tingkat-tingkat organisasi yang
lebih rendah. Tingkatan desentralisasi terletak pada kualitas penyebaran dan wewenang yang
dimiliki para manajer, serta sifat-sifat keputusan yang mereka buat pada setiap tingkatan
organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Pentingnya mengelola sumber daya manusia adalah
pertama, MSDM bisa menjadi sumber yang signifikan bagi keunggulan kompetitif. Kedua,
MSDM menjadi bagian penting dari strategi organisasi. Dan terakhir, mempengaruhi kinerja
organisasi. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi MSDM adalah faktor ekonomi
terhadap MSDM, serikat pekerja, lingkungan hukum MSDM, dan tren demografis. Untuk
mengelola sumber daya manusia diperlukan perencanaan agar organisasi bisa
menghindarkan diri dari kekurangan dan kelebihan personel yang mendadak. Perencanaan
SDM mencakup dua langkah, yaitu menilai sumber daya manusia yang ada sekarang
danmemenuhi kebutuhan SDM di masa mendatang.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu, saran yang sifatnya membangun
kami harapkan dari pembaca sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran bagi kami agar lebih
baik lagi dalam pembuatan paper kami selanjutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19