Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2 :

 Muhammad Rofiq (C0219348)


 Nur Asmira (C0219353)
 Nur Aulia (C0219354)
 Nur Indah .S (C0219355)
 Nadir (C0219350)

A. Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen

Sebelum tahun 1914, akuntansi manajemen menekankan pada perhitungan


biaya produk—menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan
informasi ini untuk pengambilan keputusan strategis. Namun sejak tahun 1925,
pendekatan berubah menjadi pendekatan perhitungan biaya persediaan agar dapat
dilaporkan ke pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan. Manajer dan
perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas setiap
produk karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi biaya dari setiap produk
yang lebih terperinci dan akurat mengenai setiap produk.

Dengan meningkatnya kenekaragaman jenis produk, maka timbul keinginan


untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi yang ada. Hingga akhirnya pada
tahun 1990an, sistem akuntansi manajemen pada saat itu dirasa tidak mampu lagi
melayani kebutuhan yang ada. Sehingga diperlukan perhitungan biaya produk dan
sumber daya yang akurat untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas dan
produktivitas serta mengurangi biaya.

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang


dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Sistem informasi
akuntansi manajemen merupakan proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas
seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan
informasi.

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat kriteria formal apa pun
yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan atau keluarannya. Sistem informasi
akuntansi manajemen ini mempunyai 3 tujuan umum, yaitu: (1)Menyediakan
informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk atau objek lainnya yang ditentukan
oleh manajemen, (2)Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian,

1
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, dan (3)Menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan manajer dan pengguna lainnya perlu


memiliki akses menuju informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui cara
penggunaannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta mengevaluasi kinerja.

Peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan


informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan. Fungsi majerial
pengambilan keputusan ini berkaitan erat dengan perencanaan dan pengendalian.

Aktivitas manajerial yang disebut perencanaan adalah formulasi terperinci dari


kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan
penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan dan dimonitor
oleh para manajer dan pekerja untuk memastikan bahwa rencana tersebut berjalan
semestinya.

Aktivitas manajerial yang berikutnya adalah pengendalian yang mana


memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik. Umpan balik
(feedback) adalah informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau
memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan suatu
rencana.

Pengguna informasi akuntansi bagi manajer tidak terbatas pada perusahaan


manufaktur. Apa pun bentuk organisasinya, manajer harus memiliki kemampuan yang
cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki 2 subsistem utama,


yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan.

Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan


Fokus internal Fokus eksternal
Tidak ada aturan yang mengikat Harus mengikuti aturan/standar tertentu
Informasi keuangan & nonkeuangan Informasi keuangan yang bersifat objektif
Menekankan pada masa yang akan datang Berorientasi historis

2
Evaluasi dan keputusan internal didasarkan Informasi mengenai kinerja perusahaan
atas informasi yang sangat terperinci secara keseluruhan
Lebih luas dan multidisiplin Lebih independen

Akuntansi manajemen berhubungan dengan mengidentifikasi, mengumpulkan,


mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi
pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan.
Oleh karena itu, akuntansi manajemen bisa disebut akuntansi internal.

Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan


keluaran bagi pengguna eksternal dengan menggunakan kegiatan ekonomi sebagai
masukan serta proses yang memenuhi aturan dan konversi tertentu. Tujuan umumnya
yaitu menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga
pemerintah dan pengguna eksternal lainnya, Oleh karena itu, akuntansi keuangan bisa
disebut akuntansi eksternal.

2.2 Fokus Akuntansi Manajemen Saat Ini


Fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan para
manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan mengelola rantai nilai
(value chain) perusahaan. Hal ini mengarah pada suatu pendekatan yang terintegrasi
di seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas
yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan atau yang
disebut manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based management – ABM).
Pendekatan ABM ini menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(activity-based costing – ABC) dan analisis nilai proses.

Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang
pelanggan terima (produk total) dengan apa yang pelanggan korbankan (biaya
penggunaan, pemeliharaan, dan penghentian penggunaan produk). Meningkatkan nilai
bagi pelanggan untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan dicapai
dengan menggunakan informasi biaya melalui proses yang disebut manajemen biaya
strategis (strategic cost management). Manajemen biaya strategis yaitu penggunaan
data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi-strategi superior yang
akan menghasikan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Strategi umumnya yaitu

3
(1)Kepemimpinan biaya (cost leadership) dan (2)Produk superior melalui
diferensiasi.

Aplikasi yang sukses atas strategi kepemimpinan biaya dan strategi


diferensiasi, membutuhkan pemahaman atas rantai nilai tingkat internal dan tingkat
industri. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk
mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan serta mengirimkan produk
dan jasa kepada pelanggan. Rantai nilai industri adalah rangkaian aktivitas yang
menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan baku hingga pemakaian
produk akhir oleh pelanggan akhir.

Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian (linkage)
yang rumit dan hubungan antaraktivitas, baik di dalam maupun luar perusahaan. Ada
dua jenis pertalian yaitu internal dan eksternal. Pertalian internal adalah hubungan
antara kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rantai nilai industri perusahaan,
pemasok, dan pelanggan. Hal ini juga merupakan pengelolaan dari aliran bahan baku,
mulai dari pemasok langsung dan pemasok awal, bergerak menuju transformasi bahan
baku menjadi barang jadi, dan diselesaikan dengan distribusi barang jadi kepada
pelanggan langsung dan pelanggan akhir.

Selain rantai nilai, faktor lainnya yang turut diperhatikan diantaranya


(1)Manajemen kualitas total yang menekankan pentingnya perusahaan menciptakan
suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang
sempurna (zero defect), (2)Pengurangan/penghapusan waktu yang tidak bernilai
tambah, (3)Pengukuran efisiensi finansial dan nonfinansial, dan (4)Penggunaan bisnis
secara elektroknik.

Anda mungkin juga menyukai