Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi berhubungan dengan data keuangan perusahaan, yang dibedakan
atas :
1. Informasi Akuntansi Keuangan
Dalam bentuk laporan keuangan, yang ditujukan untuk pihak eksternal
(pemegang saham, kreditur, bank, kantor pajak, pemerintah, dan lain-lain).
2. Informasi Akuntansi Manajemen
Untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan, biasanya berkisar pada biaya, dan berkaitan dengan
budget yang merupakan alat perencanaan dan pengendalian manajemen.
Akuntansi Akuntansi
Keuangan Manajemen
1
Manajer dan Keputusan
Seluruh organisasi menghadapi masalah alokasi sumberdaya, yang diselesaikan melalui
pengambilan keputusan manajerial. Dalam suatu organisasi, kekuasaan untuk membuat
keputusan didelegasikan kepada manajer.
Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, oleh karenanya sering
menyita waktu. Pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi sebagai dasar.
Oleh karena itu akuntansi manajemen diharapkan mampu menyediakan informasi yang
membantu manajer dalam membuat keputusan yang baik, yang mengandung unsur :
Orientasi ke masa depan;
Fokus pada keputusan bisnis.
2
6. Analisis dan Pengendalian
Setelah keputusan dilaksanakan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil yang diharapkan. Perbedaan (selisih) tersebut dapat digunakan untuk:
Melakukan tindakan perbaikan;
Memperbaiki keputusan yang akan datang.
Pada saat itu, para manajer kereta api mengimplementasikan suatu sistem biaya yang
besar dan kompleks, yang memungkinkan mereka menghitung biaya pengangkutan
berbagai jenis barang, seperti batu bara dan besi. Informasi tersebut mendukung
peningkatan efisiensi dan penetapan harga kereta api.
Tahun 1970-an
Ketika perusahaan Amerika dan Eropa berada dalam tekanan hebat dari perusahaan
otomotif Jepang, ketertarikan beralih pada penyusunan sistem akuntansi manajemen
yang lebih komprehensif, yang melaporkan dimensi-dimensi strategis, seperti kualitas
dan pelayanan, bukan hanya kinerja biaya dari suatu unit organisasi.
3
Akhir abad ke-20
Inovasi dalam sistem pengukuran biaya dan kinerja didesain.
4
Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Model operasional sistem informasi akuntansi manajemen dapat dijelaskan melalui
gambar sebagai berikut :
Pengguna
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang
menjelaskan sifat dari masukan atau proses – bahkan keluarannya. Kriteria tersebut
fleksibel dan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai manajemen.
Tiga tujuan utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut :
Menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya jasa produk dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
5
KASUS :
Memilih Alternatif Terbaik
Kasus 1
Penjualan 200.000 -
Beban Variabel (40.000) -
Beban Tetap (200.000) (200.000)
-----------------------------------------------------------------------
Laba Bersih (40.000) (200.000)
Kasus 2
Laba
Laba sebelum pajak dan bunga 37.000.000 44.400.000
Bunga Obligasi - 2.200.000
Laba sebelum pajak 37.000.000 42.200.000
Pajak penghasilan (46%) 17.020.000 19.412.000
Laba bersih 19.980.000 22.788.000
Hasil pengembalian atas modal sendiri 19,98% 22,79%
EPS 5,00 5,70
Dividen (pembayaran 40%) 2,00 2,28
Pembiayaan dengan saham biasa saja, atau saham biasa plus obligasi?
6
BAB 2
KONSEP DASAR BIAYA
Sering istilah “biaya” digunakan sebagai sinonim “beban”. Tetapi, beban dapat
didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli persediaan secara tunai. Artinya, sumber
daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan, sehingga aktiva bersih tidak
terpengaruh atau tidak ada beban yang diakui. Ketika perusahaan menjual persediaan
tersebut, biaya dari perolehan persediaan tersebut akan dibukukan sebagai beban di
laporan laba rugi, yang akan ditandingkan dengan nilai penjualannya.
Dengan demikian aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban. Setiap
beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban.
OBYEK BIAYA
Obyek biaya (cost object) atau tujuan biaya (objective cost) didefinisikan sebagai: suatu
item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur.
Contoh item dan aktivitas yang dapat menjadi obyek biaya adalah :
Produk
Batch dari unit sejenis
Pesanan pelanggan
Kontrak
Lini produk
Proses
Departemen
Divisi
Proyek
Tujuan strategis
Karena sistem akuntansi biaya bersifat multi dimensi, maka selain membebankan biaya
ke setiap unit produksi, perusahaan juga perlu untuk merencanakan dan mengendalikan
biaya yang menjadi tanggung jawab manajer individual, departemen, geografis atau
fungsional.
7
DIRECT COSTING DAN FULL COSTING
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan membebankan
seluruh biaya produksi, baik yang variabel maupun yang tetap.
Dalam direct costing, biaya tetap (fixed cost) tidak dimasukkan sebagai harga pokok
persediaan, sebab direct costing mempunyai argumen bahwa kalau biaya tetap
dimasukkan sebagai biaya produksi, maka jika di akhir tahun terdapat persediaan,
persediaan ini akan di bawa ke tahun berikutnya sebagai persediaan awal, sehingga
biaya tetap yang ditentukan (dibayar) seluruhnya di tahun sebelumnya akan dibebankan
lagi ke tahun berikutnya.
Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produksi
atau output, sementara yang lainnya tetap.
Biaya Variabel
Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan
aktivitas dalam rentang yang relevan.
Biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan
berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.
Biaya tetap per unit akan semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas
dalam rentang yang relevan.
8
KLASIFIKASI BIAYA - HUBUNGANNYA DENGAN PRODUK
Dalam perusahaan manufaktur, total biaya operasi dapat diklasifikasikan ke dalam dua
jenis, yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial.
Biaya
Manufaktur
Beban Komersial
Total Biaya
Operasi
9
Contoh Soal:
Hitunglah :
1 Bahan Baku yang dibeli selama tahun 2017
2 Cost of Goods Manufactured tahun 2017
3 Upah Buruh yang dibayar selama tahun 2017
4 Bunga yang diterima dari wesel tahun 2017
Jawab :
1 Bahan Baku yang dibeli selama tahun 2017
Persediaan bahan baku 31 Des 2017 92,000
Bahan baku yang dipakai 600,000
Persediaan bahan baku 31 Des 2016 (60,000)
Pembelian Bahan Baku 632,000
10
4 Bunga yang diterima dari wesel tahun 2017
Piutang Bunga 31 Des 2016 240
Pendapatan bunga 2017 800
Piutang bunga 31 Des 2017 (160)
Uang yang Diterima 880
Jawab :
1 Metode Direct Costing
Bahan baku 2,000,000
Upah Langsung 2,600,000
FOH Variabel 1,500,000
Biaya Produksi 6,100,000
Unit diproduksi 100,000
Biaya Produksi per Unit 61.00
11
2 Metode Full Costing
Bahan baku 2,000,000
Upah Langsung 2,600,000
FOH Variabel 1,500,000
FOH Tetap 750,000
Biaya Produksi 6,850,000
Unit diproduksi 100,000
Biaya Produksi per Unit 68.50
12
BAB 3
PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
Pengetahuan tentang perilaku biaya akan memungkinkan bagi seorang manajer untuk
mengukur besarnya perubahan biaya yang diakibatkan oleh perubahan aktivitas.
Tingkat aktivitas adalah pengeluaran sumber daya untuk satu aktivitas dibagi oleh
kapasitas aktivitas praktis.
Beberapa perusahaan membebankan biaya campuran kepada kategori biaya tetap atau
variabel tanpa menggunakan metodologi formal untuk memisahkannya.
Beberapa metode yang digunakan untuk memisahkan biaya campuran (semi variabel)
adalah :
1. Metode Tinggi-Rendah (High-Low Method)
2. Metode Scatterplot.
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)
Persamaan :
dan :
Biaya Tetap = Biaya Tinggi – (Biaya Variabel per Unit x Output Tinggi)
13
atau :
Biaya Tetap = Biaya Rendah – (Biaya Variabel per Unit x Output Rendah)
2. Metode Scatterplot
Merupakan metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data
dalam suatu grafik.
Lebih bersifat subjektif .
Y = T + V(X)
T = ∑Y/n - V(∑X/n)
dimana :
Y = Biaya Campuran
T = Biaya Tetap
V = Biaya Variabel
X = Aktivitas
14
Contoh soal : Pemisahan Biaya Campuran
15
Diketahui data sebagai berikut :
Biaya Jam
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X
$ 120 10
220 20
320 30
440 40
500 50
V = ( 500 - 120 ) / ( 50 - 10 )
= 380 / 40
= 9.5
T = 500 - ( 9.5 ) ( 50 )
= 500 - 475
= 25
atau
T = 120 - ( 9.5 ) ( 10 )
= 120 - 95
= 25
Persamaan :
Y = 25 + 9.5 X
bukti :
Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 10
Y = 120
Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 50
Y = 500
16
Diketahui data sebagai berikut :
Biaya Jam
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X
$ 120 10
220 20
320 30
440 40
500 50
Jawab :
a. Metode Tinggi Rendah
V = ( 500 - 120 ) / ( 50 - 10 )
= 380 / 40
= 9.5
T = 500 - ( 9.5 ) ( 50 )
= 500 - 475
= 25
atau
T = 120 - ( 9.5 ) ( 10 )
= 120 - 95
= 25
Persamaan :
Y = 25 + 9.5 X
bukti :
Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 10
Y = 120
Y = 25 + 9.5 X
Y = 25 + 9.5 50
Y = 500
17
b. Metode Kuadrat Terkecil
∑ ∑ ∑ ∑
X Y XY X2 ∑Y
2
2 2
V = [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑X - (∑X) /n]
2
V = [ 57,800 - ( 150 . 1,600 ) / 5] / [ 5,500 - 150 / 5]
= 9,800 / 1,000
= 9.8
T = ∑Y/n - V(∑X/n)
= 1,600 / 5 - 9.8 . ( 150 / 5 )
= 320 - 294
= 26
Persamaan :
Y = 26 + 9.8 X
Koefisien Determinasi
R2 = V [∑XY - ∑X∑Y/n] / [∑Y2 - (∑Y)2 /n]
2
9.8 [ 57,800 - 150 . 1,600 / 5] / [ 608,800 - 1,600 / 5]
= 96,040 / 96,800
c. Metode Scatterplot
Biaya Jam Biaya Tetap = 20
Pemeriksaan Pemeriksaan
Y X Biaya Rata-rata = 320
120 10 Biaya Tetap = 20
220 20 Biaya Variabel = 300
320 30
440 40 Biaya Variabel Per Jam = 300
500 50 30
Rata-rata 320 30 = 10
Y = 20 + 10 X
18
600
500
400
300
200
100
-
- 10 20 30 40 50 60
19
BAB 4
PENGANGGARAN UNTUK
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PENGANGGARAN
KOMPONEN ANGGARAN
Pengukuran efektifitas dan efisiensi akan membantu manajer dalam menilai operasi
mereka. Ukuran yang biasa dipakai untuk menilai efektifitas adalah selisih laba operasi,
yaitu besarnya perbedaan antara laba operasi sesungguhnya dengan yang ada pada
anggaran. Operasi dinilai efisien jika perusahaan tidak membuang sumber daya dengan
percuma.
20
Anggaran Induk untuk Perusahaan Manufaktur
21
1. Anggaran Penjualan
2. Anggaran Produksi
22
BAB 5
KALKULASI BIAYA STANDAR
BIAYA STANDAR
Sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya berdasarkan per unit.
Anggaran unit tersebut adalah :
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead
Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar, dan memecah varian menjadi
komponen harga dan kuantitas, umpan balik yang rinci tersedia bagi manajer dalam
rangka perencanaan dan pengendalian.
Varian biaya standar diinvestigasi ketika besarnya dinilai material, dan manfaat dari
penyelidikan dan pengkoreksian penyimpangan tersebut lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.
TIPE STANDAR
23
Contoh : Lembar Standar bagi Produk Keripik Jagung Crunchy Chips
Overhead
Variabel $ 3,850 0,0078 jam $ 0,030
Tetap $ 32,050 0,0078 jam $ 0,250
Total $ 0,280
ANALISIS VARIAN
24
Contoh:
1. Biaya Standar – Analisis Varian Harga
Jawab :
PT BAC memproduksi tempat tidur dengan tiga ukuran, Twin, Queen, dan
King. Data berikut telah diakumulasi untuk periode akuntansi tahun 2017 :
Tipe
Twin Queen King
Kuningan diperlukan (kg) 140 180 240
Proyeksi produksi setahun (unit) 300 800 200
Waktu pencetakan per unit (jam) 8 12 16
Waktu perakitan per unit (jam) 6 10 14
25
Potongan kuantitas untuk kuningan adalah sebagai berikut :
Potongan
Di atas 50,000 kg 10%
Di atas 150,000 kg 15%
Di atas 230,000 kg 20%
Oleh pabrik yang dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung dan
dianggarkan sebagai berikut (Rp.) :
Overhead Pabrik Variabel, dianggarkan 111,200
Overhead Pabrik Tetap, dianggarkan 222,400
b. Hitunglah jumlah biaya standar per unit untuk ketiga jenis ranjang.
26
Jawab :
a. Perhitungan Standar :
1. Standar Harga Material Per Unit :
Perkiraan kuningan dibutuhkan :
Twin 140 x 300 = 42,000
Queen 180 x 800 = 144,000
King 240 x 200 = 48,000
Jumlah 234,000
= 11.43
= 11.27
27
King Pencetakan 16 x 14 = 224
Perakitan 14 x 8 = 112
Jumlah 30 336
= 11.20
Tarif = 4
Tarif = 8
b. Biaya Standar per Unit :
Twin Queen King
Material Langsung 560 720 960
Upah Langsung 160 248 336
Overhead Pabrik
14 x 4 56
14 x 8 112
22 x 4 88
22 x 8 176
30 x 4 120
30 x 8 240
Biaya Standar Per Unit 888 1,232 1,656
28
BAB 6
KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Biaya per unit memberikan informasi penting yang dibutuhkan dalam penilaian
persediaan dan penyiapan laporan laba rugi. Selain itu, mengetahui biaya per unit juga
penting dalam pembuatan beberapa keputusan seperti keputusan menerima atau
menolak pesanan khusus, keputusan penawaran, dan sebagainya.
Pengukuran biaya menentukan jumlah satuan mata uang (misal : rupiah) yang
dibutuhkan berkaitan dengan penggunaan sumber daya dalam produksi.
Pembebanan biaya adalah mengaitkan jumlah rupiah, setelah dihitung, dengan unit yang
diproduksi.
TARIF OVERHEAD
Tarif overhead sebenarnya jarang sekali digunakan karena adanya masalah keakuratan
dan ketepatan waktu. Menunggu hingga akhir tahun untuk memastikan keakuratan
sudah tentu tidak dapat diterima karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi
yang tepat waktu.
Ketepatan waktu dan informasi yang didasarkan pada biaya overhead aktual akan
menghadapi banyak kesulitan (masalah keakuratan) karena biaya overhead dikeluarkan
secara tidak seragam dan karena produksi juga mungkin tidak seragam.
29
PENGEMBANGAN SISTEM ABC
Tahap Pertama :
1. Identifikasi aktivitas
2. Pembebanan biaya ke aktivitas
3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis
4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan kelompok
biaya sejenis
5. Tarif overhead kelompok dihitung
Tahap Kedua :
Biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk, dengan menggunakan tarif
kelompok yang telah dihitung.
Contoh :
Safina Co. membuat dua jenis telepon. Untuk tahun terakhir, dilaporkan data sebagai berikut :
Diminta :
a. Hitung Tarif Overhead yang Ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan Jam TKL.
b. Berapakah Overhead yang Dibebankan ?
c. Berapakah Overhead yang Dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi ?
d. Hitung Biaya Per Unit untuk masing-masing telepon.
Jawab :
a. Tarif Overhead yang Ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan Jam TKL.
540,000 / 50,000 = $ 10.80 per Jam
30
c. Overhead yang Dibebankan terlalu rendah.
600,000 - 550,800 = $ 49,200 terlalu rendah.
31
BAB 7
ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA
Keterangan Volume
1.000 Unit 1.500 Unit 2.000 Unit 2.200 Unit
Penjualan 750,000,000 1,125,000,000 1,500,000,000 1,650,000,000
Biaya Variabel (300,000,000) (450,000,000) (600,000,000) (660,000,000)
Margin Kontribusi 450,000,000 675,000,000 900,000,000 990,000,000
Biaya Tetap (900,000,000) (900,000,000) (900,000,000) (900,000,000)
Laba/Rugi (450,000,000) (225,000,000) - 90,000,000
Jadi:
Setiap perubahan volume penjualan akan diikuti dengan perubahan biaya variable
total dan menghasilkan margin kontribusi yang berbeda dan akan mempengaruhi
perolehan laba usaha.
32
Titik Impas
Anggaran Penjualan adalah rencana kerja yang berkaitan dengan aktivitas penjualan
perusahaan selama suatu periode tertentu.
Titik impas adalah volume penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami keuntungan (mendapat laba) dan juga tidak mengalami kerugian.
atau
33
Titik Impas (Unit) = Titik Impas (Rp)
Harga Jual Per Unit
= 1,500,000,000
750,000
= 2,000 Unit
Pembuktian:
Keterangan Nominal
Penjualan (2.000 Unit x Rp 750.000) 1,500,000,000
Biaya Variabel (2.000 Unit x Rp 300.000) (600,000,000)
Margin Kontribusi 900,000,000
Biaya Tetap (900,000,000)
Laba/Rugi -
34
Contoh:
Budget Valerie Corp. adalah sebagai berikut (dalam $) :
Penjualan : 40.000 Unit 80.000
Biaya Produksi Tetap 20.000
Biaya Pemasaran Tetap 26.000
Biaya Produksi Variabel 19.000
Biaya Pemasaran Variabel 5.000
70.000
Laba Operasi 10.000
Pertanyaan :
a. Buat BEP dalam $.
b. Buat BEP dalam Unit.
c. Buat pembuktiannya.
Jawab :
1 - 24.000
80.000
= 46.000
0,70
= 65.714 $
= 46.000
2 - 0,60
= 46.000
1,40
= 32.857 Unit
35
BAB 8
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Dimensi Perbaikan
Kualitas
36
Biaya Kualitas
Biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk
kualitasnya
Berhubungan dengan kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan
Komponen biaya kualitas:
Biaya Pencegahan
Biaya Pengendalian
Biaya Penilaian
Biaya
Kualitas
1. Biaya Pengendalian
Biaya Pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan pengendalian.
Kegiatan pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk.
Biaya pengendalian terdiri dari : biaya pencegahan dan biaya penilaian.
a. Biaya Pencegahan
Biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas buruk pada produk atau
jasa yang dihasilkan.
Contoh: Biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas,
perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi
pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji lapangan dan peninjauan
desain
b. Biaya Penilaian
Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah
sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
Contoh: biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan
kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk,
penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemeriksaan dan
pengujian), dan pengesahan dari pihak luar.
37
2. Biaya Kegagalan
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya
kegiatan karena kegagalan
Kegiatan karena kegagalan adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
atau oleh pelanggannya untuk merespons kualitas yang buruk
Biaya kegagalan terdiri dari: biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
a. Biaya Kegagalan Internal
Biaya-biaya yang terjadi karena produk atau jasa yang dihasilkan
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan
Merupakan kegagal yang dideteksi oleh kegiatan penilaian
Contoh : sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin,
pemeriksaan ulang, pengujian ulang, perubahan desain
b. Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya-biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan
gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan
pelanggan setelah produk tersebut disampaikan kepada pelanggan
Contoh : retur dan potongan penjualan, biaya garansi, perbaikan,
tanggung jawab hukum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan,
hilangnya pangsa pasar
38
CONTOH BIAYA KUALITAS
2017 2016
KETERANGAN
Rp % Rp %
Total Penjualan 17.500,00 100% 22.500,00 100%
Biaya Pencegahan
Pengembangan Sistem 23,00 0,13% 35,00 0,16%
Pelatihan Kualitas 29,00 0,17% 23,00 0,10%
Supervisi Pencegahan 18,00 0,10% 28,00 0,12%
Peningkatan Kualitas 25,00 0,14% 26,00 0,12%
Total Biaya Pencegahan 95,00 0,54% 112,00 0,50%
Biaya Penelitian/Penilaian
Inspeksi 81,60 0,47% 78,00 0,35%
Tes Kehandalan 61,40 0,35% 58,00 0,26%
Supervisi 11,60 0,07% 13,00 0,06%
Penyusutan Alat Pengujian 20,40 0,12% 18,00 0,08%
Total Biaya Penelitian/Penilaian 175,00 1,00% 167,00 0,74%
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Bahan Sisa 109,20 0,62% 79,00 0,35%
Daur Ulang 117,70 0,67% 86,00 0,38%
Down System Cacat Kualitas 14,60 0,08% 13,00 0,06%
Disposal Produk Rusak 49,50 0,28% 46,00 0,20%
Total Biaya Kegagalan Internal 291,00 1,66% 224,00 1,00%
Biaya Kegagalan eksternal
Reparasi Untuk Jaminan 131,22 0,75% 27,50 0,12%
Penggantian Suku Cadang 189,42 1,08% 69,50 0,31%
Garansi 91,93 0,53% 6,50 0,03%
Pelayanan Lapangan 192,43 1,10% 119,50 0,53%
Total Biaya kegagalan Eksternal 605,00 3,46% 223,00 0,99%
39
CONTOH PRODUKTIVITAS
Contoh 1
Perhitungan:
Rasio Produktivitas 2016
Rasio Produktivitas Tenaga Kerja
= Jam Mesin yang diproduksi/Jam Tenaga Kerja yang Digunakan
= 120.000 Jam / 40.000 Jam
= 3,000
40
Contoh 2
Diketahui:
Maka :
PQ = Output periode berjalan / Rasio produktivitas periode dasar
PQ (tenaga kerja) = 150.000 /3 = 50.000 jam
PQ (bahan baku) = 150.000 / 0,100 = 1.500.000 pon
41
BAB 9
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
ARR = Laba
Investasi Awal
2. Discounting Model
a. Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan selisih/perbedaan antara nilai sekarang
aliran kas masuk dan kas keluar yang berhubungan dengan proyek.NPV
mengukur profitabilitas investasi.Nilai NPV positif suatu proyek
menunjukkan adanya peningkatan kekayaan.
42
b. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto pada saat NPV proyek
sama dengan nol.
Contoh Soal:
AVC Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar
Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun
tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, AVC mengharapkan pendapatan kas
sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp 3.000.000,00. Diminta:
1. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
2. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi awal
dan (2) investasi rata-rata!
3. Hitunglah NPV dengan asumsi tingkat return yang diharapkan 10%!
4. Hitungkah IRR mesin otomatis!
5. Apakah sebaiknya Aloha Company membeli mesin tersebut?
Jawab:
1. Payback period
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk – arus kas keluar
= Rp3.900.000 – Rp3.000.000
= Rp 900.000 per tahun
Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun
3. NPV ( i=10% )
43
Tahun PVF Arus Kas PV
1 0.9091 900,000 818,181.82
2 0.8264 900,000 743,801.65
3 0.7513 900,000 676,183.32
4 0.6830 900,000 614,712.11
5 0.6209 900,000 558,829.19
PV Cash Flow 3,411,708.09
PV Investasi 2,400,000.00
NPV 1,011,708.09
4. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5
kali arus kas tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00.
Dengan df sebagai faktor diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka
dihasilkan persamaan:
I – CF (df)
df = I/CF
= Rp2.400.000/Rp900.000
= 2,67
Diketahui bahwa faktor diskonto adalah 2,67. Selanjutnya karena investasi ini
mempunyai periode 5 tahun maka kita mencarinya di tabel diskonto pada baris
kelima. Kita temukan bahwa nilai 2,67 berada di antara nilai 2,745 (diskonto
24%) dan 2,635 (diskonto 26%). Dengan demikian faktor diskonto dari investasi
ini adalah antara 24% - 26% dengan kecenderungan mendekati 26%.
5. Keputusan Investasi
Dengan memperhatikan perhitungan terhadap return investasi dengan berbagai
metode, antara lain: payback period 2 tahun 8 bulan, ARR investasi awal 17,5
dan ARR investasi rata-rata 35%, NPV positif sebesar Rp1.011.000, IRR
mendekati 26% (lebih besar dari return yang diharapkan, yaitu 10%), maka
sebaiknya AVC Company membeli mesin otomatis tersebut.
44
BAB 10
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Perilaku Manusia
Akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu pelajaran penting bagi manajer
maupun akuntan, yaitu perilaku manajer seringkali sangat dipengaruhi oleh bagaimana
kinerja (performance) mereka diukur. Maka, terdapat beberapa faktor yang berkaitan
dengan perilaku manusia untuk mendukung tercapainya target perusahaan, yaitu:
45
a. Keteladanan, terkait pemenuhan tanggungjawab atas pendapatan dan biaya yang
ditetapkan
b. Motivasi, terkait motivasi untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan
c. Komunikasi, terkait komunikasi yang intensif dan efektif untuk tercipta
koordinasi dalam mencapai target yang sudah ditetapkan.
Pelaporan
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu program yang melibatkan semua
tingkatan manajemen operasi dengan dibantu oleh divisi akuntansi dan anggaran yang
menyediakan laporan dalam bentuk harian, mingguan, atau bulanan.
Proses penyusunan laporan pertanggungjawaban mencakup penyusunan laporan untuk
berbagai tingkat manajemen.
Laporan akuntansi pertanggungjawaban kepada berbagai tingkat manajemen dalam
suatu perusahaan dapat dibagi menjadi:
a. Laporan pelaksanaan tanggungjawab, bertujuan:
Memberi informasi kepada manajer pelaksanaan atau kinerja dalam bidang-
bidang yang menjadi tanggungjawabnya.
Mendorong para manajer dan atasan untuk mengambil tindakan langsung
yang diperlukan guna memperbaiki kinerja.
b. Laporan informasi, terkait laporan yang berisi informasi relevan dengan bidang
para manajer unit.
Kriteria Laporan
Terdapat beberapa kriteria laporan akuntansi pertanggungjawaban yang baik, yaitu:
a. Ditujukan kepada pihak yang tepat
b. Konsisten
c. Tepat waktu
d. Teratur
e. Mudah dipahami
f. Penjelasan yang rterinci
g. Dapat dibandingkan
h. Bersifat analitis
i. Tingkat efisiensi
46
BAB 11
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN: PUSAT INVESTASI
Pusat biaya diukur kinerjanya dengan membandingkan antara biaya aktual dan biaya
anggaran. Pusat pendapatan diukur kinerjanya dengan membandingkan antara
pendapatan aktual dan pendapatan anggaran. Pusat laba diukur kinerjanya dengan
membandingkan antara laba aktual vs laba anggaran. Lalu, bagaimana mengukur kinerja
pusat investasi? Kinerja pusat investasi tidak boleh diukur hanya dari laba yang
diperoleh, tetapi juga harus dihubungkan dengan investasi pada pusat tersebut. Terdapat
tiga metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat investasi, yaitu Return on
Investment (ROI), Economic Value Added (EVA), dan Residual Income (RI).
1. Return On Investment (ROI)
ROI merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang paling umum digunakan.
ROI mengukur laba per rupiah investasi. Rumus untuk menghitung ROI adalah
sebagai berikut:
Karena ROI yang dihitung adalah ROI pusat investasi, maka laba pada rumus di
atas adalah laba pusat investasi dan aset operasi juga aset operasi pusat investasi.
ROI juga dapat dihitung secara terinci dengan rumus berikut:
Kelebihan ROI:
Kelebihan Kelemahan
Mendorong manajer untuk Dapat menghasilkan pandangan yang sempit
memperhatikan hubungan antara tentang laba divisi dengan mengorbankan
penjualan, biaya, dan investasi laba perusahaan secara keseluruhan.
Mendorong manajer untuk berfokus Mendorong manajer untuk berfokus pada
pada efisiensi biaya keuntungan jangka pendek (short run)
dengan mengorbankan keuntungan jangka
Mendorong manajer untuk berfokus panjang (long tun).
pada efisiensi aset operasi dan mencegah
pemborosan investasi
Contoh soal:
Pada Tahun 2017, PT ABC memiliki data laporan keuangan sebagai berikut:
47
PT. ABC PT. ABC
LAPORAN LABA RUGI LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2017 31 DESEMBER 2017
Penjualan 20,000,000,000 Kas 522,500,000
Harga Pokok Penjualan (13,600,000,000) Piutang Usaha 1,457,100,000
Laba Kotor 6,400,000,000 Persediaan 766,200,000
Beban Pemasaran (2,889,000,000) Surat Berharga 800,000,000
Beban Administrasi (2,011,000,000) Aset Tetap 6,454,200,000
Laba Usaha 1,500,000,000 Total Aset 10,000,000,000
48
Contoh:
Manajemen PT. XYZ memiliki data perusahaan sebagai berikut:
Analisis:
Ketika PT. XYZ menghitung kinerja dengan menggunakan struktur laba rugi
konvensional akan dihasilkan kinerja positif yang baik. Tetapi, pada saat
menggunakan EVA menghasilkan kinerja negative. Berarti manajemen
perusahaan belum mampu menciptakan nilai (creating value), melainkan
destucting value karena memiliki nilai EVA negative.
49
Contoh:
PT. EDC merupakan perusahaan distributor alat elektronik yang memiliki dua
divisi, yaitu Divisi A dan Divisi B. Diketahui:
Catatan
Target Laba
Minimum* = ROI Minimal x Investasi
= Laba Operasi - Target Laba
Residual Income* Minimum
Analisis:
1. Analisis ROI
Meskipun investasi dan laba yang dimiliki Divisi A lebih kecil dibandingkan
dengan Divisi B, tetapi kemampuan untuk menghasilkan ROI Divisi A lebih
besar dibandingkan Divisi B.
2. Analisis RI
Meskipun RI yang dimiliki Divisi A lebih kecil dibandingkan dengan Divisi
B, tetapi jika dilihat dari hasil RI yang dimiliki Divisi B (Rp 200.000.000)
tidak memiliki selisih yang terlalu besar dibandingkan dengan Divisi A (Rp
120.000.000). Padahal Nilai Investasi yang dikeluarkan Divisi B adalah 5x
lipat lebih besar dibandingkan dengan nilai investasi Divisi A.
50
BAB 12
BALANCED SCORECARD
51
Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, terdapat tiga dimensi utama yang
perlu diperhatikan untuk melakukan pengukuran, yaitu:
1. Kompetensi Karyawan
2. Infrastruktur Teknologi Informasi
3. Budaya Organisasi
52
Dalam BSC, pengukuran kinerja menggunakan pendekatan keuangan dan
nonkeuangan. Pendekatan nonkeuangan merupakan hal penting, seperti
komitmen personil dan organisasi, peningkatan kompetensi, peningkatan
kepercayaan pelanggan.
53
Skema Perencanaan Balanced Scorecard
54