Disusun Oleh
LINA INDRIYATI
C 02 08 006
I. Konsep Biaya
1.1. Konsep Dasar Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi,
sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak
dan sebagainya. Ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dengan akuntansi
yang lain adalah kajian datanya. Akuntansi biaya mengkaji data biaya untuk
digolongkan, dicatat, dianalisis dan dilaporkan dalam laporan informasi akuntansi.
Akuntansi biaya pernah dianggap hanya berlaku dalam perusahaan
manufaktur, tetapi pada saat ini setiap jenis dan ukuran organisasi memperoleh
manfaat dari penggunaan akuntansi biaya. Misalnya akuntansi biaya yang digunakan
institusi keuangan, perusahaan transportasi, firma jasa profesional, rumah sakit,
lembaga pendidikan serta aktivitas pemasaran dan administratif dalam perusahaan
manufaktur.
1.2. Pengertian Akuntansi Biaya
Ditinjau dari aktivitasnya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan
penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta
menafsirkan hasilnya. Apabila ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat
dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.
1.3. Peranan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan atas nilai
persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang dilaporkan di
laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen untuk pengambilan keputusan menjadi sekedar data biaya produk
guna memenuhi aturan pelaporan eksternal. Definisi yang terbatas seperti itu tidak
sesuai untuk masa sekarang dan tidak cukup menggambarkan kegunaan informasi
biaya. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk
aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan
efisiensi serta membuat keputusan yang bersifat rutin dan strategis. Pengumpulan,
Materi Akuntansi Biaya II 2
presensi dan analisis dari informasi mengenai biaya dan keuntungan akan
membantu manajemen menyelesaikan tugas berikut:
a) Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam
kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. Suatu
aspek penting dari rencana adalah potensi untuk memotivasi manusia untuk
berkinerja secara konsisten dengan tujuan perusahaan.
b) Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian
aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas.
c) Mengendalikan kualitas fisik dari persediaan dan menentukan biaya dari setiap
produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penerapan harga dan evaluasi
kinerja dari suatu produk, departemen atau divisi.
d) Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode akuntansi atau
untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menemukan nilai
persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan
eksternal.
e) Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang,
yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.
Tujuan
Membantu manajer mengambil Mengkomunikasikan posisi
informasi
keputusan untuk memenuhi
keuangan organisasi ke pihak
tujuan
organisasi eksternal
2. Perilaku Biaya
2.1. Klasifikasi Biaya
Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung
pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis.
Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atau biaya umumnya
akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel
atau biaya semivariabel.
2.2. Biaya Tetap
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun sepanjang kapasitas normal. Meskipun
beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat
variabel dalam jangka panjang. Satu jenis biaya tertentu sebaiknya diklasifikasikan
sebagai biaya tetap hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas. Rentang aktivitas
yang terbatas ini sering disebut rentang yang relevan (relevant range). Total biaya
tetap akan berubah di luar rentang aktivitas yang relevan (kapasitas normal).
Beberapa pengeluaran bersifat tetap karena kebijakan manajemen misalnya
tingkat iklan dan jumlah sumbangan sosial yang ditentukan oleh manajemen dan
tidak terkait langsung dengan aktivitas penjualan atau produksi. Pengeluaran yang
demikian kadang-kadang disebut sebagai beban tetap diskresioner (discretionary
Berikut ini adalah contoh laporan harga pokok penjualan (schedule of cost of
goods sold):
PT MUMU
Direct material:
xx
Direct material inventory, January 1 x
xx
Add: purchase of direct material (net) x
xx
Direct material available for used x
Deduct: direct material inventory, December 31 (xxx)
xx
Direct material used x
xx
Direct labor: x
Manufacturing overhead:
xx
Indirect material used x
xx
Indirect labor x
Depreciation expense of plant and plant xx
Biaya yang terjadi di bagian penjualan dan pemasaran atau bagian umum
dan administrasi tidak digolongkan sebagai biaya produksi, karena biaya-biaya
tersebut tidak dikeluarkan/ digunakan dalam proses produksi sehingga tidak termasuk
ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya yang terjadi di bagian penjualan dan
pemasaran atau bagian umum dan administrasi termasuk ke dalam biaya periode
(period cost) / beban komersial (commercial expense) / total beban operasi (total
operating expense) yaitu biaya-biaya yang terkait secara tidak langsung dengan
akuisisi atau produksi barang.
Biaya periode adalah semua biaya yang dibebankan berdasarkan periode
yang tidak terkait dengan penjualan produk, dicantumkan pada laporan laba rugi
sebagai beban operasi. Biaya periode akan diperlakukan sebagai beban periode
Dr. Material xx
Cr. Cash xx
Cr. Material xx
Dr. Payroll xx
Cr. Cash xx
d)
Pada saat pembebanan/ distribusi gaji:
Cr. Payroll xx
Cr. Cash xx
a) Bagian produksi menentukan rute (routing) untuk setiap produk atau variasi
produk, yang merupakan urutan operasi yang akan dilakukan, dan sekaligus
Materi Akuntansi Biaya II 15
menentukan daftar bahan baku yang diperlukan (bill of material), yang
merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan
operasi tersebut.
b) Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama darimana
rincian mengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.
c) Surat permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan agen
pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
d) Surat pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah
yang harus dikirimkan.
e) Laporan penerimaan barang (receiving report) mengesahkan jumlah yang
diterima dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
f) Bukti permintaan bahan (material requisition form) memberikan wewenang bagi
gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke
departemen tertentu pada waktu tertentu.
g) Kartu catatan bahan baku (material record cards) mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan
persediaan perpetual.
4.3. Pembelian Bahan Baku
Umumnya perusahaan atau organisasi besar memiliki departemen
pembelian yang berfungsi melakukan pembelian bahan baku yang diperlukan untuk
produksi. Manajemen bagian pembelian bertanggung jawab atas kualitas bahan
baku yang dibeli yaitu telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan dengan harga yang murah dan diterima tepat waktu. Ada tiga dokumen
yang digunakan dalam pembelian bahan baku yaitu:
Keterangan:
LT = Lead time
Persediaan pengaman adalah persediaan yang disimpan setiap saat, terlepas dari
kuantitas persediaan yang dipesan dengan menggunakan model Economic Order Quantity.
Jika jumlah persediaan pengaman lebih besar daripada yang dibutuhkan maka biaya
penyimpanan akan menjadi tinggi. Jika jumlah persediaan pengaman terlalu kecil maka
kehabisan persediaan akan seringkali terjadi dan mengakibatkan ketidaknyamanan,
gangguan dan tambahan biaya. Tingkat persediaan pengaman yang optimal adalah
kuantitas persediaan pengaman yang meminimasi jumlah biaya kehabisan persediaan
tahunan dan biaya penyimpanan yang relevan. Persediaan pengaman digunakan sebagai
Contoh 1:
* Pemakaian bahan per minggu 175 unit (tidak ada variasi pemakaian karena tidak ada
data pemakaian maksimum dan pemakaian minimum). Lead time normal 4 minggu
namun dapat delay sampai 9 minggu.
* Saldo persediaan bahan di gudang saat ini 2.800 unit (tidak ada pemakaian selama
perhitungan).
* Economic Order Quantity 2.090 unit.
Diminta:
a. Hitunglah reorder point dalam unit dan dalam waktu!
b. Hitunglah persediaan maksimum sesaat setelah pesanan EOQ datang tepat waktu!
Jawab:
a. ROP = LTQ + SSQ
= (175 unit × 4 minggu) + (175 unit × 5 minggu)
= 1.575 unit à ini berarti saat persediaan di gudang tinggal 1.575 unit, perusahaan harus
melakukan pesanan kembali
Perlu diingat bahwa dalam banyak bisnis seringkali pemakaian normal sulit ditentukan
karena pemakaian bahan sangat tergantung pada skedul produksi dan strategi pemasaran
perusahaan.
Contoh 2:
* Pemakaian bahan normal per minggu 175 unit.
* Pemakaian bahan maksimum per minggu 210 unit.
* Pemakaian bahan minimum per minggu 150 unit.
* Lead time normal 4 minggu namun dapat delay sampai 9 minggu.
* Saldo persediaan bahan di gudang saat ini 2.800 unit (tidak ada pemakaian selama
perhitungan).
* Economic Order Quantity 2.090 unit.
Diminta:
a. Hitunglah reorder point dalam unit dan dalam waktu!
b. Hitunglah persediaan maksimum sesaat setelah pesanan EOQ datang tepat waktu
dengan asumsi selama pemesanan pemakaian bahan yang terjadi secara normal!
Jawab:
a. LTQ = (175 unit × 4 minggu) = 700 unit
SSQ = Normal usage for 5 weeks delay + Usage variation
= 1.415 unit
CU×CC
Keterangan:
pemakaian)
Persediaan maksimum absolut = EOQ + SSQ (termasuk variasi
pemakaian)
Lead time quantity = Pemakaian normal × Lead time
normal
Safety stock quantity = (Pemakaian normal × Jangka waktu
delay)) + Variasi pemakaian
Usage variation = (Pemakaian maksimum –
Pemakaianminimum) ×
Lead time maximum
Reorder point = LTQ + SSQ
Jawab:
Unit penjualan 8.500 unit
Persediaan barang jadi akhir 500 unit
9.000 unit
Persediaan barang jadi awal (1.000) unit
Unit produksi 8.000 unit
Kebutuhan bahan adalah 24.000 unit (3 unit bahan baku × 8.000 unit produksi)
EOQ = 2×24.000×Rp750.000 =6.000 unit
Rp10.000×10%
Tabel 4.1. Perbandingan total biaya yang dikeluarkan untuk jumlah unit pesanan
tertentu (dalam ribuan Rupiah)
Unit 1.000 3.000 4.000 6.000 8.000 12.000 24.000
Pesanan 24x 8x 6x 4x 3x 2x 1x
Persediaan 10.000 30.000 40.000 60.000 80.000 120.000 240.000
Persediaan rata- 5.000 15.000 20.000 30.000 40.000 60.000 120.000
rata
Ordering cost 18.000 6.000 4.500 3.000 2.250 1.500 750
(750 × 4)
Carrying cost 500 1.500 2.000 3.000 4.000 6.000 12.000
Total cost 18.500 7.500 6.500 6.000 6.250 7.500 12.750
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pemesanan dalam jumlah 6.000 unit
(sesuai dengan hasil perhitungan EOQ dalam contoh di atas) dengan 4 kali frekuensi
pemesanan, mengeluarkan total biaya yang paling minimum.
c) Jika jumlah pesanan besar maka harga pembelian dapat didiskon. Pengiriman dalam
jumlah besar juga dapat menghemat beban angkut. Perubahan-perubahan ini
menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah, dan dengan demikian dapat mengubah
perhitungan EOQ. Pembelian dalam jumlah besar juga mengubah frekuensi
pemesanan dan dengan demikian mengubah total biaya pemesanan serta melibatkan
investasi yang lebih besar dalam persediaan, yang semuanya mempengaruhi
perhitungan EOQ
Dr. Payroll xx
Cr. Cash xx
Cr. Cash xx
Cr. Payroll xx
Contoh soal:
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan per tanggal 25 Mei 2015, diketahui total
beban gaji yang harus dibayar pada tanggal 1 Juni 2015 adalah sebesar Rp 9.000.000
dengan
Ph 21 sebesar 5%. Perincian gaji adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh, jika estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp 300.000 dan
Rp 300.000
× 100% = 120%
Rp 250.000
Jadi, setiap produk yang selesai dibuat dibebani biaya overhead pabrik sebesar 120%
dari biaya bahan bakunya. Metode ini terbatas penggunaannya karena di dalam
banyak kasus tidak ada hubungan erat antara biaya bahan baku dari suatu produk dan biaya
overhead pabrik yang terjadi.
Misalnya, untuk tahun yang akan datang estimasi biaya overhead pabrik sebesar
Rp 300.000 dan estimasi biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 300.000. Tarif biaya
overhead pabrik adalah:
Rp 300.000
Rp 300.000 × 100% = 100%
Setiap pesanan atau produk yang menyerap biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 1
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 1 pula. Adapun biaya tenaga kerja
langsung dihitung dengan mengalikan jam kerja langsung yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tarif upah per jam yang ditentukan. Semakin banyak
Materi Akuntansi Biaya II 37
jam kerja yang digunakan, semakin besar biaya tenaga kerja langsung dan semakin besar
pula biaya overhead pabrik yang dibebankan. Metode ini mempunyai beberapa kelemahan
antara lain sebagai berikut:
a) Biaya overhead pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai produk. Nilai yang
ditempatkan seringkali tidak mempunyai hubungan yang erat dengan biaya tenaga
kerja langsung, misalnya biaya penyusutan.
b) Jumlah biaya tenaga kerja mencakup upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang
ada di dalam perusahaan, sehingga dalam metode ini dapat terjadi distribusi beban
biaya overhead pabrik kepada produk secara tidak tepat.
6.4.3.4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Apabila jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan, maka tarif
biaya overhead pabrik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Apabila estimasi biaya overhead pabrik untuk tahun yang akan datang
sebesar Rp 300.000 dan jumlah jam kerja langsung ditaksir 200.000 jam, maka tarif
biaya overhead pabrik atas dasar jam kerja langsung adalah Rp 1,5 per jam kerja
langsung (Rp 300.000 : 200.000). Suatu pekerjaan yang diselesaikan dengan 400
jam kerja langsung akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 600 (400 × Rp
1,5).
6.4.3.5. Jam Mesin
Apabila jam mesin sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Apabila estimasi biaya overhead pabrik untuk tahun yang akan datang
sebesar Rp 300.000 dan jumlah jam mesin ditaksir 300.000 jam, maka tarif biaya
overhead pabrik atas dasar jam mesin adalah Rp 1 per jam mesin (Rp 300.000 :
1. Tingkat kapasitas apa saja yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead
pabrik?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya selisih biaya overhead pabrik ?
3. Bagaimana cara memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya dalam proses
produksi ?
4. Bagaimana menentukan harga suatu produksi dalam perusahaan manufaktur sehingga
harga tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan ?
5. Bagaimana proses pengendalian Biaya Bahan Baku ?
6. Apa yang menyebabkan sehingga terjadi Rusak Produk/ Produk Cacat dan bagaimana
analisis perlakuan akuntansi pada produk tersebut ?
7.