Anda di halaman 1dari 33

lOMoARcPSD|216 995 16

MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU :
DR. E. YUSNAINI, S.E., M.SI., AK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. Zerti Oktaveni (01031482225009)
2. Nabilah Delia Hapsari (01031482225011)
3. Dwi Aulia Novalita (01031482225014)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 ASAL D3 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan
adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi
membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk
memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap
perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan
kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian
dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi
dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan
bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, di
samping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisih.
Namun beberapa perusahaan melakukan produksi berbeda beda.
Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, memproduksi jenis jasa atau
produk yang sangat banyak dan berbeda satu dengan lainnya dan produk
khusus atau yang dibuat menurut pesanan tertentu. Produksi tersebut
berpengaruh terhadap pesanan dari konsumen. Contoh membuat meja untuk
ruang perpustakaan, menjahit baju yang khusus kepada pelanggan tertentu.
Contoh perusahaan seperti percetakan, perabot, konstruksi dan lain sebagainya.
Biasanya satu produk dikhususkan untuk satu pelanggan tertentu dan dengan
batuan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi pesanan tertentu
dalam jumlah yang lebih banyak.
lOMoARcPSD|216 995 16

Sehingga perlu metode khusus yang disebut metode harga pokok


pesanan. Agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan konsumen baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap tiap pesanan
maupun persatuan produk. Pada system produksi berdasarkan pesanan, biaya-
biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaannya dan dinamakan sistem
perhitungan biaya pesanan. Dalam sistem ini pengumpulan biaya per pekerjaan
menyediakan informasi penting bagi manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen


1) Hariadi (2002:3), bahwa akuntansi manajemen merupakan identifikasi,
pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi, dan
pelaporan kejadian-kejadian ekonomi suatu badan usaha yang
dimaksudkan agar manajemen dapat menjalankan fungsi perencanaan
pengendalian dan pengambilan keputusan.
2) Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:3), Akuntansi manajemen
adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan
bagi manajemen untuk pengambilan keputusan eknomi dalam
melaksanakan fungsi manajemen
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa akuntansi
manajemen adalah suatu kegiatan atau proses yang menghasilkan informasi
keuangan bagi manajemen yang digunakan manajer untuk :
1. Perencanaan, yaitu pernyataan lengkap suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan identifikasi metode untuk
mencapai tujuan tersebut.;
2. Pengendalian, yaitu aktivitas untuk mengarahkan kegiatan agar berjalan
sesuai dengan yang direncanakan;
3. Pengambilan keputusan, yaitu proses memilih diantara beberapa
alternatif. Akuntansi manajemen tidak hanya diperlukan oleh pihak
manajemen intern perusahaan saja tetapi juga ada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi akuntansi lainnya seperti pemegang saham, para
kreditor, aparat pemerintah dan penguasa perpajakan.
Akuntansi manajemen memberikan informasi-informasi kepada setiap
manajerial dimana dalam hal ini akuntansi manajemen sebagai suatu tipe
informasi yang dipandang untuk mengolah informasi keuangan memenuhi
lOMoARcPSD|216 995 16

keperluan manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Hal


ini tentu memberikan manfaat seperti :
a) Mengurangi kepastian
b) Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik
c) Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal maupun
eksternal
d) Membantu manajemen dalam penilaian kinerja
e) Membantu perencanaan manajemen
f) Memotivasi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen meliputi data historis maupun estimasi yang
digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan operasi sehari-hari, perencanaan
operasi di masa datang, dan mengembangkan strategi bisnis secara menyeluruh.
Akuntansi manajemen mampu membantu manajer mengenali masalah-masalah,
menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan mengevaluasi kinerja. Dengan
demikian, akuntansi manajemen diharapkan mampu membantu perusahaan
menghadapi perubahan lingkungan operasi sehingga perusahaan dapat terus
bertahan.

1.2 Peranan Akuntansi Manajemen


Peranan akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat
penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan,
terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi
manajemen memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti
bahwa akuntansi manajemen dapat membantu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan agar sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya atau
kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan di transformasikan secara lebih
efektif serta efisien, termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi
mengenai aspek-aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra
organisasi.
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem
utama, yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua
sistem akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan jenis proses yang
digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun sistem informasi
akuntansi keuangan digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan sistem informasi
akuntansi manajemen digunakan bagi pihak internal.
Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi
para pemakai intern (para manajer dan profesional) untuk memenuhi tujuan-
tujuan manajemen tertentu sehingga mengurangi ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah
proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan,
pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem
informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang
mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya sehingga kriterianya
fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen
memiliki tiga tujuan umum :
a) Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek
lainnya yang ditentukan oleh manajemen. Oleh karenanya, implementasi
penyediaan informasi untuk perhitungan-perhitungan biaya oleh
manajemen digunakan untuk mengevaluasi ketepatan keputusan yang
dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya,
memperluas pangsa pasar dan meningkatkan laba;
b) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan. Oleh karenanya, informasi dibutuhkan untuk
mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan dan mengevaluasi
kemajuan yang telah dicapai dalam mengimplementasikan berbagai
tindakan yang didesain untuk menciptakan perbaikan;
c) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
pentingnya pengambilan keputusan dengan memilih atau beberapa strategi
yang paling masuk akal dalam memberikan jaminan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup jangka panjang bagi perusahaan.
lOMoARcPSD|216 995 16

Dalam sebuah sistem informasi akuntansi manajemen, masukan (input)


berupa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan. Di dalam proses
(process) terjadi aktivitas pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis,
pelaporan dan pengelolaan data atau informasi. Setelah melalui proses, maka
menghasilkan keluaran (output) berupa laporan khusus, biaya produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan komunikasi pribadi. Hasil keluaran
tersebut akan digunakan oleh pihak internal dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan sistem informasi akuntansi manajemen tidak hanya digunakan pada
perusahaan manufaktur, tetapi juga digunakan pada perusahaan perdagangan, jasa
dan nirlaba.

1.3 Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


1. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan
informasi keuangan bagi pemakai di luar perusahaan, seperti antara lain:
pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan, instansi
pemerintah. Sementara itu, tujuan masing-masing para pemakai laporan
keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk
mengambil keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk
mengambil keputusan jenis dan sifat hubungan seperti apa yang akan di
lakukan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan di masa yang
akan datang.
Lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya
menyajikan informasi keuangan tentang kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang menyajikan aset,
kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun
laporan Rugi-Laba (laporan laba-rugi komprehensif) yang menyajikan
hasil kegiatan dari perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan
keuangan untuk pemakai dari luar perusahaan, maka informasi yang ada
dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan (summary) dan
menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar
Akuntansi Keuangan yang merupakan aturan-aturan yang harus
digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk
kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan
penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan
keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama.
2. Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen mempunyai tujuan fokus menyediakan
informasi keuangan bagi pihak internal perusahaan (manajemen), sebagai
bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
Lingkup informasi, pada Akuntansi Manajemen cenderung lebih sempit,
tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih
detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-
bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian
pemasaran dan lainnya. Namun kompleksitas lingkup informasi
keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Manajemen ini nantinya akan
sejalan dengan tingkat-tingkat manajemen yang terlibat dalam membuat
keputusan.
Dalam fokus informasi, Akuntansi Manajemen cenderung
berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan
selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan
perusahaan di masa yang akan datang, namun untuk sumber informasi
yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya-biaya di masa lalu
(historical cost), biaya sekarang (current cost) atau biaya masa datang
(future cost).
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan
membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan
dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut
masa yang akan datang. Maka, Akuntansi Manajemen tidak hanya
lOMoARcPSD|216 995 16

mengandalkan ilmu akuntansi saja, namun juga menggunakan disiplin


ilmu antara lain: manajemen, psikologi , perilaku organisasi dan
peramalan.
Selain perbedaannya, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen juga
memiliki kesamaan, yaitu:
 Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship).
Manajemen sebagai wakil perusahaan harus
mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional perusahaan
kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan
berkaitan dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan
akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan-satuan
pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan
pertanggungjawabanyang lebih terinci.
 Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dibangun dalam
suatusistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang
terpisah. Selain karenapenyelenggaraan dua sistem yang terpisah
dilarang oleh pihak yangberwenang, hal tersebut juga akan sangat
mahal untuk diimplementasikankarena memerlukan buku-buku
akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.
Secara garis besar ilmu akuntansi dibagi menjadi dua bagian yaitu
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan
beorientasi pada penyajian laporan keuangan untuk pihak- pihak di luar
perusahaan dan sebaliknya akuntani manajemen berorientasi pada
laporan untuk pihak-pihak di internal mannajemen. Dalam organisasi
perusahaan, akuntan manajemen mempunyai posisi staf, artinya akuntan
manajemen tidak secara langsung berfungsi di dalam bidang operasi
untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan.
Jadi akuntan manajemen pada dasarnya merupakan bagian
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengarahan,
pengawasan, dan pengambilan keputusan, agar manajemen dapat lebih
mudah meenjalankan fungsinya yang berhubungan dengan keuangan.
Selain itu akuntansi manajemen juga bertanggungjawab terhadap tugas
seperti perencanaan anggaran, bagian pelaporan, bagian studi khusus,
bagian pengumpulan informasi, informasi keuangan, dan informasi
kuantitatif lainya serta bagian- bagian lain yang menunjang.

2.1 Konsep-Konsep Biaya


Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom,
dan insinyur. Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan pada saat akuisisi oleh penyusutan saat ini atau di
masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain”
Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari
beban (expense). Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar
terukur dari barang dan jasa, yang kemudian ditandingkan dengan
pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai penurunan dalam aktiva
bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan
pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur
dengan nilai penurunan dalam aktiva atau peningkatan dalam utang yang
berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa. Beban dalam
arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang
dapat dikurangkan dari pendapatan..
Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian
bahan baku secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada
beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi
persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu,
tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan
baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan
baku dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi. Setiap beban adalah
biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban; contohnya saja, aktiva adalah
biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi
menjadi biaya langsung, biaya utama (prime cost), biaya konversi, biaya
lOMoARcPSD|216 995 16

tidak langsung, biaya tetap, biaya variable, biaya terkendali (controllable


cost), biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estimasi,
biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), atau biaya tunai (out of pocket).
Setiap modifikasi mengimplikasikan atribut-atribut tertentu yang penting
dalam pengukuran biaya. Setiap biaya tersebut dicatat dan diakumulasikan
saat manajemen membebankan biaya ke persediaan, menyiapkan laporan
keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat perencanaan
dan keputusan strategis, memilih diantara alternative, memotivasi
karyawan, dan mengevaluasi kinerja. Akuntan yang terlibat dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan harus bekerja dengan biaya masa
depan, biaya penggantian (replacement costs), biaya diferensial (differential
costs), dan biaya oportunitas (opportunity costs), di mana tidak satupun dari
biaya-biaya tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan eksternal.

2.2 Klasifikasi Umum Biaya


2.2.1 Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan
dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah
langsung dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong
(indirect materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat
diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk
jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan
penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct
labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja
langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses
produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian
terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah
semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya
tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya
overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.

2.2.2 Biaya Non Produksi


Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Biaya nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori
umum: biaya penjualan yang mencakup biaya pemasaran, distribusi,
layanan pelanggan; dan biaya administrasi yang mencakup biaya desain,
pengembangan, dan administrasi umum.
(1) Biaya Pemasaran
Adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan
pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan
kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi
kas, meliputi :
1. Biaya untuk Menimbulkan Pesanan
a. Biaya fungsi promosi dan advertensi.
b. Biaya fungsi penjualan.
2. Biaya untuk Melayani Pesanan
a. Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai.
b. Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman.
c. Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang.
d. Biaya fungsi administrasi penjualan.
lOMoARcPSD|216 995 16

(2) Biaya Administrasi dan Umum


Meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi
administrasi dan umum yaitu biaya perencanaan, penentuan strategi
dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar
berdaya guna dan berhasil guna, meliputi :
a. Biaya direksi dan staf.
b. Biaya fungsi akuntansi.
c. Biaya fungsi keuangan.
d. Biaya fungsi personalia.
e. Biaya fungsi humas dan keamanan.
f. Biaya fungsi administrasi dan umum lainnya.
(3) Biaya Finansial
Yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial
maksudnya fungsi pemenuhan dana yang diperlukan oleh
perusahaan, misalnya :
a. Biaya bunga.
b. Biaya penerbitan obligasi.
c. Biaya finansial lain.

2.3 Biaya Produk vs Biaya Periodik


Umumnya, biaya (cost) diakui sebagai beban (expense) dilaporan laba
rugi dalam periode dimana pendapatan diakui. Contohnya, jika perusahaan
membayar asuransi untuk masa manfaat dua tahun, maka perusahaan
tidak membebankan biaya sebesar 2 tahun tersebut pada tahun pembayaran,
tetapi setengah dari pembayaran tersebut akan dibebankan tahun depan.
Alasannya adalah karena kita mendapat masa manfaat selama dua tahun
sehingga setengah dari pembayaran yang belum dibebankan di tahun
pertama akan muncul di neraca sebagai asuransi yang dibayar dimuka.
2.3.1 Biaya Produk
Biaya produk adalah semua biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi sebuah produk. Nama lain biaya produk adalah
inventoriable cost.

Biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk memproduksi barang ataupun jasa. Biaya produksi adalah biaya
yang menggabungkan bahan baku dan tenaga kerja. Untuk
mengetahui berapa besar biaya produksi per unit, maka biaya produksi
dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Sebuah perusahaan yang
tahu berapa banyak biaya produksi untuk menghasilkan barang ataupun
jasa akan memiliki gambaran yang lebih jelas dalam menetapkan harga
suatu barang atau jasa.

Contoh biaya produk adalah biaya bahan baku langsung, biaya


tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2.3.2 Biaya Periode

Biaya periode adalah semua biaya non pabrikasi yang


dikeluarkan perusahaan untuk menjual unit produk. Biaya periode diakui
sebagai beban segera setelah dikeluarkan. Biaya periode tidak dibebankan
ke produk melainkan dibebankan ke laporan laba rugisebagai suatu beban
pada periode berjalan. Sebuah biaya periode adalah biaya yang
dibebankan pada periode terjadinya. Biaya periode ini tidak dimasukkan
ke dalam harga pokok penjualan pada laporan laba rugi. Sebaliknya,
biaya ini dimasukkan ke dalam bagian penjualan dan biaya
administrasi di laporan laba rugi.
Contoh biaya periode adalah :

a) Biaya sewa kantor.


b) Beban bunga yang tidak dikapitalisasi keaset tetap
c) Beban penjualan
d) Biaya iklan
lOMoARcPSD|216 995 16

e) Biaya perjalanan dan hiburan


f) Komisi
g) Beban penyusutan
h) Beban umum dan administrasi
i) Gaji dan tunjangan eksekutif dan administrasi

2.4 Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya


Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespon
perubah- an aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya
tertentu mungkin akan ikut naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk
tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi apakah yang akan
terjadi; jika biaya menga-lami perubahan, manajer harus tahu sejauh
mana perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya
biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.
Perilaku Biaya
Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semivariable.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap


maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :

Biaya Tetap Biaya Variabel


a. Commited Fixed Cost a. Engineered Variable Cost
b. Descretionary Fixed Cost b. Discretionary Variable Cost

Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap
dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan
metode serta strategi manajemen.
Commited Fixed Cost. Commited fixed cost sebagian besar berupa
biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi
pokok.
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan,
yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan
perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh :
biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji
karyawan utama.

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan
(tetap) dengan adanya peru- bahan volume kegiatan.
Engineered Variable Cost adalah biaya yang memiliki hubungan
fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu. Merupakan biaya
yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan
nyata. Contoh : biaya bahan baku. Discretionary Variable Costs
Yakni merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki
hubungan yang erat namun tidak nyata (bersifat artifi sial). Jika keluaran
berubah maka masukan akan berubah sebanding dengan perubahan
keluaran tersebut. Namun jika masukan berubah, keluaran belum
tentu berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut. Contoh biaya
iklan.
Biaya Semi Variabel
Yakni biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.
Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk
menyediakan jasa, sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari
biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
lOMoARcPSD|216 995 16

2.5 Klasifikasi Biaya untuk Pembebanan Biaya ke Objek Biaya


Biaya langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara
langsung digunakan untuk memproduksi suatu satuan output, sedangkan
biaya tak langsung adalah biaya gabungan (joint cost) atau biaya – biaya
overhead untuk semua satuan output yang diproduksi.
Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk,
pelanggan, departemen proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur
biayanya dan dibebani biaya. Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya
sangatlah penting. Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari masing-masing
segmen dengan baik, perlu diketahui biaya-biaya mana yang dapat ditelusuri
secara langsung ke suatu segmen.
Berdasarkan penelusuran ke objek biaya, biaya dikelompokan menjadi
dua kategori yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost).
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Menurut Hilton (2005) “A cost that can be traced to a particular
department is called a direct cost of a department” Biaya
langsung adalah biaya yang terjadi pada suatu segmen dan
terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini
merupakan biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke
bagian segmen tertentu yang akan dianalisa.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Menurut Hilton (2005) “A cost that is t directly traceable to a
particular department is called an indirect cost of the department”.
Biaya tidak Langsung adalah biaya yang tidak secara langsung
berkaitan dengan segmen Contoh biaya tidak langsung adalah gaji
dan eksekutif perusahaan.
2.6 Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan
Menurut tujuan pengambilan keputusannya biaya diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya relevan, yaitu biaya yang mempengaruhi pengambilan
keputusan. Oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan
dalam pengambilan keputusan. Biaya relevan merupakan data biaya
yang di harapkan di masa akan datang yang berbeda dalam beberapa
alternative keputusan atau Biaya relevan merupakan biaya yang
terkait dengan keputusan operasional.
b. Biaya tidak relevan, yaitu biaya yang tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Pengklasifikasian biaya untuk pengambilan keputusan meliputi:
a. Biaya promosi penjualan
b. Biaya komisi
c. Biaya legalisasi
d. Biaya perjalanan dinas
f. Biaya gaji dan tunjangan
g. Biaya penyusutan
h. Biaya lain-lain

Sunk cost Bukan Biaya Relevan


Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat dihindari
dari apapun keputusan yang dibuat oleh rnanajer. Sunk cost akan selalu
sama, tidak memiliki pengaruh terhadap berbagai alternatif yang
dipertimbangkan, biaya tersebut selalu tidak relevan dan sebaiknya
diabaikan. Sebaliknya, future cost yang berbeda di antara berbagai
alternatif yang tersedia adalah biaya relavan.
Salah satu pelajaran konseptual yang sulit bagi para manajer adalah
sunk cost tidak pernah relevan dalam pembuatan keputusan. Godaan
untuk memasukkan sunk cost dalam analisis terutama dalam
analisis nilai buku peralatan tua yang dimiliki oleh perusahaan. Kita
lOMoARcPSD|216 995 16

akan memfokuskan pada nilai buku peralatan tua. Kita akan melihat
bahwa tanpa memperhatikan segala sesuatu yang berkaitan dengan sunk
cost, kesimpulannya sama saja--sunk cost tidak dapat dihindari, dan oleh
karenanya dapat diabaikan dalam pembuatan keputusan.

Opportunity costs (biaya peluang)


Penerapan biaya relevan pada berbagai kondisi :
1. Penetapan Harga
Analisis biaya relevan digunakan dalam pengambilan keputusan
jangka pendek untuk menetapkan harga jual untuk suatu pesanan
tambahan diluar produksi yang normal. Suatu pesanan tambahan
akan diterima jika harga jualnya dapat menutup biaya variabel
sehingga memberikan marjin kontribusi (harga jual dikurangi biaya
variabel) yang positif.
2. Membuat atau membeli
Keputusan untuk membuat atau membeli mencakup pembandingan
antara dua alternative yaitu membuat sendiri dalam pabriknya atau
membeli dari supplier luar. Biaya relevan dengan keputusan membeli
adalah harga beli per unit, sedangkan biaya relevan dengan keputusan
membuat sendiri meliputi biaya produksi variabel, biaya tetap yang
dapat dihindarkan, dan biaya peluang.
Agar produk jadi sampai di tangan konsumen, ada beberapa
langkah yang harus dijalani :
 Pertama, bahan baku diperoleh baik melalui
penambangan, pengeboran, menanam atau memelihara hewan dan
sebagainya.
 Kedua, bahan baku ini harus diproses untuk dibersihkan dan
disiapkan agar menjadi bahan yang berguna dan sesuai dengan
kebutuhan.
 Ketiga, bahan-bahan tersebut harus melalui proses
pabrikasi pendahuluan sebelum digunakan sebagai bagian dari
barang jadi.
 Keempat, proses manufaktur aktual produk jadi dilakukan.

Akhirnya, barang jadi didistribusikan kepada konsumen akhir.


Seluruh tahapan ini disebut value chain (rantai nilai).
3. Bauran produk
Analisis biaya relevan bermanfaat dalam menetapkan kombinasi
yang optimal beberapa produk yang harus diproduksi dan dijual
dalam suatu bauran produk untuk mencapai laba yang maksimum
dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Menjual atau memproses lebih lanjut
Keputusan untuk menjual atau memproses lebih lanjut
mencakup pembandingan dua alternative yaitu menjual produk tanpa
biaya pemrosesan tambahan atau menjual produk setelah terjadi
biaya pemrosesan tambahan. Tentu saja keputusan akan jatuh
pada alternative yang memberikan keuntungan lebih besar. Faktor
penting yang perlu diperhatikan untuk tipe keputusan seperti ini
adalah biaya tertanam (sunk cost) selalu merupakan biaya yang tidak
relevan
4. Keputusan Lini Produk
Keputusan lini produk berhubungan dengan kemungkinan untuk
menarik satu atau lebih produk dari lini produk perusahaan. Dua
faktor yang mesti dipertimbangkan dengan cermat adalah faktor
kuantitatif dan kualitatif. Faktor kuantitatif menyangkut pengurangan
dan penghematan biaya harus melebihi hilangnya pendapatan karena
ditariknya produk yang bersangkutan. Faktor kualitati menyangkut
pengaruhnya terhadap konsumen dan produk lain yang dipertahankan
dalam lini produk
lOMoARcPSD|216 995 16

5. Ekspansi / Kontraksi Operasi


Keputusan untuk memperluas kapasitas operasi menggunakan
analisis biaya relevan berkaitan dengan perhitungan biaya yang akan
timbul karena ekspansi operasi, untuk diperhitungkan dengan
pendapatan yang diperoleh dari ekspansi tersebut. Jika pendapatan
tambahan dari ekspansi operasi melebihi biaya relevan dengan
ekspansi
6. Pesanan Khusus
Manajer selalu mengevaluasi apakah pesanan khusus dapat
diterima dan apabila diterima berapakah harga yang akan ditetapkan
untuk pesanan khusus ter-sebut. Pesanan khusus adalah pesanan pada
waktu tertentu yang bukan merupa-kan hasil dari kegiatan normal
perusahaan.
7. Penggunaan Sumber Daya yang Terbatas
Manajer terus-menerus dihadapkan pada masalah bagaimana sumber
daya yang terbatas digunakan. Sebagai contoh, sebuah toko memiliki
keterbatasan ruang sehingga tidak dapat menumpuk semua produk
yang ada. Perusahaan manufaktur memiliki keterbatasan jumlah jam
mesin dan jumlah tenaga kerja langsung. Pada saat keterbatasan
sumber daya tersebut membatasi kemampuan perusahaan untuk
memuaskan kebutuhannya, perusahaan dapat mengatakan
bahwa mereka meng-hadapi kendala. Karena sumber daya
terbatas, perusahaan tidak dapat memenuhi seluruh ambisinya,
sehingga manajer harus memutuskan bagaimana sumber daya yang
terbatas tersebut digunakan. Biaya tetap selalu tidak terpengaruh oleh
pilhan yang dibuat oleh manajer sehingga manajer harus memilih
tindakan yang akan memaksimumkan total margin kontribusi.
3.1 Pengertian dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode
harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari
setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan
maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan
harga pokok pesanan di mana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan
identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok
pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit
individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik.

3.2 Karakteristik Biaya Pesanan


1. Sifat produksinya berbeda beda tergantung pada pesanan yang diterima.
2. Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan.
3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan, yang
memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
4. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
5. Biaya produksi per unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi
dengan total unit yang dipesan secara individual.
6. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
7. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.

3.3 Kartu Biaya Pesanan


Kartu biaya pesanan adalah dokumen dasar dalam penentuan biaya
pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap pesanan. Karena
lOMoARcPSD|216 995 16

biaya diakumulasi setiap batch atau loy dalam sistem biaya pesanan
menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya
overhead pabrik yang dibebankan untuk suatu pesanan.
File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai
buku besar tambahan untuk persediaan dalam proses
Syarat penggunaan metode harga pokok pesanan:
1. Masing-masing pesanan, pekerjaan, atau produk dapat dipisahkan
identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individual.
2. Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu: biaya
langsung (BBB dan BTKL) dan biaya tak langsung (selain BBB dan
BTKL).
3. BBB dan BTKL dibebankan/diperhitungkan secara langsung terhadap
pesanan yang bersangkutan, sedangkan BOP dibebankan kepada
pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
4. Harga pokok setiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai.
5. Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah
biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan digunakan kartu harga
pokok (job cost sheet), yang merupakan rekening/buku pembantu bagi
rekening kontrol barang dalam proses.

3.4. Pengumpulan Biaya Produksi dalam Metode Harga Pokok


Pesanan
Perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan biasanya
melakukan proses olah produk sesuai dengan pesanan yang ada dari pihak
luar. Biasanya perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan adalah
perusahaan percetakan, mebel, mesin dan masih banyak lainnya.
Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi
berdasar pesanan adalah:

1. Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila satu


pemesanan telah selesai dikerjakan, maka proses produksi
diberhentikan. Proses produksi baru berjalan lagi ketika ada pesanan
yang datang.
2. Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada, bukan
untuk memenuhi persediaan di gudang.
3. Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang dihasilkan
akan berbeda denganpesanan lainnya.

Metode pengumpulan biaya yang didasarkan pada pesanan biasanya


memiliki produk dan jasa yang mudah untuk diidentifikasi menurut unit
atau kumpulan individu masing- masing menerima masukan bahan baku,
tenaga kerja, serta overhead pabrik. Pengumpulan biaya yang didasarkan
pada tiap-tiap pemesanan digunakan kartu harga pokok. Dan untuk
memudahkan dalam mencatat biaya-biaya langsung ke kartu harga pokok,
maka nomor order produksi harus dituliskan di atas kartu harga pokok di
masing- masing pesanan. Harga pokok per barang yang dihasilkan di
dapat dengan cara berikut ini:

Contoh: Sebuah perusahaan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan,


dandiperlukan biaya-biaya berikut ini.

-Bahan baku : Rp 600.000


-Bahan tambahan : Rp 100.000
-Tenaga kerja : Rp 500.000
-Overhead pabrik : Rp 150.000
Jumlah dari biaya produksi : Rp 1.350.000
lOMoARcPSD|216 995 16

Maka harga satuan dari produk jasa hujan adalah:

Rp 1.350.000 :100 buah = Rp 13.500 (per unit)


Sehingga harga jual dari jas hujan per unit dihargai Rp13.500,00.

Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan adalah:


1. Dapat digunakan untuk menentukan harga yang akan diberikan
kepada pihak pemesan.
2. Memantau realisasi dari proses produksi.
3. Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap
pesanan yang ada.
4. Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang
didapat perusahaan.
5. Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan
produk yang masih di dalam tahap proses.

Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok


pesanan terdiri dari beberapa proses, yaitu:
1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi
menjadi dua proses yaitu proses pencatatan pembelian bahan
baku utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan
pengumpulan dua jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama
periode tertentu dan jam kerja yang digunakan hanya dalam
setiap pengerjaan pesanan.
3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke
dalam beberapa golongan, antara lain adalah biaya bahan
penolong, biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak langsung,
biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva tetap,
serta biaya lainnya yang memerlukan uang tunai langsung.
4. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi
nantinya akan dicatat dalam kartu persediaan dan kartu harga
pesanan.
3.5. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk
menghasilkan barang atau produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya
produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah Bahan yang digunakan untuk
menghasilkan barang jadi dan secara fisik menjadi bagian dari produk
tersebut. Misalnya, pemakaian bahan berupa kulit, benang, paku, lem
dan cat pada perusahaan sepatu.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga langsung Istilah
tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja
(karyawan) yang terlibat langsung dalam pengolahan bahan langsung
atau bahan baku menjadi barang jadi. Misalnya upah yang dibayarkan
kepada karyawan bagian pemotongan atau bagian perakitan atau
bagian pengecatan pada perusahaan mebel.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah biaya
produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Misalnya
biaya tenaga kerja tidak langsung, bahan pembantu atau penolong,
reparasi dan pemeliharaan mesin, pemeliharaan gedung pabrik, biaya
listrik pabrik, biaya penyusutan mesin, dan lain- lain.

3.6. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan


Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi
harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen dalam:
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses
produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda
lOMoARcPSD|216 995 16

dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi


yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang
dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya produksi
yangakan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan


Ada kalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah
terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh
manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk
memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen
memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima
tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan
perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan
perusahaan tidak mengalami kerugian.
3. Memantau realisasi biaya produksi
Jika suatu pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen
memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
di dalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya
digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan
yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk
memenuhi tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai
dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
4. Menghitung laba atau rugi dap pesanan
Untuk mengetahui apakah suatu pesanan menghasilkan laba atau tidak,
manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Informasi laba atau
rugi tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan
dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.
Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan oleh manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi sesungguhnya keluarkan
untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap
pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan batang dalam
proses yang disajikan neraca
Di dalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan
barang jadi dan harga pokok yang sampai dengan tanggal neraca masih
dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu
menyelenggarakan pencatatan biaya produksi untuk setiap pesanan.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen
dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang
telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan
kepada pemesan.

3.7. Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan (HPP) merupakan harga atau nilai barang
yang dijual. Umumnya Cara Menghitung HPP ini ditentukan pada
persediaan awal produk ditambah dengan jumlah harga produksi dan
dikurangi dengan persediaan akhir produk. Jadi, pada prinsipnya harga
pokok penjualan (HPP) adalah jumlah saldo awal persediaan dan harga
pokok barang-barang yang dibeli dikurangi jumlah persediaan akhir pada
periode tertentu. Harga pokok penjualan (HPP) melibatkan seluruh semua
upah baru langsung dan biaya bahan-bahan tambahan, dan biaya-biaya tak
diduga lainnya.
Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan (HPP), sering
dianggap sama oleh beberapa pelaku bisnis. Kedua komponen ini berbeda,
lantaran Harga Pokok Produksi mencakup biaya yang dibutuhkan untuk
sebuah produksi barang sedangkan harga jual merupakan HPP tersebut
yang telah ditambah dengan keuntungan yang diperoleh dari penjualan
barang dan jasa.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Setelah komponen-
komponen terangkum dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah
menghitung besarnya Harga Pokok Produksi (HPP). Cara menghitung
harga harga pokok produksi (HPP) dapat dilakukan dengan mengikuti
lOMoARcPSD|216 995 16

Langkah-langkah berikut ini.


1. Tahap I (Menghitung Biaya Bahan Baku)
Bahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan saldo awal bahan baku dan pembelian
bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir bahan baku. Rumus
menghitung biaya produksi berupa bahan baku yang digunakan
yaitu:
Biaya Bahan Baku = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan
baku – Saldo akhir bahan baku.
2. Tahap II (Menghitung Biaya Produksi)
Cara Menghitung Biaya Produksi dapat dilakukan dengan
menjumlahkan 3 biaya komponen Harga Pokok Penjualan yang
pertama (Biaya bahan baku, biaya tenagakerja dan biaya overhead).
Dengan demikian, Rumus menghitung biaya produksi adalah
Biaya produksi = biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung
+ Biaya overhead Produksi

3. Tahap III (Menentukan Harga Pokok Produksi)


Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan
menjumlahkan biaya produksi dan saldo awal persediaan barang
kemudian dikurangi saldo akhir persedian barang. Rumus untuk
menghitung harga pokok produksi adalah : Harga produksi = Total
biaya produksi + Saldo awal persediaan barang – Saldo akhir
persediaan barang
4. Tahap IV (Menghitung HPP) Cara Menghitung HPP dapat dihitung
dengan menjumlahkan harga pokok produksi dengan persediaan
barang awal kemudian dikurangi persediaan barang akhir. Rumus
Menghitung HPP dapat dituliskan sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga pokok produksi +
Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir
Contoh 1

PT. Pangan Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak dalam


produksi makanan. Pada bulan Juni diperoleh data kepemilikan
persediaan bahan baku PT. Pangan Sentosa yang meliputi:
1) Bahan baku mentah : Rp 60.000.000,00
2) Bahan setengah jadi : Rp 90.000.000,00
3) Makanan siap jual : Rp 120.000.000,00
Untuk proses produksi makanan yang akan dijual di bulan Agustus
PT. Pangan Sentosa melakukan :
1) Pembelian bahan baku : Rp 750.000.000,00
2) Biaya pengiriman : Rp 10.000.000,00
3) Biaya pemeliharaan bahan baku : Rp 9.000.000,00

PT. Pangan Sentosa juga memiliki sisa penggunaan bahan bahan


baku pada akhir bulanJuli dengan rincian :
1) Sisa bahan baku : Rp 50.000.000,00
2) Sisa bahan setengah : Rp 8.000.000,00
3) Sisa makanan siap jual : Rp 25.000.000,00

Dari data-data di atas, dapat dilakukan Cara Menghitung HPP sebagai


berikut:
1) Biaya Bahan Baku = Rp 60.000.000,00 + (Rp750.000.000,00 +
Rp10.000.000,00) – Rp50.000.000,00 =Rp770.000.000,00

2) Biaya Produksi = Rp 145.000.000,00 + Rp9.000.000 = Rp 154.000.000,00

3) Harga Pokok Produksi = Rp 154.000.000,00 + Rp 90.000.000,00 – Rp


8.000.000,00 = Rp 236.000.000,00

4) Harga Pokok Penjualan = Rp236.000.000,00 + Rp120.000.000,00 –


Rp25.000.000,00 = Rp331.000.000,00

Dengan demikian, diperoleh Harga Pokok Produksi pada bulan


Agustus adalah Rp 236.000.000,00 dan harga pokok penjualan (HPP)
adalah Rp 331.000.000,00.
lOMoARcPSD|216 995 16

3.8. Biaya Overhead Pabrik (BOP)


Biaya selain bahan baku utama dan biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2014), BOP
diklasifikasikan menurut tiga sifatnya:
a) Penggolongan BOP menurut sifatnya:
1) Biaya Bahan Penolong.
Bahan yang digunakan dalam menghasilkan produk yang
nilainya tidak signifikan biasa disebut sebagai bahan penolong.
Contoh dalam usaha konfeksi kaos : kaos, bahan bakunya kain,
dan bahan penolongnya adalah benang. Sujarweni (2015).
2) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan.
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang,
biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan
emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan
peralatan, kendaraan, alat-alat laboratorium, dan aset tetap lain
yang digunakan untuk keperluan pabrik.
3) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL).
Biaya tenaga kerja tidak langsung yang dimaksud adalah biaya
yang dikeluarkan bagi karyawan yang tidak langsung terlibat
dalam menghasilkan barang. Contohnya : Gaji pemilik atau
direktur, gaji karyawan finishing.
4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aset tetap.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain
biaya depresiasi bangunan pabrik, mesin dan peralatan, dan
aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
5) BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai.
BOP dalam kategori ini contohnya biaya listrik, biaya tagihan
air dan sebagainya.
b) Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahanvolume produksi:
1) Biaya overhead pabrik tetap, yaitu biaya overhead pabrik
yang tidak berubahdalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu.
2) Biaya overhead pabrik variabel, yaitu biaya overhead
pabrik yang berubahsebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
3) Biaya overhead pabrik semi variabel, yaitu biaya overhead
pabrik yang berubahtidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
c) Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen
1) BOP langsung departemen, yaitu BOP pabrik yang terjadi
dalam departementertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
departemen tersebut.
2) BOP tidak langsung departemen, yaitu biaya overhead pabrik
yang manfaatnyadinikmati oleh lebih dari satu departemen.
lOMoARcPSD|216 995 16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu
akuntansi yang menitik beratkan permasalahannya pada organisasi serta
informasi yang dibutuhkan organisasi tersebut. Laporan dari bagian
akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer mengambil
keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil
biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan
efisien. Atau dengan kata lain Akuntansi Manajemen menyajikan
informasi yang terutama ditujukan untuk memberi gambaran kondisi
financial dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek pabrik,
dan pelanggan. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran
langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan
sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada pengamatan secara
fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak bergantung pada
penggunaan factorfaktor penyebab yang disebut penggerak untuk
membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang di
asumsikan dan kemudahan membebankan biaya.
Metode pengumpulan biaya produksi tergantung pada sifat
pengolahan suatu produk. Sifat pengolahan produk pada perusahaan
manufaktur dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: pengolahan produk
dengan berdasarkan pesanan dan pengolahan produk dengan berdasarkan
produksi massa. Dengan demikian, metode dalam pengumpulan biaya
produksi juga dibedakan menjadi 2 metode, yaitu: metode harga pokok
pesanan (job order cost method), dan metode harga pokok proses (process
cost method).

Anda mungkin juga menyukai