Anda di halaman 1dari 151

KONSEP DASAR AKUNTANSI

BIAYA
Oleh:
Khoirunnisa Cahya Firdarini, S.E.,
M.Si.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
1. Pengguna Utama Laporan:
a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama
laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi
keuangan adalah pihak eksternal perusahaan.
Pihak eksternal yang dimaksud yakni para
pemegang saham, kreditur (institusi keuangan
dan non- keuangan), dan regulator (Badan
Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal
Pajak).
b). Akuntansi Manajemen –para manajer dan
eksekutif perusahaan yang biasa disebut
“management”.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
2. Laporan Utama yang Disajikan:
a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama
yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan
berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:
Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan
yang menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan sampai pada periode
tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (saat ini
PSAK menggunakan istilah “Laporan Posisi
Keuangan”.) Terdiri dari: Aset, Liabilitas,
Ekuitas Pemilik.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Laba Rugi (Profit and Lost
Statement) – Laporan Keuangan yang
menyajikan informasi mengenai hasil
operasional perusahaan selama satu periode
tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember
2013, apakah membukukan laba atau rugi.
Terdiri dari: Pendapatan, Beban, Laba/Rugi.
Laporan Perubahan modal -- Laporan
keuangan yang menunjukkan perubahan
modal perusahaan selama satu periode
tertentu.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
– Laporan Keuangan yang menyajikan
informasi mengenai aliran kas perusahaan;
sumber aliran kas dan pengalokasiannya
(digunakan untuk apa saja), selama satu
periode tertentu. Misalnya 1 Januari s/d 31
Desember 2013. Terdiri dari:
- Kas dari Aktivitas Investasi
- Kas dari Aktivitas Operasi
- Kas dari Aktivitas Pendanaan.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
b). Akuntansi Manajemen – Laporan
utama yang disajikan oleh Akuntansi
Manajemen beragam dan tidak sama
antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain—tergantung jenis
dan skala usahanya. Namun laporan-
laporannya selalu berupa Laporan Internal,
diantaranya berupa:
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang
menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu,
perbandingan realisasi kas dengan forecast
dan budget, atau perbandingan kas periode
sebelumnya)
Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan yang
memberikan informasi mengenai rincian
laporan penggajian, kewajiban gaji dan upah
perusahaan terhadap pegawai per departemen
atau per individu serta membandingkan data
tersebut dengan budget dan forecast.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and
Expenses Reports)
Laporan yang menyajikan capaian penjualan
sampai per tanggal laporan, sudah berapa
persen yang tercapai dibandingkan dengan
forecast dan budget. Data disajikan per
customer (pelanggan) atau per nama
salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan
biaya-biaya yang telah dikeluarkan, apakah
masih dalam toleransi budget, serta
bagaimana perbadingannya dengan forecast.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Cost (Cost Report) – Laporan
yang menyajikan besaran beban yang
timbul dari operasional perusahaan, pada
kurun waktu tertentu yang dilengkapi
dengan perhitungan dan analisa-analisa
beban/cost yang sangat rinci, per
departmen hingga per aktivitas. Tergantung
teknik costing apa yang diterapkan
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
Laporan Kapasitas (Capacity Reports) –
Laporan ini khusus dibuat oleh jenis
perusahaan manufaktur (industri/pabrikasi).
Laporan yang menyajikan kapasitas produksi
perusahaan per bagian/divisi, hingga per
satu unit mesin. Sekaligus menampilkan
data, kapasitas mesin per tanggal laporan
dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara
keseluruhan dapat diketahui mesin mana
saja yang bekerja dengan kapasitas penuh
dan mana yang tidak.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

3. Cakupan Isi Laporan:


a) Akuntansi Keuangan 
mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan
( entitas) secara keseluruhan. Dalam hal ini,
pembaca Laporan Keuangan tidak dapat
mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan
C, dari PT Semesta (misanya) karena yang disajikan
hanya total penjualan dari semua toko yang ada di
bawah kendali PT. Semesta. Demikian halnya
dengan beban/biaya karena pengguna memang
tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan
b) Akuntansi Manajemen 
 mencerminkan kondisi sub unit suatu
entitas mulai dari per cabang, departemen,
hingga ke aktivitas tertentu.
 Pengguna Laporan Internal, yaitu manajemen
perusahaan, dapat mengetahui kondisi
perusahaan hingga ke bagian operasional
perusahaan yang paling kecil.
 Hal ini karena informasi tersebut memang
diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan internal para pengelola perusahaan.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

Aturan Pengolahan Data dan Penyajian


Laporan:
a) Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah
data dan menyajikan laporan, Akuntansi
Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti
konsep dan prinsip tertentu, yang tersandarisasi
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan International Financial Reporting
System (IFRS) sehingga tercipta kesegaraman
format laporan dan item dalam Laporan
Keuangan.
Perbandingan Akuntansi
Manajemen Vs Akuntansi Keuangan

b) Akuntansi Manajemen 


Patokan yang digunakan oleh Akuntansi
Manajemen dalam mengolah data dan
menyajikan laporan hanya AKURASI dan
RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan
manajemen perusahaan yang akan diambil
—tidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu
sebabnya, format dan isi Lapotan Internal
masing-masing perusahaan bervariasi.
PENGERTIAN AKUNTANSI
BIAYA
Mulyadi  Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara
tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Abdul Halim  Akuntansi Biaya adalah akuntansi yang
membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari
suatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik
untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk
menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
Jadi Akuntansi Biaya merupakan penentuan harga pokok
suatu produk dengan melakukan suatu proses pencatatan,
penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara
sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya.
MANFAAT AKUNTANSI BIAYA
Perencanaan

Pengawasan

Pengambilan keputusan bi
snis 
MANFAAT AKUNTANSI BIAYA
1. Beri 1 contoh laporan keuangan
dan laporan manajemen dan
jelaskan perbedaan keduanya!
2 Beri 2 contoh laporan manajemen
sebuah perusahaan dan jelaskan!
KONSEP BIAYA DAN BEBAN
Biaya (cost)
Dalam arti sempit, biaya merupakan pengorbanan
ekonomis untuk mendapatkan aset
Dalam arti luas, biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi
(belum terjadi) untuk tujuan tertentu. 
Dari definisi biaya tersebut terdapat empat unsur
pokok yaitu :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
KONSEP BIAYA DAN BEBAN
Beban (expences)
menurut Standar Akutansi Keuangan
(1999 : 12), beban (expences) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.
kesimpulannya, beban merupakan
pengorbanan yang telah terjadi.
KONSEP BIAYA DAN BEBAN
Posisi di Laporan Keuangan :
Biaya  di neraca (Belum terpakai, biaya-
biaya yang dianggap akan memberi
manfaat dimasa yang akan datang, berupa
aktiva) Misal : Sewa Dibayar Dimuka
Beban  di laporan laba-rugi (Pengeluaran
yang telah terpakai dan tidak dapat
memberikan manfaat lagi dimasa yang
akan datang) Misal : Beban Sewa
KONSEP BIAYA DAN BEBAN
Jumlah Rupiah Yang Dikeluarkan :
Biaya  Jumlah rupiah yang dikeluarkan
dalam jumlah yang besar.
Beban  Jumlah rupiah yang dikeluarkan
relatif kecil
AKUNTANSI BIAYA
Perusahaan yang mengolah bahan baku
untuk menghasilkan barang jadi
memerlukan prosedur serta pencatatan
mengenai proses produksi yang mengolah
bahan-bahan tersebut.
 Bidang akuntansi biaya meliputi
pemakaian bahan untuk proses
produksi, perhitungan biaya produksi untuk
menilai persediaan barang jadi atau barang
setengah jadi dan persediaan bahan yang
sedang diproses tetapi belum selesai.
  
KLASIFIKASI BIAYA

Oleh: Khoirunnisa Cahya


Firdarini, S.E., M.Si.
Klasifikasi Biaya
Biaya produksi
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya overhead prabik

Biaya non produksi


1. Biaya pemasaran
2. Biaya administrasi dan umum
Biaya Bahan Baku
(direct materials)
• Bahan (materials) dibedakan menjadi :
- bahan baku langsung (direct materials)
- bahan penolong (indirect materials).
• Bahan baku langsung adalah semua bahan yang dapat
diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur
ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari
biaya produksi. Misal Kayu dalam perusahaan meubel
• Bahan penolong adalah semua bahan yang tidak dapat
ditelusur ke produk jadi. Misal amplas dalam perusahaan
meubel
Biaya tenaga kerja
• Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi :
- Tenaga kerja langsung (direct labor)
- Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)
• Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja
yang melaksanakan proses produksi yang dapat
ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian
terbesar dari biaya tenaga kerja. ex: tukang kayu
dalam perusahaan meubel
Biaya tenaga kerja
• Tenaga kerja tidak langsung adalah semua
tenaga kerja yang tidak dapat
dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja
langsung. Misal: Satpam pabrik
Overhead pabrik (factory overhead)
• Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik
terdiri atas:
- biaya bahan penolong
- biaya tenaga kerja tidak langsung
- biaya produksi tidak langsung lainnya
Biaya Hubungannya Dengan Produksi
1. Biaya Utama (Prime Cost) : biaya yang
berhubungan langsung dengan proses
produksi. Terdiri dari biaya bahan baku
langsung dan biaya Tenaga kerja langsung.
2. Biaya Konversi (Convertion Cost) : biaya yang
berhubungan dengan mengolah bahan baku
menjadi produk jadi. Terdiri dari biaya tenaga
kerja langsung dan BOP
Periode Pembebanannya terhadap
Pendapatan
1. Biaya Produksi: Biaya yang secara langsung dapat
diidentifikasikan sampai ke produk jadi, meliputi biaya
bahan langsung, Tenaga kerja langsung dan BOP.
2. Biaya Periodik : Biaya yang secara tidak langsung
berhubungan dengan produk dan karenanya tidak
dimasukkan dalam unsur persediaan.
 Revenue expenditure : jika manfaat biaya hanya
satu periode
 Capital expenditure : jika manfaat biaya lebih dari
satu periode
Skema Biaya
Bahan Tenaga kerja
baku Langsung Prime Cost

Tenaga kerja Biaya Convertion cost


Langsung Overhead

9
LATIHAN
• Kayu dalam pabrik mebel
• Kulit dalam pabrik sepatu
• Tukang linting rokok dalam pabrik rokok.
• Gaji chef dalam sebuah restoran
• Gaji karyawan penyimpan dokumen pabrik.
• Operator mesin jika menggunakan mesin
• Gaji karyawan bagian pemasaran
• Tepung dalam pembuatan kue

10
• Upah koki kue dalam perusahaan pembuat kue
• Upah tukang serut dan potong kayu dalam pabrik
mebel
• Karet dalam pabrik ban
• Minyak mentah dalam pembuatan bensin
• Gaji operator telepon pabrik.
• Biaya listrik dan air pabrik
• Oli dan minyak pelumas.
• Asesoris pakaian di perusahaan konveksi
• Gaji satpam pabrik.
• Gaji pengawas pabrik/gaji mandor
• Gaji karyawan bagian pemeliharaan.
11
• Tukang jahit, bordir dalam pabrik pakaian.
• Amplas dalam perusahaan meubel
• Pola kertas di perusahaan konveksi
• Pegawai bagian gudang pabrik.
• Gaji resepsionis pabrik.
• Vanili, garam, pelembut, pewarna, pewangi pada
kue.
• Kain dalam pabrik konvensi
• Paku, sekrup, dan mur.
• Staples.

12
• Berikut ini adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengan pembuatan meja kayu:
• Kayu Jati Rp1.500.000,00
• Tripleks 1.100.000,00
• Lem kayu 8.000,00
• Paku 10.000,00
• Upah tukang potong kayu 1.800.000,00
• Upah tukang ukir 1.900.000,00
• Gaji Supervisor 200.000,00
• Gaji satpam pabrik 100.000,00
• Sewa pabrik 700.000,00
• Biaya listrik pabrik 150.000,00
• Sewa kantor 160.000,00
• Gaji karyawan kantor 800.000,00
• Depresiasi peralatan pabrik 210.000,00
• Depresiasi peralatan kantor 80.000,00
1. Hitunglah jumlah biaya bahan baku.
2. Hitunglah jumlah biaya tenaga kerja
langsung.
3. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik.
4. Sebutkan biaya-biaya yang tidak termasuk
biaya produksi
5. Hitunglah Biaya utama dan biaya koversinya!
1. BBB
• Kayu Jati Rp1.500.000,00
• Tripleks 1.100.000,00
• JUMLAH 2.600.000,00
2. BTKL
• Upah tukang potong kayu 1.800.000,00
• Upah tukang ukir 1.900.000,00
• JUMLAH 3.700.000,00
3. BOP
• Lem kayu 8.000,00
• Paku 10.000,00
• Gaji Supervisor 200.000,00
• Gaji satpam pabrik 100.000,00
• Sewa pabrik 700.000,00
• Biaya listrik pabrik 150.000,00
• Depresiasi peralatan pabrik 210.000,00
• JUMLAH 1.378.000,00
4. Biaya Non Produksi:
• Sewa kantor 160.000,00
• Gaji karyawan kantor 800.000,00
• Depresiasi peralatan kantor 80.000,00
• JUMLAH 1.040.000,00
THANKS
Bila anda berbipikir anda bisa, maka anda
benar. Bila anda berpikir anda tidak bisa, anda
pun benar. Karena itu ketika seseorang
berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya ia
telah membuang kesempatan untuk menjadi
bisa.

Henry Ford
PENENTUAN DAN PENGENDALIAN
BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA
TENAGA KERJA
OLEH:
KHOIRUNNISA CAHYA FIRDARINI
BIAYA BAHAN
• Dibedakan menjadi:
- Biaya bahan baku
Cirinya dapat dilacak ke produk jadi da nilainya
material. Merupakan salah satu elemen biaya utama
(prime cost)
- Biaya bahan penolong
Merupakan bahan yang tidak dapat dilacak ke produk
jadi dan nilainya relative tidak material. Merupakan
elemen biaya overhead
PENCATATAN MENGGUNAKAN KARTU
PERSEDIAAN
• Perusahaan menggunakan kartu persediaan untuk
memantau mutasi persediaan bahan baku
• Menggunakan metode perpetual
• Dapat menggunakan metode FIFO atau LIFO
PENCATATAN MENGGUNAKAN KARTU
PERSEDIAAN
Contoh soal:
• Berikut ini adalah data mutasi persediaan bahan baku PT
Megasari selama bulan Agustus 2020.
• Persediaan awal 1.000 unit, harga per unit Rp 500.000
• Tgl 10 membeli 300 unit, harga per unit Rp 550.000
• Tgl 16 digunakan 300 unit
• Tgl 26 digunakan 750 unit
• Tgl 28 membeli 400 unit, harga per unit Rp 600.000
• Tgl 31 digunakan 350 unit
• Berdasarkan informasi diatas, susunlah kartu persediaan menggunakan
metode FIFO!
KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Tanggal Pembelian Pemakaian Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Ags 1 1.000 500.000 500.000.000
10 300 550.000 165.000.000 1.000 500.000 500.000.000
• 300 550.000 165.000.000
16 300 500.000 150.000.000 700 500.000 350.000.000
300 550.000 165.000.000
26 700 500.000 350.000.000
50 550.000 27.500.000 250 550.000 137.500.000
28 400 600.000 240.000.000 250 550.000 137.500.000
400 600.000 240.000.000
31 250 550.000 137.500.000
100 600.000 60.000.000 300 600.000 180.000.000

Persediaan akhir
BIAYA TENAGA KERJA

• Merupakan biaya yang digunakan untuk memproses bahan baku menjadi


barang jadi
• Dibedakan menjadi Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan Biaya tenaga
kerja tidak langsung (BTKTL)
• BTKL  salah satu elemen biaya utama
• BTKTL  menjadi elemen biaya overhead (BOP)
• Biaya Produksi
- Biaya Langsung  Persediaan barang dalam proses (PBDP)
- Biaya tidak langsung  BOP sesungguhnya
• Biaya Periodik
- Biaya gaji bagian akuntansi
- Biaya gaji bagian pemasaran
SHIFT PREMIUM
• Munculnya perbedaan tarif upah karena perbedaan jam kerja (shift)
• Shift premium dihitung dari perbedaan tarif normal (di pagi hari)
dengan tarif sore atau malam hari

• Shift 1 50 jam tarif per jam Rp 1.500,-


• Shift 2 40 jam tarif per jam Rp 2.000,-
• Shift 3 40 jam tarif per jam Rp 2.500,-

• Biaya tenaga kerja normal = total jam kerja x shift normal (shift 1)
= 130 jam x Rp 1.500,00 = Rp 195.000,00
Perhitungan shift premium:
II 40 jam x (Rp 2.000 - Rp 1.500) = Rp 20.000,-
III 40 jam x (Rp 2.500 - Rp 1.500) = Rp 40.000,-
Rp 60.000,-
SHIFT PREMIUM

2007 PBDP 195.000 -


Juli31 BOP sesungguhnya 60.000 - Shift
premium
Utang gaji dan - 255.000
upah
• AKUNTANSI
OVERTIME PREMIUM
• Merupakan perbedaan tariff upah yang disebabkan karena
adanya jam lembur
• Lembur dapat diakui sebagai:
- BOP  jika mengerjakan banyak pesanan (BTKTL)
- PBDP  jika untuk menyelesaikan pesanan tertentu
(BTKL)
- kerugian  jika disebabkan karena kesalahan karyawan
(elemen laba rugi)
• Overtime premium dapat dihitung dari:
= selisih jam kerja di atas jam normal x selisih tarif upah
OVERTIME PREMIUM
PT Hutama membutuhkan waktu 115 jam untuk mengerjakan pesanan
kaos dari customer dengan tarif upah tenaga kerja per jam sebesar Rp
5.400. Setelah melewati tahap pemeriksaan di departemen quality control
dinyatakan bahwa sebagian produk tidak layak jual karena cacat produksi
sehingga manajemen memutuskan untuk menambah jam lembur
sebanyak 24 jam untuk memperbaiki produk cacat tersebut dengan tarif
per jam Rp 3.600.
Susunlah jurnal yang diperlukan jika:
a. Kesalahan tersebut diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung
b. Kesalahan tersebut diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung
c. Kesalahan tersebut diakui sebagai kerugian
JAWAB
1. Biaya tenaga kerja normal = 180 jam x Rp 6.000,00 = Rp 1.080.000,00
• Overtime premium = 36 jam x Rp 3.000,00 = Rp 108.000,00
OVERTIME PREMIUM
JURNAL YANG HARUS DIBUAT:
2. Jika diakui sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung
PBDP 1.080.000 -
BOP sesungguhnya 108.000 -
Utang gaji dan - 1.188.000
upah
3. Jika diakui sebagai biaya tenaga kerja langsung
PBDP 1.188.000 -
Utang gaji dan - 1.188.000
upah
4. Jika diakui sebagai biaya elemen laba rugi
PBDP 1.080.000 -
Rugi upah lembur 108.000 -
Utang gaji dan - 1.188.000
upah
OVERTIME PREMIUM
JAWABAN LATIHAN 3
1. Biaya tenaga kerja normal = 115 jam x Rp 5.400,00 = Rp
621.000,00
• Overtime premium = 24 jam x Rp 3.600,00 = Rp
86.400,00

JURNALPBDPYANG HARUS DIBUAT: 621.000 -


2. Jika diakui sebagai biaya tenaga
BOP sesungguhnya kerja tidak langsung
86.400 -
Kas - 707.400

PBDP 707.400 -
3. Jika diakui Kas
sebagai biaya tenaga -kerja langsung707.400
OVERTIME PREMIUM

4. Jika diakui sebagai biaya elemen laba rugi

PBDP 621.000 -
Rugi upah lembur 86.400 -
Utang gaji dan - 707.400
upah
Chapter 3:
Cost Behavior

Oleh: Khoirunnisa Cahya Firdarini


1 Basics of Cost Behavior
► Cost behavior is the general term for describing whether a
cost changes when the level of output changes.
► Costs can be variable, fixed, or mixed.
► A cost that does not change in total as output changes is a
fixed cost. Fixed costs are costs that in total are constant
within the relevant range as the level of output increases or
decreases.
► A variable cost, on the other hand, increases in total with an
increase in output and decreases in total with a decrease in
output.
► Knowing how costs change as output changes is essential to
planning, controlling, and decision making.
2 Mixed Costs
►Mixed costs are costs that have both a fixed and a
variable component. For example, overhead for a
company may consist of a fixed supervisor salary
plus the cost of supplies that vary with the quantity
of output produced. The formula and graph
depiction for a mixed cost is as follows:

Total cost = Total fixed cost + Total variable cost


Chart of Mixed Cost
3 Methods for Separating Mixed Costs
into Fixed and Variable Components

►Three methods of separating a mixed cost into its


fixed and variable components are commonly used:
►the high-low method
►the scattergraph method
►the method of least squares
3 The High-Low Method
►The high-low method is method of separating mixed
costs into fixed and variable components by using
just the high and low data points.
►To demonstrate, we will use data from materials
handling costs at Anderson Company:
3 The High-Low Method
► Four steps must be taken in the high-low method:
►Step 1: Determine dependent variable (Y) and
independent variable (X)
►Step 2: Find the high point and the low point of
independent variable (X) for a given data set.
►Step 3: Using the high and low point, calculate the variable
rate.
►Variable rate = (High point cost - Low point cost) ÷
(High point output - Low point output)
►Step 4: calculate the variable cost
►Step 5: Calculate the fixed cost using the variable rate
(from Step 2) and either the high point or low point.
3 The High-Low Method
3 The High-Low Method
► Four steps must be taken in the high-low method:
►Step 1:
dependent variable (Y) = material handling cost
independent variable (X) = number of moves
3 The High-Low Method
Step 2: Find the high point and the low point for a given data set.
Total cost
3 The High-Low Method
►Step 3: Using the high and low point, calculate the variable
rate.
Variable rate = High point cost - Low point cost
High point output - Low point output
Variable rate = 7.500 – 2.000
500 – 100
Variable rate = 5.500
400
= 13,75
3 The High-Low Method
►Step 4: calculate the variable cost of the higest and
lowest activity
►Formula =
Variable cost= variable rate x output at the
highest or lowest cost

►Highest = 13,75 x 500 = 6.875


►Lowest = 13,75 x 100 = 1.375
3 The High-Low Method
Step 4: Calculate the fixed cost using the variable rate (from
Step 2) and either the high point or low point.
Fixed cost = Total cost - Variable cost (at high and low point)

Highest Lowest

Total Cost 7.500 2.000

Variabel cost (6.875) (1.375)

Fixed cost 625 625


3 Scattergraph Method
►The scattergraph method is a way to see the cost
relationship by plotting the data points on a graph.
►Step 1
►The first step in applying the scattergraph method is to
plot the data points so that the relationship between
materials handling costs and activity output can be seen.
►Step 2
►And then make sure the dependent and independen
variable
- Independent (X)
- Dependent (Y)
3 Scattergraph Method
►Step 3
►Calculate variable rate by the formula:

Total cost for a year xx


Fixed cost for a year (xx)
Variable cost for a year xx

Variable rate = Variable cost for a year


activity or independent variable
►LETS SEE SURAMADU CASE....
3 Scattergraph Method
►Step 2:
Independent variable (X) is Jam mesin
Dependent variable (Y) is Biaya reparasi

Assumed that fixed cost are Rp 10,000,000.00 /month


Fixed cost for a year = Rp 10,000,000.00 x 12
= Rp 120,000,000
3 Scattergraph Method
►Step 3

Total cost for a year 152.720.000


Fixed cost for a year (120.000.000)  12 x 10.000.000
Variable cost for a year 32.720.000

Variable rate = 32.720.000 = 413,13


79.200
3 Using the Formula from the
Scattergraph Method
►Using this formula, the total cost of reparation can
be predicted and then broken down into fixed and
variable components.
►From PT Suramadu case, we can conclude that
reparation cost consist of:
►Fixed cost Rp 10,000,000 and variable cost Rp 413.13
per machine hour
3 Least Squares Method
►The method of least squares (regression) is a
statistical way to find the best-fitting line through a
set of data points.
►Advantages of this method:
- It use all data point so the result is more accurate
3 Least Squares Method
►Equation for this method as same as linier regression

Y = a + bx
Y = total cost
a = total fixed cost
b = variable cost per unit
x = volume or production unit
3 Least Squares Method

b= n. XY - X .. Y
n. X2 – ( X)2
3 Least Squares Method

a= Y - b. X
n


3 Least Squares Method
Example:
Based on the following data of number of units produced and the
corresponding total cost, estimate the total cost of producing
4,000 units!
Month Units (X) Cost (Y)
1 1,520 $36,375
2 1,250 38,000
3 1,750 41,750
4 1,600 42,360
5 2,350 55,080
6 2,100 48,100
7 3,000 59,000
8 2,750 56,800
16.32 377.465
3 Least Squares Method
Solution:
X Y X2 XY
1,520 $36,375 2,310,400 55,290,000
1,250 38,000 1,562,500 47,500,000
1,750 41,750 3,062,500 73,062,500
1,600 42,360 2,560,000 67,776,000
2,350 55,080 5,522,500 129,438,000
2,100 48,100 4,410,000 101,010,000
3,000 59,000 9,000,000 177,000,000
2,750 56,800 7,562,500 156,200,000
16,320 377,465 35,990,400 807,276,500
3 Least Squares Method
We have
n =8
ΣX = 16,320
ΣY = 377,465
ΣX2 = 35,990,400
ΣXY = 807,276,500
3 Least Squares Method
3 Least Squares Method
PENENTUAN DAN
PENGENDALIAN BOP

Oleh:
Khoirunnisa Cahya Firdarini, S.E., M.Si.
BIAYA OVERHEAD PABRIK
• Biaya overhead pabrik pada umumnya
dikategorikan sebagai biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung
• Bila suatu perusahaan memiliki departemen-
departemen lain selain departemen produksi
maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut dikategorikan sebagai
biaya overhead pabrik.
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD
PABRIK
1. Menurut Jenisnya
a)Biaya bahan penolong
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung
c) Biaya reparasi dan pemeliharaan
d) Biaya penyusutan aktiva
e) Biaya asuransi
f) Biaya listrik, dan lain-lain.
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD
PABRIK

2. Menurut perilakunya dalam hubungannya


dengan perubahan volume kegiatan
a) Biaya overhead pabrik tetap
b) Biaya overhead variable
c) Biaya overhead pabrik semi variable
Perhitungan tarif BOP

Tarif BOP = Anggaran BOP


Taksiran dasar pembebanan
at
te
Bi
u
na
a
ngy
p
Ja
te
mb
a
a
kr
Dasar Pembebanan BOP
o
n
mea
d
h
ea
rj
u
siaag
n ak
n
la
bk/
n
u
ea
g
ni
rj ks
u
aut
p
n
r
go
d
u
k
si
Jumlah satuan produk / unit produksi
• Metode ini langsung membebankan biaya overhead
pabrik kepada produk
• Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang
hanya memproduksi satu jenis produk
Biaya bahan baku
• Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar
pembebanan
Biaya tenaga kerja
• Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:
Jam tenaga kerja langsung
• Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan
rumus:
Jam mesin
• Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan
waktu penggunaan mesin
• Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
CONTOH SOAL
Taksiran total biaya variabel:
Biaya bahan penolong 125.000
Biaya tenaga kerja langsung 75.000
Biaya bahan bakar 450.000
Total BOP Variabel 650.000
Taksiran total biaya tetap:
Biaya sewa pabrik 300.000
Biaya penyusutan mesin pabrik 50.000
Total BOP Tetap 350.000
Taksiran Total BOP 1.000.000
• Hitunglah tarif BOP jika dasar pembebanan
yang digunakan adalah:
a. Unit produksi yaitu 250.000 unit
b. BBB yaitu Rp 500.000,00
c. Biaya tenaga kerja yaitu Rp 2.000.000,00
d. Jam kerja langsung yaitu 500.000 jam
e. Jam mesin yaitu 12.500 jam
Jumlah satuan produk / unit produksi

1.000.000 = Rp 4,- per unit


250.000
Biaya bahan baku

1.000.000 x 100% = 200%


500.000
Biaya tenaga kerja

1.000.000 x 100% = 50%


2.000.000
Jam tenaga kerja langsung

1.000.000 = Rp 2,- per JKL


500.000
Jam mesin

1.000.000 = Rp 80,- per jam mesin


12.500
BOP
Penggolongan:
a. BOP dibebankan  PBDP
Adalah BOP yang diperhitungkan ke dalam cost produk
b. BOP sesungguhnya  BOP sesungguhnya
• Dicatat secara harian sesuai dengan waktu terjadinya
• Dikumpulkan dalam rekening BOPS (BOP
sesungguhnya)
• Pada akhir periode, BOPS dibandingkan dengan BOP
dibebankan
Selisih BOP
• Perbandingan antara BOPS dengan BOP
dibebankan dapat menimbulkan selisih

• BOPS < BOPD = selisih menguntungkan


• BOPS > BOPD = selisih tidak menguntungkan
BOP DIBEBANKAN

Tarif BOP x BOP dibebankan


SOAL LATIHAN
• Berdasarkan soal sebelumnya, perusahaan
menetapkan pembebanan BOP atas dasar jam
kerja langsung. Jam kerja langsung yang
sesungguhnya terjadi adalah 400.000 jam.
a. Hitunglah jumlah BOP yang dibebankan!
b. Buatlah jurnal untuk mencatat pembebanan
tersebut!
JAWABAN
a. Hitunglah jumlah BOP yang dibebankan!
Rp 2,- x 400.000 = Rp 800.000,-
b. Buatlah jurnal untuk mencatat pembebanan
tersebut!
PBDP 800.000 -
BOP dibebankan - 800.000

diperhitungkan ke dalam biaya produksi


BOP Sesungguhnya
• Berikut ini adalah informasi mengenai BOP
sesungguhnya di PT Jambusari
Total biaya variabel:
Biaya bahan penolong 100.000
Biaya tenaga kerja langsung 60.000
Biaya bahan bakar 360.000
Total BOP Variabel 520.000
Total biaya tetap:
Biaya sewa pabrik 300.000
Biaya penyusutan mesin pabrik 50.000
Total BOP Tetap 350.000
BOP Sesungguhnya
• Buatlah jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya yang
terjadi pada periode tersebut!
SELISIH BOP
• Berdasarkan soal PT Jambusari diatas, buatlah:
1. Jurnal untuk mencatat selisih BOP
2. Jurnal untuk mencatat alokasi selisih BOP
jika diketahui barang jadi yang telah terjual
180.000 unit dan persediaan barang jadi
20.000 unit
Jurnal untuk mencatat selisih BOP
• BOP Sesungguhnya = 870.000
• BOP Dibebankan = 800.000
70.000

BOP dibebankan 800.000 -


Selisih BOP 70.000 -
BOP sesungguhnya - 870.000
Jurnal untuk mencatat alokasi
selisih BOP
• Barang jadi yang telah terjual = 180.000 unit
Persediaan barang jadi = 20.000 unit
200.000 unit
• Selisih BOP =70.000
• HPP = Barang yang terjual x selisih BOP
Barang yang terjual + PBJ

• PBJ = PBJ x selisih BOP


Barang yang terjual + PBJ
Jurnal untuk mencatat alokasi
selisih BOP

• HPP = 180.000 x 70.000 = 63.000


200.000

• PBJ = 20.000 x 70.000 = 7.000


200.000
Jurnal untuk mencatat alokasi
selisih BOP

Harga pokok penjualan 63.000 -


Persediaan barang jadi 7.000 -
Selisih BOP - 70.000
ALOKASI BOP DEPARTEMEN

Oleh: Khoirunnisa Cahya Firdarini, S.E.,M.Si.


ALOKASI BOP DEPARTEMEN

 Perusahaan
biasanya memiliki departemen utama dan
departemen pembantu
 Biaya yang terjadi di departemen pembantu perlu
dialokasikan ke departemen utama sehingga biaya yang
terjadi di departemen utama bertambah
 Alokasi
dilakukan baik untuk anggaran BOP maupun BOP
sesungguhnya
METODE ALOKASI BOP DEPARTEMEN

Metode Langsung

Metode Bertahap

Metode Aljabar
DATA BOP PT JAYARAYA
 PTJayaraya menetapkan anggaran BOP departemen produksi
(utama) dan departemen pembantu tahun 2013 sebagai berikut:

Departemen Produksi
Departemen A 36.500.000
Departemen B 44.600.000

Departemen Pembantu
Departemen X 10.000.000
Departemen Y 7.500.000
DATA BOP PT JAYARAYA
Taksiran jam kerja langsung, luas lantai dan total jam kerja adalah sebagai berikut:
Taksiran jam Taksiran luas Taksiran jumlah
Departemen kerja langsung lantai jam kerja
X - 700 m2 1.000
Y - 500 m2 700
A 1.800 1.000 m2 2.800
B 950 3.000 m2 1.200
2750 5.200 m3 5700
DATA BOP PT JAYARAYA
 BOP sesungguhnya yang terjadi selama tahun 2013 sebagai berikut:

Departemen Produksi
Departemen A 38.400.000
Departemen B 43.700.000

Departemen Pembantu
Departemen X 11.000.000
Departemen Y 7.900.000
DATA BOP PT JAYARAYA
BOP sesungguhnya yang terjadi pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Taksiran jam Taksiran luas Taksiran jumlah
Departemen kerja langsung lantai jam kerja
X - 650 m2 1.400
Y - 550 m2 900
A 1.700 1.300 m2 3.000
B 1.000 2.600 m2 1.500
2.700 5.100 m3 6.800
Pertanyaan
 Jika biaya departemen X dialokasikan berdasarkan luas lantai dan
departemen Y berdasarkan jumlah jam kerja, tentukan:
a. Alokasi budget biaya dari departemen pembantu ke
departemen produksi
b. Jumlah budget BOP departemen produksi setelah alokasi
c. Tarif BOP masing-masing departemen produksi apabila dasar
pembebanan yang digunakan adalah Jam kerja langsung
d. Alokasi BOP sesungguhnya dari departemen pembantu ke
departemen produksi
e. Jumlah BOP sesungguhnya departemen produksi setelah alokasi
Pertanyaan

f. Jumlah BOP dibebankan


g. Jurnal untuk mencatat BOP dibebankan
h. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
i. Jurnal untuk mencatat alokasi BOP sesungguhnya
j. Jurnal untuk menutup BOP
k. Jurnal untuk menutup selisih BOP (masuk akun HPP)
Catatan: Metode alokasi yang digunakan adalah alokasi langsung,
bertahap dan aljabar
METODE LANGSUNG

 Dasar pembebanan:
- Alokasi BOP departemen X  Luas lantai (LL)
- Alokasi BOP departemen Y  Jumlah jam kerja (JK)
- Tarif BOP departemen produksi  Jam kerja langsung
(JKL)
METODE LANGSUNG
1 X --> A 1.000 x 10.000.000 = 2.500.000 Taksiran Taksiran Taksiran jumlah
4.000 Departemen jam kerja luas lantai jam kerja
X - 700 m2 1.000
2 X --> B 3.000 x 10.000.000 = 7.500.000 Y - 500 m2 700
4.000 A 1.800 1.000 m2 2.800
B 950 3.000 m2 1.200
3 Y --> A 2.800 x 7.500.000 = 5.250.000 2750 5.200 m3 5700
4.000

4 Y --> B 1.200 x 7.500.000 = 2.250.000


4.000
METODE LANGSUNG
 Alokasi Budget BOP

Departemen Jasa Departemen Produksi


X Y A B
Budget BOP sebelum alokasi 10.000.000 7.500.000 36.500.000 44.600.000
Alokasi BOP
Departemen X (10.000.000) - (1) 2.500.000 (2) 7.500.000
Departemen Y - (7.500.000) (3) 5.250.000 (4) 2.250.000
Budget BOP setelah alokasi - - 44.250.000 54.350.000
METODE LANGSUNG

Tarif BOP = Budget BOP (setelah alokasi)


Taksiran BOP (JKL)

 Tarif BOP departemen A = 44.250.000 = Rp 24.583/JKL


1.800
 Tarif BOP departemen B = 54.350.000 = Rp 57.210/JKL
950
METODE LANGSUNG

1 X --> A 1.300 x 11.000.000 = 3.666.667 Taksiran jam Taksiran luas Taksiran jumlah
3.900 Departemen kerja langsung lantai jam kerja
X - 650 m2 1.400
2 X --> B 2.600 x 11.000.000 = 7.333.333 Y - 550 m2 900
3.900 A 1.700 1.300 m2 3.000
B 1.000 2.600 m2 1.500
3 Y --> A 3.000 x 7.900.000 = 5.266.667 2.700 5.100 m3 6.800
4.500

4 Y --> B 1.500 x 7.900.000 = 2.633.333


4.500
METODE LANGSUNG
 Alokasi BOP sesungguhnya

Departemen Jasa Departemen Produksi


X Y A B
BOP sesungguhnya sebelum alokasi 11.000.000 7.900.000 38.400.000 43.700.000
Alokasi BOP
Departemen X (11.000.000) - (1) 3.666.667 (2) 7.333.333
Departemen Y - (7.900.000) (3) 5.266.667 (4) 2.633.333
BOP sesungguhnya setelah alokasi - - 47.333.334 53.666.666
METODE LANGSUNG
BOP dibebankan: TARIF BOP X TAKSIRAN DASAR PEMBEBANAN
 Departemen A = Rp 24.583,- x 1700 JKL = Rp 41.791.100,-
 Departemen B = Rp 57.200,- x 1000 JKL = Rp 57.210.000,-
METODE LANGSUNG
JURNAL
Mencatat BOP dibebankan
PBDP- departemen A 41.791.100 -
BOP dibebankan - departemen A - 41.791.100

Mencatat BOP dibebankan


PBDP- departemen B 57.210.000 -
BOP dibebankan - departemen B - 57.210.000
METODE LANGSUNG
JURNAL
Mencatat BOP sesungguhnya
BOPS - departemen X 11.000.000 -
Macam-macam rekening kredit - 11.000.000

BOPS - departemen Y 7.900.000 -


Macam-macam rekening kredit - 7.900.000

BOPS - departemen A 38.400.000 -


Macam-macam rekening kredit - 38.400.000

BOPS - departemen B 43.700.000 -


Macam-macam rekening kredit - 43.700.000
METODE LANGSUNG
JURNAL

Mencatat alokasi BOP


BOPS - departemen A 3.666.667 -
BOPS - departemen B 7.333.333 -
BOPS- departemen X - 11.000.000

BOPS - departemen A 5.266.667 -


BOPS - departemen B 2.633.333 -
BOPS- departemen Y - 7.900.000
METODE LANGSUNG
JURNAL

Mencatat penutupan BOP


BOP dibebankan - departemen A 41.791.100 -
Selisih BOP - departemen A 5.542.234 -
BOPS- departemen A - 47.333.334

BOP dibebankan - departemen B 57.210.000 -


Selisih BOP - departemen B - 3.543.334
BOPS- departemen B - 53.666.666
METODE LANGSUNG

JURNAL

Mencatat penutupan selisih BOP (dialokasikan ke HPP)


HPP 5.542.234 -
Selisih BOP - departemen A - 5.542.234
Selisih BOP - departemen B 3.543.334 -
HPP - 3.543.334
SOAL LATIHAN
 PTAbadi menetapkan anggaran BOP departemen produksi
(utama) dan departemen pembantu tahun 2014 sebagai berikut:

Departemen Produksi
Departemen A 22.900.000
Departemen B 44.100.000
Departemen C 35.400.000

Departemen Pembantu
Departemen P 12.500.000
Departemen Q 18.600.000
DATA BOP PT ABADI
Taksiran jam kerja langsung, jam mesin dan total jam kerja adalah sebagai berikut:
Taksiran Taksiran Taksiran jumlah
Departemen jam kerja jam mesin jam kerja
P - 800 1.250
Q - 1200 550
A 1.800 1000 1.500
B 950 4500 2.800
C 2.500 3000 2.200
2750 10500 8.300
DATA BOP PT ABADI
 BOP sesungguhnya yang terjadi selama tahun 2014 sebagai berikut:

Departemen Produksi
Departemen A 22.600.000
Departemen B 40.900.000
Departemen C 33.800.000

Departemen Pembantu
Departemen P 10.700.000
Departemen Q 17.000.000
DATA BOP PT ABADI

BOP sesungguhnya yang terjadi pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Taksiran Taksiran Taksiran jumlah
Departemen jam kerja jam mesin jam kerja
P - 650 950
Q - 1100 600
A 2.000 1200 1.300
B 880 4200 3.000
C 2.350 3100 2.400
5.230 10.250 8.250
Pertanyaan

 Jikabiaya departemen P dialokasikan berdasarkan jam mesin


dan departemen Q berdasarkan jumlah jam kerja, tentukan:
a. Alokasi budget biaya dari departemen pembantu ke
departemen produksi
b. Jumlah budget BOP departemen produksi setelah alokasi
c. Tarif BOP masing-masing departemen produksi
d. Alokasi BOP sesungguhnya dari departemen pembantu ke
departemen produksi
e. Jumlah BOP sesungguhnya departemen produksi setelah
alokasi
Pertanyaan

f. Jumlah BOP dibebankan


g. Jurnal untuk mencatat BOP dibebankan
h. Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
i. Jurnal untuk mencatat alokasi BOP sesungguhnya
j. Jurnal untuk menutup BOP
k. Jurnal untuk menutup selisih BOP
Catatan: Metode alokasi yang digunakan adalah alokasi
langsung, bertahap dan aljabar
METODE BERTAHAP
 Dalam metode ini, pengalokasian BOP dilakukan secara bertahap
 BOP yang pertama kali dialokasikan adalah BOP yang terbesar di
departemen pembantu
 BOP Departemen pembantu yang lebih kecil memperoleh alokasi
BOP dari departemen pembantu yang lebih besar
Departemen Produksi Departemen Pembantu
2
Departemen A Departemen X 10.000.000
3 1

4
Departemen B 5 Departemen Y 7.500.000
METODE BERTAHAP
1 X --> Y 500 x 10.000.000 = 1.111.111 Taksiran jam Taksiran Taksiran jumlah
4.500 Departemen kerja langsung luas lantai jam kerja
X - 700 m2 1.000
2 X --> A 1.000 x 10.000.000 = 2.222.222 Y - 500 m2 700
4.500 A 1.800 1.000 m2 2.800
B 950 3.000 m2 1.200
3
3 X --> B 3000 x 10.000.000 6.666.667 2750 5.200 m 5700
4500

ABAIKAN DULU!!
4 Y --> A 2.800 x 8.611.111 = 6.027.778
4.000

5 Y --> B 1.200 x 8.611.111 = 2.583.333


4.000
METODE BERTAHAP
 Alokasi Budget BOP

Departemen Jasa Departemen Produksi


X Y A B
Budget BOP sebelum alokasi 10.000.000 7.500.000 36.500.000 44.600.000
Alokasi BOP
Departemen X (10.000.000) (1) 1.111.111 (2) 2.222.222 (3) 6.666.667
Sub total - 8.611.111
Departemen Y - (8.611.111) (4) 6.027.778 (5) 2.583.333
Budget BOP setelah alokasi - - 44.750.000 53.850.000
JKL 1.800 900
950
METODE BERTAHAP

Tarif BOP = Budget BOP (setelah alokasi)


Taksiran BOP (JKL)

 Tarif BOP departemen A = 44.750.000 = Rp 24.861/JKL


1.800
 Tarif BOP departemen B = 54.850.000 = Rp 56.684/JKL
950
METODE BERTAHAP
1 X --> Y 550 x 11.000.000 = 1.359.551 Taksiran jam Taksiran Taksiran jumlah
4.450 Departemen kerja langsung luas lantai jam kerja
X - 650 m2 1.400
2 X --> A 1.300 x 11.000.000 = 3.213.483 Y - 550 m2 900
4.450 A 1.700 1.300 m2 3.000
B 1.000 2.600 m2 1.500
3 X --> B 2.600 x 11.000.000 = 6.426.966 2.700 5.100 m3 6.800
4.450

ABAIKAN DULU!!
4 Y --> A 3.000 x 9.259.551 = 6.173.034
4.500

5 Y --> B 1.500 x 9.259.551 = 3.086.517


4.500
METODE BERTAHAP
 Alokasi BOP sesungguhnya

Departemen Jasa Departemen Produksi


X Y A B
BOPS sebelum alokasi 11.000.000 7.900.000 38.400.000 43.700.000
Alokasi BOP
Departemen X (11.000.000) (1) 1.359.551 (2) 3.213.483 (3) 6.426.996
Sub total - 9.259.551
Departemen Y - (9.259.551) (4) 6.173.034 (5) 3.086.517
BOPS setelah alokasi - - 47.786.517 53.213.513
METODE BERTAHAP

Jumlah BOP dibebankan


Departemen A = 24.861 x 1.700 = 42.263.700
Departemen B = 56.684 x 1.000 = 56.684.000
METODE BERTAHAP

Jurnal untuk mencatat BOP dibebankan


Mencatat BOP dibebankan
PBDP- departemen A 42.263.700 -
BOP dibebankan - dept A - 42.263.700

PBDP- departemen B 56.684.000 -


BOP dibebankan - dept B - 56.684.000
METODE BERTAHAP
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
BOPS - departemen X 11.000.000 -
Macam2 rek kredit - 11.000.000

BOPS - departemen Y 9.259.551 -


Macam2 rek kredit - 9.259.551

BOPS - departemen A 38.400.000 -


Macam2 rek kredit - 38.400.000

BOPS - departemen B 43.700.000 -


Macam2 rek kredit - 43.700.000
METODE BERTAHAP
Jurnal untuk mencatat alokasi BOP sesungguhnya
BOPS - departemen Y 1.359.551
BOPS - departemen A 3.213.483 -
BOPS - departemen B 6.426.966 -
BOPS- departemen X - 11.000.000

BOPS - departemen A 6.173.034 -


BOPS - departemen B 3.086.517 -
BOPS- departemen Y - 9.259.551
METODE BERTAHAP
Jurnal untuk menutup BOP
BOP dibebankan - dept A 42.263.700 -
Selisih BOP - dept A 5.522.817 -
BOPS- dept A - 47.786.517

BOP dibebankan - dept B 56.684.000 -


Selisih BOP - dept B - 3.470.487
BOPS- dept B - 53.213.513

Jurnal untuk menutup selisih BOP


HPP 5.522.817 -
Selisih BOP - dept A - 5.522.817
Selisih BOP - dept B 3.470.487 -
HPP - 3.470.487

Anda mungkin juga menyukai