Anda di halaman 1dari 54

BAB 1

PERAN, SEJARAH, DAN TUJUAN


AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi berhubungan dengan data keuangan perusahaan, yang dibedakan
atas :
1. Informasi Akuntansi Keuangan
 Dalam bentuk laporan keuangan, yang ditujukan untuk pihak eksternal
(pemegang saham, kreditur, bank, kantor pajak, pemerintah, dan lain-lain).
2. Informasi Akuntansi Manajemen
 Untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan, biasanya berkisar pada biaya, dan berkaitan dengan
budget yang merupakan alat perencanaan dan pengendalian manajemen.

Akuntansi Akuntansi
Keuangan Manajemen

Berdasarkan Akun- Berdasarkan


. .
Standar tansi Prinsip
Akuntansi Biaya Manajemen,
Keuangan Sesuai
(SAK) Kebutuhan

Hubungan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Biaya

Keterangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Pengguna Eksternal Internal
Tujuan - Melaporkan kinerja masa lalu - Memberi informasi untuk keputusan
internal
- Menyediakan basis kontrak untuk - Umpan balik dan kendali atas kinerja
pemilik dan peminjam operasi
Waktu Diundur, historis Saat ini, orientasi masa depan
Batasan Ada regulasi : PABU dan Pemerintah Tidak ada regulasi : ditentukan oleh
manajemen untuk pemenuhan kebutuhan
strategis dan operasi
Jenis Informasi Hanya pengukuran keuangan Pengukuran keuangan, ditambah operasi
dan fisikal atas proses, teknologi,
pemasok, pelanggan dan pesaing.
Sifat Informasi Objektif, dapat diaudit, dapat - Lebih subjektif, dapat dikritisi;
dipercaya, konsisten, lengkap.
- Valid, relevan, dan akurat.
Ruang Lingkup Sangat teragregasi ; melaporkan Tidak teragregasi ; menginformasikan
organisasi secara keseluruhan. keputusan dan tindakan lokal.

1
Manajer dan Keputusan
Seluruh organisasi menghadapi masalah alokasi sumberdaya, yang diselesaikan melalui
pengambilan keputusan manajerial. Dalam suatu organisasi, kekuasaan untuk membuat
keputusan didelegasikan kepada manajer.

Perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas fundamental. Setelah manajemen


menetapkan tujuan-tujuan umum, maka manajemen akan berupaya mencapai tujuan-
tujuan tersebut melalui pengambilan keputusan sehari-hari.

Keputusan sehari-hari biasanya melibatkan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas


sebagai berikut :
 Mengorganisasikan pekerjaan
 Memperoleh sumberdaya
 Mengalokasikan sumberdaya
 Mengkoordinasikan dan menyelia karyawan
 Memonitor aktivitas perusahaan dan hasil-hasil pekerjaan.
Jika diambil polanya, maka aktivitas di atas terdiri atas dua kegiatan, yaitu :
perencanaan dan pengendalian.

Seluruh aktivitas perencanaan dan pengendalian melibatkan pengambilan keputusan.


Dalam kenyataan, kontribusi utama seorang manajer adalah pengambilan keputusan,
disamping kepemimpinan dan motivasi terhadap karyawan.

Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, oleh karenanya sering
menyita waktu. Pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi sebagai dasar.
Oleh karena itu akuntansi manajemen diharapkan mampu menyediakan informasi yang
membantu manajer dalam membuat keputusan yang baik, yang mengandung unsur :
 Orientasi ke masa depan;
 Fokus pada keputusan bisnis.

Enam Tahap Sistematis dalam Pengambilan Keputusan:


1. Mengenal dan Mendefinisikan Masalah
 Pengenalan dapat diperoleh karena tujuan tidak tercapai. Langkah selanjutnya
adalah mendefinisikan masalah tersebut, dengan demikian diperlukan
pengumpulan data.
2. Menentukan Rangkaian Tindakan Alternatif
 Semua alternatif pemecahan masalah yang feasible harus didaftarkan.
3. Mengevaluasi Alternatif
 Dalam evaluasi sangat memungkinkan hasil-hasil dihitung menurut kriteria,
namun tidak berarti bahwa semua pengambilan keputusan harus dengan
persamaan matematis.
4. Memilih Alternatif Terbaik
 Dari seluruh alternatif yang ada dipilih alternatif terbaik sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada.
5. Pelaksanaan Keputusan
 Setelah alternatif terbaik dipilih, selanjutnya adalah mengimplementasikan
pilihan tersebut.

2
6. Analisis dan Pengendalian
 Setelah keputusan dilaksanakan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil yang diharapkan. Perbedaan (selisih) tersebut dapat digunakan untuk:
 Melakukan tindakan perbaikan;
 Memperbaiki keputusan yang akan datang.

Peran Akuntan Manajemen


Pada kebanyakan organisasi, peran akuntan manajemen adalah sebagai :
1. Pemecahan masalah (melakukan analisis komparatif dalam pengambilan
keputusan).
2. Memelihara catatan skor (mengumpulkan data dan melaporkan hasil yang dapat
diandalkan).
3. Mengarahkan perhatian (membantu manajer agar memfokuskan perhatian secara
benar).

SEJARAH SINGKAT AKUNTANSI MANAJEMEN

Bukti sejarah menjelaskan bahwa pembangunan dan evolusi sistem akuntansi


manajemen digerakkan oleh kebutuhan akan informasi untuk mempromosikan
kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Akhir abad ke-19


Kereta api adalah industri modern pertama yang membangun dan menggunakan banyak
statistik keuangan dalam menilai kinerja organisasinya.

Pada saat itu, para manajer kereta api mengimplementasikan suatu sistem biaya yang
besar dan kompleks, yang memungkinkan mereka menghitung biaya pengangkutan
berbagai jenis barang, seperti batu bara dan besi. Informasi tersebut mendukung
peningkatan efisiensi dan penetapan harga kereta api.

Akhir tahun 1920-an


Evolusi praktik akuntansi manajemen menjadi lebih pelan, karena ketertarikan lebih
terfokus pada membangun dan menyiapkan laporan keuangan untuk memenuhi
kebutuhan peraturan baru mengenai pelaporan eksternal sebagai akibat dari kegagalan
pasar saham.

Tahun 1970-an
Ketika perusahaan Amerika dan Eropa berada dalam tekanan hebat dari perusahaan
otomotif Jepang, ketertarikan beralih pada penyusunan sistem akuntansi manajemen
yang lebih komprehensif, yang melaporkan dimensi-dimensi strategis, seperti kualitas
dan pelayanan, bukan hanya kinerja biaya dari suatu unit organisasi.

3
Akhir abad ke-20
Inovasi dalam sistem pengukuran biaya dan kinerja didesain.

Sejarah akuntansi manajemen menunjukkan dua karakteristik :


1. Dalam organisasi yang memiliki kinerja tinggi, inovasi dalam praktik akuntansi
manajemen digerakkan oleh kebutuhan informasi akan perubahan strategi.
2. Inovasi akuntansi manajemen biasanya dibangun oleh manajer, bukan oleh akuntan
profesional. Akuntansi manajemen harus bersifat pragmatis, mampu memenuhi
kebutuhan informasi yang unik, dan memberikan nilai tambah bagi organisasi.

TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang
menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai
proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.

Proses dapat dijelaskan sebagai suatu aktivitas :


 Collecting (pengumpulan);
 Measuring (pengukuran);
 Storing (penyimpanan);
 Analysis (analisis);
 Reporting (pelaporan);
 Managing (pengelolaan).

Keluaran dapat berupa :


 Laporan khusus;
 Biaya produk;
 Biaya pelanggan;
 Anggaran;
 Laporan kinerja;
 Komunikasi personal.

4
Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Model operasional sistem informasi akuntansi manajemen dapat dijelaskan melalui
gambar sebagai berikut :

Pengumpulan Laporan Khusus


Pengukuran Biaya Produk
Penyimpanan Biaya Pelanggan
Analisis Anggaran
Peristiwa Pelaporan Laporan Kinerja
Ekonomi Pengelolaan Komunikasi Personal

Masukan Proses Keluaran

Pengguna

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang
menjelaskan sifat dari masukan atau proses – bahkan keluarannya. Kriteria tersebut
fleksibel dan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai manajemen.

Tiga tujuan utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut :
 Menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya jasa produk dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
 Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
 Menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

5
KASUS :
Memilih Alternatif Terbaik

Kasus 1

Mempertahankan Pabrik Menutup Pabrik

Penjualan 200.000 -
Beban Variabel (40.000) -
Beban Tetap (200.000) (200.000)
-----------------------------------------------------------------------
Laba Bersih (40.000) (200.000)

Mempertahankan pabrik atau menutup pabrik ?

Kasus 2

Saham Saham Biasa


Uraian
Biasa plus Obligasi
Obligasi (11%) - 20.000.000
Saham Biasa (4.000.000 lembar saham) 100.000.000 100.000.000
Total 100.000.000 120.000.000

Laba
Laba sebelum pajak dan bunga 37.000.000 44.400.000
Bunga Obligasi - 2.200.000
Laba sebelum pajak 37.000.000 42.200.000
Pajak penghasilan (46%) 17.020.000 19.412.000
Laba bersih 19.980.000 22.788.000
Hasil pengembalian atas modal sendiri 19,98% 22,79%
EPS 5,00 5,70
Dividen (pembayaran 40%) 2,00 2,28
Pembiayaan dengan saham biasa saja, atau saham biasa plus obligasi?

6
BAB 2
KONSEP DASAR BIAYA

BIAYA DAN BEBAN

Sering istilah “biaya” digunakan sebagai sinonim “beban”. Tetapi, beban dapat
didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli persediaan secara tunai. Artinya, sumber
daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan, sehingga aktiva bersih tidak
terpengaruh atau tidak ada beban yang diakui. Ketika perusahaan menjual persediaan
tersebut, biaya dari perolehan persediaan tersebut akan dibukukan sebagai beban di
laporan laba rugi, yang akan ditandingkan dengan nilai penjualannya.

Dengan demikian aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban. Setiap
beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban.

OBYEK BIAYA

Obyek biaya (cost object) atau tujuan biaya (objective cost) didefinisikan sebagai: suatu
item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur.

Contoh item dan aktivitas yang dapat menjadi obyek biaya adalah :
 Produk
 Batch dari unit sejenis
 Pesanan pelanggan
 Kontrak
 Lini produk
 Proses
 Departemen
 Divisi
 Proyek
 Tujuan strategis

Karena sistem akuntansi biaya bersifat multi dimensi, maka selain membebankan biaya
ke setiap unit produksi, perusahaan juga perlu untuk merencanakan dan mengendalikan
biaya yang menjadi tanggung jawab manajer individual, departemen, geografis atau
fungsional.

7
DIRECT COSTING DAN FULL COSTING

Direct Costing (istilah lainnya adalah variable costing) merupakan metode


penghitungan harga pokok produksi dengan hanya membebankan biaya variabel saja.

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan membebankan
seluruh biaya produksi, baik yang variabel maupun yang tetap.

Dalam direct costing, biaya tetap (fixed cost) tidak dimasukkan sebagai harga pokok
persediaan, sebab direct costing mempunyai argumen bahwa kalau biaya tetap
dimasukkan sebagai biaya produksi, maka jika di akhir tahun terdapat persediaan,
persediaan ini akan di bawa ke tahun berikutnya sebagai persediaan awal, sehingga
biaya tetap yang ditentukan (dibayar) seluruhnya di tahun sebelumnya akan dibebankan
lagi ke tahun berikutnya.

Bedakan antara Direct Costing dengan Direct Cost :


Direct Cost adalah biaya yang bisa dihubungkan langsung dengan obyeknya. Misalnya,
Biaya Upah Tenaga Kerja di Departemen A, maka ini disebut sebagai Biaya Langsung
Departemen A.

KLASIFIKASI BIAYA - HUBUNGANNYA DENGAN VOLUME PRODUKSI

Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produksi
atau output, sementara yang lainnya tetap.

Biaya Variabel
 Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan
aktivitas dalam rentang yang relevan.
 Biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan
berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.

Biaya Tetap
 Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.
 Biaya tetap per unit akan semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas
dalam rentang yang relevan.

Biaya Semi Variabel


Beberapa biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel, contohnya biaya listrik.
Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap, sedangkan
listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi
tergantung pada penggunaan peralatan.

8
KLASIFIKASI BIAYA - HUBUNGANNYA DENGAN PRODUK

Dalam perusahaan manufaktur, total biaya operasi dapat diklasifikasikan ke dalam dua
jenis, yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial.

Gambar di bawah ini mengilustrasikan pengklasifikasian total biaya operasi ke dalam


biaya manufaktur dan biaya komersial.
Gambar : Klasifikasi Biaya – Hubungannya dengan Produk

Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung = Biaya Utama

Bahan Baku Tidak


Langsung + Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Tidak Langsung Lainnya = Overhead Pabrik
Perlengkapan Pabrik Supervisi Sewa
Pelumas Pengawas Asuransi kebakaran
Inspeksi Beban penyusutan
Pemeliharaan dan
Gaji pegawai pabrik erbaikan
Pekerjaan defektif Listrik
Pekerjaan eksperimental Pemanas
Alat-alat kecil

Biaya
Manufaktur

Beban Pemasaran + Beban Administratif


Gaji tenaga penjualan Gaji bagian administratif dan kantor
Periklanan Sewa
Sampel Beban Audit
Beban Perjalanan Pajak Properti
Telepon Telepon
Alat tulis dan cetakan Alat tulis dan cetakan
Beban Penyusutan Beban Penyusutan

Beban Komersial

Total Biaya
Operasi

9
Contoh Soal:

1. Konsep Dasar Biaya


Berikut data yang diambil dari neraca PT Safina per 31 Desember :
2016 2017
Persediaan Bahan Baku 60,000 92,000
Persediaan WIP 35,000 38,000
Persediaan Barang Jadi 46,000 36,400
Hutang Gaji Karyawan Pabrik 6,200 4,800
Piutang Bunga Wesel 240 160

Sedangkan data berikut dari Laba Rugi 2011 :


Pemakaian Bahan Baku 600,000
COGS 1,840,000
Upah Buruh Pabrik 550,000
Pendapatan Bunga 800

Hitunglah :
1 Bahan Baku yang dibeli selama tahun 2017
2 Cost of Goods Manufactured tahun 2017
3 Upah Buruh yang dibayar selama tahun 2017
4 Bunga yang diterima dari wesel tahun 2017

Jawab :
1 Bahan Baku yang dibeli selama tahun 2017
Persediaan bahan baku 31 Des 2017 92,000
Bahan baku yang dipakai 600,000
Persediaan bahan baku 31 Des 2016 (60,000)
Pembelian Bahan Baku 632,000

2 Cost of Goods Manufactured tahun 2017


Persediaan barang jadi 31 Des 2017 36,400
Harga pokok barang dijual 2017 1,840,000
Persediaan barang jadi 31 Des 2016 (46,000)
Harga Pokok Barang Diproduksi 1,830,400

3 Upah Buruh yang dibayar selama tahun 2017


Hutang gaji 31 Des 2016 6,200
Upah buruh 2017 550,000
Hutang gaji 31 Des 2017 (4,800)
Upah yang Dibayar 551,400

10
4 Bunga yang diterima dari wesel tahun 2017
Piutang Bunga 31 Des 2016 240
Pendapatan bunga 2017 800
Piutang bunga 31 Des 2017 (160)
Uang yang Diterima 880

2. Direct Costing dan Full Costing

Berikut data biaya produksi dan persediaan PT Ghania tahun 2017 :

Produksi 100,000 unit


Produk terjual dari produksi tahun 2017 70%
Biaya Bahan Baku Rp. 2,000,000
Upah Langsung Rp. 2,600,000
FOH Variabel Rp. 1,500,000
FOH Tetap Rp. 750,000

Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan menggunakan :


1 Metode Direct Costing
2 Metode Full Costing

Jawab :
1 Metode Direct Costing
Bahan baku 2,000,000
Upah Langsung 2,600,000
FOH Variabel 1,500,000
Biaya Produksi 6,100,000
Unit diproduksi 100,000
Biaya Produksi per Unit 61.00

Persediaan akhir = 30% x 100,000 = 30,000

Nilai persediaan akhir = Rp. 1,830,000

11
2 Metode Full Costing
Bahan baku 2,000,000
Upah Langsung 2,600,000
FOH Variabel 1,500,000
FOH Tetap 750,000
Biaya Produksi 6,850,000
Unit diproduksi 100,000
Biaya Produksi per Unit 68.50

Persediaan akhir = 30% x 100,000 = 30,000

Nilai persediaan akhir = Rp. 2,055,000

12
BAB 3
PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

AKTIVITAS DAN PERILAKU BIAYA

Pengetahuan tentang perilaku biaya akan memungkinkan bagi seorang manajer untuk
mengukur besarnya perubahan biaya yang diakibatkan oleh perubahan aktivitas.

Tingkat aktivitas adalah pengeluaran sumber daya untuk satu aktivitas dibagi oleh
kapasitas aktivitas praktis.

Perilaku biaya akan menggambarkan bahwa :


 Biaya berubah seiring dengan perubahan output;
 Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai cara.

PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN

Beberapa perusahaan membebankan biaya campuran kepada kategori biaya tetap atau
variabel tanpa menggunakan metodologi formal untuk memisahkannya.
Beberapa metode yang digunakan untuk memisahkan biaya campuran (semi variabel)
adalah :
1. Metode Tinggi-Rendah (High-Low Method)
2. Metode Scatterplot.
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

1. Metode Tinggi-Rendah (High-Low Method)


 Adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan
terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan
untuk menghitung parameter pemitas dan kemiringan.
 Titik tinggi adalah sebagai titik dengan output atau aktivitas tertinggi.
 Titik rendah adalah sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas
terendah.
 Keunggulan dalam objektivitas.
 Kelemahannya: mungkin tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi

Persamaan :

Biaya Variabel per Unit = (Biaya Tinggi – Biaya Rendah)


--------------------------------------------
(Output Tinggi – Output Rendah)

dan :

Biaya Tetap = Biaya Tinggi – (Biaya Variabel per Unit x Output Tinggi)

13
atau :

Biaya Tetap = Biaya Rendah – (Biaya Variabel per Unit x Output Rendah)

2. Metode Scatterplot
 Merupakan metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data
dalam suatu grafik.
 Lebih bersifat subjektif .

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)


 Menggunakan semua titik data.
 Lebih akurat dibandingkan metode titik tinggi-rendah maupun scatterplot.
 Metode kuadrat terkecil (least square method) dihitung dengan menggunakan
model regresi.
 Persamaan Regresi Linier Sederhana :

Y = T + V(X)

V = [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑X2 - (∑X)2/n]

T = ∑Y/n - V(∑X/n)

dimana :
Y = Biaya Campuran
T = Biaya Tetap
V = Biaya Variabel
X = Aktivitas

 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)


 Koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan dan kekuatan hubungan,
dengan koefisien -1 < R < +1
 Koefisien determinasi, merupakan pangkat dua dari R, menunjukkan
persentase dari total variabilitas dalam biaya yang dijelaskan oleh
aktivitas, atau seberapa besar biaya dipengaruhi oleh aktivitas.

R2 = V [∑XY - ∑X∑Y/n] / [Y2 - (∑Y)2/n]

14
Contoh soal : Pemisahan Biaya Campuran

15
Diketahui data sebagai berikut :
Biaya Jam
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X
$ 120 10
220 20
320 30
440 40
500 50

Tentukan suatu rumus biaya dengan :


a. Metode Tinggi Rendah
b. Metode Kuadrat Terkecil
c. Metode Scatterplot
Jawab :
a. Metode Tinggi Rendah

V = ( 500 - 120 ) / ( 50 - 10 )
= 380 / 40
= 9.5
T = 500 - ( 9.5 ) ( 50 )
= 500 - 475
= 25
atau

T = 120 - ( 9.5 ) ( 10 )
= 120 - 95
= 25

Persamaan :
Y = 25 + 9.5 X

bukti :

Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 10
Y = 120
Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 50
Y = 500

16
Diketahui data sebagai berikut :
Biaya Jam
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X
$ 120 10
220 20
320 30
440 40
500 50

Tentukan suatu rumus biaya dengan :


a. Metode Tinggi Rendah
b. Metode Kuadrat Terkecil
c. Metode Scatterplot

Jawab :
a. Metode Tinggi Rendah

V = ( 500 - 120 ) / ( 50 - 10 )
= 380 / 40
= 9.5

T = 500 - ( 9.5 ) ( 50 )
= 500 - 475
= 25
atau

T = 120 - ( 9.5 ) ( 10 )
= 120 - 95
= 25

Persamaan :
Y = 25 + 9.5 X

bukti :

Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 10
Y = 120

Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 50
Y = 500

17
b. Metode Kuadrat Terkecil
∑ ∑ ∑ ∑
X Y XY X2 ∑Y
2

10 120 1,200 100 14,400


20 220 4,400 400 48,400
30 320 9,600 900 102,400
40 440 17,600 1,600 193,600
50 500 25,000 2,500 250,000
150 1,600 57,800 5,500 608,800

2 2
V = [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑X - (∑X) /n]

2
V = [ 57,800 - ( 150 . 1,600 ) / 5] / [ 5,500 - 150 / 5]
= 9,800 / 1,000
= 9.8
T = ∑Y/n - V(∑X/n)
= 1,600 / 5 - 9.8 . ( 150 / 5 )
= 320 - 294
= 26
Persamaan :
Y = 26 + 9.8 X
Koefisien Determinasi
R2 = V [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑Y2 - (∑Y)2 /n]

2
9.8 [ 57,800 - 150 . 1,600 / 5] / [ 608,800 - 1,600 / 5]

= 96,040 / 96,800

R2 == V [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑Y2 - (∑Y)2 /n]


99.21%

c. Metode Scatterplot
Biaya Jam Biaya Tetap = 20
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X Biaya Rata-rata = 320
120 10 Biaya Tetap = 20
220 20 Biaya Variabel = 300
320 30
440 40 Biaya Variabel Per Jam = 300
500 50 30

Rata-rata 320 30 = 10

Y = 20 + 10 X

18
600

500

400

300

200

100

-
- 10 20 30 40 50 60

19
BAB 4
PENGANGGARAN UNTUK
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PENGANGGARAN

Penganggaran memainkan peran kunci dalam perencanaan, pengendalian, dan


pengambilan keputusan. Anggaran merupakan suatu rencana yang dituangkan dalam
unit moneter untuk kurun waktu jangka pendek. Anggaran juga meningkatkan
komunikasi dan koordinasi, sebuah peran yang semakin penting ketika suatu organisasi
semakin besar ukurannya.

Anggaran sebaiknya dibuat ketika manfaat yang diharapkan melebihi ekspektasi


biayanya. Manfaat anggaran meliputi :
 Mendorong analisis strategi dan perencanaan;
 Memberikan kerangka kerja untuk menilai kinerja;
 Memotivasi manajer dan karyawan;
 Meningkatkan koordinasi dan komunikasi diantara sub unit dalam perusahaan.

KOMPONEN ANGGARAN

Anggaran Induk (Master Budget)


Merupakan rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara keseluruhan.

Anggaran Operasional (Operational Budget)


Mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, seperti :
penjualan, produksi dan persediaan barang jadi. Hasil akhirnya berupa suatu performa
atau perkiraan laporan laba-rugi.

Anggaran Keuangan (Financial Budget)


Merinci aliran masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara umum. Hasil
akhirnya adalah berupa performa neraca

Pengukuran efektifitas dan efisiensi akan membantu manajer dalam menilai operasi
mereka. Ukuran yang biasa dipakai untuk menilai efektifitas adalah selisih laba operasi,
yaitu besarnya perbedaan antara laba operasi sesungguhnya dengan yang ada pada
anggaran. Operasi dinilai efisien jika perusahaan tidak membuang sumber daya dengan
percuma.

20
Anggaran Induk untuk Perusahaan Manufaktur

Anggaran Induk untuk Perusahaan Dagang

21
1. Anggaran Penjualan

2. Anggaran Produksi

22
BAB 5
KALKULASI BIAYA STANDAR

BIAYA STANDAR

Sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya berdasarkan per unit.
Anggaran unit tersebut adalah :
 Bahan baku
 Tenaga kerja
 Overhead

Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar, dan memecah varian menjadi
komponen harga dan kuantitas, umpan balik yang rinci tersedia bagi manajer dalam
rangka perencanaan dan pengendalian.

Dengan mengidentifikasi standar dan mengukur besarnya penyimpangan, maka manajer


dapat menetapkan pada bagian mana perilaku perubahan atau korektif dibutuhkan.

Varian biaya standar diinvestigasi ketika besarnya dinilai material, dan manfaat dari
penyelidikan dan pengkoreksian penyimpangan tersebut lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.

TIPE STANDAR

 Standar ideal (ideal standards)


 Membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu
beroperasi secara sempurna.
 Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards)
 Dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk
kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna,
dan lainnya.

PENDEKATAN PEMBEBANAN BIAYA MANUFAKTUR

Sistem Perhitungan Bahan Baku Tenaga Kerja BOP

Biaya Aktual Aktual Aktual Aktual

Biaya Normal Aktual Aktual Dianggarkan

Biaya Standar Standar Standar Standar

23
Contoh : Lembar Standar bagi Produk Keripik Jagung Crunchy Chips

Keterangan Standar Standar Standar Total


Harga Penggunaan Biaya
Bahan Baku
Jagung Kuning $ 0,006 18 ons $ 0,108
Minyak Goreng $ 0,031 2 ons $ 0,062
Garam $ 0,005 1 ons $ 0,005
Limau $ 0,400 0,01 ons $ 0,004
Bungkus $ 0,044 1 Bungkus $ 0,044
Total $ 0,223

Tenaga Kerja Langsung


Pengawas $7 0,0070 jam $ 0,049
Operator Mesin $ 10 0,0008 jam $ 0,008
Total $ 0,057

Overhead
Variabel $ 3,850 0,0078 jam $ 0,030
Tetap $ 32,050 0,0078 jam $ 0,250
Total $ 0,280

Biaya Standar/Unit $ 0,560

ANALISIS VARIAN

24
Contoh:
1. Biaya Standar – Analisis Varian Harga

Manajemen PT Omega menentukan suatu standar untuk material langsung sebesar


Rp. 25.00 per unit. Biaya aktual untuk material langsung ini berfluktuasi selama
periode. Dari 20,000 unit yang dibeli, harganya adalah sebagai berikut :
Rp. 24.70 sebanyak 45%
Rp. 24.90 sebanyak 25%
Rp. 25.60 sisanya.
Ditanya : Berapa varian harga material langsung ?

Jawab :

Unit Harga Jumlah


Dibeli Pembelian
9,000 24.70 222,300
5,000 24.90 124,500
6,000 25.60 153,600
500,400

Harga pembelian rata-rata tertimbang per unit :


500,400 = 25.02
20,000

Varian Harga Material Langsung =


( 25.02 - 25.00 ) x 20,000

= 400 (Tidak Menguntungkan)

2. Biaya Standar – Bahan, Upah dan Overhead

PT BAC memproduksi tempat tidur dengan tiga ukuran, Twin, Queen, dan
King. Data berikut telah diakumulasi untuk periode akuntansi tahun 2017 :
Tipe
Twin Queen King
Kuningan diperlukan (kg) 140 180 240
Proyeksi produksi setahun (unit) 300 800 200
Waktu pencetakan per unit (jam) 8 12 16
Waktu perakitan per unit (jam) 6 10 14

Biaya kuningan per kg (Rp) 5

25
Potongan kuantitas untuk kuningan adalah sebagai berikut :
Potongan
Di atas 50,000 kg 10%
Di atas 150,000 kg 15%
Di atas 230,000 kg 20%

Rata-rata gaji per jam adalah (Rp.) :


Karyawan pencetak 14
Karyawan perakit 8

Oleh pabrik yang dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung dan
dianggarkan sebagai berikut (Rp.) :
Overhead Pabrik Variabel, dianggarkan 111,200
Overhead Pabrik Tetap, dianggarkan 222,400

a. Hitunglah Standar berikut untuk masing-masing tipe, untuk tahun 2012 :


1. Harga material langsung per unit
2. Efisiensi material langsung per unit
3. Harga upah langsung per jam
4. Efisiensi (jam) upah langsung per unit
5. Tarif aplikasi overhead pabrik variabel per jam TKL
6. Tarif aplikasi overhead pabrik tetap per jam TKL

b. Hitunglah jumlah biaya standar per unit untuk ketiga jenis ranjang.

26
Jawab :
a. Perhitungan Standar :
1. Standar Harga Material Per Unit :
Perkiraan kuningan dibutuhkan :
Twin 140 x 300 = 42,000
Queen 180 x 800 = 144,000
King 240 x 200 = 48,000
Jumlah 234,000

Harga per kg (Rp.) = 5 x 80% = 4

Standar Harga Material Per Unit :


Twin 140 x 4 = 560
Queen 180 x 4 = 720
King 240 x 4 = 960

2. Standar Efisiensi Material Langsung per Unit :


Twin 140
Queen 180
King 240

3. Harga Upah Langsung per Jam Standar


Twin Pencetakan 8 x 14 = 112
Perakitan 6 x 8 = 48
Jumlah 14 160

Harga Upah Langsung per Jam Standar = 160


14

= 11.43

Queen Pencetakan 12 x 14 = 168


Perakitan 10 x 8 = 80
Jumlah 22 248

Harga Upah Langsung per Jam Standar = 248


22

= 11.27

27
King Pencetakan 16 x 14 = 224
Perakitan 14 x 8 = 112
Jumlah 30 336

Harga Upah Langsung per Jam Standar = 336


30

= 11.20

4. Standar Efisiensi (Jam) Upah Langsung per Unit


Twin 8 + 6 = 14
Queen 12 + 10 = 22
King 16 + 14 = 30

5. Tarif Standar Aplikasi Overhead Pabrik Variabel per Jam TKL


Twin 14 x 300 = 4,200
Queen 22 x 800 = 17,600
King 30 x 200 = 6,000
Jumlah Jam TKL Diharapkan 27,800
Overhead Pabrik Variabel, dianggarkan 111,200

Tarif = 4

6. Tarif Standar Aplikasi Overhead Pabrik Tetap per Jam TKL

Overhead Pabrik Tetap, dianggarkan 222,400


Jumlah Jam TKL Diharapkan 27,800

Tarif = 8
b. Biaya Standar per Unit :
Twin Queen King
Material Langsung 560 720 960
Upah Langsung 160 248 336
Overhead Pabrik
14 x 4 56
14 x 8 112
22 x 4 88
22 x 8 176
30 x 4 120
30 x 8 240
Biaya Standar Per Unit 888 1,232 1,656

28
BAB 6
KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA PER UNIT

Biaya per unit memberikan informasi penting yang dibutuhkan dalam penilaian
persediaan dan penyiapan laporan laba rugi. Selain itu, mengetahui biaya per unit juga
penting dalam pembuatan beberapa keputusan seperti keputusan menerima atau
menolak pesanan khusus, keputusan penawaran, dan sebagainya.

Pengukuran biaya menentukan jumlah satuan mata uang (misal : rupiah) yang
dibutuhkan berkaitan dengan penggunaan sumber daya dalam produksi.

Pembebanan biaya adalah mengaitkan jumlah rupiah, setelah dihitung, dengan unit yang
diproduksi.

TARIF OVERHEAD

Tarif overhead sebenarnya jarang sekali digunakan karena adanya masalah keakuratan
dan ketepatan waktu. Menunggu hingga akhir tahun untuk memastikan keakuratan
sudah tentu tidak dapat diterima karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi
yang tepat waktu.

Ketepatan waktu dan informasi yang didasarkan pada biaya overhead aktual akan
menghadapi banyak kesulitan (masalah keakuratan) karena biaya overhead dikeluarkan
secara tidak seragam dan karena produksi juga mungkin tidak seragam.

Tarif Overhead Pabrik Menyeluruh


Overhead pertama-tama dikumpulkan dalam suatu kelompok tingkat pabrik
menyeluruh, dengan menggunakan penelusuran langsung. Selanjutnya, suatu tarif
overhead akan dihitung dan digunakan untuk pembebanan biaya overhead pada suatu
produk.

Tarif Overhead Departemental


Tahap pertama, pembebanan biaya overhead kepada kelompok departemen produksi
dengan menggunakan penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi.
Tahap kedua, tarif masing-masing departemen digunakan untuk menetapkan biaya
overhead untuk masing-masing produk pada saat produk tersebut melalui masing-
masing departemen.

Aktivitas Overhead Berkaitan Dengan Non Unit


Aktivitas overhead yang berkaitan dengan non unit adalah aktivitas overhead yang
berkorelasi tidak terlalu tinggi dengan ukuran-ukuran volume produksi. Contohnya
antara lain : persiapan, penanganan bahan, pemeriksaan, jumlah pemindahan, jumlah
jam pemeriksaan.

29
PENGEMBANGAN SISTEM ABC

Tahap Pertama :
1. Identifikasi aktivitas
2. Pembebanan biaya ke aktivitas
3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis
4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan kelompok
biaya sejenis
5. Tarif overhead kelompok dihitung

Tahap Kedua :
Biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif
kelompok yang telah dihitung.

Contoh :
Safina Co. membuat dua jenis telepon. Untuk tahun terakhir, dilaporkan data sebagai berikut :

Overhead Dianggarkan ($) 540,000


Aktivitas Diharapkan (Jam TKL) 50,000

Overhead Aktual ($) 600,000


Aktivitas Aktual (Jam TKL) 51,000

Tanpa Kabel Reguler


Unit Produksi 5,000 50,000
Biaya Utama ($) 120,000 900,000
Jam TKL 5,000 46,000

Diminta :
a. Hitung Tarif Overhead yang Ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan Jam TKL.
b. Berapakah Overhead yang Dibebankan ?
c. Berapakah Overhead yang Dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi ?
d. Hitung Biaya Per Unit untuk masing-masing telepon.

Jawab :
a. Tarif Overhead yang Ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan Jam TKL.
540,000 / 50,000 = $ 10.80 per Jam

b. Overhead yang Dibebankan


10.80 x 51,000 = $ 550,800

30
c. Overhead yang Dibebankan terlalu rendah.
600,000 - 550,800 = $ 49,200 terlalu rendah.

d. Biaya Per Unit untuk masing-masing telepon.

Tanpa Kabel Reguler


Biaya Utama 120,000 900,000
Overhead :
10.80 x 5,000 54,000
10.80 x 46,000 496,800
Total Biaya 174,000 1,396,800
Unit 5,000 50,000
Biaya Per Unit 34.80 27.94

31
BAB 7
ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA

Pengertian Analisis Biaya, Volume dan Laba


 Analisis biaya, volume dan laba adalah metode analisis untuk melihat hubungan
antara besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan dan besarnya volume penjualan
serta laba yang diperoleh selama periode tertentu.
 Analisis biaya, volume dan laba membantu manajer untuk membuat keputusan yang
berhubungan dengan 5 (lima) unsur berikut:
1. Harga Produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya variable per unit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual

Margin Kontribusi (Contribution Margin – CM)


 Margin Kontribusi adalah selisih antara nilai penjualan dengan biaya variable.
 Besarnya margin kontribusi per unit yang dapat diperoleh perusahaan akan
menentukan kecepatan perusahaan tersebut untuk : 1) Menutup Biaya Tetap, dan 2)
Menghasilkan Laba.
 Contoh:
PT Mebelindo Pratama memproduksi meja komputer sebanyak 2.300 Unit per
tahun.Harga jual per unit meja komputer adalah Rp 750.000.Untuk memproduksi
meja tersebut dibutuhkan biaya tetap Rp 900.000.000, sedangkan biaya variable per
unit meja tersebut adalah Rp 300.000.
Diminta:
Hitung margin kontribusi dan laba/rugi usaha .tersebut jika produk terjual 1.000
Unit, 1.500 Unit, 2.000 Unit dan 2.200 Unit.
Jawab:

Keterangan Volume
1.000 Unit 1.500 Unit 2.000 Unit 2.200 Unit
Penjualan 750,000,000 1,125,000,000 1,500,000,000 1,650,000,000
Biaya Variabel (300,000,000) (450,000,000) (600,000,000) (660,000,000)
Margin Kontribusi 450,000,000 675,000,000 900,000,000 990,000,000
Biaya Tetap (900,000,000) (900,000,000) (900,000,000) (900,000,000)
Laba/Rugi (450,000,000) (225,000,000) - 90,000,000

Jadi:
Setiap perubahan volume penjualan akan diikuti dengan perubahan biaya variable
total dan menghasilkan margin kontribusi yang berbeda dan akan mempengaruhi
perolehan laba usaha.

32
Titik Impas
 Anggaran Penjualan adalah rencana kerja yang berkaitan dengan aktivitas penjualan
perusahaan selama suatu periode tertentu.
 Titik impas adalah volume penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami keuntungan (mendapat laba) dan juga tidak mengalami kerugian.

Titik Impas (Rp) = Biaya Tetap Total


1 - Biaya Variabel
Penjualan

Titik Impas (Unit) = Titik Impas (Rp)


Harga Jual Per Unit

atau

Titik Impas (Unit) = Biaya Tetap Total


Harga Jual – Biaya Variabel
Contoh:
Berdasarkan soal sebelumnya, hitunglah titik impas (Rp) dan titik impas (unit).
Jawab:
Diketahui:
Harga Jual : Rp 750.000
Biaya Variabel/Unit : Rp 300.000
Biaya Tetap Total : Rp 900.000.000

Perhitungan Titik Impas:

Titik Impas (Rp) = Biaya Tetap Total


1 - Biaya Variabel
Penjualan
= 900.000.000
1 - 300.000
750.000
= 900.000.000
1 - 0.40
= 900.000.000
0.60
= 1,500,000,000

33
Titik Impas (Unit) = Titik Impas (Rp)
Harga Jual Per Unit

= 1,500,000,000

750,000

= 2,000 Unit

Pembuktian:

Keterangan Nominal
Penjualan (2.000 Unit x Rp 750.000) 1,500,000,000
Biaya Variabel (2.000 Unit x Rp 300.000) (600,000,000)
Margin Kontribusi 900,000,000
Biaya Tetap (900,000,000)
Laba/Rugi -

Manfaat Titik Impas


Penjualan impas (Sales BEP) juga memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Batas penjualan yang aman (Margin Of Safety-MOS) yaitu penurunan penjualan
yang boleh terjadi namun tidak mengalami dan tidak memperoleh keuntungan.

Margin Of Safety = Sales Budget - Sales BEP x 100%


Sales Budget

 Indikator Penutupan Usaha (Shut Down Point-SDP) yaitu apakah sebaiknya


perusahaan ditutup apabila biaya variable dan biaya tetap tunai tidak dapat tertutup.

Sales Down Point = FC Cash


1 - VC
S

 Menetapkan target penjualan (Sales Target-ST) yaitu penjualan yang diharapkan


memperoleh laba yang diinginkan (Desire Profit).

Sales Target = FC + Desire Profit


1 - VC
S

34
Contoh:
Budget Valerie Corp. adalah sebagai berikut (dalam $) :
Penjualan : 40.000 Unit 80.000
Biaya Produksi Tetap 20.000
Biaya Pemasaran Tetap 26.000
Biaya Produksi Variabel 19.000
Biaya Pemasaran Variabel 5.000
70.000
Laba Operasi 10.000

Pertanyaan :
a. Buat BEP dalam $.
b. Buat BEP dalam Unit.
c. Buat pembuktiannya.
Jawab :

a. BEP dalam $ = 46.000

1 - 24.000
80.000

= 46.000
0,70

= 65.714 $

b. BEP dalam Unit Harga Jual : 2


VC : 0,60

= 46.000
2 - 0,60

= 46.000
1,40

= 32.857 Unit

Bukti : Sales 32.857 x 2 = 65.714


VC 32.857 x 0,60 = (19.714)
FC (46.000)
Laba 0

35
BAB 8
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

Kualitas dan Pengukuran


 Hakikat Kualitas adalah tingkat kepuasan mengonsumsi atau memakai.
 Konsep kualitas (kepuasan pelanggan) dapat dilihat dalam beberapa segi ukuran
kualitas sbb:
1. Kinerja
2. Estetika
3. Kemungkinan Perbaikan
4. Fitur
5. Kehandalan
6. Lama Pemakaian
7. Tingkat Kesesuaian
8. Kesesuaian dalam Pemakaian
 Model Kualitas dan Pengukura
1. Total Quality management (TQM)
2. Total Quality
3. Kaizen

Konsep Perbaikan Kualitas


 Kualitas menjadi penentu dalam kesusksesan perusahaan
 Akuntan manajemen dapat berperan dalam menghitung biaya, menentukan estimasi
harga, dan menyusun laporan proyeksi maupun laporan rill untuk memotivasi dan
evaluasi usaha peningkatan kualitas perusahaan agar mampu bersaing dengan sehat.
 Konsep Perbaikan Kualitas

Dimensi Perbaikan
Kualitas

Memperbaiki Posisi Meningkatkan Output


Persaingan Tanpa Kerusakan

Pangsa Pasar Harga Jual


Lebih Tinggi Lebih Tinggi

Meningkatkan Meningkatkan Laba Mengurangi Biaya


Penjualan Operasi

36
Biaya Kualitas
 Biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk
kualitasnya
 Berhubungan dengan kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan
 Komponen biaya kualitas:
Biaya Pencegahan
Biaya Pengendalian

Biaya Penilaian
Biaya
Kualitas

Biaya Kegagalan Internal


Biaya Kegagalan
Biaya Kegagalan Eksternal

1. Biaya Pengendalian
 Biaya Pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan pengendalian.
 Kegiatan pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk.
 Biaya pengendalian terdiri dari : biaya pencegahan dan biaya penilaian.
a. Biaya Pencegahan
 Biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas buruk pada produk atau
jasa yang dihasilkan.
 Contoh: Biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas,
perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi
pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji lapangan dan peninjauan
desain
b. Biaya Penilaian
 Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah
sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
 Contoh: biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan
kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk,
penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemeriksaan dan
pengujian), dan pengesahan dari pihak luar.

37
2. Biaya Kegagalan
 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya
kegiatan karena kegagalan
 Kegiatan karena kegagalan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
atau oleh pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk
 Biaya kegagalan terdiri dari: biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
a. Biaya Kegagalan Internal
 Biaya-biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang dihasilkan
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan
 Merupakan kegagal yang dideteksi oleh kegiatan penilaian
 Contoh : sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin,
pemeriksaan ulang, pengujian ulang, perubahan desain
b. Biaya Kegagalan Eksternal
 Biaya-biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan
gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan
pelanggan setelah produk tersebut disampaikan kepada pelanggan
 Contoh : retur dan potongan penjualan, biaya garansi, perbaikan,
tanggung jawab hukum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan,
hilangnya pangsa pasar

 Klasifikasi dan Pengukuran Biaya Kualitas


 Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs) adalah biaya-biaya
yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan
 Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs) adalah biaya kesempatan atau
oportunitas yang terjadi karena kualitas yang tersembunyi

 Pelaporan Informasi Biaya kualitas

38
CONTOH BIAYA KUALITAS
2017 2016
KETERANGAN
Rp % Rp %
Total Penjualan 17.500,00 100% 22.500,00 100%
Biaya Pencegahan
Pengembangan Sistem 23,00 0,13% 35,00 0,16%
Pelatihan Kualitas 29,00 0,17% 23,00 0,10%
Supervisi Pencegahan 18,00 0,10% 28,00 0,12%
Peningkatan Kualitas 25,00 0,14% 26,00 0,12%
Total Biaya Pencegahan 95,00 0,54% 112,00 0,50%
Biaya Penelitian/Penilaian
Inspeksi 81,60 0,47% 78,00 0,35%
Tes Kehandalan 61,40 0,35% 58,00 0,26%
Supervisi 11,60 0,07% 13,00 0,06%
Penyusutan Alat Pengujian 20,40 0,12% 18,00 0,08%
Total Biaya Penelitian/Penilaian 175,00 1,00% 167,00 0,74%
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Bahan Sisa 109,20 0,62% 79,00 0,35%
Daur Ulang 117,70 0,67% 86,00 0,38%
Down System Cacat Kualitas 14,60 0,08% 13,00 0,06%
Disposal Produk Rusak 49,50 0,28% 46,00 0,20%
Total Biaya Kegagalan Internal 291,00 1,66% 224,00 1,00%
Biaya Kegagalan eksternal
Reparasi Untuk Jaminan 131,22 0,75% 27,50 0,12%
Penggantian Suku Cadang 189,42 1,08% 69,50 0,31%
Garansi 91,93 0,53% 6,50 0,03%
Pelayanan Lapangan 192,43 1,10% 119,50 0,53%
Total Biaya kegagalan Eksternal 605,00 3,46% 223,00 0,99%

Total Biaya Kualitas 1.166,00 6,66% 726,00 3,23%

Produktivitas: Pengukuran dan Pengendalian


 Produktivitas : bagaimana memproduksi output secara efisien
 Bagaimana hubungan antara output dengan input yang digunakan untuk
memproduksi output

39
CONTOH PRODUKTIVITAS

Contoh 1

Perhitungan:
Rasio Produktivitas 2016
Rasio Produktivitas Tenaga Kerja
= Jam Mesin yang diproduksi/Jam Tenaga Kerja yang Digunakan
= 120.000 Jam / 40.000 Jam
= 3,000

Rasio Produktivitas Bahan Baku


= Jam Mesin yang diproduksi/Bahan Baku yang Digunakan
= 120.000 Jam / 1.200.000 Jam
= 0,100

40
Contoh 2

Diketahui:

Jika PQ adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas

Maka :
PQ = Output periode berjalan / Rasio produktivitas periode dasar
PQ (tenaga kerja) = 150.000 /3 = 50.000 jam
PQ (bahan baku) = 150.000 / 0,100 = 1.500.000 pon

Jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan :


Biaya tenaga kerja (50.000 x $ 12) = $ 600.000
Biaya bahan baku (1.500.000 x $ 3) = $ 4.500.000
Total biaya PQ = $ 5.100.000

Biaya input aktual :


Biaya tenaga kerja (37.500 x $ 12) = $ 450.000
Biaya bahan baku (1.700.000 x $ 3) = $ 5.100.000
Total biaya periode berjalan = $ 5.550.000

Pengaruh terkait laba = Total biaya PQ – Total biaya periode berjalan


= $ 5.100.000 - $ 5.550.000
= $ 450.000 (penurunan laba)

41
BAB 9
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Pengertian Keputusan Investasi Modal


Keputusan investasi modal berhubungan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan
dan prioritas, pengaturan pembiayaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih
asset jangka panjang.
Proses pembuatan keputusan sering disebut dengan penganggaran modal. Ada dua jenis
penganggaran modal: proyek independen dan proyek mutually exclusive.
1. Proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak
mempengaruhi arus kas dari proyek lain. Contoh: keputusan Astra Internasional
untuk membangun pabrik baru Toyota tidak berpengaruh terhadap keputusan
untuk membangun pabrik Daihatsu.
2. Proyek mutually exclusive adalah suatu proyek yang jika proyek yang jika
diterima akan membuat ditolaknya alternatif proyek lainnya. Misalnya:
keputusan untuk meneruskan penggunaan mesin manual atau menggantikannya
dengan mesin yang terotomatisasi.

Model Keputusan Investasi Modal


Ada dua model yang digunakan untuk membuat suatu keputusan investasi modal, yaitu:
nondiscounting model dan discounting model. Nondiscounting model mengabaikan nilai
waktu uang, sedangkan discounting model secara eksplisit menggunakan nilai waktu
uang.
1. Nondiscounting Model
a. Payback Period
Payback period adalah jangka waktu yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengembalikan investasi awalnya. Rumus Payback Period:

Payback Period = Investasi yang diperlukan


Arus Kas Bersih Tahunan
b. ARR
Accounting Rate of Return (ARR) mengukur return proyek dari labanya,
bukan dari arus kasnya. Rumus ARR adalah:

ARR = Laba
Investasi Awal

2. Discounting Model
a. Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan selisih/perbedaan antara nilai sekarang
aliran kas masuk dan kas keluar yang berhubungan dengan proyek.NPV
mengukur profitabilitas investasi.Nilai NPV positif suatu proyek
menunjukkan adanya peningkatan kekayaan.

42
b. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto pada saat NPV proyek
sama dengan nol.

Contoh Soal:
AVC Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar
Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun
tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, AVC mengharapkan pendapatan kas
sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp 3.000.000,00. Diminta:
1. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
2. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi awal
dan (2) investasi rata-rata!
3. Hitunglah NPV dengan asumsi tingkat return yang diharapkan 10%!
4. Hitungkah IRR mesin otomatis!
5. Apakah sebaiknya Aloha Company membeli mesin tersebut?

Jawab:
1. Payback period
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk – arus kas keluar

= Rp3.900.000 – Rp3.000.000
= Rp 900.000 per tahun
Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun

= 2,67 tahun = 2 tahun 8 bulan


2. ARR
Penyusutan = Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas/tahun – penyusutan
= Rp900.000 – Rp480.000
= Rp420.000,00

(1) ARR (investasi awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%


(2) ARR (investasi rata-rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%

3. NPV ( i=10% )

43
Tahun PVF Arus Kas PV
1 0.9091 900,000 818,181.82
2 0.8264 900,000 743,801.65
3 0.7513 900,000 676,183.32
4 0.6830 900,000 614,712.11
5 0.6209 900,000 558,829.19
PV Cash Flow 3,411,708.09
PV Investasi 2,400,000.00
NPV 1,011,708.09

4. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5
kali arus kas tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00.
Dengan df sebagai faktor diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka
dihasilkan persamaan:
I – CF (df)
df = I/CF
= Rp2.400.000/Rp900.000
= 2,67

Diketahui bahwa faktor diskonto adalah 2,67. Selanjutnya karena investasi ini
mempunyai periode 5 tahun maka kita mencarinya di tabel diskonto pada baris
kelima. Kita temukan bahwa nilai 2,67 berada di antara nilai 2,745 (diskonto
24%) dan 2,635 (diskonto 26%). Dengan demikian faktor diskonto dari investasi
ini adalah antara 24% - 26% dengan kecenderungan mendekati 26%.

5. Keputusan Investasi
Dengan memperhatikan perhitungan terhadap return investasi dengan berbagai
metode, antara lain: payback period 2 tahun 8 bulan, ARR investasi awal 17,5
dan ARR investasi rata-rata 35%, NPV positif sebesar Rp1.011.000, IRR
mendekati 26% (lebih besar dari return yang diharapkan, yaitu 10%), maka
sebaiknya AVC Company membeli mesin otomatis tersebut.

44
BAB 10
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat
tanggung jawab pada keseluruhan operasi, dan mencerminkan rencana serta tindakan
setiap pusat tanggungjawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi
pusat yang memiliki tanggungjawab bersangkutan.

Untuk membangun sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik diperlukan


serangkaian persyaratan yang saling terkait satu sama lain. Beberapa hal yang menjadi
syarat untuk membentuk dan mempertahankan sistem akuntansi pertanggungjawaban,
yaitu:
a. Alokasi dan pengelompokan tanggungjawab
Alokasi dan pengelompokan tanggungjawab manajerial pada berbagai unit dan
tingkatan dalam organisasi dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagi
masing-masing unit kerja.
b. Sesuai bagan organisasi
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur
organisasi dimana ruang lingkup telah ditentukan dan wewenang yang dimiliki
menjadi dasar pertanggungjawaban biaya tertentu.
c. Anggaran yang jelas
Anggaran yang disusun harus menunjukan secara jelas biaya yang terkendali
oleh personil unit kerja yang bersangkutan.

Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban


a. Pusat Biaya (cost center)
Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggung jawab hanya
terhadap biaya
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggung jawab
terhadap penjualan
c. Pusat Laba (profit center)
Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggung jawab
terhadap pendapatan maupun biaya
d. Pusat Investasi (investment center)
Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggung jawab
terhadap pendapatan, biaya dan investasi

Perilaku Manusia
Akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu pelajaran penting bagi manajer
maupun akuntan, yaitu perilaku manajer seringkali sangat dipengaruhi oleh bagaimana
kinerja (performance) mereka diukur. Maka, terdapat beberapa faktor yang berkaitan
dengan perilaku manusia untuk mendukung tercapainya target perusahaan, yaitu:

45
a. Keteladanan, terkait pemenuhan tanggungjawab atas pendapatan dan biaya yang
ditetapkan
b. Motivasi, terkait motivasi untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan
c. Komunikasi, terkait komunikasi yang intensif dan efektif untuk tercipta
koordinasi dalam mencapai target yang sudah ditetapkan.

Pelaporan
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu program yang melibatkan semua
tingkatan manajemen operasi dengan dibantu oleh divisi akuntansi dan anggaran yang
menyediakan laporan dalam bentuk harian, mingguan, atau bulanan.
Proses penyusunan laporan pertanggungjawaban mencakup penyusunan laporan untuk
berbagai tingkat manajemen.
Laporan akuntansi pertanggungjawaban kepada berbagai tingkat manajemen dalam
suatu perusahaan dapat dibagi menjadi:
a. Laporan pelaksanaan tanggungjawab, bertujuan:
 Memberi informasi kepada manajer pelaksanaan atau kinerja dalam bidang-
bidang yang menjadi tanggungjawabnya.
 Mendorong para manajer dan atasan untuk mengambil tindakan langsung
yang diperlukan guna memperbaiki kinerja.
b. Laporan informasi, terkait laporan yang berisi informasi relevan dengan bidang
para manajer unit.

Kriteria Laporan
Terdapat beberapa kriteria laporan akuntansi pertanggungjawaban yang baik, yaitu:
a. Ditujukan kepada pihak yang tepat
b. Konsisten
c. Tepat waktu
d. Teratur
e. Mudah dipahami
f. Penjelasan yang rterinci
g. Dapat dibandingkan
h. Bersifat analitis
i. Tingkat efisiensi

Dua Pendekatan Pengambilan Keputusan


 Pengambilan Keputusan Tersentralisasi (centralized decision making)
Berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak, dan manajer pada
jenjang yang lebih rendah bertanggung jawab terhadap pengimplementasian
keputusan-keputusan tersebut
 Pengambilan Keputusan Terdesentralisasi (decentralization decision making)
Manajer pada jenjang yang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan
keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban
mereka.

46
BAB 11
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN: PUSAT INVESTASI

Pusat biaya diukur kinerjanya dengan membandingkan antara biaya aktual dan biaya
anggaran. Pusat pendapatan diukur kinerjanya dengan membandingkan antara
pendapatan aktual dan pendapatan anggaran. Pusat laba diukur kinerjanya dengan
membandingkan antara laba aktual vs laba anggaran. Lalu, bagaimana mengukur kinerja
pusat investasi? Kinerja pusat investasi tidak boleh diukur hanya dari laba yang
diperoleh, tetapi juga harus dihubungkan dengan investasi pada pusat tersebut. Terdapat
tiga metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat investasi, yaitu Return on
Investment (ROI), Economic Value Added (EVA), dan Residual Income (RI).
1. Return On Investment (ROI)
ROI merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang paling umum digunakan.
ROI mengukur laba per rupiah investasi. Rumus untuk menghitung ROI adalah
sebagai berikut:

ROI = Laba Operasional


Aset Operasi

Karena ROI yang dihitung adalah ROI pusat investasi, maka laba pada rumus di
atas adalah laba pusat investasi dan aset operasi juga aset operasi pusat investasi.
ROI juga dapat dihitung secara terinci dengan rumus berikut:

ROI = Margin x Total Aset Turnover


= Laba Operasi x Penjualan
Penjualan Aset Operasi

Kelebihan ROI:

Kelebihan Kelemahan
Mendorong manajer untuk Dapat menghasilkan pandangan yang sempit
memperhatikan hubungan antara tentang laba divisi dengan mengorbankan
penjualan, biaya, dan investasi laba perusahaan secara keseluruhan.
Mendorong manajer untuk berfokus Mendorong manajer untuk berfokus pada
pada efisiensi biaya keuntungan jangka pendek (short run)
dengan mengorbankan keuntungan jangka
Mendorong manajer untuk berfokus panjang (long tun).
pada efisiensi aset operasi dan mencegah
pemborosan investasi

Contoh soal:
Pada Tahun 2017, PT ABC memiliki data laporan keuangan sebagai berikut:

47
PT. ABC PT. ABC
LAPORAN LABA RUGI LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2017 31 DESEMBER 2017
Penjualan 20,000,000,000 Kas 522,500,000
Harga Pokok Penjualan (13,600,000,000) Piutang Usaha 1,457,100,000
Laba Kotor 6,400,000,000 Persediaan 766,200,000
Beban Pemasaran (2,889,000,000) Surat Berharga 800,000,000
Beban Administrasi (2,011,000,000) Aset Tetap 6,454,200,000
Laba Usaha 1,500,000,000 Total Aset 10,000,000,000

Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai Return On Investment (ROI).


Jawab:
Cara 1

ROI = Laba Operasi = 1,500,000,000 = 15%


Total Aset 10,000,000,000
Cara 2

ROI = Margin x Turnover


= Laba Operasi x Penjualan
Penjualan Aset Operasi
= 1,500,000,000 x 20,000,000,000
20,000,000,000 10,000,000,000
= 0.075 x 2
= 0.15
= 15%

2. Economic Value Added (EVA)


EVA merupakan selisih antara laba pusat investasi dan return minimal yang
ditetapkan oleh kantor pusat. Jika EVA bernilai positif, perusahaan bertambah
kekayaannya, namun jika EVA bernilai negatif perusahaan berkurang
kekayaannya. EVA dinyatakan dalam satuan uang, bukan dalam presentase
tingkat return. EVA dapat dihitung melalui rumus berikut ini:

EVA = Laba Operasi Setelah Pajak - (Modal Investasi x Biaya Modal)

48
Contoh:
Manajemen PT. XYZ memiliki data perusahaan sebagai berikut:

Pendapatan Bersih 1,000,000,000


Biaya Operasi 750,000,000
Investasi Modal (Invested Modal-
IM) 1,700,000,000
Biaya Bunga 50,000,000
Biaya Modal (Cost of Capital-CC) 10%
Tarif Pajak 40%

Hitunglah Economic Value Added (EVA).


Jawab:

Laporan Laba Rugi


Konvensional EVA
Pendapata Bersih 1,000,000,000 1,000,000,000
Biaya Operasi (750,000,000) (750,000,000)
Laba Sebelum Bunga dan
Pajak 250,000,000 250,000,000
Beban Bunga (50,000,000) -
Laba Sebelum Pajak 200,000,000 250,000,000
Beban Pajak (40% x EBIT) (80,000,000) (100,000,000)
Laba Setelah Pajak 120,000,000 150,000,000
Perubahan Modal (CC x IM) - (170,000,000)
EVA (20,000,000)

Analisis:
Ketika PT. XYZ menghitung kinerja dengan menggunakan struktur laba rugi
konvensional akan dihasilkan kinerja positif yang baik. Tetapi, pada saat
menggunakan EVA menghasilkan kinerja negative. Berarti manajemen
perusahaan belum mampu menciptakan nilai (creating value), melainkan
destucting value karena memiliki nilai EVA negative.

3. Residual Income (RI)


Residual Income (RI) adalah laba yang dihasilkan di atas target pengembalian
investasi pada suatu pusat laba.

RI = Laba – (Investasi x Target ROI)

49
Contoh:
PT. EDC merupakan perusahaan distributor alat elektronik yang memiliki dua
divisi, yaitu Divisi A dan Divisi B. Diketahui:

Keterangan Divisi A Divisi B


Laba Operasi 240,000,000 800,000,000
Investasi 1,000,000,000 5,000,000,000
Diminta:
Hitunglah ROI dan RI kedua divisi tersebut jika Target Laba Minimum 12%.
Jawab:

Keterangan Divisi A Divisi B


Laba Operasi 240,000,000 800,000,000
Investasi 1,000,000,000 5,000,000,000
ROI 24% 16%
Target Laba
Minimum* 120,000,000 600,000,000
Residual Income* 120,000,000 200,000,000

Catatan
Target Laba
Minimum* = ROI Minimal x Investasi
= Laba Operasi - Target Laba
Residual Income* Minimum

Analisis:
1. Analisis ROI
Meskipun investasi dan laba yang dimiliki Divisi A lebih kecil dibandingkan
dengan Divisi B, tetapi kemampuan untuk menghasilkan ROI Divisi A lebih
besar dibandingkan Divisi B.
2. Analisis RI
Meskipun RI yang dimiliki Divisi A lebih kecil dibandingkan dengan Divisi
B, tetapi jika dilihat dari hasil RI yang dimiliki Divisi B (Rp 200.000.000)
tidak memiliki selisih yang terlalu besar dibandingkan dengan Divisi A (Rp
120.000.000). Padahal Nilai Investasi yang dikeluarkan Divisi B adalah 5x
lipat lebih besar dibandingkan dengan nilai investasi Divisi A.

50
BAB 12
BALANCED SCORECARD

Konsep dan Definisi


 Balanced Scorecard (BSC) merupakan metode perencanaan dan penilaian yang
mencakup empat perspektif perusahaan, yaitu: Perspektif keuangan, pelanggan,
proses penilaian internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan.
 BSC menekankan perencanaan dan pengukuran keuangan serta nonkeuangan yang
merupakan bagian informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan organisasi.
 BSC menjadi alat manajemen yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan.
 BSC disebut balanced (seimbang) karena adanya keseimbangan antara kinerja
keuangan dan nonkeuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta kinerja
yang besifat internal dan eksternal. Sedangkan, Scorecard (kartu score) adalah kartu
yang digunakan untuk mencatat skor kinerja seseorang atau lembaga.

Empat Perspektif Balance Scorecard


Terdapat empat perspektif dalam balance scorecard, yaitu:
a. Pespektif Keuangan
Dalam perspektif keuangan, terdapat tiga aspek strategi yang dilakukan suatu
perusahaan, yaitu:
1. Pertumbuhan Pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki organisasi
bisnis
2. Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas
3. Penggunaan asset yang optimal dan strategi investasi
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, terdapat beberapa ukuran utama keberhasilan strategi
pelanggan perusahaan, yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
2. Retensi Pelanggan
3. Akuisisi Pelanggan Baru
4. Pangsa Pasar
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif proses bisnis internal, perusahaan dapat focus pada tiga proses
bisnis utama, yaitu:
1. Inovasi, terdiri dari: Identifikasi kebutuhan pelanggan, kenali pasar, ciptakan
produk.
2. Proses Operasi, terdiri dari: Bangun produk, dan luncurkan produk.
Dalam proses operasi, penukuran kinerja dapat dilakukan dengan time
measurement, quality process measurement, dan process cost measurement.
3. Proses Pasca Penjualan, terdiri dari: layanan pelanggan dan kepuasan pelanggan.
d. Pespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

51
Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, terdapat tiga dimensi utama yang
perlu diperhatikan untuk melakukan pengukuran, yaitu:
1. Kompetensi Karyawan
2. Infrastruktur Teknologi Informasi
3. Budaya Organisasi

Pentingnya Balance Scorecard


 Keunggulan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan
rencana strategis yang memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang, dan
terukur.
 BSC melengkapi seperangkat kinerja keuangan masa lalu dengan ukuran pendorong
kinerja masa depan.
 BSC tetap mempertahankan ukuran keuangan sebagai ringkasan penting kinerja
material dan bisnis, hanya saja ditambah dengan seperangkat ukuran yang lebih luas
dan terpadu yang mengaitkan pelanggan, proses internal, kinerja pekerja, dan sistem
dengan keberhasilan keuangan jangka panjang.
 Keunggulan BSC:
a. Penggunaan 4 (Empat) Perspektif
Dengan adanya 4 perspektif, BSC menjadi lebih komprehensif sebagai sebuah
strategi manjemen dan indicator pengukuran kinerja.
b. Penggunaan Indikator Lead dan Lag
Indikator Lag adalah pengukuran yang menjelaskan sesuatu telah terjadi,
sedangkan indicator Lead sebaliknya menceritakan sesuatu mengenai masa
depan.
c. Hubungan Sebab Akibat
Jika kita memiliki sejumlah indicator yang terkait dengan cara kinerja sekarang
dimana satu indicator menjadi indikasi kinerja yang baik di masa depan dari
indicator lain, maka kita telah membangun hubungan sebab-akibat.

Balance Scorecard Sebagai Manajemen Strategi


 Manajemen strategi adalah suatu proses yang digunakan oleh manajemen dan
karyawan untuk merumuskan serta mengimplementasikan strategi dalam
penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi.
 Manajemen strategi adalah upaya manajemen dan karyawan untuk membangun
masa depan organisasi.
 BSC membantu organisasi untuk menghadapi 2 (dua) masalah fundamental, yaitu:
a. Mengimplementasikan strategi dengan sukses
Terdapat empat pembatasan implementasi strategi organisasi, yaitu: pembatasan
visi, pembatasan orang, pembatasan sumber daya, dan pembatasan manajemen.

b. Mengukur kinerja organisasi secara efektif

52
Dalam BSC, pengukuran kinerja menggunakan pendekatan keuangan dan
nonkeuangan. Pendekatan nonkeuangan merupakan hal penting, seperti
komitmen personil dan organisasi, peningkatan kompetensi, peningkatan
kepercayaan pelanggan.

Perencanaan yang Terintegrasi


BSC merupakan manajemen strategis dan metode pengukuran kinerja yang didalamnya
ada keseimbangan antara keuangan dan nonkeuangan untuk mengarahkan kinerja
perusahaan menuju keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang
pencapaian visi yang berperan dalam mewujudkan penambahan kekayaan sebagai
berikut:
a. Peningkatan laba melalui peningkatan penjualan
Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk menciptakan laba dan kekayaan
melalui produk yang dijual. Peningkatan penjualan produk kepada pelanggan
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Peningkatan kepuasan pelanggan
Manajemen perusahaan harus memahami dan mewujudkan harapan pelanggan
terkait produk yang dihasilkan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan loyalitas
mereka dari waktu ke waktu.
c. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkan cost
effectiveness
Perusahaan dapat membangun hubungan kemitraan kepada karyawan untuk
mendorong proses produksi yang efektif dan efisien. Kemitraan yang dijalin harus
mampu meningkatkan kepuasan dan kapabilitas karyawan. kepuasan dan kapabilitas
karyawan akan mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas dan cost
effectiveness.

53
Skema Perencanaan Balanced Scorecard

Keuangan Memaksimalkan Nilai


Kekayaan Pemegan Saham

Mewujudkan Harapan Mendorong Loyalitas


Pelanggan Pelanggan Pelanggan

Proses Bisnis Menciptakan Memaksimalkan Menghasilkan Produk


Internal Kemitraan Berkualitas Efektivitas Operasi Berkualitas

Pembelajaran Merekrut Karyawan Melatih karyawan


& Pertumbuhan Berkualitas

54

Anda mungkin juga menyukai